Peran penting terusan Suez bagi hubungan antara benua Eropa dan Asia adalah

tirto.id - Kapal Ever Given yang tersangkut di Terusan Suez sempat menghebohkan dunia, dan membuat jalur lalu lintas kapal bermuatan besar dari berbagai penjuru dunia tertunda hingga berhari-hari.

Sebanyak sebelas Kapal pada Minggu, (28/3) menunda bekerja bekerja sepanjang hari untuk mengeruk pasir dan lumpur dari sekitar Ever Given, yang memiliki tulisan Evergreen di badan kapalnya. Demikian melansir USA Today.

Ever Given atau Evergreen adalah salah satu kapal kargo terbesar di dunia, menurut manajer teknis kapal, Bernhard Schulte Shipmanagement (BSM).

Dua kapal tunda tambahan dikerahkan pada Minggu waktu setempat ke Terusan Suez Mesir untuk membantu upaya membebaskan kapal kontainer berukuran pencakar langit yang terjepit selama berhari-hari di jalur air penting ini.

Ever Given, kapal milik Jepang berbendera Panama yang membawa kargo antara Asia dan Eropa, terjebak sejak Selasa di bentangan kanal Suez satu jalur itu.

Pihak berwenang mengurai kemacetan lalu lintas yang terjadi di Terusan Suez akibat kapal Evergreen tersangkut. Kanal tidak bisa digunakan, dan prediksi kerugian mencapai 9 miliar dolar AS sehari (sekitar Rp129 triliun).

Hal ini semakin mengganggu jaringan pengiriman global yang sudah bermasalah karena pandemi.

Pada Senin (29/3) waktu setempat kemarin, tim akhirnya berhasil mengevakuasi Ever Given yang terjebak selama hampir seminggu di Terusan Suez.

Kabar baik ini mengakhiri krisis yang telah menyumbat salah satu jalur air paling vital di dunia dan merugikan miliaran dolar sehari dalam perdagangan maritim.

Sejarah dan Lokasi Terusan Suez

Terusan Suez adalah jalur air permukaan laut yang membentang dari utara-selatan melintasi Tanah Genting Suez di Mesir untuk menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah.

Dilansir dari laman Britannica, kanal tersebut memisahkan benua Afrika dari Asia, dan menyediakan rute maritim terpendek antara Eropa dan daratan yang terletak di sekitar samudra Hindia dan Pasifik barat. Ini adalah salah satu jalur pelayaran yang paling banyak digunakan di dunia.

Terusan Suez dibangun atas prakarsa insinyur Prancis bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps. Pembangunan kanal berlangsung dari tahun 1859 hingga 1869 dan berlangsung di bawah naungan Kekaisaran Ottoman.

Terusan ini memungkinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika.

Sebelum adanya Terusan Suez, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.

Terusan ini memanjang 193 km (120 mil) antara Port Said (Būr Saʿīd) di utara dan Suez di selatan, dengan saluran pengerukan di utara Port Said, ke Mediterania, dan selatan Suez.

Kanal tersebut tidak mengambil rute terpendek melintasi tanah genting, yang hanya berjarak 121 km (75 mil). Sebaliknya, ia menggunakan beberapa danau: dari utara ke selatan, Danau Manzala (Buḥayrat al-Manzilah), Danau Timsah (Buḥayrat al-Timsāḥ), dan Danau Pahit — Danau Pahit Besar (Al-Buḥayrah al-Murrah al-Kubrā) dan Danau Sedikit Pahit (Al-Buḥayrah al-Murrah al-Ṣughrā).

Terusan Suez adalah jalan terbuka dengan delapan tikungan utama. Di sebelah barat kanal adalah dataran rendah Sungai Nil, dan di sebelah timur adalah Semenanjung Sinai yang lebih tinggi, berbatu-batu, dan gersang.

Kanal ini selesai dibangun pada 1869 dan resmi dibuka untuk jalur navigasi pada 17 November 1869. Mesir menasionalisasikan kanal tersebut pada 26 Juli 1956, di masa kepemimpinan Presiden Gamal Abdul Nasir.

Menurut laman Suezcanal.gov.eg, sejak diresmikan, kanal pernah ditutup lima kali; terakhir kali adalah yang paling serius sejak berlangsung selama 8 tahun. Kanal tersebut kemudian dibuka kembali untuk navigasi pada tanggal 5 Juni 1975.

Mengapa Terusan Suez Penting Bagi Perdagangan Dunia?

Pentingnya kanal berasal dari lokasinya yang sangat strategis. Kanal ini adalah satu-satunya tempat yang menghubungkan langsung perairan Eropa dengan Laut Arab, Samudra Hindia, dan negara-negara di Asia Pasifik.

Dilansir dari CNN, tanpa Terusan Suez, pengiriman yang melakukan perjalanan di antara bagian-bagian dunia tersebut harus melintasi seluruh benua Afrika, menambah biaya yang besar dan secara substansial memperpanjang waktu perjalanan mereka.

Solusi untuk masalah itu tampaknya sulit dipahami selama berabad-abad, sampai jalur air sepanjang 120 mil yang berharga dibangun untuk meluncur ke Mesir dan ke Laut Merah. Terusan ini dibangun selama satu dekade di pertengahan abad ke-19.

Laman BBC menuliskan, sekitar 12% perdagangan global melewati terusan Suez, membawa barang senilai lebih dari 1 triliun dolar AS dalam setahun.

Sekitar 50 kapal per hari, membawa total kargo senilai 3 miliar dolar AS hingga 9 miliar dolar AS , akan melakukan perjalanan ke utara atau selatan antara pelabuhan Suez dan Port Said.

Kapal Ever Given yang terdampar di pantai saja membawa hingga 20.000 kontainer; dan ada sekitar 16 kapal tanker bahan bakar yang menunggu antrean di belakangnya untuk melewati terusan itu.

Sekitar 80 persen dari volume perdagangan internasional diangkut melalui laut, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa. Demikian seperti dilansir dari laman Quartz.

Insinden yang dialami Ever Given menambah miliaran dolar untuk biaya rantai pasokan. Secara global, biaya rata-rata untuk mengirimkan peti kemas berukuran 40 kaki melonjak dari 1.040 dolar AS pada Juni lalu menjadi 4.570 dolar AS pada 1 Maret, menurut S&P Global Platts.

Masih belum jelas apakah dan seberapa parah penyumbatan saluran akan mempengaruhi konsumen.

Tetapi analis Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien bahwa episode tersebut dapat menyebabkan minyak menjadi lebih mahal bagi konsumen karena tarif kapal tanker yang lebih tinggi sebagai akibat dari insiden tersebut. Demikian menurut laporan CNN.

Baca juga:

  • Update Terusan Suez Hari Ini: Kapal Evergreen Berhasil Dievakuasi
  • Apa Itu Terusan Suez Tempat Kapal Tersangkut: Fakta & Sejarahnya?

Baca juga artikel terkait APA ITU TERUSAN SUEZ atau tulisan menarik lainnya Yandri Daniel Damaledo
(tirto.id - adr/agu)


Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Jakarta -

Terusan Suez merupakan jalur transportasi laut yang berada di negara Mesir. Terusan Suez menghubungkan antara dua laut ini menjadi jalur paling sibuk di dunia sejak dulu hingga sekarang.


Dulu, kapal kargo akan melakukan perjalanan memutar melewati Benua-Afrika untuk mengirimkan logistik dari benua Asia-Eropa atau sebaliknya. Kini, Terusan Suez masih menjadi jalur perdagangan yang padat dan dilewati beribu ribu kapal kargo setiap tahunnya.


Menghubungkan dua laut


Terusan Suez menghubungkan antara laut Mediterania dengan laut Merah. Terusan ini membentang hingga 193 kilometer dari Laut Tengah (Mediterania) sampai ke Laut Merah dan menuju ke Samudera Hindia.


Ada tiga daerah yang dilewati oleh Terusan Suez yaitu Suez, Ismailiyah dan Port Said. Jalur ini memungkinkan lebih banyak pengiriman langsung antara Eropa dan Asia serta memangkas waktu pelayaran berhari-hari.


Tidak perlu mengelilingi Benua Afrika untuk sampai di Eropa. Hanya membutuhkan waktu sekitar 13-15 jam untuk melewati Terusan Suez.


Sejarah awal Terusan Suez


Dilansir situs resmi Suez Canal, sejarawan telah menyimpulkan bahwa Firaun Senusret III adalah orang pertama yang berpikir untuk menghubungkan Laut Merah dan Mediterania.


Hal itu diketahui setelah adanya penggalian pertama untuk pembangunan jalur Terusan Suez yang diperintahkan Firaun yang berkuasa pada 1887-1849 sebelum Masehi itu.


Ide menghubungkan antara Laut Merah dan Mediterania, memiliki tujuan untuk mempromosikan perdagangan dan memfasilitasi komunikasi antara Timur dan Barat ketika kapal-kapal datang dari Mediterania.


Di balik pembuatan Terusan Suez adalah Ferdinand de Lesseps. Dengan mengumpulkan tim insinyur dari berbagai negara, pembangunan Terusan Suez dimulai pada April 1859 dan selesai 10 tahun kemudian.


Fungsi sebagai jalur perdagangan


Sempat terbengkalai dan dimanfaatkan untuk kepentingan kekuasaan, Khedive Mesir Said Pasha akhirnya menebus dengan harga sekitar 400.000 pound sterling.


Namun, setelah ketentuan Konvensi Konstantinopel pada tahun 1888, terjadi perebutan Terusan Suez menghubungkan antara Mesir dan Inggris.


Mulanya terusan dibuka untuk semua kapal dari berbagai negara tapi Inggris mengklaim bahwa terusan itu merupakan bagian dari kekuatan maritimnya.


Baru pada 1936, perebutan Terusan Suez antara Inggris dan Mesir diputuskan dalam sebuah perjanjian. Hasilnya cukup menguntungkan Inggris di mana pertahanan kolonialnya diperbolehkan untuk ditingkatkan di sepanjang zona Terusan Suez.


Setelah melewati sejarah panjang perjanjian dengan Inggris juga pertentangan dengan negara lain, akhirnya sejak 1952 Terusan Suez resmi dikelola oleh Mesir.


Sejak saat itu hingga sekarang, Terusan Suez menghubungkan antara laut Merah dan Mediterania ini telah dilewati puluhan ribu kapal setiap tahunnya.

Simak Video "Detik-detik SpaceX Luncurkan Satelit Komunikasi Mesir"



(faz/pay)