Orang yang memimpin sebuah perunjukan seni music melalui gerak isyarat disebut

Terbit pada Senin, 9 Mei 2016

Ikatan Istri Keluarga Besar (IIKB) Pabrik Gula (PG) Gempolkrep merayakan peringatan Hari Kartini dengan cara berbeda. Untuk kali pertama, IIKB PG Gempolkrep menggelar lomba dirigen yang diadakan di Gedung Pertemuan PG Gempolkrep.

Ketua IIKB PG Gempolkrep, Kristi Rosari Koes Darmawanto mengungkapkan dirigen adalah orang yang memimpin sebuah pertunjukan musik melalui gerak isyarat tangan. Selama ini, IIKB PG Gempolkrep cukup kesulitan untuk mendapatkan dirigen bila ada kegiatan.

Orang yang memimpin sebuah perunjukan seni music melalui gerak isyarat disebut
"Setiap kegiatan itu selalu ada kegiatan menyanyikan lagu, baik itu lagu Indonesia Raya atau Mars IIKB dan hal tersebut membutuhkan dirigen," kata Kristi Rosari.

Untuk itu, ungkap Kristi, melalui kegiatan peringatan Hari Kartini yang bertema ‘Dengan Semangat Kartini Mari Kita Tingkatkan Apresiasi dan Kreativitas demi Kemajuan Masa Depan Bangsa’, IIKB Gempolkrep menggelar lomba dirigen agar ada anggotanya yang siap menjadi dirigen di setiap kegiatan PG Gempolkrep.

"Sebelum digelar lomba, kami memberikan pelatihan tentang bagaimana menjadi seorang dirigen yang baik dengan mendatangkan guru dari Jombang," ungkap Kristi.

Kristi menambahkan saat pelatihan dirigen, sudah diumumkan kalau IIKB PG Gempolkrep mengadakan lomba dirigen, dimana setiap kelompok harus mengirimkan sembilan orang. Dalam struktural IIKB terbagi menjadi tiga kelompok sehingga lomba dirigen tersebut diikuti 27 orang.

"Untuk juri pun, kami mendatangkan dari luar. Kedua orang juri ini merupakan orang yang kompeten. Pertama adalah guru paduan suara dan seorang lagi adalah anggota paduan suara tingkat nasional," ujarnya.

Untuk penilaian lomba dirigen, jelas Kristi, meliputi teknik dirigen mulai dari sikap berdiri seorang dirigen dari pintu hingga ke tempat dirigen. Di tempat dirigen, seorang dirigen harus berposisi badan lurus dan salah satu kaki berada di depan kaki lainnya. Penilaian juga dilakukan pada gerak tangan, dimana tangan kanan akan memberi tempo dan tangan kiri memberikan dinamika. Kriteria lainnya adalah bagaimana seorang dirigen memberikan aba-aba sesuai dengan ketukan lagu, seperti pada lagu kebangsaan yang umumnya berbirama 2/4 atau 4/4.

"Selain lomba dirigen, secara spontanitas kami juga menggelar lomba fashion show busana nasional kebaya yang diikuti oleh 25 orang," katanya.

Kristi menambahkan, baik lomba dirigen maupun lomba fashion show, masing-masing menghasilkan lima orang pemenang dengan hadiah berupa peralatan rumah tangga. (Siska, VER_Sekper)

Orang yang memimpin sebuah pertunjukan musik melakukan gerak isyarat disebut?

  1. dirigen/konduktor
  2. song writer
  3. musisi
  4. komponis
  5. Semua jawaban benar

Jawaban yang benar adalah: A. dirigen/konduktor.

Dilansir dari Ensiklopedia, orang yang memimpin sebuah pertunjukan musik melakukan gerak isyarat disebut dirigen/konduktor.

Pembahasan dan Penjelasan

Menurut saya jawaban A. dirigen/konduktor adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.

Menurut saya jawaban B. song writer adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.

Menurut saya jawaban C. musisi adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.

Menurut saya jawaban D. komponis adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.

Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah A. dirigen/konduktor.

Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.

Inilah Jawaban Soal Ujian Tentang Orang yang memimpin sebuah pertunjukan musik melalui gerak isyarat disebut

Demikianlah Kunci Jawaban Soal Pelajaran Tentang Orang yang memimpin sebuah pertunjukan musik melalui gerak isyarat disebut Semoga Membantu.

Dirijen atau konduktor merupakan penyebutan istilah yang sama untuk orang yang memimpin sebuah pertunjukan melalui gerak isyarat. Penggunaan istilah dirijen di Indonesia lebih dekat dengan lingkungan sekolah dan konduktor lebih sering ditemui di lingkungan pemain orkestra. Dirijen berasal dari bahasa Jerman (dirigent) dan memiliki makna sama dengan konduktor yang berasal dari bahasa inggris (conductor). Biasanya kondukter atau dirijen adalah orang yang sama dengan arranger. Artinya, seorang komposer juga bertindak sebagai konduktor untuk memproklamasikan karya atau aransemennya itu. Posisi sebagai konduktor atau dirijen belum begitu dikenal pada abad pertengahan oleh Eropa dan negara-negara lainnya. Kebutuhan musik pada saat itu hanya seputar acara keagamaan gereja dan belum membutuhkan pemimpin khusus. Barulah sekitar abad 19 posisi ini mulai diperhitungkan untuk memberikan aba-aba pada beberapa karya yang lebih kompleks dan jumlah pemain yang cukup banyak.

Terlepas dari pemahaman istilah tersebut di masyarakat, tidak banyak yang mengetahui kehidupan seorang konduktor atau dirijen. Karena memimpin dalam sebuah pertunjukan, untuk menjadi seorang konduktor atau dirijen dibutuhkan jiwa kepemimpinan yang tinggi. Selai itu kemampuan musik yang tinggi, vistuositas yang mumpuni dalam memainkan alat musik sangat dibutuhkan. Dalam memimpin oskestra misalnya, seorang konduktor harus menguasai dan memahami setidaknya mengenai alat musik dawai (string), dan estetika isntrumen musik lain seperti woodwind, brass, dan lain-lain.

Jika dilihat sepintas, menjadi konduktor atau dirijen sangatlah mudah, hanya perlu menggerakkan kedua lengan dengan dan konsisten menghitung setiap ketukan. Tetapi di luar itu, pemahaman mengenai lagu harus dikuasai terlebih dahulu. Misalnya, mengetahui kapan dinamika dalam lau tersebut naik atau turun, mana yang dibawakan dengan cara yang super lembut dan sangat keras. Selain hal-hal teknis tersebut, membangkitkan semangat dalam memimpin sangatlah diperlukan. Tidak semua orang dapat menjadi konduktor atau dirijen, tetapi di tangan yang tepat, sebuah ensambel musik atau paduan suara akan mengeluarkan potensi terbesarnya.

Secara khusus, menjadi seorang dirijen atau konduktor menurut Soewito (2002: 10) harus memperhatikan hal-hal berikut:

  • Cerdas, tidak cacat rihani dan jasmani
  • Mempuanyai pendengaran relatif, yaitu dapat cepat membedakan bunyi antara dua nada, yaitu fals atau tidaknya
  • Berwibawa, dan mampu mempengaruhi orang lain (sugesti), dan berbicara luwes dihadapan orang lain
  • Memiliki rasa kepekaan terhadap orang lain
  • Bersifat sabar, tenang, tidak gugup dan pasti, serta segala perintahnya meyakinkan dan cepat diterima orang lain, terutama anggotanya
  • Memiliki kemampuan organisasi
  • Mempelajari pengetahuan dasar musik, ilmu harmoni, ilmu bentuk musik dan sejarah musik
  • Menguasai teknik conducting (aba-aba)
  • Pernah tergabung menjadi anggota musik, misalnya orksestra atau paduan suara

Orkestra

Konduktor atau dirijen lahir dari sebuah kebutuhan akan kepemimpinan dalam sebuah kelompok bermusik. Dalam sebuah orkestra besar misalnya, yang beranggotakan lebih dari 50 orang, akan sulit untuk mengatur keseragaman dalam bermain, walaupun seluruh pemain adalah orang- orang hebat (baca: virtuoso). Bermain orkestra bukan sekedar memainkan not demi not dengan benar, tetapi membawakan karya dengan maksimal dan sesuai dengan keinginan sang konduktor. Kesadaran akan sebuah kebersamaan sangat dibutuhkan karena volume maksimal membunyikan alat musik berbeda-beda. Dalam kondisi sangat keras 10 orang pemain flute tidak mungkin dapat mengalahkan seorang pemain terompet. Karena volume suara masing-masing alat saling berbeda. Hal-hal seperti ini yang harus dipahami oleh seorang konduktor atau dirijen. Akan terasa sulit jika dalam sebuah orkestra besar tidak ada kehadiran seorang konduktor atau dirijen. Seluruh pemain musik akan saling melakukan tatapan sebagai kode memainkan lagu, dan akhirnya musik pun tidak berjalan dengan baik.

Seorang konduktor atau dirijen harus memiliki telinga yang sangat peka, mendeteksi di mana letak nada-nada yang out of tune atau ‘fals’. Terkadang, dalam memainkan sebuah karya musik tidak hanya dibutuhkan teknik yang tinggi, tetapi kemampuan untuk mendengarkan dan merasakan bunyi. Walaupun dimainkan dengan nada-nada yang sesuai, jika keseimbangan suara antar instrumen tidak sesuai dengan porsinya, maka suara yang terdengar tidaklah harmonis.

Paduan Suara

Memimpin paduan suara sama halnya dengan memimpin sebuah ensambel besar seperti orkestra, yang berbeda adalah, orkestra sumber bunyinya dari instrumen musik dan paduan suara sumber bunyinya dari manusia. Daam hal manajemen secara garis besar sama, tetapi pendekatanya tentu berbeda. Jika dalam alat musik disiplin dasar pemain violin adalah berlatih 2-3 jam sebelum konser, maka seorang peserta paduan suara melakukan pelatihan vokal (baca: vokalising) secara intensif. Di berbagai tempat para pemain paduan suara difasilitasi dengan partitur (notasi) untuk menjangkau nada-nada yang diinginkan. Pembagian suaranya bisa melebihi 2 atau 3 suara. Tetapi di sekolah-sekolah biasa di Indonesia, paduan suara tidak terlalu memiliki rapor yang baik, karena pada umumnya paduan suara hanya sebuah pelatihan pelengkap untuk mengisi kekosongan kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Tidak ada penyaringan berupa tes atau semacamnya, sehingga hanya berupa nyanyian satu suara (baca: unison).

Referensi

Hidayatullah, R. (2017). Lanskap musik nonteks. Yogyakarta: Arttex.