Nama lain dari rumah kebaya adalah

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Nama lain dari rumah kebaya adalah
Lihat Foto

jakarta-tourism.go.id

Rumah Adat Betawi

KOMPAS.com - DKI Jakarta yang dikenal sebagai kota megapolitan tak bisa lepas dari keberadaan budaya Betawi.

Salah satu ragam hasil budaya yang mulai tergusur oleh pembangunan kota Jakarta adalah bangunan tradisional atau rumah adat betawi.

Baca juga: Resep Sate Ayam Kuah Soto Betawi, Inovasi Masakan ala Koki Profesional

Padahal, gaya bangunan atau arsitektur rumah adat dari Betawi memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan rumah tradisional daerah lain.

Baca juga: Mengenal Sayur Sambal Godog Khas Betawi yang Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2021

Hal ini membuat rumah adat Betawi menjadi sangat istimewa sehingga masuk dalam warisan budaya tak benda yang pelestariannya diatur oleh pemerintah daerah.

Baca juga: Sejumlah Tokoh Betawi Diusulkan Jadi Nama Jalan di Jakarta

Rumah Adat Betawi

Melansir dari laman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Rumah Kebaya adalah nama rumah adat Betawi.

Nama Rumah Kebaya berasal dari bentuk atap rumahnya yang dari samping terlihat seperti lipatan kebaya.

Selain dikenal sebagai Rumah Kebaya, bangunan tradisional ini juga dikenal sebagai Rumah Bapang.

Atap Rumah Kebaya berbentuk seperti pelana yang dilipat dengan material atap terbuat dari genteng.

Sementara pondasi bangunan dibuat menggunakan susunan batu kali yang menyokong tiang-tiang rumah.

Bentuk Rumah Adat Betawi

Selain bentuk asli Rumah Kebaya, ada dua macam bentuk lain dari rumah adat Betawi yang merupakan percampuran dengan budaya luar.

  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat dan Ketentuan

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Rumah Kebaya.

Rumah kebaya merupakan sebuah nama rumah kebiasaan suku Betawi.[1] Dinamakan dengan rumah kebaya dikarenakan bangun-bangun atapnya yang mirip pelana yang dilipat dan apabila dilihat dan diamankan dari samping maka lipatan-lipatan tersebut terlihat seperti lipatan kebaya.[1] [2]

Selain Rumah Kebaya, suku Betawi juga benar rumah kebiasaan lainnya. Seperti : Rumah Gudang dan Rumah Joglo.[2] Meskipun suku Betawi benar 3 rumah kebiasaan akan tapi yang tercatat secara resmi menjadi rumah kebiasaan suku Betawi adalah rumah kebaya.[2]

Ciri khas dari rumah ini adalah rumah ini benar teras yang lapang yang berguna untuk menjamu tamu dan menjadi tempat bersantai keluarga.[3] Pada zaman dahulu, warga betawi membuat sumur di depan rumahnya dan pemakaman yang berada disamping rumah.[4] [5] [2] Dan, dinding rumahnya terbuat dari panel-panel yang dapat dibuka dan digeser-geser ke tepinya. Hal ini dimaksudkan agar rumah terasa semakin lapang.[3] [1] [3]

Rumah ini dapat dibedakan menjadi 2 anggota dari bidang sifatnya , yakni anggota depan bersifat semi publik, sehingga setiap orang dapat melihat betapa asri dan sejuknya rumah tersebut.[2] [6] Dan yang kedua adalah anggota balik yang bersifat pribadi.[2] [6] Anggota ini hanya boleh dilihat dan diamankan oleh orang-orang tidak jauh dari pihak pemilik rumah.[2] [6]

Material

Material Atap

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Pondasi Umpak.

Material yang dipakai untuk menutup atap rumah adalah genteng atau atep (daun kirai yang dianyam), konstruksi kuda-kuda dan gording (balok kayu mendatar yang letaknya diatas kuda-kuda) menggunakan kayu gowok (Syzygium Polycephalum) atau kayu kecapi (Sandoricum Koetjape), balok tepi, terutama diatas dinding luar menggunakan kayu nangka (Artocarpus Heterophyllus Lamk yang sudah tua, sedangkan kaso (balok kayu dengan ukuran 4cm x 6cm atau 5cm x 7cm yang berfungsi sebagai dudukan reng) dan reng (balok kayu dengan ukuran 2cm x 3cm atau 3cm x 4cm yang berfungsi sebagai dudukan atap genteng) menggunakan bambu tali, yakni bambu yang batangnya (setelah dibelah-belah) dapat menjadi tali.[2] Bambu yang dipakai sebagai kaso adalah bambu utuh dengan diameter ± 4cm, sedangkan yang dipakai untuk reng adalah bambu yang dibelah.[2]

Material Dinding

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Pintu Jalusi.

Material yang dipakai untuk dinding depan adalah kayu gowok/kayu nangka yang terkadang dicat dengan dominasi warna kuning dan hijau.[2] Dinding rumah lainnya menggunakan bahan anyaman bambu dengan atau tanpa pasangan bata dibagian bawahnya.[2] Daun pintu/jendela kebanyakan terdiri dari rangka kayu dengan jalusi horizontal (jalusi adalah pintu yang memilik lubang udara pada pintu yang membuat sirkulasi udara tetap terjaga dalam ruang yang tertutup, seperti pada kamar mandi) pada anggota atasnya atau pada semuanya daun pintu/jendela.[2]

Material Bangun

Bahan yang dipakai untuk pondasi rumah adalah batu kali dengan sistem pondasi umpak (pondasi rumah/tiang yang terbuat dari batu) yang diletakkan dibawah setiap kolom, sementara untuk landasan dinding dipakai pasangan batu bata dengan kolon dari kayu nangka yang sudah tua. [2]

Ragam Hias

Rumah Betawi umumnya benar ragam hias yang sangat spesifik.[2] Ragam hias ini biasa dibuat untuk dinding pembatas teras, untuk adunan dinding, tapi terutama dipakai untuk menutup lubang ventilasi pada dinding depan.[2]

Ruang-ruang

Setiap rumah pasti benar ruangan-ruangan yang dipakai untuk tujuan tertentu. Dan setiap ruangan tersebut telah tersedia yang bersifat pribadi atau untuk umum.[4] Adapun ruangan yang telah tersedia di rumah Kebaya :

  1. Teras depan tempat kursi untuk tetamu serta bale-bale (kursi yang terbuat dari kayu jati) untuk bersantai dikenal juga dengan nama Amben.[4] Ruang ini banyak dipakai oleh anggota keluarga.[4]
  2. Lantai pada teras depan ini diberi nama Gejogan.[6] [3] Beliau mesti dibersihkan sebagai bangun-bangun penghormatan pada tamu.[6] [3] Gejogan atau lantai teras ini dianggap sakral atau dikaramatkan oleh warga Betawi karena bertalian langsung dengan tangga bernama balaksuji, penghubung rumah dengan area luar.[6] [3]
  3. Ruangan berikutnya adalah kamar tamu yang juga dikenal dengan nama Paseban.[6] [3] [4] Tepi paseban dipagari dengan pintu masuk di tengahnya.[6] [3] [4] Pintu itu diberi ukiran dan tingginya sekitar 80 cm. Sedangkan tepi atapnya diberi renda seperti kebaya.[6] [3] [4] Paseban berfungsi pula sebagai tempat ibadah.[6] [3] [4]
  4. Anggota berikutnya dari rumah kebiasaan Betawi ini adalah Pangkeng. Beliau merupakan ruang keluarga yang dipisahkan oleh dinding-dinding kamar.[4]
  5. Berikutnya adalah ruang-ruang lain yang difungsikan sebagai ruang tidur.[4]
  6. Terakir adalah dapur yang letaknya paling balik. Dapur untuk orang Betawi dikenal dengan nama Srondoyan.[4]

Referensi


edunitas.com


Page 2

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Rumah Kebaya.

Rumah kebaya merupakan sebuah nama rumah kebiasaan suku Betawi.[1] Dinamakan dengan rumah kebaya dikarenakan bangun-bangun atapnya yang mirip pelana yang dilipat dan apabila dilihat dan diamankan dari samping maka lipatan-lipatan tersebut terlihat seperti lipatan kebaya.[1] [2]

Selain Rumah Kebaya, suku Betawi juga benar rumah kebiasaan lainnya. Seperti : Rumah Gudang dan Rumah Joglo.[2] Meskipun suku Betawi benar 3 rumah kebiasaan akan tapi yang tercatat secara resmi menjadi rumah kebiasaan suku Betawi adalah rumah kebaya.[2]

Ciri khas dari rumah ini adalah rumah ini benar teras yang lapang yang berguna untuk menjamu tamu dan menjadi tempat bersantai keluarga.[3] Pada zaman dahulu, warga betawi membuat sumur di depan rumahnya dan pemakaman yang berada disamping rumah.[4] [5] [2] Dan, dinding rumahnya terbuat dari panel-panel yang dapat dibuka dan digeser-geser ke tepinya. Hal ini dimaksudkan agar rumah terasa semakin lapang.[3] [1] [3]

Rumah ini dapat dibedakan menjadi 2 anggota dari bidang sifatnya , yakni anggota depan bersifat semi publik, sehingga setiap orang dapat melihat betapa asri dan sejuknya rumah tersebut.[2] [6] Dan yang kedua adalah anggota balik yang bersifat pribadi.[2] [6] Anggota ini hanya boleh dilihat dan diamankan oleh orang-orang tidak jauh dari pihak pemilik rumah.[2] [6]

Material

Material Atap

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Pondasi Umpak.

Material yang dipakai untuk menutup atap rumah adalah genteng atau atep (daun kirai yang dianyam), konstruksi kuda-kuda dan gording (balok kayu mendatar yang letaknya diatas kuda-kuda) menggunakan kayu gowok (Syzygium Polycephalum) atau kayu kecapi (Sandoricum Koetjape), balok tepi, terutama diatas dinding luar menggunakan kayu nangka (Artocarpus Heterophyllus Lamk yang sudah tua, sedangkan kaso (balok kayu dengan ukuran 4cm x 6cm atau 5cm x 7cm yang berfungsi sebagai dudukan reng) dan reng (balok kayu dengan ukuran 2cm x 3cm atau 3cm x 4cm yang berfungsi sebagai dudukan atap genteng) menggunakan bambu tali, yakni bambu yang batangnya (setelah dibelah-belah) dapat menjadi tali.[2] Bambu yang dipakai sebagai kaso adalah bambu utuh dengan diameter ± 4cm, sedangkan yang dipakai untuk reng adalah bambu yang dibelah.[2]

Material Dinding

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Pintu Jalusi.

Material yang dipakai untuk dinding depan adalah kayu gowok/kayu nangka yang terkadang dicat dengan dominasi warna kuning dan hijau.[2] Dinding rumah lainnya menggunakan bahan anyaman bambu dengan atau tanpa pasangan bata dibagian bawahnya.[2] Daun pintu/jendela kebanyakan terdiri dari rangka kayu dengan jalusi horizontal (jalusi adalah pintu yang memilik lubang udara pada pintu yang membuat sirkulasi udara tetap terjaga dalam ruang yang tertutup, seperti pada kamar mandi) pada anggota atasnya atau pada semuanya daun pintu/jendela.[2]

Material Bangun

Bahan yang dipakai untuk pondasi rumah adalah batu kali dengan sistem pondasi umpak (pondasi rumah/tiang yang terbuat dari batu) yang diletakkan dibawah setiap kolom, sementara untuk landasan dinding dipakai pasangan batu bata dengan kolon dari kayu nangka yang sudah tua. [2]

Ragam Hias

Rumah Betawi umumnya benar ragam hias yang sangat spesifik.[2] Ragam hias ini biasa dibuat untuk dinding pembatas teras, untuk adunan dinding, tapi terutama dipakai untuk menutup lubang ventilasi pada dinding depan.[2]

Ruang-ruang

Setiap rumah pasti benar ruangan-ruangan yang dipakai untuk tujuan tertentu. Dan setiap ruangan tersebut telah tersedia yang bersifat pribadi atau untuk umum.[4] Adapun ruangan yang telah tersedia di rumah Kebaya :

  1. Teras depan tempat kursi untuk tetamu serta bale-bale (kursi yang terbuat dari kayu jati) untuk bersantai dikenal juga dengan nama Amben.[4] Ruang ini banyak dipakai oleh anggota keluarga.[4]
  2. Lantai pada teras depan ini diberi nama Gejogan.[6] [3] Beliau mesti dibersihkan sebagai bangun-bangun penghormatan pada tamu.[6] [3] Gejogan atau lantai teras ini dianggap sakral atau dikaramatkan oleh warga Betawi karena bertalian langsung dengan tangga bernama balaksuji, penghubung rumah dengan area luar.[6] [3]
  3. Ruangan berikutnya adalah kamar tamu yang juga dikenal dengan nama Paseban.[6] [3] [4] Tepi paseban dipagari dengan pintu masuk di tengahnya.[6] [3] [4] Pintu itu diberi ukiran dan tingginya sekitar 80 cm. Sedangkan tepi atapnya diberi renda seperti kebaya.[6] [3] [4] Paseban berfungsi pula sebagai tempat ibadah.[6] [3] [4]
  4. Anggota berikutnya dari rumah kebiasaan Betawi ini adalah Pangkeng. Beliau merupakan ruang keluarga yang dipisahkan oleh dinding-dinding kamar.[4]
  5. Berikutnya adalah ruang-ruang lain yang difungsikan sebagai ruang tidur.[4]
  6. Terakir adalah dapur yang letaknya paling balik. Dapur untuk orang Betawi dikenal dengan nama Srondoyan.[4]

Referensi


edunitas.com


Page 3

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Rumah Kebaya.

Rumah kebaya merupakan sebuah nama rumah kebiasaan suku Betawi.[1] Dinamakan dengan rumah kebaya dikarenakan bangun-bangun atapnya yang mirip pelana yang dilipat dan apabila dilihat dan diamankan dari samping maka lipatan-lipatan tersebut terlihat seperti lipatan kebaya.[1] [2]

Selain Rumah Kebaya, suku Betawi juga benar rumah kebiasaan lainnya. Seperti : Rumah Gudang dan Rumah Joglo.[2] Meskipun suku Betawi benar 3 rumah kebiasaan akan tapi yang tercatat secara resmi menjadi rumah kebiasaan suku Betawi adalah rumah kebaya.[2]

Ciri khas dari rumah ini adalah rumah ini benar teras yang lapang yang berguna untuk menjamu tamu dan menjadi tempat bersantai keluarga.[3] Pada zaman dahulu, warga betawi membuat sumur di depan rumahnya dan pemakaman yang berada disamping rumah.[4] [5] [2] Dan, dinding rumahnya terbuat dari panel-panel yang dapat dibuka dan digeser-geser ke tepinya. Hal ini dimaksudkan agar rumah terasa semakin lapang.[3] [1] [3]

Rumah ini dapat dibedakan menjadi 2 anggota dari bidang sifatnya , yakni anggota depan bersifat semi publik, sehingga setiap orang dapat melihat betapa asri dan sejuknya rumah tersebut.[2] [6] Dan yang kedua adalah anggota balik yang bersifat pribadi.[2] [6] Anggota ini hanya boleh dilihat dan diamankan oleh orang-orang tidak jauh dari pihak pemilik rumah.[2] [6]

Material

Material Atap

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Pondasi Umpak.

Material yang dipakai untuk menutup atap rumah adalah genteng atau atep (daun kirai yang dianyam), konstruksi kuda-kuda dan gording (balok kayu mendatar yang letaknya diatas kuda-kuda) menggunakan kayu gowok (Syzygium Polycephalum) atau kayu kecapi (Sandoricum Koetjape), balok tepi, terutama diatas dinding luar menggunakan kayu nangka (Artocarpus Heterophyllus Lamk yang sudah tua, sedangkan kaso (balok kayu dengan ukuran 4cm x 6cm atau 5cm x 7cm yang berfungsi sebagai dudukan reng) dan reng (balok kayu dengan ukuran 2cm x 3cm atau 3cm x 4cm yang berfungsi sebagai dudukan atap genteng) menggunakan bambu tali, yakni bambu yang batangnya (setelah dibelah-belah) dapat menjadi tali.[2] Bambu yang dipakai sebagai kaso adalah bambu utuh dengan diameter ± 4cm, sedangkan yang dipakai untuk reng adalah bambu yang dibelah.[2]

Material Dinding

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Pintu Jalusi.

Material yang dipakai untuk dinding depan adalah kayu gowok/kayu nangka yang terkadang dicat dengan dominasi warna kuning dan hijau.[2] Dinding rumah lainnya menggunakan bahan anyaman bambu dengan atau tanpa pasangan bata dibagian bawahnya.[2] Daun pintu/jendela kebanyakan terdiri dari rangka kayu dengan jalusi horizontal (jalusi adalah pintu yang memilik lubang udara pada pintu yang membuat sirkulasi udara tetap terjaga dalam ruang yang tertutup, seperti pada kamar mandi) pada anggota atasnya atau pada semuanya daun pintu/jendela.[2]

Material Bangun

Bahan yang dipakai untuk pondasi rumah adalah batu kali dengan sistem pondasi umpak (pondasi rumah/tiang yang terbuat dari batu) yang diletakkan dibawah setiap kolom, sementara untuk landasan dinding dipakai pasangan batu bata dengan kolon dari kayu nangka yang sudah tua. [2]

Ragam Hias

Rumah Betawi umumnya benar ragam hias yang sangat spesifik.[2] Ragam hias ini biasa dibuat untuk dinding pembatas teras, untuk adunan dinding, tapi terutama dipakai untuk menutup lubang ventilasi pada dinding depan.[2]

Ruang-ruang

Setiap rumah pasti benar ruangan-ruangan yang dipakai untuk tujuan tertentu. Dan setiap ruangan tersebut telah tersedia yang bersifat pribadi atau untuk umum.[4] Adapun ruangan yang telah tersedia di rumah Kebaya :

  1. Teras depan tempat kursi untuk tetamu serta bale-bale (kursi yang terbuat dari kayu jati) untuk bersantai dikenal juga dengan nama Amben.[4] Ruang ini banyak dipakai oleh anggota keluarga.[4]
  2. Lantai pada teras depan ini diberi nama Gejogan.[6] [3] Beliau mesti dibersihkan sebagai bangun-bangun penghormatan pada tamu.[6] [3] Gejogan atau lantai teras ini dianggap sakral atau dikaramatkan oleh warga Betawi karena bertalian langsung dengan tangga bernama balaksuji, penghubung rumah dengan area luar.[6] [3]
  3. Ruangan berikutnya adalah kamar tamu yang juga dikenal dengan nama Paseban.[6] [3] [4] Tepi paseban dipagari dengan pintu masuk di tengahnya.[6] [3] [4] Pintu itu diberi ukiran dan tingginya sekitar 80 cm. Sedangkan tepi atapnya diberi renda seperti kebaya.[6] [3] [4] Paseban berfungsi pula sebagai tempat ibadah.[6] [3] [4]
  4. Anggota berikutnya dari rumah kebiasaan Betawi ini adalah Pangkeng. Beliau merupakan ruang keluarga yang dipisahkan oleh dinding-dinding kamar.[4]
  5. Berikutnya adalah ruang-ruang lain yang difungsikan sebagai ruang tidur.[4]
  6. Terakir adalah dapur yang letaknya paling balik. Dapur untuk orang Betawi dikenal dengan nama Srondoyan.[4]

Referensi


edunitas.com


Page 4

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Maid memasarkan kafe di Akihabara, Tokyo

Rumah makan cosplay (コスプレ系飲食店, kosupure-kei inshokuten?) adalah rumah makan, kafe, atau izakaya bertemakan subkultur Jepang (anime, manga, permainan video) khususnya budaya otaku. Pelanggan dilayani oleh orang bawahan yang memakai kostum seperti dikenakan karakter dalam anime dan manga. Kafe-kafe tersebut mempunyai atmosfer yang selisih dari kafe biasa. Di tempat-tempat seperti ini, pelanggan dilayani seperti halnya tuan dan nyonya di rumah sendiri.

Kafe yang melayani pelanggan dengan orang bawahan wanita mengenakan kostum seperti maid (pembantu rumah tangga pada ratus tahun ke-19 di Eropa) dikata maid café (メイドカフェ, meido kafe?) atau maid kissa (メイド喫茶, meido kissa?). Maid café pertama kali ditanggalkan di Akihabara, Tokyo. Tempat-tempat seperti ini tidak hanya menyediakan kopi melainkan konsumsi seperti omurice dan nasi kari. Orang bawahan tidak hanya sekadar membawakan konsumsi atau minuman, melainkan juga mengadakan komunikasi dengan pelanggan.

Di butler café (執事喫茶, shitsuji kissa?), pelanggan wanita dilayani oleh orang bawahan pria yang mengenakan kostum butler. Di tempat yang dikata garchon cafe (ギャルソン喫茶, gyaruson kafe?) atau oji kissa (王子喫茶?) , pelanggan dilayani oleh orang bawahan wanita yang ber-crossplay mengenakan pakaian pria.

Sejarah

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Piring kue yang digambar-gambar oleh maid. Maid cafe di Osaka.

Menurut situs web yang secara rinci mencatat perkembangan buka-tutupnya maid cafe (rumah makan cosplay),[1] maid cafe dan rumah makan cosplay bermula dari pameran anime, manga, dan permainan video. Produsen benda karakter Brocolli membuka stand Pia Carrot di Tokyo Character Show di Tokyo Big Sight pada bulan Agustus 1998.[1] Di dalam stan itu ditanggalkan kafe Pia Carrot yang menjual konsumsi dan minuman ringan. Interior dan suasana kafe itu meniru restoran Pia Carrot dalam permainan video Pia Carrot e Youkoso!! 2.[1] Orang bawahan kafe juga berkostum mirip yang dikenakan orang bawahan dalam permainan video Pia Carrot. Penggemar terkejut melihat rumah makan Pia Carrot dapat terwujud di dunia nyata.[1] Inspirasi kostum orang bawahan Pia Carrot sebetulnya berasal dari seragam rumah makan berantai Anna Miller's yang bergaya Pennsylvania Dutch.

Pada 22 Juli 1999, Pia Carrot Restaurant yang juga diproduksi oleh Brocolli, ditanggalkan di Akihabara, tepatnya di lantai 6 toko permainan video Gamer's Square.[1] Namun sesuai rencana, restoran itu hanya akan beroperasi dalam jangka waktu terbatas. Untuk kafe cosplay pertama di Akihabara, tempat itu ramai menjadi bahan pembicaraan. Setelah beroperasi sekitar dua bulan, restoran itu ditutup pada tanggal 19 September, namun ditanggalkan kembali secara terbatas pada hanya pada periode-periode tertentu.[1]

Pada waktu yang hampir bersamaan, Brocolli juga membuka kafe cosplay Gamer's Cafe di lantai 7 toko utama Gamer's Square di Chūōdōri (pertengahan Februari 2000) dan Cafe de COSPA (akhir Mei 2000). Konsep Cafe de COSPA menyerupai Pia Carrot Restaurant, namun beroperasi tanpa mengenal batas waktu.[1]

Pada penghabisan Maret 2001, pengelolaan Cafe de COSPA dipindahkan dari Gamer's ke Cospa. Cafe de COSPA ditutup pada 18 Maret 2001 untuk direnovasi. Ketika ditanggalkan kembali pada 30 Maret 2001 dengan nama baru, Cure Maid Cafe, pakaian orang bawahan diseragamkan dengan kostum maid, dan tercipta maid cafe pertama di Akihabara.[1]

Referensi

Pranala luar

  • (Jepang) Daftar maid cafe dan rumah makan cosplay di Akihabara

edunitas.com


Page 5

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Maid memasarkan kafe di Akihabara, Tokyo

Rumah makan cosplay (コスプレ系飲食店, kosupure-kei inshokuten?) adalah rumah makan, kafe, atau izakaya bertemakan subkultur Jepang (anime, manga, permainan video) khususnya budaya otaku. Pelanggan dilayani oleh orang bawahan yang memakai kostum seperti dikenakan karakter dalam anime dan manga. Kafe-kafe tersebut mempunyai atmosfer yang selisih dari kafe biasa. Di tempat-tempat seperti ini, pelanggan dilayani seperti halnya tuan dan nyonya di rumah sendiri.

Kafe yang melayani pelanggan dengan orang bawahan wanita mengenakan kostum seperti maid (pembantu rumah tangga pada ratus tahun ke-19 di Eropa) dikata maid café (メイドカフェ, meido kafe?) atau maid kissa (メイド喫茶, meido kissa?). Maid café pertama kali ditanggalkan di Akihabara, Tokyo. Tempat-tempat seperti ini tidak hanya menyediakan kopi melainkan konsumsi seperti omurice dan nasi kari. Orang bawahan tidak hanya sekadar membawakan konsumsi atau minuman, melainkan juga mengadakan komunikasi dengan pelanggan.

Di butler café (執事喫茶, shitsuji kissa?), pelanggan wanita dilayani oleh orang bawahan pria yang mengenakan kostum butler. Di tempat yang dikata garchon cafe (ギャルソン喫茶, gyaruson kafe?) atau oji kissa (王子喫茶?) , pelanggan dilayani oleh orang bawahan wanita yang ber-crossplay mengenakan pakaian pria.

Sejarah

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Piring kue yang digambar-gambar oleh maid. Maid cafe di Osaka.

Menurut situs web yang secara rinci mencatat perkembangan buka-tutupnya maid cafe (rumah makan cosplay),[1] maid cafe dan rumah makan cosplay bermula dari pameran anime, manga, dan permainan video. Produsen benda karakter Brocolli membuka stand Pia Carrot di Tokyo Character Show di Tokyo Big Sight pada bulan Agustus 1998.[1] Di dalam stan itu ditanggalkan kafe Pia Carrot yang menjual konsumsi dan minuman ringan. Interior dan suasana kafe itu meniru restoran Pia Carrot dalam permainan video Pia Carrot e Youkoso!! 2.[1] Orang bawahan kafe juga berkostum mirip yang dikenakan orang bawahan dalam permainan video Pia Carrot. Penggemar terkejut melihat rumah makan Pia Carrot dapat terwujud di dunia nyata.[1] Inspirasi kostum orang bawahan Pia Carrot sebetulnya berasal dari seragam rumah makan berantai Anna Miller's yang bergaya Pennsylvania Dutch.

Pada 22 Juli 1999, Pia Carrot Restaurant yang juga diproduksi oleh Brocolli, ditanggalkan di Akihabara, tepatnya di lantai 6 toko permainan video Gamer's Square.[1] Namun sesuai rencana, restoran itu hanya akan beroperasi dalam jangka waktu terbatas. Untuk kafe cosplay pertama di Akihabara, tempat itu ramai menjadi bahan pembicaraan. Setelah beroperasi sekitar dua bulan, restoran itu ditutup pada tanggal 19 September, namun ditanggalkan kembali secara terbatas pada hanya pada periode-periode tertentu.[1]

Pada waktu yang hampir bersamaan, Brocolli juga membuka kafe cosplay Gamer's Cafe di lantai 7 toko utama Gamer's Square di Chūōdōri (pertengahan Februari 2000) dan Cafe de COSPA (akhir Mei 2000). Konsep Cafe de COSPA menyerupai Pia Carrot Restaurant, namun beroperasi tanpa mengenal batas waktu.[1]

Pada penghabisan Maret 2001, pengelolaan Cafe de COSPA dipindahkan dari Gamer's ke Cospa. Cafe de COSPA ditutup pada 18 Maret 2001 untuk direnovasi. Ketika ditanggalkan kembali pada 30 Maret 2001 dengan nama baru, Cure Maid Cafe, pakaian orang bawahan diseragamkan dengan kostum maid, dan tercipta maid cafe pertama di Akihabara.[1]

Referensi

Pranala luar

  • (Jepang) Daftar maid cafe dan rumah makan cosplay di Akihabara

edunitas.com


Page 6

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Maid memasarkan kafe di Akihabara, Tokyo

Rumah makan cosplay (コスプレ系飲食店, kosupure-kei inshokuten?) adalah rumah makan, kafe, atau izakaya bertemakan subkultur Jepang (anime, manga, permainan video) khususnya budaya otaku. Pelanggan dilayani oleh orang bawahan yang memakai kostum seperti dikenakan karakter dalam anime dan manga. Kafe-kafe tersebut mempunyai atmosfer yang selisih dari kafe biasa. Di tempat-tempat seperti ini, pelanggan dilayani seperti halnya tuan dan nyonya di rumah sendiri.

Kafe yang melayani pelanggan dengan orang bawahan wanita mengenakan kostum seperti maid (pembantu rumah tangga pada ratus tahun ke-19 di Eropa) dikata maid café (メイドカフェ, meido kafe?) atau maid kissa (メイド喫茶, meido kissa?). Maid café pertama kali ditanggalkan di Akihabara, Tokyo. Tempat-tempat seperti ini tidak hanya menyediakan kopi melainkan konsumsi seperti omurice dan nasi kari. Orang bawahan tidak hanya sekadar membawakan konsumsi atau minuman, melainkan juga mengadakan komunikasi dengan pelanggan.

Di butler café (執事喫茶, shitsuji kissa?), pelanggan wanita dilayani oleh orang bawahan pria yang mengenakan kostum butler. Di tempat yang dikata garchon cafe (ギャルソン喫茶, gyaruson kafe?) atau oji kissa (王子喫茶?) , pelanggan dilayani oleh orang bawahan wanita yang ber-crossplay mengenakan pakaian pria.

Sejarah

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Piring kue yang digambar-gambar oleh maid. Maid cafe di Osaka.

Menurut situs web yang secara rinci mencatat perkembangan buka-tutupnya maid cafe (rumah makan cosplay),[1] maid cafe dan rumah makan cosplay bermula dari pameran anime, manga, dan permainan video. Produsen benda karakter Brocolli membuka stand Pia Carrot di Tokyo Character Show di Tokyo Big Sight pada bulan Agustus 1998.[1] Di dalam stan itu ditanggalkan kafe Pia Carrot yang menjual konsumsi dan minuman ringan. Interior dan suasana kafe itu meniru restoran Pia Carrot dalam permainan video Pia Carrot e Youkoso!! 2.[1] Orang bawahan kafe juga berkostum mirip yang dikenakan orang bawahan dalam permainan video Pia Carrot. Penggemar terkejut melihat rumah makan Pia Carrot dapat terwujud di dunia nyata.[1] Inspirasi kostum orang bawahan Pia Carrot sebetulnya berasal dari seragam rumah makan berantai Anna Miller's yang bergaya Pennsylvania Dutch.

Pada 22 Juli 1999, Pia Carrot Restaurant yang juga diproduksi oleh Brocolli, ditanggalkan di Akihabara, tepatnya di lantai 6 toko permainan video Gamer's Square.[1] Namun sesuai rencana, restoran itu hanya akan beroperasi dalam jangka waktu terbatas. Untuk kafe cosplay pertama di Akihabara, tempat itu ramai menjadi bahan pembicaraan. Setelah beroperasi sekitar dua bulan, restoran itu ditutup pada tanggal 19 September, namun ditanggalkan kembali secara terbatas pada hanya pada periode-periode tertentu.[1]

Pada waktu yang hampir bersamaan, Brocolli juga membuka kafe cosplay Gamer's Cafe di lantai 7 toko utama Gamer's Square di Chūōdōri (pertengahan Februari 2000) dan Cafe de COSPA (akhir Mei 2000). Konsep Cafe de COSPA menyerupai Pia Carrot Restaurant, namun beroperasi tanpa mengenal batas waktu.[1]

Pada penghabisan Maret 2001, pengelolaan Cafe de COSPA dipindahkan dari Gamer's ke Cospa. Cafe de COSPA ditutup pada 18 Maret 2001 untuk direnovasi. Ketika ditanggalkan kembali pada 30 Maret 2001 dengan nama baru, Cure Maid Cafe, pakaian orang bawahan diseragamkan dengan kostum maid, dan tercipta maid cafe pertama di Akihabara.[1]

Referensi

Pranala luar

  • (Jepang) Daftar maid cafe dan rumah makan cosplay di Akihabara

edunitas.com


Page 7

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Maid memasarkan kafe di Akihabara, Tokyo

Rumah makan cosplay (コスプレ系飲食店, kosupure-kei inshokuten?) adalah rumah makan, kafe, atau izakaya bertemakan subkultur Jepang (anime, manga, permainan video) khususnya budaya otaku. Pelanggan dilayani oleh orang bawahan yang memakai kostum seperti dikenakan karakter dalam anime dan manga. Kafe-kafe tersebut mempunyai atmosfer yang selisih dari kafe biasa. Di tempat-tempat seperti ini, pelanggan dilayani seperti halnya tuan dan nyonya di rumah sendiri.

Kafe yang melayani pelanggan dengan orang bawahan wanita mengenakan kostum seperti maid (pembantu rumah tangga pada ratus tahun ke-19 di Eropa) dikata maid café (メイドカフェ, meido kafe?) atau maid kissa (メイド喫茶, meido kissa?). Maid café pertama kali ditanggalkan di Akihabara, Tokyo. Tempat-tempat seperti ini tidak hanya menyediakan kopi melainkan konsumsi seperti omurice dan nasi kari. Orang bawahan tidak hanya sekadar membawakan konsumsi atau minuman, melainkan juga mengadakan komunikasi dengan pelanggan.

Di butler café (執事喫茶, shitsuji kissa?), pelanggan wanita dilayani oleh orang bawahan pria yang mengenakan kostum butler. Di tempat yang dikata garchon cafe (ギャルソン喫茶, gyaruson kafe?) atau oji kissa (王子喫茶?) , pelanggan dilayani oleh orang bawahan wanita yang ber-crossplay mengenakan pakaian pria.

Sejarah

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Piring kue yang digambar-gambar oleh maid. Maid cafe di Osaka.

Menurut situs web yang secara rinci mencatat perkembangan buka-tutupnya maid cafe (rumah makan cosplay),[1] maid cafe dan rumah makan cosplay bermula dari pameran anime, manga, dan permainan video. Produsen benda karakter Brocolli membuka stand Pia Carrot di Tokyo Character Show di Tokyo Big Sight pada bulan Agustus 1998.[1] Di dalam stan itu ditanggalkan kafe Pia Carrot yang menjual konsumsi dan minuman ringan. Interior dan suasana kafe itu meniru restoran Pia Carrot dalam permainan video Pia Carrot e Youkoso!! 2.[1] Orang bawahan kafe juga berkostum mirip yang dikenakan orang bawahan dalam permainan video Pia Carrot. Penggemar terkejut melihat rumah makan Pia Carrot dapat terwujud di dunia nyata.[1] Inspirasi kostum orang bawahan Pia Carrot sebetulnya berasal dari seragam rumah makan berantai Anna Miller's yang bergaya Pennsylvania Dutch.

Pada 22 Juli 1999, Pia Carrot Restaurant yang juga diproduksi oleh Brocolli, ditanggalkan di Akihabara, tepatnya di lantai 6 toko permainan video Gamer's Square.[1] Namun sesuai rencana, restoran itu hanya akan beroperasi dalam jangka waktu terbatas. Untuk kafe cosplay pertama di Akihabara, tempat itu ramai menjadi bahan pembicaraan. Setelah beroperasi sekitar dua bulan, restoran itu ditutup pada tanggal 19 September, namun ditanggalkan kembali secara terbatas pada hanya pada periode-periode tertentu.[1]

Pada waktu yang hampir bersamaan, Brocolli juga membuka kafe cosplay Gamer's Cafe di lantai 7 toko utama Gamer's Square di Chūōdōri (pertengahan Februari 2000) dan Cafe de COSPA (akhir Mei 2000). Konsep Cafe de COSPA menyerupai Pia Carrot Restaurant, namun beroperasi tanpa mengenal batas waktu.[1]

Pada penghabisan Maret 2001, pengelolaan Cafe de COSPA dipindahkan dari Gamer's ke Cospa. Cafe de COSPA ditutup pada 18 Maret 2001 untuk direnovasi. Ketika ditanggalkan kembali pada 30 Maret 2001 dengan nama baru, Cure Maid Cafe, pakaian orang bawahan diseragamkan dengan kostum maid, dan tercipta maid cafe pertama di Akihabara.[1]

Referensi

Pranala luar

  • (Jepang) Daftar maid cafe dan rumah makan cosplay di Akihabara

edunitas.com


Page 8

Jika Anda melihat halaman yang memakai templat {{stub}} ini, mohon gantikan dengan templat rintisan yang lebih spesifik. Terima kasih.

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Taman Simpang di Surabaya, dengan di antaranya apotek dan rumah obat "Soerabaia" (1920-1940)

Rumah obat adalah toko yang menjual obat-obatan dan menawarkan jasa pengobatan tradisional. Lokasi seperti ini dibedakan dari apotek, yang menunjuk lokasi penjualan obat-obatan hasil ilmu modern.

Istilah ini terutama dipakai untuk pengobatan tradisional Tionghoa.


edunitas.com


Page 9

Jika Anda melihat halaman yang memakai templat {{stub}} ini, mohon gantikan dengan templat rintisan yang lebih spesifik. Terima kasih.

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Taman Simpang di Surabaya, dengan di antaranya apotek dan rumah obat "Soerabaia" (1920-1940)

Rumah obat adalah toko yang menjual obat-obatan dan menawarkan jasa pengobatan tradisional. Lokasi seperti ini dibedakan dari apotek, yang menunjuk lokasi penjualan obat-obatan hasil ilmu modern.

Istilah ini terutama dipakai untuk pengobatan tradisional Tionghoa.


edunitas.com


Page 10

Jika Anda melihat halaman yang memakai templat {{stub}} ini, mohon gantikan dengan templat rintisan yang lebih spesifik. Terima kasih.

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Taman Simpang di Surabaya, dengan di antaranya apotek dan rumah obat "Soerabaia" (1920-1940)

Rumah obat adalah toko yang menjual obat-obatan dan menawarkan jasa pengobatan tradisional. Lokasi seperti ini dibedakan dari apotek, yang menunjuk lokasi penjualan obat-obatan hasil ilmu modern.

Istilah ini terutama dipakai untuk pengobatan tradisional Tionghoa.


edunitas.com


Page 11

Jika Anda melihat halaman yang memakai templat {{stub}} ini, mohon gantikan dengan templat rintisan yang lebih spesifik. Terima kasih.

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Taman Simpang di Surabaya, dengan di antaranya apotek dan rumah obat "Soerabaia" (1920-1940)

Rumah obat adalah toko yang menjual obat-obatan dan menawarkan jasa pengobatan tradisional. Lokasi seperti ini dibedakan dari apotek, yang menunjuk lokasi penjualan obat-obatan hasil ilmu modern.

Istilah ini terutama dipakai untuk pengobatan tradisional Tionghoa.


edunitas.com


Page 12

Nama lain dari rumah kebaya adalah

The household

Rumah tangga terdiri dari satu atau bertambah orang yang tinggal bersama-sama di sebuah tempat tinggal dan juga berbagi makanan atau akomodasi hidup, dan bisa terdiri dari satu keluarga atau sekelompok orang.[1] Sebuah tempat tinggal dinyatakan mempunyai isinya beberapa rumah tangga jika penghuninya tidak berbagi makanan atau ruangan. Rumah tangga adalah landasan bagi unit analisis dalam jumlah model sosial, mikroekonomi, dan pemerintahan, dan dihasilkan bentuk sebagai bidang penting dalam pengetahuan ekonomi.[2]

Dalam faedah lebar, rumah tangga tidak hanya terbatas pada keluarga, bisa berupa rumah tangga perusahaan, rumah tangga negara, dan lain sbgnya.

Istilah rumah tangga bisa juga diartikan sbg sesuatu yang berhubungan dengan urusan kehidupan di rumah. Sedangkan istilah berumah tangga secara umum diartikan sbg berkeluarga (KBBI).

Referensi

  1. ^ Haviland, W.A. (2003). Anthropology. Wadsworth: Belmont, CA.
  2. ^ Sullivan, arthur; Steven M. Sheffrin (2003). Economics: Principles in action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall. hlm. 29. ISBN 0-13-063085-3. 

Pranala luar


edunitas.com


Page 13

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Salah satu susunan rumah tradisonal sumatra barat

Rumah tardisonal merupakan rumah yang dibangun dengan cara yang sama dari generasi kegenerasi dan tanpa atau dikit sekali mengalami perubahan.[1] Rumah tradisinal dapat juga dipercakapkan sebagai rumah yang dibangun dengan memperhatikan kebaikan, serta fungsi sosial dan guna budaya dibalik corak atau gaya kontruksi.[1] Penilaian kategori rumah tradisonal dapat juga diamati dari kebiasaan-keabiasaan masyarakat ketika rumah tsb didirikan contohnya seperti untuk upacara hukum budaya.[2] Rumah tradisonal ialah ungkapan susunan rumah karya manusia yang merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh atau berkembang bersamaan dengan tumbuh kembangnya kebudayaan dalam masyarakat.[3] Ragam hias arsitektur pada rumah tradisional merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.[2] Rumah tradisonal merupakan komponen penting dari unsur fisik bayangan budaya dan kecendrungan sifat budaya yang terbentuk dari tradisi dalam masyarakat.[3] Rumah tradisional ialah sebagai hasil karya seni para aksitektur tradisional.[2] Dari rumah tradisonal masyarakat dapat melambangkan cara hidup, ekonomi dsb-nya.[4] Di Indonesia setiap daerah mempunyai rumah tradisional yang beragam karena beragamnya budaya dalam setiap daerah yang berada di Indonesia.[5]

Referensi

  1. ^ a b Siswono Yudohusodo.2007. Rumah untuk seluruh rakyat. Publisher: INKOPPOL, Unit Percetakan Bharakerta. 32
  2. ^ a b c Sunarmi dkk.2010. Arsitektur & interior Nusantara. Publisher: Kerja sama Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan UNS Press.236
  3. ^ a b Suzanna Ratih Sari.2010. Arsitektur tropis kontruksi tradisional Indonesia. Publisher: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 34
  4. ^ Kathleen Chee.2009. Pendidikan Seni Visual. Publisher: Pelangi Publishing Group Bhd. 446
  5. ^ Myrtha Soeroto.2009. Toraja. Publisher: Balai Pustaka. 83


edunitas.com


Page 14

Tags (tagged): rumah warisan sydney, unkris, rumah, warisan, sydney, warisan sydney, bay house newington, house rumah, berikut terdaftar, hill, fairfax house, bellevue, hill caerleon bellevue, hermitage vaucluse, house, greycliffe house strickland, pranala, luar heritage homes, of wahroonga, register, center of studies, bertopik geografi, australia, semua rintisan geografi, rumah warisan


Page 15

Rumah Rietveld Schröder (Belanda:Rietveld Schröderhuis) (juga dikenal sebagai Gedung Schröder) di Utrecht didirikan pada tahun 1924 oleh Arsitek Belanda Gerrit Rietveld Schröder sebagai Nyonya Truus-Schrader dan ketiga anaknya. Dia ditugasi sebagai merancang suatu rumah susunan tanpa dinding. Rietveld memainkan pekerjaan bersamaan dengan Schröder-Schrader sebagai membikin rumah tersebut. Dia membikin Sketsa Desain sebaik mungkin. Dia membayangkan suatu rumah yang bebas sama sekali dari pergaulan dan bisa membikin koneksi selang anggota dalam dan luar rumah. Rumah ini salah satu contoh yang sangat terkenal dari De Stijl-arsitektur dan bisa dibilang satu-satunya kontruksi sebenarnya dari De Stijl. Ibu Schröder sendiri tinggal di rumah ini sampai kematiannya pada tahun 1985. Rumah itu diberikan oleh Bertus Mulder dan sekarang yaitu museum terbuka. Rumah Ini menjadi suatu monumen pada tahun 1976, dan terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO semenjak tahun 2000.

Arsitektur

Nama lain dari rumah kebaya adalah

Arsitektur dari Rumah Rietveld Schröder

Di dalam rumah ini tidak telah tersedia penumpukan statis ruang, tapi suatu zona, dinamis terbuka. Lantai landasan sedang mampu dinamakan tradisional; berkisar sekitar tangga pusat yaitu dapur dan tiga kamar tidur. Ruang tamu di lantai atas, menyalakan sebagai suatu loteng sebagai memenuhi regulasi perapian dari otoritas perencanaan, sebenarnya membentuk kawasan terbuka yang lapang kecuali toilet terpisah dan kamar mandi. Rietveld berhasrat meninggalkan strata atas seperti itu. Nyonya Schröder, merasa bahwa sebagai rumah, harus mampu dipergunakan pemiliknya dengan patut, terbuka dan mampu dibagi. Hal ini dicapai dengan sistem geser dan berputar panel.

Situs Warisan Dunia

Komite Warisan Dunia meneptakan Rumah Rietveld Schröder sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tanggal 2 Desember 2000, pada sesi ke-24 di Cairns, Australia. Komite memutuskan memainkan kriteria i dan ii, lalu menyebut tentang rumah ini:[1]

Rietveld Schröderhuis di Utrecht yaitu ikon dari Gerakan Modern dalam arsitektur dan suatu ekspresi luar biasa dari kejeniusan kreatif manusia secara murni ide dan pemikiran yang dikembangkan oleh gerakan De Stijl. (...) Melewati pendekatan yang radikal sebagai merancang dan pemanfaatan ruang, Schröderhuis Rietveld mendiami posisi berpengaruh dalam perkembangan arsitektur di era modern.

Referensi

  • (Inggris) Rietveld Schröderhuis (Rietveld Schröder House)

edunitas.com


Page 16


Page 17


Page 18


Page 19


Page 20


Page 21


Page 22


Page 23


Page 24


Page 25


Page 26