Halo Sobat SMP! Apakah kamu pernah mendengar lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”? Lagu tersebut sebenarnya menceritakan kondisi para leluhur bangsa di masa lampau. Kita telah mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh lautan. Beberapa masyarakat di zaman dahulu menggunakan perahu untuk berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya. Salah satu suku yang terkenal dan akrab dengan lautan adalah suku Bugis. Bugis sendiri merupakan suku yang terletak di wilayah selatan Pulau Sulawesi, lebih tepatnya di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Suku Bugis dikenal sebagai suku yang andal dan juga piawai dalam mengarungi lautan hingga samudra di Nusantara maupun dunia. Para masyarakat Bugis menaklukan lautan dengan bermodalkan sebuah perahu legendaris, yakni perahu pinisi. Perahu pinisi adalah perahu layar tradisional khas masyarakat Bugis. Ciri khas dari perahu pinisi ialah memiliki dua tiang utama serta tujuh buah layar. Tiga layar berada di bagian depan, dua di bagian tengah, dan dua di bagian belakang. Perahu ini sendiri memiliki sejarah panjang. Tertuang dalam naskah Lontarak I Babad La Lagaligo, perahu pinisi sudah ada sejak abad ke-14 M. Pada naskah tersebut, diceritakan perahu ini pertama kali dibuat oleh putra mahkota Kerajaan Luwu yang bernama Sawerigading. Sawerigading membuat perahu pinisi dari pohon welengreng (pohon dewata) yang dikenal cukup kuat dan juga kokoh. Perahu ini dibuat oleh Sawerigading untuk melakukan perjalanan menuju Tiongkok. Ia berminat mempersunting seorang putri Tiongkok yang bernama We Cudai. Setelah sekian lama ia menikahi We Cudai dan menetap di Tiongkok, Sawerigading ingin pulang ke kampung halamannya. Singkat cerita ia pun menaiki perahu buatannya untuk kembali ke Luwu. Namun, ketika berada di dekat Pantai Luwu perahu Sawerigading menghantam ombak hingga terpecah. Pecahan-pecahan perahu Sawerigading terdampar ke tiga tempat di wilayah Kabupaten Bulukumba, yaitu di Kelurahan Ara, Tana Beru, dan Lemo-lemo. Pecahan-pecahan perahu ini kemudian disatukan kembali oleh masyarakat menjadi sebuah perahu megah yang dinamakan dengan Perahu Pinisi. Ada tiga tahap dalam proses pembuatan perahu pinisi dengan cara tradisional yang dimiliki oleh suku Bugis. Pertama adalah penentuan hari baik dalam pencarian kayu fondasi. Kayu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan perahu bisa berasal dari empat jenis kayu, yaitu kayu besi, kayu bitti, kayu kandole/punaga, dan kayu jati. Selanjutnya, kayu yang hendak digunakan akan dipotong dan dikeringkan terlebih dahulu sebelum akhirnya dirakit. Perakitannya dengan memasang lunas, papan, mendempulnya, dan memasang tiang layar. Dalam proses perakitan juga terdapat hal yang unik, yaitu saat pemotongan lunas harus menghadap timur laut. Proses pemotongan kayu harus dilakukan dengan gergaji tanpa henti. Maka dari itu, pemotongan kayu memerlukan tenaga seseorang yang cukup kuat. Setelah proses perakitan yang berlangsung hingga berbulan-bulan, tahapan terakhir dari pembuatan perahu pinisi adalah peluncuran perahu ke lautan. Pada tahapan ini, terdapat sebuah upacara atau ritual khusus yang dinamakan dengan upacara maccera lopi (menyucikan perahu). Upacara ini dilakukan dengan prosesi pemotongan hewan. Apabila bobot perahu kurang dari 100 ton maka hewan yang dikorbankan adalah seekor kambing, sedangkan jika lebih dari 100 ton hewan yang dikorbankan adalah seekor sapi. Sampai saat ini, Kabupaten Bulukumba, tepatnya di daerah Tana Beru, masih menjadi daerah yang memproduksi perahu pinisi ini. Uniknya lagi, para pengrajin tetap mempertahankan cara pembuatan perahu pinisi. Tidak ada gambar ataupun kepustakaan lainnya dalam cara pembuatannya, para pengrajin hanya mengandalkan ilmu yang diwariskan oleh nenek moyang mereka secara turun-temurun. Sobat SMP bisa melihat kepiawaian para pengrajin perahu pinisi di Pusat Kerajinan Perahu Pinisi di daerah Tana Beru. Di sana kalian akan dibuat kagum oleh keahlian para pengrajin yang bisa merakit perahu pinisi dengan kokoh dan megah. Kabupaten Bulukumba dapat menjadi salah satu opsi destinasi wisata kebudayaan yang menghibur sekaligus mengedukasi. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Sobat SMP! Baca Juga Yuk, Mengenal 5 Sosok Sastrawan Indonesia Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP Referensi: https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/phinisi/
Kalian pasti pernah dengar atau bahkan menyanyikan lagu ini kan? Tapi kamu tau gak sih kenapa kita punya lagu yang mengisahkan kejayaan leluhur kita dalam menerjang ombak lautan? Sejarah Kapal PinisiIndonesia adalah negara maritim–negara yang sebagian wilayahnya dikelilingi lautan. Nah, ada salah satu pengarung samudra dari Indonesia yang melegenda pada masa jayanya, bahkan sudah diakui sebagai warisan peninggalan bersejarah oleh UNESCO! Pengarung samudra legendaris itu adalah Pinisi, sebuah jenis kapal yang dibuat oleh suku Bugis dan terkenal di seantero samudra pada masa jayanya. Menurut Kemendikbud, Sejarah kapal pinisi Pinisi dimulai dari pembuatannya pada abad ke 14 masehi oleh seorang putra mahkota bernama Sawerigading yang berasal dari Kerajaan Luwu. Kala itu, perahu Pinisi pertama dibuat dengan menggunakan bahan baku dari pohon yang dikenal sebagai pohon Welengreng atau Pohon Dewata. Kenapa pohon Welengreng ini dikenal sebagai pohon Dewata? Dikisahkan, pohon ini adalah pohon yang sangat kokoh dan tidak rapuh, akan tetapi pohon ini kerap dijaga oleh entitas-entitas tidak terlihat–sebut saja makhluk gaib–sehingga, sebelum pohon ini ditebang, serangkaian upacara adat untuk memindahkan penunggu pohon tersebut harus dilakukan. Sebenarnya, Perahu Pinisi awalnya dibuat oleh Sawerigading untuk melancarkan modusnya kepada seorang putri kerajaan Tiongkok yang bernama We Cudai. Dengan kapal ini, Sawerigading berhasil mendarat di Tiongkok dan mempersunting wanita yang didambakannya tersebut. Akan tetapi, setelah sekian lama tinggal di negeri orang, kerinduan akan kampung halaman pun muncul. Akhirnya, ia memutuskan untuk pulang kampung menggunakan kapal yang ia buat itu. Namun, nasib malang melanda Sawerigading. Kapal kokoh buatannya dihantam oleh gelombang besar di wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Bulukumba. Puing kapal Sawerigading terpental hingga ke 3 wilayah, yaitu Ara, Tana Beru, dan Lemo-Lemo. Masyarakat lokal tersebut kemudian membantu Sawerigading untuk merakit kembali kapal tersebut dengan skala yang lebih megah dan besar, yang akhirnya dikenal sebagai Pinisi–yang berarti sebuah kapal yang tangguh dan mampu melawan ombak. Apa sih yang Membuat Pinisi Spesial?Nah, kamu pasti penasaran kan kenapa kapal ini menjadi legendaris banget? Jadi, para nenek moyang kita mampu membuat kapal megah ini tanpa menggunakan pedoman teknis tertulis. Yaappp, para nenek moyang kita bisa membuat kapal keren ini tanpa menggunakan bantuan diagram, gambar, dan petunjuk tertulis! Mereka berpedoman pada tuturan para pendahulu mereka. Keren banget kan! Lebih kerennya lagi, kapal ini dibuat tanpa menggunakan besi! Semua bagian kapal ini, baik bagian badan, serta paku-paku yang memperkokoh kapal ini terbuat dari kayu! Selain itu, mereka juga sangat menjunjung kearifan lokal dan adat istiadat dan kearifan lokal. Sebelum kapal Pinisi dilepaskan ke laut untuk berlayar, upacara penyucian juga dilakukan. Upacara tersebut berupa pengorbanan hewan ternak berupa kambing jika total bobot akhir kapal kurang dari 100 ton, jika berat akhir kapal melebihi 100 ton, hewan yang harus dikorbankan adalah sapi atau kerbau. Wah, unik banget yaa Pahamifren! Nah, buat kamu yang suka sama cerita-cerita unik kayak gini, terus pantengin Blog Pahamify dan jangan lupa untuk share ke teman-temanmu supaya kamu bisa pinter bareng-bareng! Download Aplikasi belajar Pahamify di Google Play dan Apple App Store Angin muson yang berembus dari Benua Asia ke Benua Australia membawa musim 12. Angin muson yang berembus dari Benua Asia ke Benua Australia membawa mu … sebutkan jenis jenis usaha di bidang jasa? Apa yang bisa kamu simpulkan dari gambar tersebut? A. Penanganan sampah dengan didaur ulang, dibakar, dan ditimbun efektif dalam mengurangi bahaya sam … Oh, hari ini aku sedih sekali. Hal itu bermula ketika aku tanpa sengaja menumpahkan minuman seorang kakak kelas. Aku segera minta maaf, tapi dia sanga … Anak laki-laki dalam infografis tersebut menggambarkan seseorang yang mengalami perundungan. Apa yang harus dia lakukan untuk menghentikan perundungan … berikut adalah mata pencaharian penduduk di bidang pariwisata, kecuali..... pls bantu aku yg bantu aku like comen Jawaban tercerdas dan bintang 5 ini yang terakhir pls bantu nanti aku like jawaban tercerdas dan bintang 5 ini pertanyaan ke 2 yg jawab ya oke kesatu bintang 5 like jawaban tercerdas apa nama ibu kota swiss |