Mengapa pohon trembesi disebut k hujan

JawaPos.com – Setiap orang yang lahir pasti akan memiliki nama. Di manapun kita berada, kita akan tetap memiliki nama yang sama atau setidaknya kita hanya akan memiliki satu atau dua nama panggilan sehari-hari. Tapi tahukah kamu, kalau pohon yang satu ini memiliki banyak sekali nama.

Di Jawa Barat atau Sunda, mereka menyebutnya Ki Hujan, mereka yang berbahasa Melayu memanggilnya sebagai Kayu Ambon, sementara di Jawa, pohon ini biasa disebut dengan Munggur, Punggur, ataupun Meh. Sementara di negara tetangga Malaysia, mereka memanggilnya dengan pohon pukul lima, di Thailand disebut dengan jamjuree, di Vietnam dipanggil Cay mura.

Dalam bahasa inggris pun, pohon ini memiliki nama panggilan berbeda. Kadang disebut sebagai East Indian Walnut, kadang Rain Tree, kadang Saman Tree, kadang Acacia Preta dan juga kadang False Powder Puff. Namun, akhirnya dunia internasional sepakat menyebut pohon ini dengan Samanea Saman atau Albizia Saman, dan di Indonesia dikenal sebagai Trembesi.

Pohon ini masuk ke dalam kategori tanaman yang cepat tumbuh, mereka bisa tumbuh 75 cm hingga 150 cm hanya dalam satu tahun. Pohon ini pun bisa tumbuh setinggi 15 hingga 25 meter, dan tergolong tanaman “bandel”, mengapa? Trembesi dapat bertahan hidup di negara yang memiliki musim kering hingga 4 bulan dengan kisaran suhu 20 hingga 38 derajat Celcius.

Trembesi memiliki karakter daun yang tebal dan memiliki kemampuan untuk menyerap karbondioksida lebih tinggi dibanding pohon lainnya. Trembesi bisa menyerap 28,5 ton karbondioksida/pohon/tahun. Jauh lebih banyak dibanding Akasia yang menyerap 5,3 ton karbondioksida/pohon/tahun, sementara Kenanga menyerap 0,8 ton karbondioksida/pohon/tahun.

Di tahun 2010, Djarum Trees For Life memprakarsai gerakan penghijauan di Pulau Jawa melalui program penanaman trembesi di sepanjang Pantai Utara Jawa Tengah. Jalur Pantai Utara merupakan salah satu jalur utama yang menjadi nadi bagi transportasi darat. Puluhan ribu kendaraan, mulai dari kendaraan roda dua, mobil, hingga truk muatan, diperkirakan melintasi jalur tersebut setiap hari. Tak hanya menanam, Djarum Trees For Life pun berkomitmen untuk merawat Trembesi selama tiga tahun.

Dan di awal bulan Mei lalu, Djarum Foundation akhirnya tiba di titik terakhir dalam upaya menghijaukan kondisi jalur jalan di Jawa Tengah, yang meliputi Semarang – Bawen – Lingkar Ambarawa – Magelang – Lingkar Yogyakarta – Solo – Boyolali – hingga Salatiga. Telah berhasil tertanam sebanyak 10.576 Pohon Trembesi di seluruh jalur Joglosemar sepanjang 261 KM. Melebihi target awal yang dicanangkan yaitu sebanyak 10 ribu Pohon Trembesi.

Sejak dimulai tahun 2010 lalu, total Djarum Trees For Life sudahberhasil menanam Trembesi di sepanjang 2,150 KM yang terbentang di Pantura, Lingkar Madura, Kualanamu Medan, Joglosemar, Lombok dan Tol Cipali.

Editor : Bintang Pradewo

Reporter : (arm/JPC)

SETIAP orang yang lahir pasti akan memiliki nama. Di manapun kita berada, kita akan tetap memiliki nama yang sama atau setidaknya kita hanya akan memiliki satu atau dua nama panggilan sehari-hari. Tapi tahukah kamu, kalau pohon yang satu ini memiliki banyak sekali nama.

Di Jawa Barat atau Sunda, mereka menyebutnya Ki Hujan, mereka yang berbahasa Melayu memanggilnya sebagai Kayu Ambon, sementara di Jawa, pohon ini biasa disebut dengan Munggur, Punggur, ataupun Meh. Sementara di negara tetangga Malaysia, mereka memanggilnya dengan pohon pukul lima, di Thailand disebut dengan jamjuree, di Vietnam dipanggil Cay mura.

Dalam bahasa Inggris pun, pohon ini memiliki nama panggilan berbeda. Kadang disebut sebagai East Indian Walnut, kadang Rain Tree, kadang Saman Tree, kadang Acacia Preta dan juga kadang False Powder Puff. Namun, akhirnya dunia internasional sepakat menyebut pohon ini dengan Samanea Saman atau Albizia Saman, dan di Indonesia dikenal sebagai Trembesi.

Pohon ini masuk ke dalam kategori tanaman yang cepat tumbuh, mereka bisa tumbuh 75 cm hingga 150 cm hanya dalam satu tahun. Pohon ini pun bisa tumbuh setinggi 15 hingga 25 meter, dan tergolong tanaman “bandel”, mengapa? Trembesi dapat bertahan hidup di negara yang memiliki musim kering hingga 4 bulan dengan kisaran suhu 20 hingga 38 derajat Celcius.

Mengapa pohon trembesi disebut k hujan

Jalur Pantura. Foto Okezone

[Baca Juga: Serunya Bermain Ayunan Meja Bangku di Taman Trembesi Madiun

Trembesi memiliki karakter daun yang tebal dan memiliki kemampuan untuk menyerap karbondioksida lebih tinggi dibanding pohon lainnya. Trembesi bisa menyerap 28,5 ton karbondioksida/pohon/tahun. Jauh lebih banyak dibanding Akasia yang menyerap 5,3 ton karbondioksida/pohon/tahun, sementara Kenanga menyerap 0,8 ton karbondioksida/pohon/tahun.

Di tahun 2010, suatu perusahaan swasta memprakarsai gerakan penghijauan di Pulau Jawa melalui program penanaman trembesi di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah. Jalur Pantura merupakan salah satu jalur utama yang menjadi nadi bagi transportasi darat. Puluhan ribu kendaraan, mulai dari kendaraan roda dua, mobil, hingga truk muatan, diperkirakan melintasi jalur tersebut setiap hari.

[Baca Juga: Mengupas Asal Usul Jalur Mudik Pantura]

(abp)

  • #penghijauan
  • #Pohon Trembesi
  • #Jalur Pantura

RealEstat.id (Jakarta) - Pohon trembesi memiliki manfaat untuk lingkungan sebagai penangkal polusi udara berbahaya, karena dapat menyerap karbondioksida (CO2) secara efektif.

Selain itu, tumbuhan besar yang dikenal pula dengan sebutan ‘Ki Hujan’ ini punya kemampuan daya serap air yang baik, sehingga cocok bila ditanam di sekitar lingkungan kompleks perumahan.

Dengan cara menanam pohon trembesi yang benar, jenis tanaman ini dapat tumbuh hingga 25 meter, dengan diameter 30 meter. Aslinya, trembesi hidup di alam Amerika Selatan, namun juga dapat hidup secara natural dalam cuaca tropis.

Baca Juga: Ragam Tanaman di Rumah yang Bisa Sejukan Suhu Ruangan

Meski demikian tumbuhan dengan nama latin Samanea Saman (Rain Tree) ini tergolong mudah dalam hal penanaman dan perawatannya.

Mengapa trembesi disebut pohon hujan (Rain Tree)? Hal itu dikarenakan tumbuhan ini sering meneteskan air dari tajuknya, yang disebabkan kemampuannya menyerap air tanah yang kuat.

Bila Anda ingin menanam trembesi di sekitar lingkungan rumah, simaklah terlebih dahulu tips-nya berikut ini.

Tentukan Area Tanam
Pohon Trembesi mempunyai jaringan akar yang kuat dan luas, sehingga tidak cocok apabila menanamnya di taman depan rumah, karena bisa merusak bangunan dan jalan. Bibit trembesi sebaiknya ditanam pada area terbuka nan luas, seperti taman kompleks.

Baca Juga: Trik Mencangkok Tanaman untuk Hasil yang Memuaskan

Buat Lubang Ideal
Selain area penanaman trembesi, perhatikan pula lubang untuk menanam bibit pohon tersebut. Buatlah lubang dengan diameter dan kedalaman mencapai 60 cm.

Sedangkan untuk jarak tanam antar pohon trembesi, idealnya mencapai 15 meter. Agar tajuk pohon dapat tumbuh secara optimal.

Proses penanaman dan pemupukan
Proses penanaman pohon ini tergolong mudah. Trembesi akan memasuki masa ideal tanam kurang lebih 14 hari setelah proses pembibitan. Nah bila sudah berada dalam fase tersebut, beri pupuk ke dalam lubang yang sudah disiapkan.

Kemudian, masukkan bibit trembesi yang sudah dipindahkan ke polybag ke dalam lubang. Tutup kembali dengan campuran tanah dan pupuk kendang.

Baca Juga: Tertarik Bercocok Tanam di Rumah? Begini Tips untu Memulainya

Penyiraman Berkala
Untuk menjaga pohon trembesi tumbuh dengan baik, lakukanlah penyiraman secara berkala. Anda dapat menggemburkan tanah sekitar pohon sebelum melakukan penyiraman.

Rawat Cabang Pohon
Cabang pohon agar trembesi dapat tumbuh optimal dan menjadi pohon peneduh. Untuk menjaga agar pertumbuhannya simetris dan kuat, siapkan bambu untuk menyanggah pohon.

Disarankan, untuk memotong dahan trembesi pada awal masa pertumbuhan. Kemudian, jaga agar pohon dapat tumbuh tanpa cabang saat menyentuh ketinggian 4 meter awal.

Pohon Trembesi, mampu menyerap 28 ton CO2 !

Mengapa pohon trembesi disebut k hujan

Mengapa pohon trembesi disebut k hujan

Mengapa pohon trembesi disebut k hujan

Mengapa pohon trembesi disebut k hujan

Mengapa pohon trembesi disebut k hujan

Trembesi (Albizia saman sinonim Samanea saman) disebut juga Pohon Hujan atau Ki Hujan merupakan tumbuhan pohon besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan tajuknya yang sangat lebar. Pohon Trembesi (Ki Hujan) mempunyai jaringan akar yang luas sehingga kurang cocok ditanam di pekarangan karena bisa merusak bangunan dan jalan.

Akhir-akhir ini pemerintah, dalam rangka gerakan one man one tree menggalakkan penanaman pohon Trembesi (Ki Hujan) di seluruh wilayah Indonesia karena diyakini dari satu batang Trembesi dewasa mampu menyerap 28 ton karbondioksida (CO2) pertahunnya. Bahkan di Istana Negara, terdapat 2 batang pohon Trembesi yang ditanam oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno yang masih terpelihara dengan baik hingga kini.

Pohon Trembesi (Albizia saman) disebut juga sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan lantaran air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. 

Pohon Trembesi (Albizia saman) banyak ditanam di pinggir jalan dan pekarangan yang luas sebagai pohon peneduh. Oleh Perum Perhutani, Pohon Trembesi banyak ditanam sebagai peneduh di Tempat Penimbunan Kayu (TPK).

Tajuknya yang lebar dan daunnya yang lebat ditambah dengan jaringan akarnya yang luas sehingga mampu menyerap air dengan maksimal, pohon ini dipercaya mampu memberikan kontribusi dalam menanggulangi pencemaran udara dan ancaman pemanasan global. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang Pohon Trembesi mampu menyerap 28.442 kg karbondioksida (CO2) setiap tahunnya.

Mengapa pohon trembesi disebut k hujan

Batang Trembesi dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Bijinya yang biasa disebut “Mindhik” (Siter atau Godril) selain dapat dibuat makanan ringan (semacam kwaci) juga berkhasiat sebagai obat pencuci perut dengan cara diseduh dengan air panas. Daunnyapun ternyata mempunyai khasiat untuk mengobati penyakit kulit.

Sayangnya pohon ini mempunyai jaringan akar yang besar dan luas sehingga sering kali merusak bangunan di sekitarnya. Selain itu tajuknya yang lebar dan daunnya yang rimbun sering kali menghambat pertumbuhan pepohonan lain yang berada di bawahnya.