Saat memegang uang kertas ataupun koin, selain nilai nominal yang tertulis bisa dilihat, pernahkah Anda memikirkan nilai atau harga yang lain? Seperti harga bahan dan ongkos cetak, serta daya beli dari uang itu sendiri? Show Untuk orang awam seperti saya, nilai atau harga-harga di atas tidak begitu diperhatikan. Selama ini yang saya tau juga cuma satu, nilai nominal atau angka yang tertera saja. Semakin besar angkanya, semakin suka. Tapi ternyata, dibalik selembar atau sekeping uang setidaknya memiliki 3 nilai. Ketiganya adalah nilai nominal, nilai intrinsik, dan nilai riil. Maksud, pengertian, penjelasan, dan contohnya, akan uangindonesia.com bahas berikut ini. Pengertian nilai nominal uangYang dimaksud dengan nilai nominal adalah nilai uang yang tertulis atau tertera pada mata uang. Nilai ini yang paling gampang kita ketahui. Cukup dengan melihat angkanya saja di situ, kita sudah bisa mengetahuinya. Contoh nilai nominal: Pada sebuah uang tertulis 100 rupiah, 1000 rupiah. Maka nilai nominal uang tersebut adalah 100 rupiah, 1000 rupiah. Meskipun seandainya keduanya memiliki bahan dan biaya cetaknya sama, tapi tetap saja nilai nominalnya beda. Baca juga: Benarkah uang kertas Indonesia benar-benar terbuat dari bahan kertas? Pengertian nilai intrinsik uangYang dimaksud dengan nilai intrinsik adalah nilai atau harga bahan yang digunakan untuk membuat uang itu sendiri. Bagi orang awam, nilai ini tidak begitu dipikirkan karena dalam jual beli, mereka menghitungnya berdasarkan nilai nominal. Contoh nilai intrinsik: Misal dalam mencetak sebuah uang bernominal Rp50.000,00 membutuhkan bahan (dan biaya cetak) sebesar 7.000 rupiah per lembar. Maka nilai intrinsik pada uang tersebut adalah 7 ribu rupiah, bukan Rp50.000,00. Meskipun umumnya semakin besar nominal uang semakin besar biaya cetaknya (kualitas bahan lebih tinggi dan tanda pengaman lebih banyak), namun bisa juga uang koin emas dengan nominal kecil lebih mahal nilai intrinsiknya daripada uang kertas yang memiliki nominal lebih besar. Karena seperti kita ketahui harga emas memang tinggi. Baca juga: Benarkah uang 500 rupiah tahun 1991 memiliki kandungan emas? Pengertian nilai riil uangYang dimaksud nilai riil adalah kemampuan daya tukar atau daya beli uang pada barang atau jasa. Sekilas mirip dengan nilai nominal. Tapi sebenarnya beda. Biar lebih memahami perbedaannya, simak contoh di bawah ini. Contoh nilai riil: Lima tahun yang lalu, Rp5.000,00 bisa untuk beli semangkuk bakso. Sekarang tidak bisa. Ini artinya nilai riil Rp5.000,00 tersebut telah menurun. Sedangkan nominalnya masih tetap sama. Berdasarkan daya belinya, uang dibedakan lagi menjadi 2, yaitu: Yaitu kemampuan uang untuk membeli barang dan atau jasa dalam suatu negara. Misal uang sebesar Rp10.000,00 di Indonesia bisa buat beli 1 kilogram beras. Ini artinya Rp10.000,00 memiliki nilai internal sebesar 1 kilogram beras. Jika nilai internal adalah nilai daya tukar uang dengan barang dan jasa dalam suatu negara, maka nilai eksternal iyalah kemampuan uang dalam negeri untuk ditukar dengan uang asing. Secara umum nilai ini lebih dikenal sebagai kurs mata uang. Contohnya: Uang 13.000 rupiah bisa ditukar uang Amerika senilai $1. Ini artinya nilai eksternal Rp13.000 sebesar $1. Selanjutnya baca: Cara menghitung dolar ke rupiah atau mata uang asing lainnya
Soal Uji Kompetensi tulisan ini, merupakan lanjutan Contoh Soal Ekonomi Beserta Jawaban Kelas X Semester 2 Pilihan Ganda bagian keenam (soal nomor 66-75), dimana materi soal bagian ketujuah, berbeda dengan materi sebelumnya, yaitu membahas tentang "Uang dan Bank", seperti soal: peranan, lembaga keuangan dalam pereknomian masyarakat, dan kebijakan moneter dan pengaruhnya dalam perekonomian. Berikut di bawah ini, soal ekonomi dengan jawabannya untuk siswa SMA/MA/Sederajat, dimulai dari soal nomor 76 sampai dengan 85. 76. Berikut ii adalah syarat teknis uang agar dapat digunakan sebagai alat tukar, kecuali.... a. tahan lama (tidak mudah rusak) b. dapat dibagi (mempunyai pecahan dalam melakukan transaksi sekecil apapun) c. nilainya stabil d. harus dapat memberikan kepuasaan pemiliknya e. mudah dibawa Jawaban: d 77. Berikut ini adalah fungsi uang. 1) Alat penimbun kekayaan 2) Alat pembayaran 3) Alat tukar 4) Alat satuan hitung Dari fungsi-fungsi di atas, yang tergolong fungsi asli dari uang adalah.... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 3 dan 4 e. 2 dan 4 Jawaban: d 78. Nilai uang yang melekat dan sesuai dengan angka yang tertera pada uang itu disebut.... a. uang internal b. uang eksternal c. uang kertas d. nilai nominal e. nilai intrinsik Jawaban: d 79. Jika suatu negara menggunakan dua jenis logam emas dan perak sebagai standar moneter kemudian ditetapkan dengan perbandingan tertentu berdasarkan nilai intrinsiknya, maka standar ini dinamakan standar.... a. kembar b. pincang c. tunggal d. pararel e. kertas Jawaban: a (Artikel lainnya: Contoh Soal UAS Ekonomi Kelas X Semester 2 (PG dan Essay) beserta Jawaban ) 80. Teori nilai uang yang mempersoalkan sebab akibat terjadinya perubahan nilai uang disebut teori.... a. barang b. metalistik c. nominalis d. statis e. permintaan uang Jawaban: e 81. Seseorang memegang uang tunai karena didorong alasan kemudahan dalam membayar keperluan hidupnya disebut.... a. motif spekulasi b. motif transaksi c. motif berjaga-jaga d. motif internal e. motif eksternal Jawaban: b 82. Orang selalu berkeingan untuk memiliki unag. Menurut J. M. Keynes dorongan tersebut dikenal dengan motif... a. spekulasi dan berjaga-jaga b. komunikasi dan spekulasi c. spekulasi dan antisipasi d. berjaga-jaga dan komunikasi e. berjaga-jaga dan antisipasi Jawaban: a 83. Berikut ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang, kecuali.... a. tingkat pendapatan masyarakat b. peningkatan produksi barang dan jasa c. tingkat suku bunga d. harga-harga barang e. selera masyarakat Jawaban: b 84. Pinjaman yang dititipkan ke bank dan dapat diambil sewaktu-waktu disebut... a. loan deposit b. time deposit c. derivative deposit d. primary deposit e. demand deposit Jawaban: a 85. Suatu lembaga keuangan yang secara langsung mempunyai kewenangan untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar adalah.... a. BPPN b. Departemen keuangan c. Bank Indonesia d. Bank Umum e. Bank Perkeriditan Rakyat Jawaban: c Lanjut ke soal nomor 86-95 => contoh soal ekonomi dan jawabannya kelas 10 semester 2 bagian kedelapan
Dhafi Quiz Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>
"Nilai yang tercantum pada surat berharga atau instrumen keuangan lain; nilai nominal saham biasa adalah nilai nominal yang ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan dan tidak mempunyai hubungan atau kaitan khusus dengan kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan setelah tanggal pengeluaran saham tersebut; nilai nominal surat utang, misalnya obligasi, sangat berkaitan dengan kondisi keuangan karena nilai tersebut merupakan harga yang akan dibayarkan kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo (at par nominal)." Otoritas Jasa Keuangan Nilai Nominal adalah nilai uang yang tertera pada mata uang atau instrumen keuangan lainnya. Nilai ini sangat mudah diketahui karena hanya perlu melihat angka yang ada. Misalnya, pada uang yang tertulis Rp500 dan Rp1.000, keduanya memiliki nilai nominal yang masing-masing adalah Rp500 dan Rp1.000. Meski keduanya memiliki biaya produksi dan bahan yang sama, tetapi tetap saja nilai nominalnya berbeda. Ada 2 istilah yang berhubungan dengan nilai nominal pada uang, yaitu full bodied money dan fiducier money. Full bodied money adalah uang yang nilai nominalnya sama dengan nilai intrinsiknya, misalnya nilai uang logam Rp500 yang sama dengan nilai nominalnya. Sedangkan fiducier money adalah uang yang nilai nominalnya lebih besar daripada nilai intrinsiknya, misalnya uang kertas. Istilah nilai nominal juga dikenal di dunia pasar modal, yaitu nilai nominal saham. Nilai nominal saham adalah nilai yang dinyatakan per lembar saham dari perusahan sesuai dengan piagam perusahaan penerbit. Nilai nominal saham ditentukan saat saham tersebut diterbitkan. Nilai ini lebih digunakan untuk kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal saham tidak digunakan untuk mengukur nilai riil suatu saham, tetapi hanya untuk menentukan besarnya modal yang disetor penuh pada neraca. |