Mengapa Indonesia masih ketergantungan impor?

soal !!! 1.BAGAIMANA PENGARUH INTERAKSI SOSIAL TERHADAP PEMBENTUKAN LEMBAGA SOSIAL,JELASKAN ! 2.JELASKAN PENGERTIAN LEMBAGA SOSIAL ! 3.JELASKAN YG DIM … AKSUD DENGAN NORMA! 4.SEBUTKAN JENIS-JENIS LEMBAGA SOSIAL! 5.JELASKAN FUNGSI LEMBAGA KELUARGA DAN LEMBAGA AGAMA! semangat yaaaa

17. Kerajaan-kerajaan di bawah ini yang bukan merupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha adalah ....a. Sriwijayab. Bantenc. Majapahitd. Tarumanegara18. … Dilihat dari letak ibu kotanya, maka Majapahit dibandingkan Singasari adalah .... HOTSa. Ibu kota Majapahit di pendalaman, sedangkan Singasari di pesisirb. Ibu kota Majapahit di tepi sungai, sedangkan Singasari di tepi pantaic. Ibu kota Majapahit dan Singasari sama-sama di pesisir pantaid. Ibu kota Majapahit lebih dekat pesisir dibandingkan Singasari​

Alat yang terbuat dari batu dan tulang masih kasar tetapi bagian tertentu sudah di haluskan di holongkan pada zaman?

quizzKetika sang ibunda, Gayatri wafat, Tribhuwana Tunggadewi turun takhta. Hal itu karena dirinya merasa kekuasaannya hanyalah "titipan" ibundanya. T … akhta Majapahit kemudian diserahkan kepada Putra Mahkota, Hayam Wuruk. Ia memerintah didampingi Mahapatih Gajah Mada. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk-Gajah Mada, Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Aspek kehidupan masyarakat termasuk dalam hal keagamaan mendapat perhatian. Terbukti adanya jabatan yang mengurusinya di pemerintahan.Apa hikmah yang dapat dipetik dari kehidupan keagamaan masa Hayam Wuruk-Gajah Mada berkuasa untuk dipakai bangsa indonesia saat ini?selamat mengerjakanno ngasal + kerjain aja dah lumayan panas + persiapan msk sekolah nihh

:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D: plis nanti imi di kumpul jangan ngasal ya plis ​

disajikan ilustrasi tokoh pahlawan Nasional,siswa dapat menentukan nama tokoh tersebut​

Ketika sang ibunda, Gayatri wafat, Tribhuwana Tunggadewi turun takhta. Hal itu karena dirinya merasa kekuasaannya hanyalah "titipan" ibundanya. Takhta … Majapahit kemudian diserahkan kepada Putra Mahkota, Hayam Wuruk. Ia memerintah didampingi Mahapatih Gajah Mada. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk-Gajah Mada, Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Aspek kehidupan masyarakat termasuk dalam hal keagamaan mendapat perhatian. Terbukti adanya jabatan yang mengurusinya di pemerintahan. Apa hikmah yang dapat dipetik dari kehidupan keagamaan masa Hayam Wuruk-Gajah Mada berkuasa untuk dipakai bangsa indonesia saat ini? HOTS​

Suatu tingkat produksi dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang ditunjukkan oleh fungsi- fungsi sebagai berikut : R= Kekayaan Alam/Bahan Baku, L = … Tenaga Kerja C/K =Modal T= Pengggunaan Tekhnologi Q= Output , dengan persamaan Produksi : Q = f (C,,L,R,T) R = 2X + 1 L = 5X + 2 C = 7X + 2 T = 5X + 3 Dari masing-masing faktor produksi tersebut diketahui R = 100, L = 200, C = 75 dan T = 85, berapakah tingkat produksi yang bisa dihasilkan? a. 2000 b. 2130 c. 2165 d. 2100 e. 2158 tlg pake cara ya​

siswa dapat menentukan bentuk bentuk kerjasama Asean dalam bidang ekonomi​

Pliss tolong dijawab

Jakarta -

Setiap tahun Indonesia masih impor produk pangan. Ada tiga masalah utama di sektor pangan Indonesia sehingga kebutuhan dalam negeri harus dipenuhi via impor.Hal tersebut dikemukakan Direktur Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Arief Daryanto dalam seminar bertajuk Dampak Global Penerapan Bioteknologi dalam Mendorong Perbaikan Lingkungan Hidup dan Teknologi di Kampus IPB, Bogor, Rabu (28/5/2014).

"Setiap tahun, kebutuhan pangan nasional terus meningkat tapi produksi pangan kita tidak bisa memenuhi kebutuhan yang terus meningkat itu. Intinya high demand but less supply," ujar Arief.

Masalah pertama yang menyebabkan kondisi tersebut kian sulit ditanggulangi adalah tingginya ancaman dari alam terhadap tanaman-tanaman pertanian yang ditanam para petani di Indonesia."Petani di Indonesia serlalu dihadapkan pada tekanan-tekanan yang berasal dari alam yang sulit dihindari seperti serangan hama, serangan organisme penyakit tanaman dan perubahan iklim," tutur dia.Hambatan berikutnya adalah, terus berkurangnya jumlah lahan pertanian akibat adanya peralihan fungsi lahan dari yang semula untuk pertanian menjadi untuk sektor bisnis lain dan hunian."Lahan pertanian berkurang 100.000 hektar per tahun karena ada konversi untuk keperluan industri dan perumahan," tambah dia.Terakhir, kurang berpihaknya kebijakan pemerintah terhadap langkah-langkah pengembangan sektor pertanian terutama dalam hal penerapan teknologi baru di sektor pertanian seperti rekayasa genetik bibit pangan, membuat Indonesia kian sulit memenuhi kebutuhan pangan dalam negerinya."Karena kendala-kendala tersebut pemenuhan kebutuhan menjadi tidak mencukupi, impor adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan nasional," imbuh dia.

(ang/ang)


Page 2

Jakarta -

Setiap tahun Indonesia masih impor produk pangan. Ada tiga masalah utama di sektor pangan Indonesia sehingga kebutuhan dalam negeri harus dipenuhi via impor.Hal tersebut dikemukakan Direktur Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Arief Daryanto dalam seminar bertajuk Dampak Global Penerapan Bioteknologi dalam Mendorong Perbaikan Lingkungan Hidup dan Teknologi di Kampus IPB, Bogor, Rabu (28/5/2014).

"Setiap tahun, kebutuhan pangan nasional terus meningkat tapi produksi pangan kita tidak bisa memenuhi kebutuhan yang terus meningkat itu. Intinya high demand but less supply," ujar Arief.

Masalah pertama yang menyebabkan kondisi tersebut kian sulit ditanggulangi adalah tingginya ancaman dari alam terhadap tanaman-tanaman pertanian yang ditanam para petani di Indonesia."Petani di Indonesia serlalu dihadapkan pada tekanan-tekanan yang berasal dari alam yang sulit dihindari seperti serangan hama, serangan organisme penyakit tanaman dan perubahan iklim," tutur dia.Hambatan berikutnya adalah, terus berkurangnya jumlah lahan pertanian akibat adanya peralihan fungsi lahan dari yang semula untuk pertanian menjadi untuk sektor bisnis lain dan hunian."Lahan pertanian berkurang 100.000 hektar per tahun karena ada konversi untuk keperluan industri dan perumahan," tambah dia.Terakhir, kurang berpihaknya kebijakan pemerintah terhadap langkah-langkah pengembangan sektor pertanian terutama dalam hal penerapan teknologi baru di sektor pertanian seperti rekayasa genetik bibit pangan, membuat Indonesia kian sulit memenuhi kebutuhan pangan dalam negerinya."Karena kendala-kendala tersebut pemenuhan kebutuhan menjadi tidak mencukupi, impor adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan nasional," imbuh dia.

(ang/ang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada persoalan serius dalam industri makanan dan minuman di Indonesia. Saat industri ini terus tumbuh, di sisi lain ketergantungan bahan baku pangan makin besar, seperti gula, susu, gandum, hingga kedelai.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Adhi Lukman, mengatakan bicara pangan dan bahan baku saat ini harus diakui masih banyak yang tergantung dari impor. Jika mau membentuk ekosistem ketahanan pangan dalam negeri perlu ada sinkronisasi dari hulu hingga hilir.

"Ekosistem ini harus kita bangun. Kalo kita lihat konsumsi pangan dalam negeri pengeluaran penduduk per kapita itu 50% untuk pangan, dan kontribusi pangan olahan itu agregat 35%, 65% pangan segar," jelasnya dalam Food & Agriculture Summit CNBC Indonesia, Kamis (5/8).

"Kalau industri di hilir terus berkembang, sementara di hilir tidak bisa memenuhi kebutuhan bahan baku, ini akan menjadi masalah. Makanya dari tahun ke tahun import kita meningkat terus," tambahnya.

Adhi mencontohkan seperti gula. Impor gula terus meningkat dari tahun ke tahun. Paling tidak sampai tahun ini harus mengimpor 3,2 juta ton untuk importasi gula untuk kebutuhan bahan baku industri makan dan minuman.

"Belum kedelai, susu, kita ini sekarang 80% bahan baku susu impor, sementara investasi di sektor susu ini besar bahkan diminati investor asing," katanya.

Menurut Adhi Tahun 2021 ini hingga semester I investasi industri makanan dan minuman meningkat 84%, dan ini menunjukkan kebutuhan bahan baku semakin besar dan meningkat. Jika pemenuhan bahan baku di hulu tidak sinkron dengan kebutuhan maka Indonesia akan semakin tergantung dengan impor.

Sementara pada pasar global sedang mengalami krisis komoditas, dimana harga meningkat drastis untuk komoditi pangan. Seperti Jagung, Kedelai, Susu, gula dan lainnya. Menurut Adhi ini diawali dari krisis kesehatan seperti pandemi saat ini, berlanjut ke krisis ekonomi, hingga krisis logistik.

"Harga meningkat supply agak berkurang sehingga ini menjadi tantangan kita ke depan. Makannya kita berharap holding pangan bisa mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku industri," jelasnya

Ekonom Senior Indef  Aviliani, mengatakan koordinasi antar kementerian harus diperbaiki, karena banyak kebijakan yang masih berbenturan. Ini membuat investor untuk masuk berpikir dua kali.

"Gimana kolaborasi ini berhasil, misalnya potongan insentif pajak yang menjadi bagian dari kolaboratif dari pengusaha dan petani. Beberapa berhasil, lalu perbankan melihat itu belum ada aturannya, sehingga harus dibedakan kalau pertanian itu subsidi 10% perdagangan Cuma 5%, harus dibedakan karena marjin setiap industri itu beda. Aturan ini harus jelas," jelasnya

"Tidak bisa bank diminta untuk mengatur, yang namanya bank itu cari untung. Pastinya dia mana yang mengatur sendiri," jelasnya.

Selain itu standardisasi harus ditetapkan. Supaya cocok antara pengusaha dengan yang disiapkan sektor hulunya. Jadi nanti harus dipisahkan pangan yang harganya relatif bagus dan mana yang butuh disubsidi secara hilir.


(hoi/hoi)

TAG: makanan minuman susu impor