Jawaban yang tepat dari pertanyaan di atas adalah E. Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut: Revolusi Perancis, adalah suatu periode sosial radikal dan pergolakan politik di Perancis yang memiliki dampak abadi terhadap sejarah Perancis, dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara keseluruhan. Revolusi Perancis terjadi pada 5 Mei 1789 - 9 November 1799. Sebab khusus terjadinya Revolusi Perancis adalah munculah kebencian rakyat kepada keluarga kerajaan yang dianggap sebagai penyebab utama kehancuran perekonomian Perancis.
JakartaL Sebelum berbentuk negara republik, Prancis pernah menganut sistem pemerintahan monarki. Kerajaan tersebut akhirnya runtuh pada 1789 akibat revolusi yang disulut krisis tanpa henti. Krisis sebenarnya tak hanya melanda Prancis, tetapi juga negara-negara Eropa lain akibat perang. Namun, krisis di negara ini diperparah dengan kesewenang-wenangan penguasa yang menindas rakyat kecil. Pemimpin kala itu, Raja Louis XIV, selalu membuat kebijakan yang memihak kaum bangsawan dan pemuka agama. Salah satu contoh kebijakannya ialah membebaskan kedua golongan itu dari pajak, sehingga hanya golongan kelas bawah yang diwajibkan membayar pajak. Alih-alih digunakan untuk kemaslahatan bersama, pendapatan pajak justru dipakai untuk membiayai kehidupan mewah penghuni istana. Padahal, di sisi lain, utang kerajaan terus menumpuk karena ambisi berperang. Imbasnya, harga pangan melambung tinggi. Kondisi yang kian memburuk itu lantas menyulut amarah rakyat. Hingga pada 14 Juli 1789, terjadilah peristiwa penyerbuan penjara Bastille sebagai simbol perlawanan terhadap sistem pemerintahan yang sewenang-wenang. Selain dipicu pajak yang mencekik, penyerbuan Bastille juga dilatarbelakangi oleh sejumlah peristiwa lain. Dikutip dari Zenius, berikut penjelasan lengkapnya yang meliputi penyebab, kronologis, dan pengaruh dari masa awal Revolusi Prancis 1789: Penyebab Revolusi PrancisTak cuma memberlakukan kebijakan yang timpang, Raja Louis XIV bahkan menaikkan besaran pajak. Hal ini dilakukan guna menyelamatkan kerajaan dari kebangkrutan akibat penghuninya yang sudah terlampau nyaman dengan kehidupan sosialita. Ketimpangan tidak hanya berlaku di kebijakan pajak, tetapi juga di sistem parlemen. Kala itu, parlemen di monarki Prancis tak berjalan sebagaimana mestinya. Idealnya, ada tiga kamar di badan parlemen, yakni golongan bangsawan, pemuka agama, dan rakyat biasa. Meskipun jumlah rakyat biasa lebih banyak, aspirasi mereka seolah tak berlaku di parlemen. Golongan bangsawan kerap kali hanya ingin bersekutu dengan pemuka agama. Dengan kata lain, aspirasi rakyat selalu ditolak. Perwakilan dari golongan rakyat biasa bahkan pernah menuntut hak suara mereka ditambah, namun sang raja menolaknya mentah-mentah. Karena keputusan di parlemen tidak memihak rakyat, golongan ketiga membentuk National Assembly. Ini kemudian dianggap sebagai ancaman bagi raja, sehingga segala aktivitas National Assembly dipersulit sedemikian rupa.Melihat raja terus menyalahgunakan kekuasaan, rakyat pun semakin marah. Hingga akhirnya, tercetuslah Revolusi Prancis yang dimulai dengan penyerangan penjara Bastille. Fajar kala itu, tepatnya pada 14 Juli 1789, massa berkumpul membawa senapan, pedang, dan berbagai senjata darurat untuk menyerbu penjara Bastille. Bangunan kastil itu digunakan raja untuk memenjarakan tahanan politik. Melihat gelombang amukan massa, gubernur militer Bastille, Bernard-René Jordan de Launay naik ke benteng dan mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Massa pun merangsek masuk dan berhasil menyita mesiu sekaligus meriam. Selain sebagai bentuk perlawanan, penyerbuan penjara Bastille juga ditujukan untuk mengamankan persenjataan. Tahanan politik pun dibebaskan, sedangkan Launay dibawa ke Hotel de Ville untuk diadili. Namun, massa kadung emosi dan kecewa. Mereka akhirnya malah menyerang Launay hingga tewas. Tak berhenti di situ, gelombang semangat revolusioner meluas dengan cepat hingga ke pedesaan. Petani memberontak penguasa daerah yang selama ini mengeksploitasi rakyat miskin. Mereka menjarah dan membakar rumah petugas pemungut pajak dan tuan tanah. Perebutan Bastille melambangkan akhir dari rezim kerajaan. Salah satu hasil Revolusi Prancis adalah berhasil menggulingkan monarki yang berkuasa ribuan tahun.Pada 1792, monarki resmi dihapuskan dan disusul berdirinya Republik Perancis yang menganut nilai liberte (kebebasan), egalite (kesetaraan), dan fraternite (persaudaraan). Raja Louis XVI dan istrinya, Marie Antoinette, dihukum penggal setahun kemudian. Revolusi Prancis tak cuma berhasil menggulingkan pemerintahan yang sewenang-wenang. Peristiwa ini menjadi babak baru bagi kehidupan sosial di Prancis yang ditandai dengan penghapusan feodalisme, penyetaraan kelas sosial, peruntuhan monarki, dan pengesampingan agama Kristen lantaran dianggap sebagai alat melanggengkan kekuasaan raja. Selain itu, Revolusi Prancis juga berimbas pada pembakuan standar. Dari yang semula menggunakan ukuran kepal, hasta, dan kaki, berubah menjadi ukuran Sistem Internasional meter, kilogram, dan kilometer. Revolusi Prancis juga berperan penting dalam menumbuhkan rasa nasionalisme di Eropa. Rakyat Benua Biru itu bersatu meruntuhkan monarki ketika raja berusaha menggalang bantuan dari saudara-saudaranya di luar negeri.Semangat revolusi yang bergelora di Prancis menyebar sangat pesat hingga ke penjuru dunia, seperti Spanyol, Jerman, Rusia, Austria, dan Italia. Hingga kemudian, Revolusi Prancis dianggap sebagai cikal bakal tumbuhnya paham demokrasi, parlementer, dan republik. Banyaknya perubahan yang dibawa Revolusi Prancis lantas membuat tanggal 14 Juli diperingati sebagai Bastille Day. Hari penyerbuan Bastille yang menjadi tonggak Revolusi ini bahkan kerap dipanggil sebagai Hari Revolusi Prancis. (Nurisma Rahmatika) Baca: Peran dan Perjuangan Perempuan Dalam Revolusi Prancis 1789 Editor : Renatha Swasty
Narasi tentang Revolusi Prancis sering banget dimulai dengan penyerangan Penjara Bastille saat itu, sebagai simbol ketidakpuasan rakyat Prancis terhadap pemerintahan Raja Louis XVI. Tujuan utama penyerangan Penjara Bastille sendiri karena rakyat menilai penjara ini merupakan simbol kediktatoran Raja Louis XVI. Awalnya, penyerangan ke Penjara Bastille sebenarnya untuk membebaskan beberapa rakyat di dalam penjara tersebut yang hanya diisi sekitar tujuh orang saja. Mereka dianggap hanya melakukan kejahatan kecil dan dampaknya tidak terlalu berpengaruh kepada masyarakat. Tujuan lainnya yakni mengambil alih persenjataan yang ada di penjara Bastille. Mau tau nggak gimana awal kejadiannya? Yuk kita bahas. Penyerbuan rakyat ke penjara Bastille sendiri bukan tanpa alasan, melainkan ada sebab-sebab utama sebelum aksi ini terlaksana pada 14 Juli 1789. Pada 11 Juli 1789, sebagai sikap penanganan terhadap krisis ekonomi dan defisit kas negara yang disebabkan oleh beberapa faktor yang telah saya sebutkan di awal, Raja Louis memerintahkan untuk melakukan beberapa kali sidang yang dihadiri oleh Etats Generaux atau Majelis Rakyat Kerajaan. Sidang beberapa kali, menemui jalan buntu yang diakhiri oleh perdebatan antar fraksi. Dengan ini akhirnya fraksi rakyat berinisiatif untuk mengadakan majelis rakyat guna membicarakan ihwal pemerintahan. Yang membuat rakyat terpicu untuk menyerang penjara Bastille adalah kabar bahwa pada tanggal 11 Juli 1789, terjadi pemecatan Jacques Necker sebagai Menteri Keuangan Prancis oleh Raja Louis XVI. Jacques Necker dianggap terlalu mementingkan rakyat dan terlalu membela rakyat. Hal ini diperparah orasi-orasi tentang kabar pemecatan Necker yang digoreng oleh Camille Desmoulins pada esok harinya, 12 Juli 1789. Pada tanggal 14 Juli rakyat membuat kerumunan untuk setuju menyerang penjara Bastille dengan melengkapi diri mereka dengan berbagai macam persenjataan yang ada. Hal ini menurut saya sesuai dengan Teori Le Bon tentang kerumunan, bahwa kerumunan berarti sejumlah individu yang berkumpul bersama. Namun, dari segi psikologis istilah kerumunan mempunyai makna sekumpulan orang yang mempunyai ciri baru yang berbeda yaitu berhaluan sama dan kesadaran perseorangan lenyap dan terbentuknya satu makhluk tunggal kerumunan terorganisasi (organized crowd) atau kerumunan psikologis (psychological crowd). Le Bon mengisahkan bahwa semasa kerumunan rakyat menyerbu penjara Bastille, kerumunan berhasil membujuk seorang tukang daging yang kebetulan berada di tempat itu karena rasa ingin tahu saja untuk menyembelih Gubernur penjara Bastille. Sebelum menyerbu penjara Bastille, rakyat menyerbu Hotel des Invalides untuk mengambil amunisi dan persenjataan seadanya di sana, guna melawan penjaga penjara Bastille, yang kata orang penjara tersebut adalah penjara teraman dengan bangunan yang kokoh dan penjagaan yang ketat. Sesampainya di penjara Bastille, rakyat dihadang oleh Bernard Rene Jourdan. Menurut Tyson Tirta dalam artikelnya, Sejarawan Christopher Hibbert dalam The Days of the French Revolution (1980) menggambarkan optimisme Bernard René Jordan. Dalam instruksi singkatnya kepada Louis de Flue, yang bertugas menahan serbuan rakyat, ia memerintahkan untuk mengancam rakyat dengan 10 pon mesiu yang siap ditembakkan dengan meriam. Dalam kondisi ketegangan itu, seorang deputi menyuruh Jourdan untuk mengambil jalan tengah agar tidak terjadi pertumpahan darah. Alih-alih menerima tawaran tersebut, Jourdan berdalih agar menunggu keputusan Raja Louis XVI, sedangkan saat itu Istana Versailles kosong karena Raja Louis XVI sedang berburu. Setelah lama menunggu keputusan raja dari Istana Versailles yang tidak kunjung menemukan kejelasan, akhirnya perwakilan rakyat yaitu Delavigne dan Abbé Fauchet, menawarkan kesepakatan bahwa Jordan harus menyerahkan senjata yang ada di Penjara Bastille dan tawaran ini pun ditolak mentah mentah. Akhirnya bentrok terjadi antara rakyat dengan penjaga penjara Bastille. Mills Whitman menggambarkan penyerangan ini dalam A Biographical History of the French Revolution (1933). Kala itu, massa memaksa bergerak dari area luar penjara menuju ke dalam dengan rusuh. Tak diketahui apakah meriam telah ditembakkan. Tapi, ketika massa sudah di dalam, terjadi tembak-menembak antara penjaga dengan penyerbu. Segala upaya pun dikerahkan untuk meredam situasi yang terlanjur kacau. Setelah perang sengit antara Jordan dan penjaganya melawan rakyat Prancis, Jordan mengibarkan bendera putih sebagai tanda kekalahan. Namun, Jordan dibunuh sebelum dia ingin dibawa ke alun-alun kota, dan kepala Jourdan diarak keliling kota. Setelah kejadian ini, pada bulan Agustus, Revolusi Prancis itu berlanjut dengan penghapusan hak-hak feodal dan pengesahan Deklarasi Hak-Hak Manusia dan Warganegara yang lebih dikenal dengan nama Declaration des droits de l’homme et du citoyen. Sedangkan setelah deklarasi ini dinyatakan, Louis dan sang istri mencoba untuk kabur ke Austria dengan bantuan seorang adipati beranama Fersen. Rencana Marie untuk menggagalkan Revolusi Prancis dengan cara membocorkan rahasia militer Prancis ke Austria lewat Fersen, memang sudah tercium oleh rakyat Prancis. Saat hendak kabur ke Austria, Louis dan Marie ditangkap oleh rakyat di perbatasan Prancis, lalu Louis dan Marie, dipaksa berjalan keliling kota Paris. Setelah berubahnya Prancis dari bentuk monarki absolut ke monarki konstitusional, di mana kewenangan dan kekuasaan raja dan para bangsawan dibatasi oleh hukum, Louis menolak hukum tersebut. Pada Oktober 1793, Marie Antoinette mengukur leher di guillotine, menyusul sang suami yang telah dipenggal sepuluh bulan sebelumnya. Nasib suami istri itu ditentukan oleh pemungutan suara yang diinisiasi Maximillien Robespierre, seorang pemimpin Revolusi Prancis yang waktu masih duduk di bangku SMA pernah membacakan pidato menyambut kedatangan Tuan dan Nyonya Louis XVI di sekolahnya. “Pelacur itu tetap tegar dan congkak sampai akhir”, tulis jurnalis Jacques Hébert pada suatu siang menyaksikan Marie Antoinette digiring menuju pisau guillotine yang dipancangkan di alun-alun Place de la Révolution. BACA JUGA Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Mengunjungi Prancis Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini. |