Pemanfaatan optimal hasil hutan produksi yang sesuai dengan prinsip ekoefisiensi terwujud berupa

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) memiliki fungsi dan manfaat yang baik bagi kelestarian lingkungan. Apa saja di antaranya? Simak ulasannya di sini.

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) merupakan sebuah keharusan melihat kondisi hutan di Indonesia makin mengalami degradasi, baik dari segi kualitas atau kuantitas.

Terjadinya degradasi disebabkan oleh dampak praktik pemanfaatan sumber daya hutan yang tidak baik. Kerusakan yang terjadi pada hutan Indonesia telah dimulai sejak 1970-an.

Menurut Center for International Forestry Research (CIFOR), Indonesia telah kehilangan area hutan seluas 1-2 juta hektare per tahun sejak dua dasawarsa lalu. Ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya kerusakan hutan, salah satunya adalah penebangan liar.

Akibat hal ini, kehidupan manusia dan keanekaragaman hayati bisa terancam. Masyarakat di sekitar hutan juga tidak bisa lagi memanfaatkan hasil hutan.

Fungsi Pengelolaan Hutan Lestari

Dalam kebijakan pengelolaan hutan lestari, ada sejumlah fungsi yang menjadi bagian tak terpisahkan, yaitu fungsi ekologi, fungsi sosial, dan ekonomi. Ketiga fungsi ini merupakan jawaban atas persoalan yang sering terjadi dalam pengusahaan hutan tanpa memperhatikan kelestarian alam.

·        Fungsi Ekologi

Apa yang disebut dengan fungsi ekologi dalam pengelolaan hutan lestari? Jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, ada sebuah pernyataan yang menyebut bahwa hutan adalah kesatuan ekosistem yang merupakan lahan dengan sumber daya alam hayati dan berpadu dengan alam.

Keduanya tidak bisa dipisahkan. Sumber daya alam dari hutan memang sangat banyak dan beragam serta bisa dimanfaatkan manusia.

Akan tetapi, ada yang disebut dengan fungsi ekologi hutan yang tidak bisa diabaikan. Ekologi dinilai lestari apabila kualitas sistem konservasi dapat memberi perlindungan terhadap sistem penyangga kehidupan.

Fungsi ekologi hutan di antaranya dapat menyerap gas karbondioksida yang dihasilkan oleh manusia, dapat menghasilkan oksigen untuk kebutuhan seluruh makhluk hidup, menjadi sumber air karena akar pohon dapat menahan resapan air, dapat mencegah terjadinya banjir maupun erosi, menjadi habitat bagi hewan, serta sumber adanya keanekaragaman hayati.

·        Fungsi Sosial

Pengelolaan hutan lestari juga ada kaitannya dengan keberlangsungan fungsi sosial. Fungsi sosial tercapai jika keberadaan hutan dapat memberi dampak positif bagi perkembangan kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya. Pengelolaan yang memperhatikan aspek ini akan membuat manfaat hutan menjadi lebih optimal.

Fungsi sosial juga tak lepas dari terciptanya solidaritas antar masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Pemanfaatan hasil hutan hendaknya tidak menghasilkan kesenjangan sosial bagi kelompok masyarakat. Karena itu, pengelolaan hutan sebaiknya dilakukan secara kolektif.

Ada pun langkah-langkah yang dilakukan untuk mewujudkan fungsi sosial tersebut adalah mengadakan kesepakatan adat dengan tokoh masyarakat terkait.

Di dalamnya terdapat peraturan dan sanksi yang diperhatikan oleh masyarakat. Beberapa contohnya, tidak melakukan penebangan pohon, tidak mengolah lahan dengan bahan kimia, serta mewajibkan masyarakat menanam pohon.

·        Fungsi Ekonomi

Pengelolaan hutan tak bisa dilepaskan dari fungsi ekonomi, yaitu bagaimana hutan menjadi sumber daya yang meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat. Artinya, masyarakat dapat menikmati hasil hutan secara stabil sekaligus dapat menciptakan lapangan kerja bagi generasi penerus.

Peran hutan juga tak terbatas pada peningkatan ekonomi masyarakat. Secara umum, sumber daya hutan dapat menggerakkan perekonomian bangsa.

Hal ini dapat diidentifikasi melalui beberapa indikasi. Pertama, hutan dapat meningkatkan devisa negara, menjadi modal pembangunan di berbagai sektor, serta berhubungan dengan pelayanan jasa lingkungan. Ketiganya merupakan hal yang saling terkait.

Hal ini ditegaskan oleh sifat produk sumber daya hutan. Kayu misalnya, diperlukan oleh banyak industri dan sangat berperan menjadi material produksi.

Pada akhirnya, sumber daya hutan ini akan menciptakan lapangan pekerjaan di perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan hasil hutan.

Baik pada tahap penanaman, pemeliharaan, kegiatan pemanenan, hingga pengolahannya.

Manfaat Pengelolaan Hutan Lestari

Pemanfaatan optimal hasil hutan produksi yang sesuai dengan prinsip ekoefisiensi terwujud berupa

Selain perlu mengetahui fungsi pengelolaan hutan lestari, Anda juga perlu memahami manfaatnya. Mengapa kebijakan terkait pengelolaan hutan lestari harus diterapkan? Apa sebenarnya tujuan utama berlakunya kebijakan yang satu ini?

·        Melestarikan Hutan

Tak bisa diabaikan bahwa pemanfaatan hutan untuk tujuan ekonomi seringkali menciptakan persoalan besar yang berdampak pada kelestarian lingkungan secara menyeluruh.

Pembalakan liar tanpa memperhatikan regenerasi pohon baru membuat hasil hutan lama-kelamaan akan berkurang. Hal ini dapat berakibat buruk terhadap lingkungan dalam jangka panjang.

Dengan adanya pengelolaan hutan lestari, selain mendapatkan manfaat yang optimal dari hasil hutan, lingkungan hutan pun tetap terjaga. Ekosistem di dalamnya tidak rusak karena ada nilai-nilai yang diperhatikan dan diterapkan.

·        Menikmati Panen Berkelanjutan

Jika hasil hutan dikuras tanpa ada upaya untuk menanam kembali, tak heran jika hutan akan berhenti memberi manfaat pada manusia. Karena itu, perlu ada pengelolaan hasil hutan yang benar sehingga manfaat hutan bisa dinikmati secara berkelanjutan.

Masyarakat maupun pengelola hutan bisa melakukan panen yang berlangsung terus-menerus.

Syarat untuk melakukan ini adalah melakukan panen sesuai jumlah pohon yang telah ditanam. Jika melebihi jumlah yang ditentukan, dapat berakibat tidak baik bagi hutan. Dengan cara ini, akan tercapai keseimbangan pada sumber daya hutan yang digunakan atau diambil.

·        Pengambilan Hasil Hutan Tidak Berdampak Negatif

Salah satu fungsi hutan adalah untuk menyejahterakan masyarakat yang ada di sekitarnya. Karena itu, pengambilan sumber daya hutan bukan merupakan hal yang dilarang.

Namun, pengambilan yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan rentan menyebabkan dampak negatif. Sebagai contoh, terjadinya penggundulan hutan yang mendorong terjadinya erosi atau banjir.

Dengan adanya kebijakan pengelolaan hutan produksi lestari, pengambilan hasil hutan tersebut tidak berdampak negatif. Sebaliknya, masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi tanpa mengganggu kelestarian alam. Caranya adalah dengan memperhatikan waktu, intensitas, maupun metode pemanenan yang telah ditentukan.

·        Mengoptimalkan Fungsi Hutan

Manfaat lain yang bisa didapatkan dengan pengelolaan hutan produksi lestari adalah optimalnya fungsi hutan, yang terdiri atas fungsi konservasi, fungsi produksi, dan fungsi lindung. Ketiganya akan menciptakan manfaat hutan yang seimbang baik terhadap lingkungan, sosial, maupun ekonomi.

Fungsi konservasi berkaitan dengan fungsi hutan sebagai tempat tinggal makhluk hidup. Fungsi lindung berkaitan dengan keberadaan hutan untuk menjadi perlindungan bagi kelestarian alam. Sementara itu, fungsi produksi berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya hutan sesuai porsinya.

·        Memberdayakan Masyarakat Sekitar

Pengelolaan hutan yang dilakukan secara lestari dan berkesinambungan akan menciptakan dampak yang baik terhadap masyarakat sekitar. Masyarakat diberdayakan dalam kegiatan yang bersifat partisipatif sesuai kondisi lingkungan di sekitarnya. Dengan demikian, tujuan akhirnya adalah menciptakan ketahanan sosial serta ketahanan ekonomi.

Sebagai tujuan akhir dari pemanfaatan hutan, masyarakat harus mendapatkan porsi yang seimbang. Karena itu, seluruh langkah yang dilakukan dalam rangka kebijakan ini tak bisa dilepaskan dari tujuan tersebut. Dengan catatan, keberadaan hutan pun tidak terabaikan.

Jadi, Pengelolaan Hutan Produksi Lestari sejatinya memberikan manfaat yang baik bagi setiap pihak jika dilakukan dengan benar.

Dibutuhkan pengawasan yang ketat dan menyeluruh supaya tahap-tahap pengelolaan tersebut dapat berlangsung dengan baik dan sesuai kebijakan.

Ingin mengikuti Pelatihan PHPL? namun masih bingung lembaga pelatihan mana yang terpercaya? Segera hubungi kami melalui  atau 0819-1880-0007. Jangan lupa Follow Instagram kami di mutu_institute, untuk mengetahui informasi terbaru dari kami.

Baca juga:  Rekomendasi Tempat Pelatihan PHPL

Pemanfaatan optimal hasil hutan produksi yang sesuai dengan prinsip ekoefisiensi terwujud berupa

Pemanfaatan optimal hasil hutan produksi yang sesuai dengan prinsip ekoefisiensi terwujud berupa
Lihat Foto

shutterstock.com/By New Africa

Ilustrasi ekoefisiensi sumber energi

KOMPAS.com – Pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan sebaik mungkin. Agar generasi mendatang bisa menikmati sumber daya alam yang ada saat ini.

Hal tersebut dapat terjadi apabila sumber daya alam dikelola dengan prinsip ekoefisiensi.

Dilansir dari buku Kamus Populer Kesehatan Lingkungan (2002) karya Hadi Siswanto, ekoefisiensi bertujuan untuk menggunakan sumber daya alam seefektif mungkin, sehingga tidak ada sumber daya alam yang terbuang dan akan berbentuk limbah.

Mengelola sumber daya alam dengan prinsip ekoefisiensi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Mengelola sumber daya air

Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Meskipun air merupakan sumber daya yang dapat diperbarui, menjaga ketersediaan dan kualitas air tetap perlu dilakukan.

Baca juga: Prinsip Ekoefisiensi dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

Dalam buku Ensiklopedia Geografi Lingkungan Hidup (2018) karya Retno Hastuti, dijelaskan cara pemanfaatan air yang baik, antara lain mempergunakan air seefisien mungkin dan melindungi perairan agar terjaga kebersihannya.

Melindungi perarian dapat dilakukan dengan cara sanitasi sungai dan sanitasi air sumur.

  • Mengelola sumber daya perikanan

Indonesia merupakan negara maritim, oleh sebab itu Indonesia memiliki sumber daya laut yang melimpah, salah satunya ikan.

Meskipun ketersediaan ikan di Indonesia cukup melimpah, pemanfaatan yang bijak tetap saja harus dilakukan.

Agar generasi mendatang tetap bisa menikmati dan keseimbangan ekologi laut tetap terjaga.