Mengapa penyakit serangan jantung sering terjadi?

Bagian ini berisi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular - Berita, Advokasi, KIE, Penyuluhan, Sosialisasi, Pelatihan, Jejaring, Seminar, Pelaksanaan KTR, Pelaksanaan Posbindu PTM, dan berbagai kegiatan lain.

  • Subdit Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi
  • Subdit Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
  • Subdit Penyakit Kanker dan Kelainan Darah
  • Subdit Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik
  • Subdit Gangguan Indera dan Fungsional
  • Subbagian Tata Usaha

Hipoksemia adalah suatu kondisi yang terjadi karena rendahnya kadar oksigen yang terdapat di dalam darah. Biasanya, hipoksemia disebabkan oleh keracunan karbon monoksida atau paru-paru tidak bisa berfungsi secara normal.

Hipoksemia bisa menyebabkan hipoksia, yaitu kondisi saat jaringan di dalam tubuh tidak menerima cukup oksigen. Selain itu, hipoksemia juga bisa menyebabkan kerusakan pada otot jantung, sehingga bisa menjadi penyebab serangan jantung.

Kondisi yang dapat menjadi penyebab serangan jantung di usia muda

Selain penyebab yang telah disebutkan di atas, ada pula beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab serangan jantung di usia muda.

Kondisi-kondisi ini juga tergolong berbahaya dan karena berpotensi menyebabkan serangan jantung baik pada pria maupun wanita di bawah usia 40 tahun. Di antaranya di bawah ini.

1. Penyakit Kawasaki

Penyakit kawasaki merupakan salah satu penyakit langka yang biasanya menyerang anak-anak. Penyakit kawasaki menyebabkan peradangan atau pembengkakan pada jaringan tubuh. Oleh sebab itu, jika tidak segera diobati, pembengkakan bisa menyebar hingga ke pembuluh arteri hingga ke jantung.

Pembengkakan yang terjadi juga memicu munculnya masalah jantung jangka panjang seperti penggumpalan darah hingga serangan jantung.

Kadang-kadang penyakit kawasaki ini memengaruhi pembuluh arteri koroner dengan cara melemahkan dinding-dinding pembuluh darah ini. Jika dinding melemah, tekanan dari aliran darah yang harus melalui pembuluh darah menuju jantung menyebabkan pembuluh darah arteri jadi membengkak ke luar, dan menimbulkan lentingan pada kulit luar.

Kondisi tersebut disebut juga sebagai anurisme. Jika terbentuk gumpalan darah pada anurisme, pembuluh darah arteri akan tersumbat dan bisa menjadi penyebab terjadinya serangan jantung di usia yang amat sangat muda.

Selain itu, penyakit kawasaki yang sering dialami anak-anak ini juga dapat menyebabkan pembengkakan pada otot jantung dan detak jantung tidak normal. Umumnya, penyakit kawasaki hanya bertahan hingga 5-6 minggu saja pada anak-anak.

Meski begitu, tidak semua anak-anak yang mengalami penyakit kawasaki ini akan mengalami kerusakan pembuluh arteri. Sementara itu, Anda mungkin perlu berhati-hati pasalnya ada juga anak yang mengalami kerusakan pembuluh darah arteri dan tidak bisa diperbaiki kembali.

2. Hypertrophic cardiomyopathy (kardiomiopati hipertrofi)

Hypertrophic cardiomyopathy atau juga dikenal sebagai kardiomiopati hipertrofi merupakan salah satu penyebab serangan jantung yang sering dialami di usia muda. Biasanya, orang yang mengalami kondisi ini adalah yang memiliki faktor keturunan atau atlet muda.

Kardiomiopati hipertrofi adalah suatu penyakit yang terjadi karena otot jantung menebal secara tidak wajar. Saat otot jantung menebal, jantung semakin sulit memompa darah. Sayangnya, kondisi ini seringnya tidak diketahui karena hampir tidak ada gejala yang menonjol dari kondisi ini.

Pada beberapa orang yang mengalami kondisi ini, otot jantung yang menebal juga bisa menyebabkan gejala serangan jantung seperti sesak napas, nyeri dada, atau masalah lain yang berkaitan dengan sistem listrik jantung. Kondisi ini tentu bisa menyebabkan detak jantung tidak normal dan bisa membahayakan nyawa.

Hal-hal tidak terduga yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung

Anda mungkin sudah sering mendengar beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko mengalami serangan jantung, seperti pola makan tinggi lemak jenuh, kadar kolesterol tinggi, riwayat diabetes melitus, atau pola hidup kurang aktif.

Namun, rupanya ada pula beragam hal atau kondisi yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung yang tidak terduga sebelumnya. Beberapa faktor risiko serangan jantung tersebut, meliputi di bawah ini.

1. Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kulit kronis berupa bercak merah pada kulit kering yang disertai dengan sisik keperakan. Meski tergolong sebagai penyakit kulit, ternyata psoriasis bisa tingkatkan risiko serangan jantung.

Sebuah penelitian menunjukkan risiko orang yang memiliki psoriasis bisa meningkat hingga 2 – 3 kali lipat untuk terkena penyakit jantung.

Pasalnya, peradangan akibat psoriasis juga dapat merusak arteri jantung dari dalam, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.

Sementara itu, orang dengan psoriasis memiliki kecenderungan terhadap kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes, yang juga membahayakan kesehatan jantung Anda. Oleh karena itu, psoriasis bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya serangan jantung yang tidak terduga.

2. Olahraga mendadak yang terlalu intens

Sebenarnya, melakukan olahraga intens bukan hal yang salah. Namun, pastikan bahwa Anda sudah terbiasa melakukannya.

Agar terbiasa, Anda perlu memulai aktivitas fisik seperti olahraga dari yang paling ringan terlebih dahulu. Baru setelahnya, Anda bisa meningkatkan intensitas sesuai dengan kemampuan seiring berjalannya waktu.

Menurut Cleveland Clinic, salah satu penyebab serangan jantung yang tidak terduga adalah aktivitas fisik yang dimulai langsung dengan intensitas tinggi. Artinya, Anda mungkin tidak terbiasa untuk melakukan olahraga berat, tapi memaksakan diri.

Tak hanya olahraga, aktivitas fisik yang berat lainnya juga bisa membahayakan kesehatan jantung Anda jika tidak terbiasa melakukannya. Apalagi jika Anda tidak suka berolahraga dan memiliki faktor-faktor risiko penyakit jantung yang dapat meningkatkan potensi mengalami serangan jantung.

3. Terlalu sering minum obat pereda nyeri (NSAID)

NSAID yaitu obat pereda nyeri yang digunakan untuk mengobati demam, peradangan, keseleo, sakit kepala, migrain, hingga dismenore (nyeri kram menstruasi). Contoh dari obat ini adalah aspirin dan ibuprofen.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases melaporkan bahwa orang yang menggunakan obat NSAID untuk mengobati infeksi pernapasan memiliki peningkatan risiko serangan jantung hingga 3-4 kali lipat.

Sebenarnya, penyebab mengapa NSAID bisa menyebabkan serangan jantung yang tidak terduga masih belum diketahui dengan jelas. Akan tetapi, obat ini dapat meningkatkan risiko perdarahan yang dapat memungkinkan peningkatan penggumpalan darah di arteri.

Untuk itu, hindari mengonsumsi obat NSAID terutama jika Anda berusia di atas 50 tahun atau memiliki faktor risiko hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, atau seorang perokok aktif.

4. Kejadian traumatis

Tidak semua orang kuat menghadapi patah hati. Oleh sebab itu, tidak berlebihan jika patah hati termasuk salah satu kejadian traumatis yang dapat dialami oleh seseorang. Selain itu, ada pula berbagai kejadian traumatis yang mungkin dialami, seperti kehilangan orang terkasih, dan masih banyak lagi.

Saat mengalami kejadian traumatis dalam hidup, sebagian orang mungkin cenderung lebih lemah menghadapi kondisi ini.

Bahkan, hal ini bisa menyebabkan tubuh rentan mengalami berbagai masalah kesehatan. Pasalnya, mungkin orang yang mengalami kejadian ini tidak bisa merespons stres dengan baik.

Saat itu, peradangan dan hormon stres di dalam tubuh meningkat. Sementara itu, keduanya membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit jantung. Maka itu, mengalami kejadian traumatis adalah salah satu penyebab terjadinya serangan jantung yang tidak terduga.