Penyakit tidak bisa tidur sama sekali

Halodoc, Jakarta – Insomnia dan parasomnia adalah dua jenis gangguan tidur yang sering dianggap sama. Padahal, keduanya merupakan dua jenis penyakit berbeda. Apa perbedaannya? Ketahui perbedaan insomnia dan parasomnia di sini.

Insomnia, Penyakit yang Bikin Susah Tidur

Insomnia adalah gangguan tidur yang membuat pengidapnya terjaga hingga dini hari atau tidak tidur sama sekali. Ketika bangun, pengidap tetap merasa kelelahan karena tidurnya tidak nyaman. Perlu diketahui insomnia terbagi ke dalam dua tipe, yaitu tipe primer dan tipe sekunder. Tipe primer menandakan bahwa insomnia terjadi tanpa terkait kondisi medis apapun. Tipe sekunder menandakan bahwa insomnia terjadi akibat kondisi medis tertentu.

Insomnia dibagi menjadi dua berdasarkan intensitasnya, yaitu akut dan kronis. Insomnia akut terjadi dalam jangka pendek, sekitar satu malam hingga beberapa minggu, dengan gejala yang timbul hilang.

Insomnia kronis bisa bertahan lebih lama, sekitar tiga malam seminggu, sebulan, atau terjadi setiap malam. Penyebab insomnia antara lain stres, kecemasan, kebiasaan tidur yang buruk, terlalu banyak makan sebelum tidur, efek samping konsumsi obat, konsumsi kafein dan alkohol berlebih, serta mengidap penyakit tertentu (seperti fibromyalgia, arthritis, GERD, diabetes).

Baca Juga: Jangan Dibiarkan, Insomnia Bisa Sebabkan 7 Penyakit Ini

Pengidap insomnia mengalami kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari, sering terbangun tengah malam, merasa lelah setelah bangun tidur, mudah mengantuk, kelelahan pada siang hari, mood swing, sulit fokus, sakit kepala, hingga depresi.

Kamu dianjurkan ke dokter jika insomnia terjadi lebih dari empat minggu, sering terbangun pada tengah malam dalam keadaan kaget dan napas tersengal-sengal, serta mengalami gejala fisik lain yang mengganggu tidur (seperti heartburn, nyeri otot).

Parasomnia, Pengalaman Tidur yang Tidak Menyenangkan

Parasomnia adalah sekumpulan gejala tidak menyenangkan yang terjadi saat hendak tidur, sudah terlelap, atau terbangun dari tidur. Gangguan ini bisa berupa gerakan, perilaku, emosi, persepsi, hingga mimpi yang tidak wajar. Meski begitu, pengidap parasomnia tetap dalam keadaan tertidur sepanjang kejadian berlangsung.

Baca Juga: Bukan Diganggu Makhluk Halus, Ini Penyebab Gangguan Tidur Berjalan

Gejala parasomnia seringkali muncul pada fase terlelap, atau di antara fase tertidur dan terbangun. Pada transisi ini, diperlukan stimulus yang cukup kuat agar seseorang terbangun dari tidur, sehingga pengidap parasomnia akan sulit menyadari perilakunya. Setelah terbangun, pengidap parasomnia jarang mengingat mimpi atau kejadian yang dialaminya. Terkadang, pengidap parasomnia sulit untuk kembali tertidur pada malam hari.

Parasomnia bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Di antaranya meliputi tidur sampai berjalan, confusional arousals (kebingungan saat terbangun dari tidur), mimpi buruk, night terrors, mengigau, sleep paralysis, nyeri akibat ereksi saat tertidur, aritmia, bruksisme, REM sleep behavior disorder, enuresis (mengompol), dan exploding head syndrome (merasa seperti mendengar suara keras saat tertidur atau terbangun).

Gangguan tidur adalah kelainan pada pola tidur seseorang. Kondisi ini dapat menimbulkan penurunan kualitas tidur yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan penderitanya.

Gangguan tidur dapat ditandai dengan mengantuk di siang hari, sulit tidur di malam hari, atau siklus tidur dan bangun tidur yang tidak teratur. Gangguan tidur yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit lain, seperti hipertensi dan penyakit jantung.

Penyakit tidak bisa tidur sama sekali

Jenis dan Penyebab Gangguan Tidur

Berdasarkan bentuk kelainan atau gejalanya, gangguan tidur terbagi dalam beberapa jenis. Di bawah ini adalah beberapa jenis gangguan tidur yang sering terjadi:

1. Insomnia

Insomnia adalah kondisi ketika seseorang sulit tidur atau butuh waktu yang sangat lama sampai bisa tidur. Insomnia dapat disebabkan oleh kebiasaan sebelum tidur yang tidak baik, gangguan mental, atau penyakit tertentu (salah satunya gangguan kelenjar pineal).

2. Hipersomnia

Hipersomnia adalah kondisi ketika penderitanya tidur sangat panjang sehingga penderitanya selalu mengantuk di siang hari. Ada berbagai hal yang berpotensi menyebabkan hipersomnia atau tidur berlebihan, salah satunya adalah depresi.

3. Tidur berjalan

Penyakit tidur berjalan (sleepwalking) dalam istilah medis disebut somnabulisme. Penderita kondisi ini sering bangun, berjalan, atau melakukan berbagai kegiatan dalam keadaan tidur, tetapi ia tidak menyadari apa yang dilakukannya. Kondisi ini bisa dialami oleh orang dewasa dan juga anak-anak.

4. Nightmare (mimpi buruk)

Mimpi buruk terjadi saat otak menyebabkan seseorang memimpikan hal-hal yang meresahkan. Belum diketahui mengapa kondisi ini terjadi. Namun, mimpi buruk pada anak diduga dipicu oleh rasa cemas atau takut bila jauh dari orang tuanya.

5. Sleep terror (teror tidur)

Teror tidur lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama yang berusia 4–8 tahun. Penderita teror tidur dapat tampak ketakutan hingga berteriak ketika tidur. Pada anak, kondisi ini dapat dipicu oleh kelelahan atau demam.

Gejala Gangguan Tidur

Ada berbagai gejala yang dialami oleh seseorang yang menderita gangguan tidur, antara lain:

  • Bangun dan tidur di waktu yang tidak teratur
  • Sulit tidur di malam hari
  • Gerakan tungkai yang tidak disengaja saat ingin tertidur
  • Irama napas yang tidak normal saat tidur
  • Ketakutan, bermimpi buruk, berteriak, atau berjalan ketika tidur
  • Kebiasaan mendengkur, tersedak, mengertakkan gigi, atau berhenti bernapas sesaat, ketika sedang tidur
  • Sering terbangun saat sudah tertidur dan sulit untuk tidur kembali
  • Tidak dapat menggerakkan badan ketika bangun tidur
  • Sering mengantuk di siang hari sehingga dapat tiba-tiba tertidur di waktu yang tidak wajar, misalnya saat mengemudi
  • Kesemutan atau sensasi yang menjalar di tangan dan kaki
  • Lemah otot, badan lemas, atau sering merasa lelah

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gangguan tidur, terutama bila sudah mengganggu kegiatan sehari-hari. Berikut adalah hal-hal yang perlu diwaspadai dan dikonsultasikan ke dokter:

  • Tertidur ketika sedang mengemudi
  • Sulit terjaga ketika sedang menonton televisi atau membaca buku
  • Sulit berkonsentrasi saat di sekolah, kantor, atau di rumah
  • Penurunan performa di tempat kerja atau sekolah
  • Sulit mengingat sesuatu
  • Lambat dalam merespons sesuatu

Diagnosis Gangguan Tidur

Dokter akan menanyakan pola tidur pasien, meliputi berapa lama waktu tidur, apakah sering terbangun ketika sedang tidur, atau apakah sering tertidur ketika sedang beraktivitas di siang hari. Dokter juga dapat bertanya tentang kebiasaan pasien saat tidur pada teman sekamar atau keluarga pasien.

Dokter juga akan menanyakan apakah pasien memiliki masalah emosional, pernah atau sedang menderita penyakit tertentu, atau sedang menggunakan obat-obatan yang dapat menurunkan kualitas tidur.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa saluran pernapasan pasien, seperti hidung, mulut, atau tenggorokan.

Selanjutnya, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Polisomnografi atau sleep study, untuk menganalisis level oksigen, gerakan tubuh, dan gelombang otak ketika tidur
  • Electroencephalogram (EEG), untuk mengukur aktivitas listrik di otak
  • Tes darah, untuk mendiagnosis penyakit tertentu yang dapat menyebabkan gangguan tidur.
  • CT scan, untuk mendeteksi kelainan di otak yang menyebabkan gangguan tidur

Pengobatan Gangguan Tidur

Cara mengobati gangguan tidur tergantung pada penyebabnya. Di bawah ini adalah beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur:

1. Perubahan gaya hidup

Pada dasarnya, penerapan pola hidup sehat dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang. Beberapa bentuk gaya hidup sehat yang dapat dilakukan adalah:

  • Mengonsumsi lebih banyak makanan berserat, seperti sayuran dan buah-buahan
  • Membatasi asupan gula dengan mengurangi konsumsi cemilan yang manis
  • Berolahraga secara rutin
  • Mengelola stres dengan baik
  • Membuat jadwal tidur harian dan menaati jadwal tersebut dengan disiplin
  • Mengurangi konsumsi kafein, terutama pada sore dan malam hari
  • Mengurangi konsumsi minuman beralkohol
  • Menghentikan penggunaan HP setidaknya 30 menit sebelum tidur untuk menghindari dampak negatif HP terhadap kualitas tidur
  • Tidak merokok
  • Menjauhi kebiasaan tidur sepanjang hari pada hari libur, karena dapat mengubah pola tidur di hari kerja

2. Psikoterapi

Salah satu contoh psikoterapi yang dapat dilakukan adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir penderita gangguan tidur.

3. Penggunaan alat khusus ketika tidur

Pada penderita hipersomnia, dokter mungkin akan menganjurkan penggunaan alat khusus ketika tidur. Alat tersebut terdiri dari masker oksigen yang tersambung ke alat yang dinamakan continuous positive airway pressure (CPAP). Terapi CPAP berguna untuk membuat saluran pernapasan tetap terbuka.

4. Obat-obatan

Obat-obatan yang biasa diberikan oleh psikiater untuk mengatasi gangguan tidur antara lain:

  • Obat penenang
  • Obat antidepresan

Komplikasi Gangguan Tidur

Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi ketika seseorang menderita gangguan tidur, di antaranya:

  • Penurunan libido
  • Munculnya keriput dan kantung mata
  • Sering lupa
  • Berat badan meningkat
  • Penurunan konsentrasi, kemampuan penalaran, dan pemecahan masalah, sehingga sulit membuat keputusan
  • Penurunan prestasi di sekolah atau performa di tempat kerja
  • Gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan umum
  • Kecelakaan saat bekerja atau berkendara akibat menurunnya kewaspadaan
  • Peningkatan risiko terkena penyakit, seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung

Pencegahan Gangguan Tidur

Gangguan tidur dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:

  • Menciptakan lingkungan yang baik untuk tidur
  • Menghindari alkohol, kafein, dan rokok
  • Tidak bekerja hingga larut malam
  • Tidur sesuai jadwal
  • Berolahraga rutin

Terakhir diperbarui: 11 April 2019

Kenapa tidak bisa tidur sama sekali?

Penyebab insomnia antara lain stres, kecemasan, kebiasaan tidur yang buruk, terlalu banyak makan sebelum tidur, efek samping konsumsi obat, konsumsi kafein dan alkohol berlebih, serta mengidap penyakit tertentu (seperti fibromyalgia, arthritis, GERD, diabetes).

Penyakit apa yang tidak bisa tidur?

Insomnia adalah kondisi ketika seseorang sulit tidur atau butuh waktu yang sangat lama sampai bisa tidur. Insomnia dapat disebabkan oleh kebiasaan sebelum tidur yang tidak baik, gangguan mental, atau penyakit tertentu (salah satunya gangguan kelenjar pineal).

Apa bedanya insomnia dan susah tidur?

Susah Tidur Malam Tidak Selalu Berarti Insomnia Namun sebenarnya susah tidur ketika malam hari tidak selalu berarti kita mengalami insomnia, lo, teman-teman. Insomnia merupakan gangguan tidur di mana kita merasa sangat sulit untuk tidur, sulit untuk tidur nyenyak, atau mengalami keduanya.

Orang yg susah tidur namanya apa?

Insomnia atau kesulitan tidur bisa terasa begitu menyiksa. Bagi penderitanya, insomnia membuat sulit tertidur atau tidur dengan nyenyak.