Mungkinkah bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia berikan alasan atas pendapat Anda

Photo by Kaung Myat Min on Unsplash

Beberapa tahun belakangan, beberapa dari kita mungkin pernah mendengar tentang wacana membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Kemendikbud, dalam artikel CNN, mengatakan bahwa bahasa Indonesia telah memenuhi syarat untuk menjadi bahasa internasional.

Salah satu bahasan yang sering muncul dalam wacana-wacana demikian adalah jumlah penutur bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki 199 juta penutur yang membuatnya menjadi bahasa dengan penutur terbanyak nomor 11. Tetapi apakah jumlah penutur saja bisa membuat sebuah bahasa menjadi bahasa internasional?

Gambar diambil dari Wikipedia

Dari 11 bahasa teratas, menurut Ethnologue hanya ada 6 bahasa yang diakui sebagai bahasa internasional: bahasa Inggris, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia, dan Arab. Dari tabel di atas, sudah jelas bahwa faktor yang membuat sebuah bahasa menjadi bahasa internasional tidak hanya jumlah penuturnya. Bahasa Hindi yang merupakan salah satu lingua franca di India tidak diakui sebagai bahasa internasional walaupun jumlah penuturnya lebih banyak dari Spanyol, Arab, Prancis, dan Rusia.

Dari pemaparan di atas, tampaknya sudah cukup jelas bahwa definisi bahasa internasional dan faktor-faktor yang membuat sebuah bahasa diakui sebagai salah satu darinya cukup kompleks. Kita akan mencoba mengupas tuntas hal-hal tersebut untuk melihat peluang bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.

Apa yang dimaksud dengan bahasa internasional?

Photo by NASA on Unsplash

Di era globalisasi di mana semuanya tampak terhubung satu sama lain, menjadikan suatu hal menjadi internasional tampaknya adalah hal sehari-hari. Misalkan, media hiburan. Jika sebuah musik Indonesia dikenal atau didengarkan oleh orang di luar Indonesia, melalui YouTube misalnya, apakah hal itu membuat musik tersebut telah memiliki status internasional?

Kita bisa menanyakan hal yang sama pada bahasa; apakah ketika terdapat penutur yang berada di luar negara atau tempat di luar asal bahasa tersebut, apakah bahasa tersebut telah menjadi bahasa internasional?

Seperti yang telah kita bahas sejenak di atas, jawabannya adalah tidak, setidaknya untuk kasus bahasa. Status bahasa internasional tidak hanya didefinisikan dengan adanya penutur bahasa tersebut di luar negara atau tempat bahasa tersebut berasal. Jadi, apa yang dapat mendefinisikan sebuah bahasa menjadi bahasa internasional?

David Crystal, seorang ahli bahasa asal Inggris, mengatakan sebuah bahasa bisa menjadi bahasa internasional bukan karena fitur ataupun sifatnya sendiri, melainkan karena status dan prestise yang dimiliki penuturnya.

Crystal mengambil bahasa Latin sebagai contoh. Bahasa Latin merupakan bahasa utama di masa seluruh penjuru kekaisaran Romawi pada masanya. Hal ini tidak berarti bahwa jumlah orang Romawi lebih banyak jumlahnya daripada orang-orang non-Romawi. Bahkan ketika kekaisaran Romawi tumbang pun, bahasa Latin tetap menjadi bahasa internasional dimana bahasa Latin menjadi bahasa pengantar di bidang edukasi dan keagamaan. Crystal berpendapat bahwa bahasa Latin menjadi bahasa internasional karena para penuturnya memiliki pengaruh dan kekuatan dalam bidang teknologi, militer, ekonomi, dan budaya. Hal yang sama bisa dikatakan tentang bahasa-bahasa internasional yang diakui sekarang.

Kaitan antara bahasa dengan status penuturnya ini sudah dikaji oleh bidang Linguistik, khususnya Sosio-Linguistik. Pada tahun 2003, Nino Murcia menemukan sebuah fenomena di Peru yang sudah tidak asing bagi kita sekarang di mana bahasa Inggris diperlakukan layaknya Dollar Amerika; baik secara kiasan ataupun harfiah, bahasa Inggris adalah adalah alat atau aset berharga untuk menghasilkan uang.

Fenomena-fenomena di mana motivasi ekonomi menjadi salah satu faktor utama untuk mempelajari bahasa asing juga banyak ditemui dalah studi tentang bahasa-bahasa internasional yang telah disebutkan di atas.

Sebelum dilanjutkan, harus diketahui terlebih dahulu bahwa definisi untuk bahasa internasional tidak hanya seperti yang dipaparkan di atas. Jumlah bahasa internasional pun juga dapat berubah seiring perubahan definisi yang digunakan. Bahasan disini selanjutnya akan menggunakan definisi bahasa internasional seperti yang diberikan oleh Crystal.

Dengan definisi yang sudah dimiliki, bagaimana dengan kesiapan bahasa Indonesia sendiri? Bagaimana peluang bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa internasional?

Kesiapan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

Photo by Kyle Glenn on Unsplash

Dari definisi yang sudah dipaparkan di atas, mari kita coba lihat bagaimana kedudukan Indonesia dalam bidang ekonomi, budaya, dan teknologi. Dari segi ekonomi, Indonesia menduduki peringkat ke-56 dan menurut laporan dari Harvard Business Review, Indonesia menduduki peringkat ke-54 untuk kemampuan bisnis dan penguasaan teknologi. Secara budaya, dalam konteks ini sebagai pengaruh pada bidang seperti hiburan dan fashion serta prestisenya, Indonesia menduduki peringkat ke-43.

Dari data-data di atas, tampaknya Indonesia belum memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk membuat bahasa Indonesia menjadi sebuah bahasa yang bagus untuk dipelajari dari segi ekonomi dan prestise.

Walaupun begitu, Badan Bahasa telah mencatat bahwa per akhir tahun 2020, sudah ada lebih dari 72.000 pembelajar bahasa Indonesia yang sudah tersebar di 41 negara. Badan Bahasa sendiri menargetkan total 100.000 pembelajar bahasa Indonesia pada tahun 2024.

Ketertarikan pada Studi Bahasa Indonesia ataupun tentang Indonesia itu sendiri di universitas di luar Indonesia juga mengalami peningkatan beberapa tahun belakangan. Laporan dari Asian Studies Association of Australia, misalnya, mengatakan bahwa studi tentang ekonomi Indonesia sedang mengalami peningkatan dari jumlah penelitian. Di Australia juga terdapat wacana untuk kembali menjalankan studi tentang Indonesia dan bahasa Indonesia setelah beberapa tahun mengalami penurunan.

Jadi, Apakah Bahasa Indonesia Bisa Menjadi Bahasa Internasional?

Jawabannya, tergantung; tergantung pada definisi apa yang kita gunakan sebagai bahasa internasional. Kalau kita menggunakan definisi dari David Crystal di mana bahasa internasional di definisikan melalui pengaruh dan status para penuturnya, maka Indonesia tampaknya masih jauh dari siap untuk menjadi bahasa internasional.

Kemungkinan paling besar yang dimiliki bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa penghubung (lingua franca) di luar Indonesia adalah dengan menjadi bahasa regional di ASEAN.

Referensi:

Crystal, D. (2003). English as a global language. Ernst Klett Sprachen.

Lopez, L. G. M. (2019, February). The Indonesian language and its potential to become an international language. In Third International Conference of Arts, Language and Culture (ICALC 2018) (pp. 278–280). Atlantis Press.

Niño–Murcia, M. (2003). “English is like the dollar”: Hard currency ideology and the status of English in Peru. World Englishes, 22(2), 121–141.

Widodo, S. (n.d). Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional. Diakses melalui //badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/bahasa-indonesia-menuju-bahasa-internasional pada 25 Maret 2021.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA