Pendeta nasrani yang mengetahui tanda-tanda kenabian nabi muhammad bernama

Ilustrasi tasbih. Foto: Pixabay

Dalam sejarah Islam, banyak sekali kisah yang berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW. Sosoknya menjadi tokoh penting sejarah Agama Islam, terutama dalam menyebarkan Islam. Dari kisah 25 nabi, Nabi Muhammad SAW diketahui merupakan nabi terakhir.

Tapi, apakah kamu tahu siapa yang mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang nabi?

Dirangkum dari beberapa sumber pada Sabtu (4/7/2020), ketika Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun, dia diajak oleh pamannya, Abu Thalib, untuk melakukan perjalanan dagang ke Syam. Dalam perjalanan inilah, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang bernama Buhaira. Dalam kitab Adab Bizantium, Buhaira adalah seorang rahib atau biarawan yang menganut aliran Airus Nasthuri.

Ketika Abu Thalib dan Muhammad sampai di tanah Syam, ada salah seorang pendeta yang bernama Buhaira yang terbiasa memerhatikan pelataran tanah Syam dengan duduk di atas gunung pasir.

Suatu hari, dia melihat ada awan putih yang berjalan seakan memayungi rombongan unta yang sedang berjalan beriringan. Saat mereka berhenti di kaki gunung pasir tempat Buhaira duduk, rombongan itu membuat perkemahan dan beristirahat.

Pada saat itu pula, awan putih berjalan itu menghilang dan digantikan oleh pohon-pohon yang condong sehingga daun-daunnya bisa dipegang seakan memayungi seorang anak yang termasuk dalam rombongan sedang duduk beristirahat.

Biara Buhaira di Bushra, Suriah. Foto: Wikipedia

Melihat kejadian itu, Buhaira turun dari gunung pasir itu dan mengutus seseorang untuk menemui mereka. Ia menyuruh para pengiringnya untuk mempersiapkan makanan dan minuman untuk menyambut para tamu.

Namun, Buhaira tidak langsung menemui rombongan itu, ia malah bersembunyi dan memerhatikan tamunya yang sedang makan.

Abu Thalib datang bersama Muhammad dan rombongan lainnya. Selama jamuan itu berlangsung, diam-diam Buhaira mengamati sosok Muhammad seakan menemukan sebuah tanda-tanda kenabian sesuai dengan apa yang dibacanya dalam kitab.

Ketika jamuan itu selesai, Buhaira langsung menghampiri Nabi Muhammad SAW dan berkata, "Wahai anak kecil (Muhammad), demi Lata dan 'Uzza aku bertanya kepadamu, dan aku sangat mengharapkan engkau mau menjawab apa yang aku tanyakan."

Mendengar Buhaira mengucapkan sumpah dengan nama Lata dan Uzza, Nabi Muhammad SAW segera menjawab, "Jangan engkau tanya aku dengan nama Lata dan 'Uzza. Demi Allah, tidak ada yang aku benci melebihi keduanya."

Lalu, Buhaira kembali berkata, "Kalau begitu, atas nama Allah aku memintamu untuk menjawab pertanyaanku."

Muhammad pun berkata, "Katakanlah, apa yang ingin engkau tanyakan."

Saat itulah Buhaira menanyakan banyak hal kepada Muhammad. Mulai dari kebiasaannya, seperti gayanya, tidurnya, keluarganya, impian-impiannya, dan hal-hal lainnya. Muhammad pun menjawab dengan lancar. Buhaira tampak semakin yakin dengan apa yang ia ketahui selama ini.

Ketika rombongan itu ingin pamit dan disaat Muhammad berdiri, kerah jubahnya tersingkap, sehingga Buhaira melihat dengan jelas bahwa di pundaknya ada tanda kenabian. Allah SWT seperti memang ingin memperjelas bahwa Muhammad adalah seorang nabi.

Usai melihat tanda itu, Buhaira pun menemui Abu Thalib menjelaskan semua yang ia lihat dari Muhammad tentang tanda-tanda kenabian tersebut. Buhaira yang terkenal keilmuannya, membuat Abu Thalib mudah sekali percaya dengan perkatannya. Hingga, Buhaira pun berpesan kepada Abu Thalib untuk menjaga Muhammad dan segera membawanya pulang ke Mekkah. Sebab, Muhammad akan celaka jika orang Yahudi tahu bahwa Muhammad adalah seorang nabi.

Rupanya apa yang diketahui oleh Buhaira bahwa Muhammad adalah seorang nabi benar adanya. Pada usia 40 tahun, Muhammad menerima wahyu di Gua Hira yang disampaikan oleh Malaikat Jibril untuk menyampaikan pesan Allah SWT. Muhammad akhirnya diutus sebagai nabi dan rasul terakhir.

Pendeta nasrani yang mengetahui tanda-tanda kenabian nabi muhammad bernama
Kisah Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Pendeta Nasrani Buhaira saat berdagang sewaktu masih kecil. (Foto: Freepik)

Kastolani Rabu, 23 Maret 2022 - 19:40:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Kisah pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Pendeta Nasrani Buhaira di kawasan Busyra, Syam (Syria) terjadi saat Nabi SAW masih kecil dan belum diangkat menjadi Rasul.

Bagaimana kisah pertemuan Nabi SAW dengan Buhaira?

Kisah pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan pendeta Nasrani Buhaira berawal ketika Nabi SAW yang saat itu berusia 12 tahun, versi lain menyebutkan 9 tahun, ikut berdagang dengan pamannya, Abu Thalib ke Negeri Syam (Syria). 

Dilansir dari Buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah (MI) terbutan Kemenag, dalam perjalanan ke Syam, tatkala sampai di suatu tempat yang bernama Bushra, rombongannya itu bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang bernama Buhaira.

Buhaira awalnya beragama Yahudi namun menjadi rahib Kristen Nestorian. Dia tinggal di kota Bushra, Selatan Syam (sekarang Syria).

BACA JUGA:
Kegiatan Nabi Muhammad SAW Dari Bangun Tidur Sampai Tidur Lagi

Dinaungi Awan

Pendeta Buhaira atau Bahira saat itu terheran-heran melihat sebuah kafilah dagang yang datang dari Makkah, kafilah ini sudah sering lewat, tapi kali ini tidak seperti biasanya. 

Di atas mereka, ada awan yang menaungi perjalanan rombongan Nabi SAW. Ketika mereka berhenti di bawah sebuah pohon, awan itu pun berhenti. Pendeta ini memandangi rombongan ini seakan mencari sesuatu dari mereka. 

Dia mendekat, lalu memegang tangan Muhammad SAW yang masih anak-anak sambil berkata: “Ini adalah pemimpin dunia dan Rasul Tuhan semesta alam, Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi alam semesta.

Pohon dan Batu Sujud

Beberapa sesepuh Quraisy bertanya: “Engkau tahu dari mana?” Saat kalian datang, pohon dan batu menunduk sujud. Kedua-duanya tidak sujud (kepada manusia) selain kepada seorang Nabi. Dan saya juga mengetahui dia (sebagai Nabi) dari khatam an-nubuwah yang ada di pundaknya….”

Pendeta Buhaira kemudian menjamu makan rombongan Abu Talib dengan maksud untukmemperhatikan satu per satu orang yang manakah yang telah membawatanda-tanda ke-Nabiannya itu?

Semula Nab SAW tidak pergi ke rumah pendeta, dan selaku anak kecil dia tinggal menunggu barang dagangannya itu. Setelah pendeta tidak menemukan yang di carinya, maka bertanyalah dia kepada Abu Thalib: 

“Adakah di antara tuan-tuan yang belum datang ke mari? Saya ini akan menjamu semuanya.”Sahut Abu Thalib, “Ada seorang anak kecil, kemenakan saya sendiri, dia sedang menunggu barang dagangan.” 

Jawab pendeta itu: “Bawalah dia ke mari sekali pun dia masih kanak-kanak”. Kemudian Muhammad datanglah ke tempat pendeta itu. 

Setelah bertemu, maka pendeta itu memperhatikan gerak-gerik dan sifat-sifat, serta tanda yang dicarinya. Semuanya itu terdapat pada diri Muhammad.

Maka pendeta pun memuji-muji Muhammad dan memberi nasihat kepada Abu Thalib, supaya anak ini dipelihara baik-baik, karena anak inilah yang akan menjadi pemimpin ummat di kemudian hari. 

Andaikata diketahui oleh orang Yahudi, bahwa anak inilah yang menjadi Rasul di kemudian hari, tentulah mereka berusaha untuk membunuhnya. Orang Yahudi mempunyai sifat busuk hati, dan mereka menginginkan orang yang menjadi Rasul itu hendaknya dari kalangan Bani Israil saja, jangan dari bangsa lain (Arab).Berita tentang diri Nabi Muhammad Saw. 

Bahwa ia akan menjadi pemimpin dunia dan Nabi diperkuat dengan tanda-tanda waktu kelahirannya. Tanda-tanda tersebut diperkuat juga oleh penjelasan pendeta Buhaira.

Keajaiban awan ini sangat terkenal dan telah disaksikan oleh banyak orang termasuk Maisarah di saat pergi bersama Muhammad SAW ke daerah Syam membawa dagangan Khadijah, demikian juga Khadijah, pembantu-pembantu wanitanya, dan lainnya.

Tanda Kenabian di Antara Dua Pundak Rasulullah

Tanda kenabian yang satu ini disebut dengan Khatam An-Nubuwwah yang dia bawa sejak lahir. Khatam An-Nubuwwah artinya stempel kenabian. Tanda ini adalah tahi lalat berwarna hitam kekuning-kuningan. Sebahagian ulama mengatakan disitu tertulis “Muhammad rasul utusan Allah.

Selain keajaiban awan, tanda ini telah membuat pendeta Buhaira menyuruh Abu Thalib yang sedang berdagang di Syam untuk segera membawa Muhammad Saw pulang ke Makkah. Sebab, dia khawatir jikaorang-orang Yahudi yang mengetahuinya akan membunuhnya karena iri.

Tanda ini juga yang dicari oleh seorang shahabat berkebangsaan Persia, Salman Alfarisy atas wasiat dari seorang pendeta Kristen Umuriyah, Wilayah Romawi.Tanda ini pula yang diselidiki oleh Tanukhi atas perintah raja Romawi Timur, yang pada akhirnya membuatnya masuk Islam.

Abu Thalib tampak ketakutan dengan peringatan itu. Dia yakin bahwa apa yang dikatakan Buhaira itu benar. Maka dari itu, segera setelah urusan perdagangannya selesai, Abu Tholib segera membawa Muhammad pulang. Sesulit apa pun beban hidupnya, Abu Tholib tidak pernah lagi pergi berdagang ke tempat jauh demi melindungi keponakannya itu.

Jalur yang dilewati kafilah Abu Tholib adalah jalan kafilah Barat yang menyusuri Laut Merah, Madyan, Wadi Al Qurra, Hijir, dan Kota Bushra.

Berita Kenabian Muhammad SAW Disampaikan Nabi Isa As

Berita kerasulan Muhammad Saw yang disampaikan oleh pedagang Yahudi di Makkah, penduduk Yahudi Madinah, pendeta Buhaira di wilayahSyam dan pendeta Waraqah bin Naufal di Makkah mengisayaratkan adanya kabar tersebut dari kitab dan para Nabi dahulu. 

Tanda-tanda kerasulanMuhammad Saw yang diselidiki oleh Salman Al-Farisy atas wasiat seorang pendeta Kristen Umuriyah dan oleh Tanukhi, utusan raja Romawi Timur disaat itu, juga semakin memperjelas masalah ini. 

Tentang adanya pemberitaan dari Nabi Isa As, Allah Swt menegaskan di dalam Al Quran dalam Surat Ash Shaf ayat 6:

وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ - ٦

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” (QS. As Shaf Ayat 6).

Peristiwa-peristiwa ini merupakan bukti bahwa Nabi Muhammad Saw.adalah benar-benar sebagai (utusan) Allah SWT yang mendapat tugas untukmenyelamatkan umat manusia dari jalan yang sesat.

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

Pendeta nasrani yang mengetahui tanda-tanda kenabian nabi muhammad bernama
​ ​