Motif pengulangan informal yaitu bentuk desain suatu motif yang terbentuk dari susunan motif yang

20 a Membatasi bentuk strukturnya, yang disebut siluet. b Membagi bentuk struktur menjadi bagian-bagian yang merupakan hiasan dan menentukan model pada pakaian. c Menentukan periode suatu busana siluet, periode empire, periode princess. d Memberi arah gerak dan pergerakan model pada busana untuk menutupi kekurangan pada bentuk tubuh. Chodiyah Wisri A. Mamdy, 1982 : 8 Garis lurus memberi kesan kepastian, ketegangan, kekakuan dan ketegasan, sedangkan garis lengkung memberi kesan luwes, lembut, indah dan feminin. Jika seorang atlet perempuan yang memiliki tubuh kekar ingin membuat busana yang memunculkan kesan luwes dan feminin, dapat memilih busana bermotif garis lengkung atau busana yang memiliki potongangaris hias lengkung. 2 Arah Antara garis dan arah saling berkaitan, karena semua garis mempunyai arah yaitu mendatar atau horisontal, tegak lurus atau vertikal dan miring ke kiri serta miring ke kanan atau disebut juga diagonal Sri Widarwati, 2000 : 8. Antara garis dan arah saling berkaitan, karena semua garis mempunyai arah yaitu vertikal, horizontal, diagonal, dan lengkung Arifah A. Riyanto, 2003: 32. Arah dibagi menjadi empat macam, yaitu: 21 a Arah mendatar horizontal, memberi kesan tenang, tentram dan pasif. b Arah tegak lurus vertikal, memberi kesan agung, kokoh, stabil dan berwibawa. c Miring ke kiri, memberi kesan lincah, gembira dan melukiskan gerakan perpindahan yang dinamis. d Miring ke kanan, memberi kesan lincah, gembira dan melukiskan gerakan perpindahan yang dinamis.Widjiningsih, 1982: 4 Arah dapat memberikan beberapa kesan, yaitu: a Arah garis lurus memberi kesan keluhuran dan melangsingkan b Arah garis lurus mendatar horizontal memberi kesan perasaan tenang, melebarkan dan memendekkan objek c Arah garis miring memberi kesan lebih dinamis dan lincah d Arah garis miring horizontal memberi kesan menggemukkan e Arah garis miring vertikal memberi kesan melangsingkan. Sri Widarwati, 2000 : 8 Jika seseorang yang memiliki tubuh gemuk dalam membuat busana sebaiknya menggunakan arah garis vertikal atau arah garis miring vertikal, misalnya pada bagian muka busana ditambah dengan renda atau pita yang dijahit arah garis vertikal, agar terkesan lebih melangsingkan. 3 Bentuk Menurut Widjiningsih 1982 : 4 bentuk adalah suatu bidang yang terjadi apabila kita menarik suatu garis itu menghubungi sendiri permulaannya, dan apabila bidang itu tersususun dalam suatu ruang maka terjadilah bentuk dimensional. Menurut Sri Widarwati 2000 : 10 unsur bentuk ada dua macam, yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Bentuk dua dimensi adalah bidang datar yang dibatasi oleh garis, sedangkan bentuk tiga dimensi adalah ruang bervolume 22 dibatasi oleh permukaan. Jadi yang dimaksud dengan bentuk adalah susunan dari garis yang membentuk suatu ruang atau bidang. Menurut sifatnya, bentuk juga dibagi menjadi dua yaitu bentuk geometris dan bentuk-bentuk dalam busana. Bentuk geometris misalnya segitiga, kerucut, lingkaran, silinder dan bentuk bebas seperti bentuk daun, bunga dan lain-lain. Sedangkan bentuk-bentuk dalam busana dapat berupa bentuk kerah, bentuk lengan, bentuk rok, bentuk saku, bentuk pelengkap busana dan motif. Menurut Arifah A. Riyanto 2003 bentuk dibedakan menjadi lima, yaitu : a Bentuk segi empat dan segi panjang. b Bentuk segitiga dan kerucut. c Bentuk lingkaran dan setengah lingkaran. d Bentuk yang mempunyai isi dan ruang. e Bentuk sebagai hiasan. Bentuk dalam busana yaitu berupa bentuk kerah, bentuk saku, bentuk manset, bentuk siluet busana, bentuk hiasan busana dan bentuk lainya. Apabila seorang perempuan yang memiliki bentuk wajah bulat ingin membuat blus dengan garis leher, maka sebaiknya memilih bentuk garis leher V agar terkesan memiliki wajah yang lebih panjang. 4 Ukuran Pada sebuah disain busana, garis dan bentuk seringkali berbeda ukuran. Ukuran ini harus diperhatikan karena akan mempengaruhi 23 hasil desain. Menurut Sri Widarwati 2000 : 10 garis dan bentuk mempunyai ukuran yang berbeda karena ukuran panjang dan besar kecilnya menjadi berbeda. Ukuran yang kontras berbeda pada suatu desain busana dapat menimbulkan perhatian dan menghidupkan suatu desain, tetapi dapat pula menghasilkan ketidaksamaan apabila ukurannya tidak sesuai Widjiningsih, 1982: 5 Sehingga ukuran adalah unsur dalam disain busana yang menentukan keseimbangan dan kesatuan dalam disain busana. Apabila menginginkan tercapainya keseimbangan dalam busana diperlukan penerapan ukuran yang pas. Pada busana ukuran yang digunakan untuk menentukan panjang rok ada 5 yaitu: a Mini : Rok yang panjangnya 10-15 cm di atas lutut. b Kini : Rok yang panjangnya sampai lutut. c Midi : Rok yang panjangnya 10-15 di bawah lutut. d Maxi : Rok yang panjangnya di atas pergelangan kaki. e Longdress : Rok yang panjangnya sampai ke lantai. Sri Widarwati, 2000 : 10. Jika seorang perempuan yang memiliki bentuk betis yang besar dan akan menghadiri sebuah pesta pada pagi hari, sebaiknya menggunakan ukuran maxi atau longdress agar dapat menutupi bentuk betis yang besar. 5 Nilai Gelap Terang Value Garis maupun bentuk mempunyai nilai gelap terang. Sri Widarwati 2000 : 10 mengungkapkan nilai gelap terang adalah suatu sifat warna yang menunjukkan apakah warna mengandung 24 hitam dan putih. Menurut Arifah A. Riyanto 2003: 24 nilai gelap terang berhububungan dengan warna yaitu dari warna tergelap hingga warna yang paling terang. Nilai gelap terang ini menyangkut bermacam-macam tingkatan atau jumlah gelap terang yang terdapat pada suatu disain. Widjiningsih, 1982: 6. Berdasarkan uraian di atas, nilai gelap terang adalah tingkatan gelap terangnya warna yang terdapat dalam suatu disain dan warna tersebut mempunyai nilai. Nilai gelap terang pada busana dapat mempengaruhi penampilan busana. Gelap memberikan kesan mengecilkan atau menyempitkan, sedangkan terang memberikan kesan menonjolkan dan membesarkan. Warna yang mengandung unsur gelap menggunakan unsur warna hitam, sedangkan yang mengandung unsur terang menggunakan unsur warna putih. Busana pesta pada umumnya menggunakan warna mencolok atau gelap dan berkilau. Apabila seorang remaja yang memiliki tubuh terlalu langsing dan ingin terlihat lebih gemuk, sebaiknya memilih busana yang berwarna cerah atau mencolok, sehingga tubuhnya akan terkesan lebih besargemuk. 6 Warna Pada umumnya seseorang menggunakan warna untuk bermacam-macam tujuan, karena tujuan yang berbeda-beda maka 25 banyak pandangan berbeda tentang warna Widjiningsih, 1982:28. Sedangkan menurut Arifah A. Riyanto 2003: 46 pemilihan warna dan motif yang tepat pada suatu desain busana menentukan keindahan dan keharmonisan. Kehadiran unsur warna menjadikan benda dapat dilihat, dan melalui unsur warna orang dapat mengungkapkan suasana perasaan atau watak benda yang dirancangnya. Pada sebuah desain, warna memiliki daya tarik tersendiri. Dalam bidang mode, warna pada busana wanita sama pentingnya dengan pemilihan garis-garis dan tekstur bahan. Menurut Widjiningsih 1982: 6 warna membuat sesuatu kelihatan lebih indah dan menarik. Warna terdiri dari: a Warna primer, terdiri dari warna merah, kuning, biru yang belum mengalami percampuran. b Warna sekunder, yaitu bila dua warna primer dicampur dengan jumlah yang sama. Misalnya biru dengan kuning menjadi hijau, merah dengan kuning menjadi jingga, merah dengan biru menjadi ungu. c Warna penghubung, adalah dua warna sekunder dicampur dalam jumlah yang sama. d Warna asli, adalah warna primer dan sekunder yang belum dicampur putih atau hitam. e Warna panas dan warna dingin, yang termasuk warna panas adalah merah, merah jingga, kuning jingga, dan kuning. Sedangkan warna dingin meliputi hijau, biru kehijauan, biru ungu dan ungu Sri Widarwati, 2000 : 12. Warna sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dalam penampilan sehari-hari. Pengaruh warna dalam kehidupan manusia antara lain: 26 a Perasaan seseorang, warna muda memberi perasaan lembut, tenang dan ringan. Warna tua memberi perasaan kuat, ceria dan berani. b Daya tarik, warna panas lebih memiliki daya tarik dari pada warna dingin. c Ukuran objek, warna yang tua memberi kesan mempersempit objek sedangkan warna muda memberi kesan luas pada objek. d Jarak, warna tua menyala memberi kesan lebih dekat. Widjiningsih : 1982 Jika seorang yang akan membeli busana untuk anak-anak, sebaiknya memilih warna yang cerah, misalnya warna kuning, hijau muda, merah muda, yang memiliki kesan ceria. 7 Tekstur Tekstur adalah sifat permukaan suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan, sifat-sifat permukaan tersebut antara lain kaku, lembut, kasar, halus, tebal, tipis dan tembus terang transparan Sri Widarwati 2000 : 14. Sedangkan menurut Widjiningsih 1982: 5 tekstur adalah sifat permukaan dari garis, bidang maupun bentuk. Jadi, tekstur adalah suatu sifat permukaan benda baik berupa garis, bidang, maupun bentuk yang dapat dilihat atau dirasakan. Oleh karena itu kita bisa merasakan bahwa tekstur itu halus dan kasar dengan diraba, tekstur itu berkilau dan kusam dengan dengan cara dilihat. 27 Dalam suatu disain busana, tekstur tidak boleh dilupakan karena merupakan salah satu penentu disain itu baik atau tidaknya bila diwujudkan dalam bentuk busana. Menurut Arifah A. Riyanto 2003: 47 tekstur terdiri dari: a Tekstur kaku, tekstur yang kaku dapat menyembunyikan atau menutupi bentuk badan seseorang tetapi akan menampakkan seseorang terlihat gemuk. b Tekstur kasar dan halus, kain bertekstur kasar memberi tekanan kepada si pemakai kelihatan lebih gemuk. Sedangkan bahan yang halus tidak akan mempengaruhi kesan ukuran badan, asalkan tidak mengkilap. c Tekstur lemas, kain dengan tekstur yang lembut dan lemas akan memberi efek yang luwes, sesuai untuk model-model busana dengan kerut dan draperi. d Tekstur tembus pandang, kain yang tembus pandang kurang bisa menutupi bentuk badan yang dirasa kurang sempurna, misalnya terlalu gemuk atau terlalu kurus dan kelihatan langsing. e Tekstur mengkilap dan kusam, kain yang mempunyai tekstur mengkilap membuat si pemakai kelihatan lebih gemuk, sedangkan tekstur yang kusam dapat memberi kesan lebih kecil. Berdasarkan uraian tersebut, tekstur adalah sifat permukaan dari bahan tekstil yang dapat dilihat dan dirasakan, misalnya kaku, lembut, kasar, tebal, tipis, halus, dan transparan. Jika seorang perempuan yang memiliki badan terlalu langsing ingin membuat busana pesta, maka sebaiknya menggunakan bahan busana yang bertekstur mengkilap agar memberi kesan lebih gemuk. Prinsip desain adalah suatu cara untuk menyususn unsur- unsur sehingga tercapai perpaduan yang memberi efek tertentu Sri Widarwati, 2000: 15. Sedangkan menurut Widjiningsih 1982: 11 28 Prinsip-prinsip desain merupakan suatu cara penggunaan dan pengkombinasian unsur-unsur desain menurut prosedur tertentu. Prinsip-prinsip desain adalah cara untuk menggunakan, mengkombinasikan, dan menyusun unsur-unsur desain sesuai dengan prosedur tertentu sehingga dapat memberikan efek-efek tertentu pada sebuah desain busana. Oleh karena itu apabila prinsip desain diterapkan pada sebuah desain busana dengan benar, maka akan tercipta busana yang indah dan menarik . Adapun prinsip-prinsip desain adalah: 1 Keselarasan Harmoni Suatu desain dikatakan serasi apabila memiliki perbandingan yang baik, keseimbangan yang baik, mempunyai suatu bagian busana yang menarik perhatian, dan mempunyai irama yang tepat. Keselarasan adalah kesatuan diantara macam-macam unsur desain walaupun berbeda, tetapi membuat tiap-tiap bagian itu kelihatan bersatu Sri Widarwati, 2000 : 15. Menurut Widjiningsih 1982 : 11 harmoni adalah suatu prinsip dalam seni yang menimbulkan kesan adanya kesatuan melalui pemilihan dan susunan objek serta ide-ide. Suatu susunan dikatakan harmoni apabila semua objek dalam suatu kelompok kelihatan mempunyai persamaan dan apabila letak garis-garis yang terpenting mengikuti bentuk objeknya. Jadi keselarasan atau harmoni merupakan persamaan, penyesuaian, dan keserasian antara macam- 29 macam unsur desain yaitu selaras antara garis dan bentuk, tekstur dan warna sehingga tercapai kesatuan yang harmonis. Menurut Widjiningsih 1982 : 11 aspek dalam prinsip disain untuk keselarasan harmoni ada lima, yaitu: a Keselarasan garis dan bentuk Beberapa garis yang dikombinasikan akan menghasilkan bentuk yang harmoni apabila menggunakan macam-macam garis yang penting yang terdiri dari pengulangan, kontras dan peralihan. b Keselarasan ukuran Keserasian akan terjadi apabila ukuran yang seimbang dipergunakan bersama-sama. Supaya pada hiasan harmoni dalam ukuran, maka besar kecilnya hiasan harus disesuaikan dengan besar kecilnya benda yang dihias. c Keselarasan dalam tekstur Untuk memperoleh harmoni dalam tekstur, maka tekstur yang halus dikombinasikan dengan yang halus pula, dan yang kasar dengan yang kasar. d Keselarasan dalam ide Suatu contoh harmoni dalam ide adalah penempatan hiasan sulaman bayangan pada selendang yang berbahan sifon. e Keselarasan dalam warna Keserasian warna yang baik akan didapat bila warna yang dipakai tidak terlalu banyak. Pedoman yang baik untuk membuat kombinasi warna dalam busana, tidak lebih dari tiga warna bahkan dua warna sudah cukup. Jika seorang perempuan muslimah ingin membuat busana muslim yang besar atau longgar dengan hiasan bordir, maka sebaiknya menggunakan motif bordir yang besar. 2 Perbandingan Proporsi Perbandingan atau proporsi adalah unsur-unsur pada disain busana sehingga tercapai keselarasan yang menyenangkan Sri Widarwati, 2000. Sedangkan menurut Widjiningsih 1982 : 13 30 proporsi adalah hubungan satu bagian dengan bagian yang lain dalam suatu susunan. Jadi proporsi adalah susunan dari unsur- unsur disain busana antara bagian yang satu dengan bagian yang lain hingga tercapai keselarasan. Menurut Arifah A. Riyanto 2003: 52 perbandingan atau proporsi pada desain busana dapat dilakukan pada satu atau semua dari empat macam, antara lain: a Proporsi yang pertama yaitu proporsi dalam satu bagian seperti memperbandingkan panjang ke lebar dalam satu benda proporsi segi empat atau pada rok. b Proporsi yang kedua yaitu proporsi dianara bagian-bagian dari suatu desain seperti proporsi dalam satu model rok dan blus atau celana dengan kemeja. Proporsi diantara bagian-bagian dari suatu desain ini dapat pula berupa proporsi warna yang dikombinasikan dengan warna lain seperti satu warna polos dengan warna yang bercorak. c Proporsi yang ketiga yaiti proporsi dari keseluruhan bagian suatu desain, dapat dicontohkan dengan memperbandingkan keseluruhan busana dengan adanya warna yang gelap dan terang, yang polos dan yang bercorak, adanya rompi yang bercorak atau gelap pada suatu desain, dan lain-lain. d Proporsi yang keempat yaitu dari tatanan busana dan pelengkapnya seperti adanya bentuk dan ukuran suatu desain dan yang melengkapinya ketika busana dipergunakan. Sebagai contoh perbandingan antara ukuran scraft , dasi, bros, atau corsage dengan keseluruhan busana, atau benda lainnya yang dapat melengkapi busana. Jika seseorang mengenakan blus yang pas badan dan ingin memakai assesoris busana, misalnya bros maka sebaiknya memilih bros kecil agar memiliki proporsi sesuai dengan blus yang kecil. 3 Keseimbangan Balance Keseimbangan pada suatu desain digunakan untuk memberikan perasaan kesenangan dan kestabilan Sri Widarwati, 31 2000:17. Menurut Widjiningsih 1982:19 keseimbangan akan terwujud apabila penggunaan unsur-unsur desain yaitu garis, bentuk dan warna yang lain dalam desain dapat memberi rasa puas. Menurut Widjiningsih 1982:19, keseimbangan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: a Keseimbangan Formal Bisimetri, yaitu apabila suatu objek memiliki jarak yang sama antara bagian kiri dan kanan pada garis tengah atau pusat suatu objek tersebut. b Keseimbangan Informal Occult, yaitu beberapa objek yang tidak memiliki jarak yang sama atau tidak mempunyai jumlah perhatian sama dan diletakkan pada jarak yang berbeda dari pusat. c Keseimbangan Obvicus, yaitu jika objek jarak antara bagian kiri dan bagian kanan tidak sama tetapi keduanya mempunyai daya tarik yang sama. Tiga macam keseimbangan tersebut diatas adalah keseimbangan yang bisa diterapkan dalam sebuah busana dimana masing-masing keseimbangan tersebut sama-sama menempatkan hubungan jarak, karena meskipun tidak ada keseimbangan yang penuh dalam busana, tetapi unsur yang lain bisa membuat busana tampak seimbang dan bagus walaupun berbeda bentuk penerapannya. Menurut Sri Widarwati 2000 ada dua cara untuk memeperoleh keseimbangan, yaitu : a Keseimbangan Simetris, yaitu unsur pada bagian kanan dan kiri suatu desain memiliki jarak yang sama. Simetris terkesan tegas, kaku dan formal. 32 b Keseimbangan Asimetris, yaitu unsur pada bagian kanan dan kiri suatu desain memiliki jarak yang berbeda dari pusat, tetapi masih diimbangi oleh salah satu unsur yang lain. Apabila seorang ingin membuat busana kerja yang terkesan tegas dan formal, maka sebaiknya menerapkan keseimbangan simetris misalnya terdapat saku pasepoil pada bagian kanan dan kiri. 4 Irama Ritme Irama adalah pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata dari suatu bagian ke bagian lain Sri Widarwati, 2000:17. Menurut Widjiningsih 1982 : 21 irama dapat diartikan sebagai suatu bentuk pergerakan, namun tidak semua bentuk semua bentuk pergerakan dalam disain berirama. Sedangkan menurut Arifah A. Riyanto 2003 : 57 irama pada suatu disain busana merupakan suatu pergerakan yang teratur dari suatu bagian ke bagian lainnya. Jadi pengertian irama adalah suatu gerakan teratur yang menentukan selaras atau tidaknya suatu desain busana dan dapat mengalihkan pandangan mata dari suatu bagian ke bagian lain. Ada empat cara menghasilkan irama dalam desain yaitu: a Pengulangan Cara untuk menghasilkan irama adalah pengulangan garis yang dapat diperoleh dengan cara antara lain: pengulangan garis lipit, renda-renda, pengulangan corak, pengulangan bentuk dan lain-lain. 33 b Radiasi Radiasi adalah garis pada pakaian yang muncul dari titik pusat yang menghasilkan irama. c Peralihan Ukuran Pengulangan dari ukuran besar ke ukuran kecil atau sebaliknya yang akan menghasilkan irama. d Pertentangan Pertentangan adalah pertemuan antara garis tegak lurus dan garis mendatar pada lipit atau garis hias Sri Widarwati, 2000. Jika seorang perempuan yang ingin terlihat mengenakan busana yang serasi, maka dapat memilih busana yang memiliki irama berupa pengulangan, misalnya pada blus terdapat hiasan kerut-kerut pada lengan, maka pada rok juga diberi kerut-kerut. 5 Pusat Perhatian Center of Interest Dalam busana harus memiliki bagian yang lebih menarik dari bagian yang lainnya. Pusat perhatian disebut juga aksen, emphasis, center of interest. Aksen merupakan pusat perhatian dalam suatu susunan karena dengan aksen dapat membawa mata pada sesuatu yang penting dalam susunan tersebut Widjiningsih, 1982 : 25. Selain itu pusat perhatian berfungsi untuk menutupi kekurangan dan menonjolkan keindahan bentuk tubuhdengan teknik pengalihan perhatian. 34 Untuk menciptakan pusat perhatian aksen pada suatu susunan, ada dua cara yang perlu diketahui, yaitu penggunaan warna, garis, bentuk dan ukuran yang kontras serta pemberian hiasan. Pusat perhatian pada busana dapat berupa krah yang indah, ikat pinggang, lipit pantas, pusat perhatian ini hendaknya ditempatkan pada suatu yang baik dari si pemakai Sri Widarwati, 2000: 21. Jadi definisi dari pusat perhatian atau aksen adalah suatu bagian dalam desain busana yang lebih menarik dari bagian-bagian lainnya yang bisa didapat dari penggunaan warna, garis, bentuk dan ukuran yang kontras serta pemberian hiasan sehingga dapat menutupi kekurangan bentuk tubuh. Jika seseorang yang memiliki kelebihan berupa bentuk pinggang yang ramping dan ingin menonjolkan kelebihannya tersebut, maka dapat digunakan hiasan pinggang seperti obi atau sabuk sebagai pusat perhatian. Busana adalah segala sesuatu yang dipakai dari ujung rambut sampai ujung kaki yang memberi kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi si pemakai Ernawati, 2008: 24. Dengan demikian disain busana dapat diartikan sebagai gambaran rancangan busana dengan model yang baru terbentuk dari susunan garis, bentuk, warna dan tekstur. Mendisain busana adalah mencipta mode, mencipta adalah mengeluarkan perasaan yang kuat dengan dorongan emosi sehingga 35 terbentuk sesuatu yang baru tentang mode pakaian. Selain unsur-unsur pokok yang harus diperhatikan dalam mendisain busana agar hasilnya baik perlu diperhatikan juga prinsip-prinsip dalam mendisain yaitu: proporsi, keseimbangan, pusat perhatian, irama dan harmoni. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mendisain busana yaitu menciptakan rancangan atau gambaran busana dengan didasari penguasaan unsur-unsur dan prinsip-prinsip disain. Penerapan prinsip-prinsip disain dalam mendisain busana tidak dapat diguanakan secara terpisah melainkan satu dengan yang lain saling berhubungan. Namun harus ada satu prinsip disain yang kita jadikan pedoman dalam mendisain busana, misalnya : prinsip keseimbangan, irama, harmoni,atau yang lainnya. Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, dimana pesta terebut dibagi menurut waktunya yakni pesta pagi, pesta siang dan pesta malam Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998: 10. Menurut menurut Enny Zuhni Khayati 1998:3 busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pagi hari, siang hari dan malam hari. Sedangkan menurut Chodiyah dan Wisri A. Mamdy 1982:166 busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, biasanya menggunakan bahan yang berkualitas tinggi dengan hiasan dan perlengkapan yang bagus dan lengkap sehingga kelihatan istimewa. Jadi busana pesta adalah busana yang 36 dikenakan pada kesempatan pesta baik pesta pagi, pesta siang, pesta sore maupun pesta malam hari, dimana busana yang dikenakan lebih istimewa dibandingkan dengan busana sehari-hari, baik dari segi bahan, teknik jahit, desain maupun hiasannya. Menurut Chodiyah dan Wisri A Mamdy 1982 berdasarkan waktu pemakaiannya, busana pesta dapat dibedakan menjadi pesta pagi-siang, pesta sore dan pesta malam yaitu : 1 Busana pesta pagi-siang Adalah busana yang dikenakan pada acara pesta yang diselenggarakan pagi-siang hari. Model busana biasanya terdiri dari rok dan blus, gaun ataupun busana daerah. Pemilihan bahan yang halus, tidak terlalu tebal dan menyerap keringat, misalnya katun polos motif, brocade dll. Dipilih warna lembut cenderung muda. 2 Busana pesta sore Adalah busana yang dipakai pada kesempatan sore hari menjelang malam. Disain busana lebih mewah dari busana pesta pagi. Bahan busana menggunakan bahan yang bertekstur agak lembut, misalnya saten, brocade dll. 3 Busana pesta malam Adalah busana yang dikenakan pada kesempatan malam hari. Model busana terkesan mewah. Bahan bertekstur lembut, berkilau misalnya, beledu, saten, sutera, thaisilk, chiffon. Warna yang digunakan adalah 37 warna-warna gelap atau mencolok. Hiasan dan pelengkap busana tidak berlebihan disesuaikan dengan model, bahan dan warna. Karakteristik busana pesta dapat dimunculkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 Siluet Busana Pesta Siluet busana pesta berbeda dengan busana sehari-hari. Busana pesta umumnya lebih rumit dan lebih mewah baik desain busananya maupun pada hiasannya. Menurut Sri Widarwati 2000: 76 busana pesta malam biasanya berupa gaun malam biasanya panjang sampai ke lantai longdress, tanpa lengan you can see dan sering kali terbuka pada bagian atas seperti decollete, strapless atau Bustie, backless, dan lain-lain. Menurut Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri 1986 Siluet busana seperti siluet busana H, I, A, Y, S dan Bustle. Siluet H adalah busana yang mempunyai garis luar lurus dari atas ke bawah, ditengah dipotong oleh garis melintang horizontal. Siluet I adalah busana yang mempunyai garis luar lurus dari atas ke bawah. Siluet A adalah garis luar busana yang bagian atasnya sempit dan bawahnya melebar menyerupai huruf A. 2 Bahan Busana Pesta Busana pesta malam biasanya menggunakan bahan yang bagus, dengan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa Chodiyah 38 dan Wisri A. Mamdy, 1982 : 166. Bahan yang bagus disini bukan berarti harus mahal, melainkan yang memberi kesan mewah dan biasanya berkilau dan tembus terang. Bahan yang digunakan untuk busana pesta antara lain: crepe, sifon, organsa, taffeta, beledu, lame, sutera, voille, jersey, satin, corduroy, woll. 3 Warna Busana Pesta Pemilihan warna pada busana pesta tergantung pada waktu pemakaiannya, untuk busana pesta pagi warna yang digunakan cenderung cerah atau muda. Pada umumnya warna yang digunakan untuk busana pesta malam adalah yang mengandung unsur merah, hitam, keemasan, perak atau warna-warna yang mengkilap. Menurut Prapti Karomah 1990 warna yang digunakan untuk busana pesta malam sebaiknya dipilih yang agak tua seperti hitam, biru tua, coklat tua, merah dan sebagainya. 4 Tekstur Bahan Busana Pesta Tekstur merupakan sifat benda yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan Sri Widarwati, 1993. Tekstur bahan busana umumnya lembut, tebal, halus, tipis dan tembus terang. Sehingga dalam busana pesta, sifat permukaan atau tekstur yang digunakan biasanya halus, berkilau, tembus terang, melangsai, serta menggunakan bahan yang berkualitas dimana setiap kesempatan pakai busana tersebut juga dapat didukung oleh hiasan dan pelengkap busana. 39 Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa busana pesta terdiri dari busana pesta pagi-siang, busana pesta sore dan busana pesta malam. Karakteristik busana pesta dapat dimunculkan dengan mempertimbangkan siluet busana, bahan busana, warna busana dan tekstur bahan. Langkah-langkah mendisain busana seperti yang dikemukakan oleh Sri Widarwati 2000 adalah : 1 Menetapkan sumber hidup yang akan dijadikan sebagai dasar atau acuan untuk pembuatan disain busana. 2 Menggambar perbandingan tubuh, posisi tubuh disesuaikan dengan model busana yang akan dibuat bagian busana yang menjadi pusat perhatian harus dapat diperlihatkan dengan jelas. Tentukan garis keseimbangan, garis pinggang, garis panggul dan garis lutut tepat pada tempatnya. 3 Menggambar bagian-bagian busana sesuai dengan ide atau gagasan. Setiap garis pada bagian busana harus jelas dan digambar secara kasar terlebih dahulu. 4 Menghapus garis-garis pertolongan yang tidak diperlukan lagi, sehingga tinggal garis-garis disain yang diperlukan. Garis-garis disain yang belum baik diperbaiki, seperti garis kerut, garis lipit, serta bagian yang menjadi pusat perhatian. 40 5 Memberi tekstur pada disain, sehingga gambar kelihatan lebih hidup selain itu juga untuk memberi gambaran mengenai bahan tekstil yang digunakan. Hal penting untuk mendapatkan model busana yang serasi dan indah adalah kecepatan dalam memilih dan mengkombinasi unsur disain, prinsip disain serta bagian-bagian busana tersebut.

c. Penilaian Kemampuan Menggambar Busana

Kemampuan menggambar busana pesta dengan menerapkan prinsip pusat perhatian dapat diukur dari tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. 1. Ranah kognitif Ranah kognitif dimaksudkan agar siswa dapat melakukan sesuatu secara mental, misalnya mengingat fakta atau mencari cara untuk memecahkan masalah. Ranah kognitif dapat dilihat dari tingkat pengetahuan siswa atau pada tingkat intelektual siswa. Pada materi menggambar busana pesta, ranah ini dapat diukur dari pengetahuan siswa tentang pengertian busana pesta, macam-macam busana pesta, karakteristik busana pesta, unsur dan prinsip pada disain busana pesta. Pengukuran dapat menggunakan tes tertulis dimana soal dan jawaban yang diberikan oleh peserta didik dalam bentuk tulisan. Ada 2 bentuk soal tes tertulis: a soal memilih jawaban, meliputi soal pilihan ganda, soal pilihan benar 41 salah dan soal menjodohkan. b soal yang mensuplai jawaban yaitu soal uraian singkat maupun rinci. 2. Ranah afektif Ranah afektif dimaksudkan agar siswa dapat mengembangkan suatu sikap atau perasaan tertentu, misalnya keinginan untuk membaca atau kemauan untuk mengerjakan sesuatu. Ranah afektif diamati dengan apresiasi dan kemauan bertindak. Pada materi menggambar busana pesta, ranah ini dapat diukur dengan mengamati sikap siswa diantaranya semangat belajar dan rasa ingin tahu tentang busana pesta, mencermati majalah busana, mengerjakan tugas menggambar busana dengan sungguh- sungguh, membaca dan mempelajari job sheet tentang menggambar busana pesta. Pengukuran dapat dilakukan menggunakan lembar pengamatanobservasi yang disusun sesuai sasaran pengukuran sikap siswa. 3. Ranah psikomotor Ranah psikomotor dimaksudkan agar siswa mengembangkan suatu sifat fisik atau ketrampilan fisik, misalnya mengerakkan pensil untuk menggambar suatu objek. Pada materi menggambar busana pesta, ranah psikomotor dapat diukur pada saat siswa mengerjakan tugas menggambar busana yang dimulai dari mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA