Percakapan antara dua orang atau lebih dalam sebuah pementasan drama disebut

Lakon yang juga saga dari Mahabarata ini dapat disaksikan mulai Kamis (25/3/2021) pukul 18.30 WIB hingga Rabu (31/3/2021) pukul 23.59 WIB melalui kanal YouTube Teater Koma. (Bambang E. Ros/Fimela)

Bola.com, Jakarta - Dialog merupakan bagian terpenting dalam naskah drama terlebih lagi apabila diangkat ke pertunjukan teater. Hal itu karena sebagian besar informasi baik mengenai karakter, tokoh, suasana, emosi, maupun waktu disampaikan lewat dialog.

Secara bahasa, dialog berasal dari bahasa Yunani 'dia' dan 'logos', yang artinya cara manusia dalam menggunakan kata. Dalam istilah lain, dialog adalah sebuah kegiatan literatur dan teatrikal yang terdiri dari percakapan lisan atau tertulis antara dua tokoh atau lebih.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dialog adalah percakapan (dalam sandiwara, cerita dan sebagainya). Jadi, dialog adalah percakapan atau proses komunikasi yang ada dalam suatu cerita.

Dalam drama hampir semua informasi disampaikan melalui dialog yang dilakukan para pemainnya. Dari dialog tersebut diharapkan terbentuk saling pengertian dan pemahaman bersama yang lebih luas dan mendalam tentang hal yang menjadi bahan dialog.

Dalam drama atau teater ada beberapa jenis dialog yang dilakukan para tokohnya. Apa saja jenis-jenis dialog dalam drama?

Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis dialog dalam drama yang perlu diketahui, seperti dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Selasa (19/10/2021). 

Berita video SportBites tentang 5 Rekomendasi Film Dokumenter Tentang Sepak Bola di Netflix, Ada Film Tentang Barcelona loh!

Selama 120 menit, penikmat seni dapat menyaksikan kisah kesetiaan putri dari Raja Mandraka, Savitri. Awalnya Savitri menjalankan tradisi kerajaan Mandraka, yang juga dilakukan ibunya, yaitu dengan pergi berkelana mencari calon suami. (Bambang E. Ros/Fimela)

Pengarang drama biasanya mencoba menghantarkan kisahnya dalam satu atau beberapa keterangan. Jadi, prolog adalah pendahuluan atau peristiwa pendahuluan.

Fungsi dari prolog berguna untuk menerangkan dan membeberkan situasi. Prolog disusun bertujuan untuk membangkitkan minat pembaca terhadap isi dalam sebuah tulisan.

Jika dalam pertunjukan drama/teater, dialog bisa membangkitkan minat penonton karena berisi sinopsis lakon, pengenalan para tokoh, serta konflik-konflik yang akan terjadi dalam cerita tersebut.

Di tengah pandemi, lakon bertajuk Savitri hadir lewat pementasan virtual dalam rangka merayakan HUT Teater Koma ke-44 yang jatuh pada tanggal 1 Maret 2021 kemarin. (Bambang E. Ros/Fimela)

Epilog yang merupakan bagian penutup pada karya sastra penting sebagai bekal bagi pembaca/penonton. Dengan begitu penonton mampu mengambil hikmah dari konflik-konflik dalam cerita serta penyelesaiannya, dan biasanya akan muncul kalimat bijak dalam epilog tersebut.

Fungsi dari epilog adalah menyampaikan inti dari cerita, hikmah, atau komentar atas cerita yang baru saja disajikan.

Selain sebagai penutup, epilog berfungsi untuk menegaskan pesan-pesan moral, tata nila, refleksi hidup dan kehidupan yang diceritakan.

“Teater Koma merupakan satu kelompok seni yang produktif berkarya dan menghadirkan lakon dengan pesan moral yang patut diteladani selama 44 tahun,” ungkap Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation. (Bambang E. Ros/Fimela)

Soliloquy adalah percakapan yang dilakukan oleh tokoh tunggal kepada dirinya sendiri. Soliloquy bisa berbentuk percakapan dengan dirinya sendiri dalam cermin atau percakapan yang berbunyi dalam hati yang berkata pada diri sendiri.

Sebagian orang mungkin pernah melihat seseorang berbicara dengan dirinya sendiri dalam kehidupan. Nah, kira-kira semacam itulah.

Gambaran lainnya ialah saat menonton sinetron, biasanya ada salah seorang aktor berbicara sendiri atau berbicara dengan tatapan langsung ke layar kamera.

Ditulis dan disutradarai N. Riantiarno, lakon Savitri dimeriahkan oleh penampilan dari Budi Ros, Rangga Riantiarno, Sekar Dewantari, Suntea Sisca, Angga Yasti, Andhini Puteri, Dick Perthino, Hengky Gunawan, dan Febri Siregar. (Bambang E. Ros/Fimela)

Monolog pada dasarnya adalah percakapan atau pidato panjang yang disajikan oleh karakter individu yang ditujukan kepada pemain lain atau penonton. Monolog dapat dipentaskan secara tersendiri.

Pementasan monolog ini termasuk satu di antara yang paling banyak dilakukan di pentas-pentas nasional. Dramawan Butet Kertarajasa pernah mementaskan naskah "Matinya Tukang Kritik", "Sarimin", "Kucing", dan masih banyak lagi yang lain.

Kemudian Happy Salma pernah memainkan monolog "Inggit", Rike Dyah Pitaloka bersama Ria Irawan dan Niniek L. Karim pernah mementaskan "Perempuan Menuntut Malam: Monolog tiga perempuan".

Sumber: Kemdikbud

Yuk, kenali tentang drama, khususnya mengenai unsur-unsur, struktur, ciri-ciri, serta kaidah kebahasaan pada drama. Mari kita belajar!

--

Siapa di sini yang suka nonton pementasan drama? Biasanya, drama dipentaskan di sebuah gedung teater di mana kamu bisa duduk dan menyaksikan secara langsung akting dari tokoh-tokoh yang diperankan. 

Eits, sebelumnya, kamu sudah tahu belum apa itu drama? Drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Drama biasa disebut juga dengan istilah lain seperti sandiwara, lakon, tonil, sendratari, atau tablo.

Pementasan drama (Sumber: jepara.go.id)

Dalam sebuah drama, terdapat yang disebut dengan naskah drama atau teks drama. Naskah drama adalah sebuah teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan. Bisa dibilang, naskah drama merupakan blueprint dari sebuah drama karena drama akan dieksekusi sesuai dengan naskah drama yang sudah dibuat.

Baca juga: Teks Persuasi, Pengertian, Syarat & Contoh

Nah, dalam drama, terdapat banyak hal yang perlu kamu perhatikan, nih! Mulai dari unsur-unsur drama, struktur teks drama, ciri-ciri drama, hingga kaidah kebahasaan yang digunakan dalam drama. Hal-hal tersebut perlu diperhatikan agar drama bisa dibuat dan dieksekusi dengan baik. Biar nggak makin penasaran, kita bahas satu per satu, yuk!

Unsur-Unsur Drama

Unsur-unsur drama terdiri atas empat hal, yaitu alur, penokohan, dialog, dan latar.

1. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama mencakup bagian-bagian pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, hingga penyelesaian.

Dalam drama, terdapat tiga jenis alur, yakni:

a. Alur Maju

Alur maju adalah alur yang menggambarkan cerita berjalan berurutan ke depan atau kronologis.

b. Alur Mundur

Alur mundur adalah alur yang menggambarkan cerita berupa peristiwa mundur ke belakang atau sorot balik (flashback).

c. Alur Campuran

Alur campuran adalah perpaduan dari alur maju dan mundur atau disebut juga compound.

2. Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh. Dalam sebuah pementasan drama, tokohlah yang menggambarkan atau memerankan secara langsung cerita yang ada dalam naskah drama.

Tokoh terbagi dua berdasarkan perannya, yaitu:

a. Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama.

b. Tokoh Pembantu

Tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita.

3. Dialog

Dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih. Dalam dialog terdapat dua unsur, yakni:

a. Wawancang

Wawancang adalah kata-kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh tokoh dalam drama.

b. Kramagung

Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh.

4. Latar

Latar adalah keterangan mengenai ruang dan waktu yang ada dalam drama. Latar dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Latar Tempat

Latar tempat menggambarkan lokasi terjadinya setiap scene dalam drama. Latar tempat dapat digambarkan dengan bantuan properti yang mendukung. Misalnya, drama yang dipentaskan adalah drama fabel yang berlatar tempat di hutan belantara, maka bisa ditambahkan properti seperti pohon-pohon buatan, rerumputan buatan, bunga-bunga buatan, serta kostum hewan yang dikenakan oleh para tokoh. 

b. Latar Waktu

Latar waktu menggambarkan waktu terjadinya setiap scene dalam drama, bisa berupa hari, jam, tanggal, bulan, maupun tahun. Sama halnya dengan latar tempat, latar waktu juga dapat digambarkan dengan bantuan properti yang mendukung. Misalnya, suatu scene dalam drama berlatar waktu siang hari yang terik, maka bisa ditambahkan properti seperti lampu sorot berwarna terang yang menandakan bahwa scene tersebut terjadi di siang hari.

c. Latar Suasana

Latar suasana menggambarkan suasana terjadinya setiap scene dalam drama. Latar suasana dapat digambarkan dengan bantuan properti, musik, maupun akting yang dilakukan tokoh. Misalnya, suatu scene dalam drama berlatar suasana yang mencekam, maka bisa ditambahkan properti seperti lampu yang remang-remang, musik yang menegangkan, dan akting tokoh yang seolah merinding dan ketakutan.

By the way guys, sudah pernah cobain fitur Roboguru belum? Kamu bisa tanya berbagai macam soal maupun materi sulit yang belum kamu pahami, lho! Yuk, cobain!

Struktur Teks Drama

Struktur teks drama terdiri atas tiga bagian, yaitu prolog, dialog, dan epilog.

1. Prolog

Prolog adalah bagian berupa kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang yang umumnya disampaikan oleh dalang, narator, atau tokoh tertentu.

2. Dialog 

Dialog adalah percakapan antartokoh dalam drama. Dialog terdiri atas tiga bagian, yaitu:

  • Orientasi → bagian awal cerita
  • Komplikasi → bagian pengembangan cerita
  • Resolusi → bagian akhir cerita

3. Epilog

Epilog adalah kata-kata penutup yang berupa simpulan maupun amanat tentang keseluruhan isi dialog.

Baca juga: Membahas Teks Eksplanasi & Contohnya, Lengkap!

Ciri-Ciri Drama

Drama memiliki beberapa ciri khas yang perlu kamu ketahui, di antaranya yaitu:

  • Disampaikan dalam bentuk dialog
  • Memiliki tokoh atau karakter yang diperankan
  • Terdapat konflik atau ketegangan yang menjadi inti dari cerita drama
  • Dilakukan di atas panggung yang telah dilengkapi dengan peralatan dan properti untuk menghidupkan suasana
  • Dilakukan di hadapan penonton karena drama merupakan sarana hiburan

Kaidah Kebahasaan Drama

Kaidah kebahasaan yang digunakan dalam drama antara lain sebagai berikut:

  • Berupa dialog
  • Menggunakan tanda petik pada dialog
  • Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia, beliau, ia, -nya)
  • Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian dialog (aku, saya, kami, kita, kamu)
  • Banyak menggunakan konjungsi temporal (sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian)
  • Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa (menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat)
  • Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami)
  • Menggunakan kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana (ramai, bersih, baik, gagah, kuat)

---

Nah, itu dia pembahasan tentang drama, khususnya mengenai unsur-unsur drama, struktur teks drama, ciri-ciri drama, serta kaidah kebahasaan yang digunakan dalam drama. Setelah membaca pembahasan tadi, tentunya kamu jadi makin paham, kan? Biar pemahamanmu makin mantap lagi, tonton video pembahasannya di ruangbelajar, yuk!

Sumber Gambar:

Gambar 'Pementasan Drama' [Daring]. Tautan: //jepara.go.id/2019/11/25/srawung-teater-hadirkan-sebuah-pilihan/ (Diakses: 20 April 2022)

Artikel ini pertama kali ditulis oleh Shabrina Alfari dan telah diperbarui oleh Kenya Swawikanti pada 20 April 2022.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA