Nilai yang terdapat dalam cerpen yang menyangkut masalah baik buruk

Setiap orang memiliki kreativitas masing-masing. Dalam membaca sebuah cerpen, setiap orang akan memiliki kesan yang berbeda-beda. Pembaca yang kreatif dapat menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacanya. Nilai-nilai tersebut dapt dijadikan sebagai bentuk pelajaran bagi pembaca. sehingga selain memperoleh hiburan, pembaca cerpen juga dapat menemukan pelajaran hidup yang bermanfaat bagi dirinya.
Pada pelajaran kali ini kita akan membahas tentang bagaimana menemukan nilai nilai yang ada pada cerpen dan bagaimana mengomentari tanggapan hasil penelitian.

Nilai yang terdapat dalam cerpen yang menyangkut masalah baik buruk

Menemukan Nilai-Nilai dalam Cerpen

Penulis cerpen tidaklah asal-asalan membuat cerita. Penulis menuangkan idenya berdasarkan sebuah nilai yang ingin disampaikan kepada pembacanya. Cerita pendek tidak hanya berisi rangkaian peristiwa. Ada hal penting yang disampaikan pengarang kepada pembaca. Dalam cerpen, seorang pengarang kadang menampilkan nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam masyarakat. Hal tersebut diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman hidup pembaca. Pembaca cerpen menjadi lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi kehidupan sekitar.

Nilai kehidupan dapat ditemukan dalam cerpen melalui ucapan, tindakan, pikiran, dan perasaan tokoh-tokoh cerita. Nilai-nilai terse but, meliputi nilai moral budaya agama, etika, kasih sayang, pendidikan, persahabatan, patriotisme, religius, dan kemanusiaan. Nilai suatu cerpen dapat ditemukan dengan menganalisis hal-hal, seperti ide ceritayang disajikan pengarang (tema), tokohdan penokohan, alur, latardan peristiwa, serta amanat.

Berikut ini penjelasan dari nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen.

  1. Nilai ketuhanan: berkaitan dengan hubungan antar^tnanusia dengan Tuhan.
  2. Nilai agama: menyangkut aturan-aturan yang terkait dengan hubungan antara manusia dengan Tuhan.
  3. Nilai moral: mengatur hubungan yang menyangkut masalah baik buruk, sopan santun, dqn etika antarmanusia.
  4. Nilai budaya: menyangkut masalah adat istiadat, kebiasaan, dan bahasa dalam kehidupan sosialnya.
  5. Nilai sosial: menyangkut hubungan antarmanusia dalam kehidupan sosialnya.
  6. Nilai pendidikan: berhubungan dengan ajaran yang dapat diambil dari sebuah karya.
  7. Nilai psikologis: menyangkut masalah eksistensi, ketakutan, dendam, dan nilai-nilai lain yang dialami jiwa manusia.
  8. Nilai estetika: berkaitan dengan keindahan kebahasaan dalam sastra.

Mengomentari Tanggapan Hasil Penelitian

Tanggapan setiap orang terhadap presentasi hasil penelitian tentunya beragam. Ada yang mendukung, mengkritik, bahkan menolak. Berbagai tanggapan tersebut tentunya harus dikemukakan dengan alasan yang tepat dan kuat.

Melalui tanggapan-tanggapan akan terlihat kelebihan serta kekurangan yang ada dalam sebuah laporan penelitian. Jika terdapat kekurangan, penyimak dapat memberikan saran atau masukan yang dapat melengkapi hasil penelitian tersebut. Cara setiap orang dalam menanggapi hasil penelitian pun beragam. Hal ini dapat diamati sekaligus diberi tanggapan.

Hasil penelitian merupakan karya seseorang yang bersifat ilmiah. Hal tersebut berarti tanggapan yang disampaikan ketika hasil penelitian dipresentasikan harus didasari sikap- sikap ilmiah dan alasan-alasan yang logis. Selain berdasarkan sikap ilmiah, tanggapan harus disampaikan seperti berikut.

  1. Singkat, padat, dan dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan.
  2. Langsungpadasasaran.
  3. Sesuai topik yang didiskusikan.
  4. , Bersifat objektif sesuai materi.

Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Cara Menemukan Nilai-Nilai Dalam Cerpen Dan Cara Mengomentari Tanggapan Hasil Penelitian . Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.

Baca postingan selanjutnya:

Nilai-Nilai Kehidupan pada Cerpen - Cerpen tidak hanya diciptakan untuk hiburan atau bacaan semata. Akan tetapi jika kita mendalaminya sebuah cerpen pasti mengandung sebuah nilai-nilai kehidupan yang bisa kita ambil hikmahnya. Cerpen disususn berdasarkan unsur pembentuk yang berupa  tema, tokoh, karakter tokoh, alur, latar, serta pesan/amanat. Selain unsur intrinsik tersebut cerpen juga memuat nilai-nilai yang merupakan amanat dari cerpen tersebut.

Nilai yang terdapat dalam cerpen yang menyangkut masalah baik buruk

Nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen, antara lain :

1. Nilai moral

Nilai moral yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk tingkah laku.

2. Nilai sosial/kemasyarakatan

Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan norma-norma yang terdapat dalam masyarakat.

3. Nilai religius/keagamaan

Nilai keagamaan yaitu nilai yang berkaitan dengan agama .

4. Nilai pendidikan/edukasi

Nilai pendidikan yaitu nilai yang berkaitan dengan pendidikan/pelajaran hidup

5. Nilai estetis/keindahan

Nilai estetis yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang menarik/menyenangkan/keindahan (nilai seni).

6. Nilai etika

Nilai etika yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.

7. Nilai politis

Nilai politis yaitu nilai yang berkaitan dengan situasi politik (pemerintahan).

8. Nilai budaya

Nilai budaya yaitu nilai yang berkaitan dengan kebudayaan (adat istiadat).

9. Nilai kemanusiaan

Nilai kemanusiaan yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia. Nilai-nilai kemanusiaan dapat berupa ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, edukasi, dan sebagainya. Sebagai latihan tentukanlah nilai kehidupan yang terdapat dalam cerpen di bawah ini!

Curiga 

(Humam S. Chudori )

      Saya baru tiba, tatkala lelaki yang tinggal satu RT itu datang ke rumah. Dengan gaya jagoan, lelaki itu marah-marah. "Jangan sok ya Pak? Apa mentang- mentang bapak seorang dosen? Istri bapak seorang wanita karier. Kalau istri saya cuma seorang ibu rumah tangga dan saya sendiri terpaksa menjadi seorang satpam," demikian mulutnya nyerocos, tak karuan. Tak jelas juntrungan-nya. Saya diam. Ini ada masalah apa? Saya membatin. Kenapa tiba-tiba Suhono bicara status pekerjaan. "Jangan suka nyindir keluarga satpam, Pak," lanjutnya. "Apa maksud Pak Suhono," kata saya. "Lagi pula siapa yang menyindir?" "Tadi istri bapak mengatakan, 'biar jadi satpam segala'. Apa sih maunya?" Saya diam. Pasti telah terjadi miss comunication, pikir saya. Tapi, saya berusaha untuk tidak meladeninya. Percuma, pikir saya. Lelaki yang tinggal satu RT dengan kami itu memang bawaannya selalu curiga. Mungkin karena profesinya sebagai satpam.      Benar. Sikap dan watak seseorang, diakui atau tidak, seringkali akan sangat dipengaruhi profesi yang digelutinya. Nah, karena menjadi seorang satpam (pekerjaannya menuntut agar selalu waspada, apalagi sejak bom meledak di mana-mana. Tuntutan kewaspadaan ini acapkali diterjemahkan mereka sebagai harus bersikap curiga kepada siapa pun), tak heran jika pembawaan Suhono selalu curiga. Bahkan terhadap tetangga sendiri. Segala sesuatu ditafsirkan secara picik. Pola pikir lelaki berhidung sempok itu selalu negative thinking. "Kalau memang istri saya salah, maafkan dia. Nanti biar saya kasih tahu." "Mestinya bapak harus bisa mengajar istri." Saya diam. Saya berusaha mencari kalimat yang tepat untuk disampaikan kepada orang yang satu ini. "Terima kasih atas peringatannya, Pak," kata saya setelah menemukan kalimat yang pas untuk disampaikan kepadanya. "Orang hidup bertetangga memang perlu saling mengingatkan.      Ya, kadang-kadang apa yang kita anggap tidak mengganggu orang lain namun kenyataannya, tanpa kita sadari yang kita lakukan mengganggu orang lain. Ya, misalnya saja kita menyetel radio keras-keras. Benar. Radio itu milik sendiri. Disetel di rumah sendiri. Tapi, kalau suara radio itu terlalu keras bisa mengganggu tetangga." "Kalau itu lain, Pak," Suhono memotong kalimat saya. Seketika itu pula wajahnya berubah. Merah. Entah karena malu atau bertambah tersinggung. "Lain bagaimana? Apa kalau ada tetangga sedang sakit gigi, kita tahu? Kalau kita menyetel lagu keras-keras tidak mengganggu tetangga kita yang sedang sakit? Karena itu, kalau kita bilang menyetel lagu keras-keras." "Assalamualaikum," sebuah uluk salam menghentikan kalimat yang belum usai saya lontarkan. Karena saya buru-buru menjawab salam yang diucapkan Pak RT yang baru datang itu. Ketika Pak RT masuk, suami Wulan itu langsung pulang. Entah kenapa. Yang pasti, seperti kata orang-orang, Suhono sebetulnya kurang pede. Untuk menutupi kekurangannya itu, ia selalu bicara dengan suara keras. Terkadang bernada kasar. Namun, jika ada yang meladeninya, lelaki itu tak dapat berbuat apa-apa.      Hanya saja, memang, jarang sekali orang mau melayaninya. Ia juga kurang bergaul dengan tetangga sekitar. Jika ada pertemuan warga, misalnya, pun ia tidak mau datang.

* * *

Demikian postingan tentang Nilai-Nilai Kehidupan pada Cerpen. Semoga bermanfaat. Selamat Belajar... :)

Nilai yang terdapat dalam cerpen yang menyangkut masalah baik buruk