Perbedaan urutan khutbah pada shalat Idul Fitri Idul adha adalah

Perbedaan urutan khutbah pada shalat Idul Fitri Idul adha adalah

Ilustrasi Hari Raya Idulfitri. Credit: pexels.com/Chattrapal

Bola.com, Jakarta - Tanggal 1 Syawal menjadi hari yang spesial bagi umat Islam karena diperingati sebagai Hari Raya Idulfitri. Dalam perayaan Lebaran tersebut, bagian yang tak terpisahkan ialah salat Idulfitri.

Dalam rangkaian salat Idulfitri terdapat terdapat khotbah. Khotbah Idulfitri disampaikan setelah salat Idulfitri dua rakaat.

Jadi, setelah salat selesai, imam langsung berdiri untuk melaksanakan khotbah. Penyampaian khotbah Idulfitri berbeda dengan khotbah Jumat.

Bedanya, khotbah Idulfitri dilaksanakan setelah salat Idulfitri dua rakaat. Sementara khutbah Jumat disampaikan sebelum sholat Jumat dua rakaat.

Penyampaian khotbah Idulfitri tetap disunnahkan, meski salat Idulfitri dilaksanakan di rumah dengan jemaah terbatas. Itulah mengapa, penting untuk mengetahui urutan atau tata cara khotbah Idulfitri.

Berikut ini tata cara khotbah Idulfitri yang perlu diketahui, seperti dilansir dari laman NU Online via Brilio.net, Rabu (12/5/2021). 

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, khotbah Idulfitri dilaksanakan setelah salat dua rakaat. Berikut ini tata cara salat Idulfitri beserta niatnya:

1. Membaca Niat

Sama seperti salat lainnya, niat salat Idulfitri pada setiap posisi, baik sebagai imam, makmum, atau salat yang dilaksanakan sendiri memiliki perbedaan bacaan.

"Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini imaman lillahi ta’alaa"

Artinya: "Aku niat salat sunnah Idulfitri dua rakaat menjadi imam karena Allah Ta'ala"

"Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini makmuuman lillahi ta’ala"

Artinya: "Aku niat salat sunnah Idulftri dua rakaat menjadi makmum karena Allah Ta'ala"

"Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rak ‘ataini lillahi ta’alaa"

Artinya: "Aku niat salat sunnah Idullftri dua rakaat karena Allah Ta'ala."

2. Takbiratul ihram.

3. Membaca doa Iftitah.

4. Takbir sebanyak tujuh kali.

Setiap takbir membaca bacaan tasbih sebagai berikut:

Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha ilallah wallahu akbar

Artinya: "Maha Suci Allah, segala pujian baginya, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar."

5. Membaca surat Al-Fatihah.

6. Membaca surat-surat Al-Qur'an lainnya, namun apabila menjadi makmum cukup mendengarkan dan menyimak surat yang dibacakan oleh imam. Surat pertama yang dianjurkan untuk dibaca yakni surat Al-’Ala.

7. Rukuk dan tumakninah.

8. I'tidal dan tumakninah.

9. Duduk di antara dua sujud dan tumakninah.

10. Sujud kedua dan tumakninah.

12. Melakukan salat rakaat kedua seperti sebelumnya.

13. Duduk tasyahud akhir dan tumakninah.

14. Salam.

15. Mendengarkan khotbah apabila menjadi makmum, memberikan khotbah bila menjadi imam, namun jika salat Idulfitri dikerjakan secara munfarid maka tidak perlu ada kotbah.

16. Khotbah ini dilaksanakan dengan membaca takbir sebanyak sembilan kali sebagai pembuka.

Sebelum membahas tata cara khotbah Idulfitri, perlu diketahui rukunnya. Rukun khotbah yang harus diperhatikan saat melaksanakan khotbah Idulfitri tidak berbeda jauh dengan rukun khotbah Jumat.

Di antaranya memuji Allah, membaca selawat, berwasiat tentang takwa, membaca ayat Al-Qur'an pada satu di antara khotbah, serta mendoakan kaum Muslimin pada khotbah kedua.

Hukum penyampaian khotbah Idulfitri adalah sunnah. Jadi, jika tidak ada jemaah yang memiliki kemampuan untuk berkhotbah, maka khotbah Idulfitri ditiadakan dan salat Idulfitri tetap sah.

Kendati demikian, seperti yang sudah disebutkan di atas, penyampaian khotbah Idulfitri tetap disunnahkan, meski salat Id dilaksanakan di rumah dengan jemaah terbatas.

Tata cara khotbah Idulfitri:

Khotbah pertama:

1. Menghadap jemaah.

2. Mengucap salam.

3. Melafalkan takbir sebanyak sembilan kali.

4. Membaca tahmid/hamdalah.

5. Membaca selawat nabi.

Allahumma shalli ‘al sayyidin Muhammad, wa 'alaa aali sayyidin muhammad.

6. Membaca wasiyyat bit taqwa.

7. Menyampaikan nasihat ketakwaan, terutama soal penting zakat fitrah.

8. Membaca salah satu ayat Al-Qur'an.

9. Menutup khotbah pertama.

Khotbah kedua:

1. Membaca takbir sebanyak tujuh kali.

2. Membaca tahmid/hamdalah.

3. Membaca selawat nabi.

4. Membaca wasiyyat bit taqwa.

5. Membaca salah satu ayat Al-Qur'an.

6. Membaca doa ampunan untuk umat Islam.

7. Doa sapu jagat.

8. Menutup khotbah kedua.

9. Mengucap salam.

Adapun berikut ini adalah keterangan mazhab Syafi'i perihal khotbah Idulfitri:

"Setelah salat Idulfitri, (khatib) dianjurkan untuk menyampaikan dua khotbah di atas mimbar. Jika telah naik ke atas mimbar, khatib menghadap jamaah dan memberi salam kepada mereka dan mereka menjawab salam khatib sebagaimana penjelasan pada bab Jumat. Khatib kemudian berkhotbah seperti dua khotbah Jumat, baik rukun maupun sifatnya. Hanya, pada khotbah salat Idulfitri, khatib tidak disyaratkan untuk berdiri pada saat koutbah," - (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, [Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah: 2010 M], juz V, halaman 25).

"Khatib pada salat Idulfitri boleh duduk atau rebahan, meski mampu berdiri. Tetapi, tentu saja yang lebih utama khatib menyampaikan khutbah sambil berdiri. Khatib dianjurkan untuk memisah dua khotbah dengan duduk sejenak sebagaimana ia memisah kedua khotbah Jumat," (Lihat Imam An-Nawawi, 2010 M: V/25).

Disadur dari: Brilio.net (Reporter: Desinta Ramadani. Published: 4/5/2021)

Ada yang menarik dalam perayaan Idul Adha 1438 H kali ini. Ya, “hari raya berkurban” ini jatuh di hari Jumat (1/9/2017).

Inibaru.id – Idul Adha kali ini bisa dibilang spesial. Pasalnya, jatuh di hari Jumat. Selain membuat libur menjadi lebih panjang lantaran Sabtu-Minggu juga libur, Jumat juga merupakan hari yang istimewa bagi kaum Muslim.

Layaknya hari Minggu, hari kelima dalam kalender ini juga acap digunakan sebagai hari istirahat. Sekolah berbasis agama Islam umumnya libur pada hari Jumat. Para pekerja upah harian juga banyak yang memilih libur pada hari itu.

Banyak yang bilang Jumat adalah hari pendek, mungkin lantaran “terpotong” Salat Jumat yang dilaksanakan berjamaah di masjid bagi pria. Mereka umumnya mempersiapkan ibadah wajib pengganti Salat Dzuhur sedari pagi, mulai dari memotong kuku, rambut, bersih-bersih diri, hingga mempersiapkan baju terbaik untuk berangkat ke masjid.

Baca juga: Tips Membungkus Daging Kurban dari LIPI Ini Perlu Diperhatikan

Sekilas, persiapan Salat Jumat ini mirip dengan kebiasaan Salat Ied yang biasa kita lakukan. Ya, dalam banyak hal, keduanya memang memiliki kesamaan, diantaranya sama-sama dilaksanakan dalam dua rakaat. Kemudian, juga memakai khutbah.

Namun demikian, khutbah keduanya tetaplah memiliki perbedaan. Dinukil dari buku karangan Gus Arifin berjudul “Fiqih Puasa: Memahami Puasa, Ramadhan, Zakat Fitrah, Hari Raya, dan Halal bi Halal” yang dilansir dari Brilio.id, Rabu (15/7), perbedaan khutbah keduanya antara lain:

Khutbah Jumat disampaikan sebelum salat dua rakaat, sedangkan khutbah salat Ied disampaikan setelah salat. Menurut madzhab Hanafi, khutbah Ied tidak sah bila didahulukan, bahkan harus diulangi lagi.

Khutbah Jumat dimulai dengan pujian kepada Allah (hamdalah). Hal ini termasuk syarat atau rukun menurut madzhab Syafi'i dan Hambali, sunah menurut madzhab Hanafi, dan sunah yang dianjurkan menurut madzhab Maliki.

Adapun khutbah Idul Fitri dan Idul Adha sunah dimulai dengan bacaan takbir.

Menurut madzhab Hanafi, Hambali, Maliki, yang mendengarkan khutbah Ied sunah mengucapkan takbir secara pelan-pelan ketika khatib bertakbir. Sementara menurut jumhur ulama, dalam khutbah Jumat haram berbicara, termasuk berzikir.

Namun menurut pendapat yang sahih dari madzhab Hanafi, tidak makhruh berzikir ketika khutbah Jumat dan Ied. Sedangkan menurut madzhab Hambali, haram berbicara selain takbir dalam khutbah Jumat dan Id.

Baca juga: Sudah Salat Idul Adha Masih Jumatan dan Salat Dzuhur Nggak ya?

Menurut madzhab Hanafi, khatib salat Ied jangan duduk di mimbar, kecuali pada khutbah Jumat.

Menurut madzhab Maliki, apabila khatib Ied berhadas di tengah-tengah khutbahnya, ia boleh melangsungkan khutbahnya dan tidak perlu mencari pengganti. Hal yang sebaliknya terjadi pada khutbah Jumat.

Menurut madzhab Syafi'i, hal-hal yang sunah pada khutbah Jumat juga berlaku dalam khutbah Ied seperti harus berdiri, suci, menutup aurat, dan duduk di antara kedua khutbah. (OS/IB)