Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
HM.4.6/176/SET.M.EKON.3/07/2021

Singapura Merupakan Salah Satu Negara Mitra Ekonomi Utama Indonesia

Jakarta, 13 Juli 2021

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja selama 2 hari ke Singapura mulai 13 Juli hingga 14 Juli 2021. Dalam kunjungan kerja ini Menko Airlangga akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Wakil Perdana Menteri Singapura yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kebijakan Ekonomi Heng Swee Keat, Menteri Senior dan Menteri Koordinator Bidang Sosial Tharman Shanmugaratnam, Menteri Luar Negeri Dr Vivian Balakrishnan, serta Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Kedua Dalam Negeri, dan Menteri yang bertanggung jawab atas Smart Nation dan Cybersecurity Josephine Teo. 

Menko Airlangga juga dijadwalkan akan memimpin Pertemuan Tingkat Menteri Enam Kelompok Kerja Bilateral Singapura – Indonesia bersama Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Gan Kim Yong. Fokus pembahasan dalam pertemuan ini adalah terkait perkembangan kerjasama bilateral di bidang ekonomi antara kedua negara terkait investasi, transportasi, pariwisata, pembangunan Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Ekonomi Khusus lainnya, tenaga kerja dan agribisnis. 

Sejumlah isu bilateral penting dibahas dalam rangkaian pertemuan bilateral tersebut antara lain perkembangan hubungan bilateral khususnya di bidang investasi dan perdagangan, persiapan Leaders’ Retreat kedua negara, persiapan Presidensi G20 tahun 2022, keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 dan perkembangan penanganan ekonomi di masa pandemi.  Dalam kesempatan yang sama, Menko Airlangga juga menyampaikan apresiasi atas dukungan dan bantuan medis dari Singapura untuk penanganan kasus Covid-19 yang meningkat beberapa minggu terakhir.  Seperti diketahui, Singapura mengirimkan bantuan ventilator dan oksigen ke Indonesia.

Singapura merupakan salah satu partner ekonomi utama bagi Indonesia di bidang investasi dan perdagangan.  Pada kuartal pertama tahun ini, penanaman modal asing (Foreign Direct Investment) dari Singapura mencapai USD 2,6 Miliar yang tersebar pada lebih dari 3.634 proyek.  Nilai perdagangan antar kedua negara tercatat sebesar USD 20,47 Milar di tahun 2020 dan mencapai USD 10,97 Miliar dari awal tahun 2021 hingga Mei tahun ini.  “Nilai investasi ini menjadikan Singapura sebagai salah satu negara investor utama Indonesia dan ini menunjukkan kerjasama erat yang telah terjalin sangat baik antara kedua negara,” ujar Menko Airlangga.

Pada bulan Maret tahun ini, Menko Airlangga juga sudah meresmikan Nongsa Digital Town, perluasan dari Nongsa Digital Park yang merupakan hasil kerjasama pemerintah dan swasta antara Indonesia dan Singapura.  Nongsa Digital Town menandakan tahapan awal bagi pengembangan ekosistem industri digital di Batam dan akan menjadi batu loncatan untuk mempercepat kolaborasi serupa di industri digital antar kedua negara.

Selain itu, Menko Airlangga juga dijadwalkan untuk menghadiri peresmian konferensi Asia Tech x Singapore (ATxSG) yang diselenggarakan oleh Infocomm Media Development Authority (IMDA) pada 13 Juli 2021.  Acara ATx Summit dengan tema ‘’Redefining Tech for a Better Future” tersebut dibuka oleh Deputi Perdana Menteri Singapura, Heng Swee Keat serta dihadiri oleh peserta dari berbagai negara dan kawasan secara virtual. 

Dalam konferensi ini, Menko Airlangga akan menyampaikan pemaparan terkait kerjasama internasional yang dapat dilakukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi berdasarkan revolusi digital dan inovasi teknologi.  Pembahasan akan difokuskan bagaimana pemerintah dapat bekerjasama dengan menggunakan teknologi dalam upaya meraih ekonomi digital untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.  Kerjasama internasional diperlukan setelah seluruh negara di dunia berjibaku menyelesaikan penanganan Covid-19 dan berupaya memulihkan ekonomi tidak hanya di negara masing-masing, namun juga pemulihan ekonomi secara global.  Menko Airlangga juga menyampaikan inisiatif Pemerintah Indonesia dan program-program yang ingin didorong Indonesia dalam presidensi G20 pada tahun 2022.

Meski saat ini, tingkat penetrasi jaringan internet di Indonesia yang belum merata masih menjadi tantangan, Pemerintah terus mendorong percepatan pembangunan jaringan internet ke seluruh wilayah di Indonesia.  Pemerintah juga melakukan kerjasama dengan pelaku bisnis digital untuk memberikan akses seluas mungkin sehingga para pelaku UMKM dapat terintegrasi ke platform digital untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang semakin kuat. “Upaya pemulihan ekonomi membutuhkan kerja sama dan kemitraan kuat antar negara pada tingkat bilateral, regional, dan global. Perkembangan teknologi digital akan berperan signifikan untuk menggerakkan ekonomi mulai dari sektor e-commerce hingga fintech,” ujar Menko Airlangga.

***

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Susiwijono Moegiarso

Website: www.ekon.go.id Twitter, Instagram, Facebook, & Youtube: @PerekonomianRI Email:

LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia

Jakarta -

Mayoritas sumber pendapatan utama negara di kawasan Asia Tenggara berasal dari sektor pertanian. Namun, ada satu negara yang disebut sebagai negara industri. Negara manakah itu?

Berdasarkan kondisi geografisnya, wilayah Asia Tenggara didominasi oleh rangkaian pegunungan, lembah, sungai, dan berbagai pulau. Kawasan ini terbagi menjadi dua wilayah, yakni mainland dan insular.

Dilansir dari Britannica, kawasan mainland didominasi oleh rangkaian pegunungan dan sungai. Kawasan ini terdiri dari negara Myanmar, Laos, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Sedangkan insular, dicirikan dengan wilayahnya yang dikelilingi banyak pulau. Kawasan insular meliputi negara Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Negara dengan proporsi perdagangan ekspor yang relatif besar adalah Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Satu-satunya negara industri di kawasan Asia Tenggara yaitu Singapura. Negara yang tidak memiliki hasil tambang ini mengandalkan sektor industri sebagai sumber ekonomi utama negara.

Singapura terletak di ujung Semenanjung Malaya, sekitar 85 mil (137 kilometer) di utara Khatulistiwa. Pulau Singapura berbentuk seperti berlian dan di dalamnya terdapat 60 pulau kecil. Pulau utama dipisahkan dari Semenanjung Malaya di utara Selat Johor.

Sejak akhir 1960-an, Singapura telah menerapkan kebijakan umum industrialisasi berorientasi ekspor. Untuk menarik investasi asing, ekonomi diliberalisasi, dan serangkaian insentif diberikan kepada perusahaan multinasional.

Secara bertahap, sistem produksi telah terdiversifikasi dari industri padat karya, seperti tekstil ke kegiatan teknologi tinggi, seperti pembuatan elektronik dan peralatan presisi serta penyulingan minyak. Diversifikasi tersebut telah menghasilkan nilai tambah yang jauh lebih tinggi untuk produksi.

Menurut Singapore Department of Statistics, hampir 70% dari nilai tambah nominal ekonomi Singapura dihasilkan dari industri jasa. Sedangkan sisanya, sekitar 25% dihasilkan oleh industri penghasil barang.

Pada tahun 2020, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita Singapura dengan harga pasar saat ini mencapai $ 82.503 dengan pertumbuhan PDB riil -5.4%.

Jenis-jenis Industri di Singapura

1. Industri Penghasil Jasa

- Perdagangan grosir : 16.8%- Perdagangan eceran : 1.4%- Transportasi dan penyimpanan : 5.4%- Akomodasi : 0.4%- Layanan makanan dan minuman- Informasi dan komunikasi : 5.1%- Keuangan dan asuransi : 15.7%- Perumahan : 3.0%- Layanan profesional : 5.9%- Layanan administrasi dan dukungan : 1.5%- Industri jasa lainnya: 10.8%

- Kepemilikan tempat tinggal : 4.3%

2. Industri Penghasil Barang

- Manufaktur : 21.5%- Konstruksi : 2.7%

- Kebutuhan : 1.3%

Singapura menjadi pelopor industri di Asia Tenggara. Bahkan, karena pesatnya pertumbuhan ekonomi di negara tersebut, Singapura dijuluki sebagai Macan Asia.

Simak Video "Hari Ini Singapura Resmi Cabut Aturan Wajib Masker"



(kri/lus)

Singapura memiliki sistem ekonomi pasar berorientasi perdangangan yang maju.[11][12] Ekonomi Singapura merupakan salah satu yang paling terbuka di dunia,[13] korupsi terendah ke-7,[14] paling pro-bisnis,[15] dengan pajak rendah (14.2% dari Produk Domestik Bruto)[16] serta memiliki PDB per kapita tertinggi ketiga dunia. Badan usaha milik negara memainkan peranan yang penting dalam ekonomi negara, yang memiliki beberapa perusahaan, seperti Temasek Holdings, yang memegang saham mayoritas di beberapa perusahaan besar negara itu seperti Singapore Airlines, SingTel, ST Engineering dan MediaCorp.

Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
Ekonomi Singapura

Downtown Core, Singapura

Mata uangDolar Singapura (SGD/S$)Tahun fiskal1 April – 31 MaretOrganisasi perdaganganWTO, APEC, IOR-ARC, ASEANStatistikPDBUS$445,172 milyar (2014 est, PPP)Pertumbuhan PDB2.8% (2014)PDB per kapita$81.345 (PPP, 2014 est.),[1] $56,112 (nominal, 2014 est.)[2]PDB per sektorpertanian: 0%; industri: 26.6%; jasa: 73.4% (2011 est.)Inflasi (IHK)1.5%[3]Penduduk
di bawah garis kemiskinanN/AKoefisien gini47.3 (2011)Angkatan kerja
berdasarkan sektorPerakitan 15.5%, konstruksi 13.7%, jasa 70.1%, lain-lain 0.8%(2013 est.)Pengangguran1.9% (2013 est.)Industri utamaelektronik, kimia, jasa keuangan, peralatan pengeboran minyak, pengilangan minyak bumi, pemrosesan karet dan produk karet, pemrosesan makanan dan minuman, konstruksi lepas pantai, sains, reeksporPeringkat kemudahan melakukan bisnis1st[4]EksternalEksporUS$410.3 billion (2013 est.)[5]Komoditas ekspormesin dan peralatan (termasuk elektronik dan telekomunikasi, obat dan kimia lainnya, produk pengilangan minyak bumiTujuan ekspor utama
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Malaysia 12.2%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Hong Kong 10.9%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
China 10.7%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Indonesia 10.5%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Amerika Serikat 5.5%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Jepang 4.6%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Australia 4.2%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Korea Selatan 4.0% (2012 est.)[6]ImporUS$373 milyar (2013 est.)[5]Komoditas impormesin dan peralatan, bahan bakar, kimia, makanan, barang jadiNegara asal impor utama
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Malaysia 10.6%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
China 10.3%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Amerika Serikat 10.2%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Korea Selatan 6.8%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Jepang 6.2%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Indonesia 5.3%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Arab Saudi 4.5%
Perekonomian singapura yang masih ditopang oleh sektor titik-titik dan titik-titik
 
Uni Emirat Arab 4.1% (2012 est.)[7]Modal investasi langsung asing$746,7 milyar (2012 est.)Utang kotor luar negeri$1,174 triliun (31 December 2012 est.)Pembiayaan publikUtang publik118.2% of GDP (2011 est.)PendapatanS$59.51 milyar (2014 est.)BebanS$56.66 milyar (2014 est.) note: expenditures include both operational and development expendituresBantuan ekonominonePeringkat utang
  • Standard & Poor's:[8]
    AAA (Domestic)
    AAA (Foreign)
    AAA (T&C Assessment)
    Outlook: Stable[9]
  • Moody's:[9]
    Aaa
    Outlook: Stable
  • Fitch:[9]
    AAA
    Outlook: Stable
Cadangan mata uang asingUS$273,658 milyar (Juli 2014)[10]Sumber data utama: CIA World Fact Book

Ekspor, terutama bidang elektronik, kimia, dan jasa mencirikan bahwa Singapura merupakan penghubung regional utama untuk manajemen kekayaan[17][18][19] yang menyediakan sumber pendapatan utama bagi ekonomi, sehingga negara ini bisa membeli bahan mentah yang tidak mereka miliki. Selain itu, air juga tidak tersedia dalam jumlah banyak di Singapura[20] maka dari itu air juga dianggap sumber daya khusus di Singapura. Singapura memiliki tanah subur yang terbatas[21] sehingga mereka bergantung pada taman agroteknologi[22] untuk produksi dan konsumsi pertanian. Sumber daya manusia juga menjadi bagian penting bagi kesehatan ekonomi Singapura.[23] Ekonomi Singapura menempati posisi ke-5 menurut Scientific American Biotechnology pada tahun 2013 untuk 2 tahun berturut-turut.[24]

Singapura bergantung pada konsep perdagangan intermediet sampai reekspor, dengan cara membeli barang mentah kemudian diolah untuk diekspor kembali, speerti contohnya pada industri fabrikasi wafer dan pengilangan minyak. Singapura juga memiliki pelabuhan strategis yang menjadikannya lebih kompetitif daripada negara tetangganya. Singapura memiliki rasio perdangangan terhadap PDB tertinggi dunia, rata-rata berkisar 400% selama 2008–11.[25] Pelabuhan SIngapura adalah pelabuhan kedua tersibuk di dunia menurut volume kargo. Selain itu, infrastruktur pelabuhan yang baik ditambah pekerja berkeahlian, sebagai hasil dari suksesnya sistem pendidikan negara itu.

Pemerintah Singapura mengkampanyekan penabungan penghasilan dan investasi melalui kebijakan seperti Central Provident Fund, yang digunakan untuk mendanai kesehatan dan kebutuhan lanjut usia. Tingkat penduduk yang menabung termasuk yang tertinggi di dunia sejak 1970-an.[26]

Di bawah ini merupakan tabel tren PDB Singapura yang diestimasi International Monetary Fund.

Tahun Pendapatan domestik bruto
(S$ juta)
Kurs dolar AS PDB Nominal per kapita GDP
(per % USA)
PDB per kapita (PPP)
(per % USA)
1980 25,117 2.14 dolar Singapura 39.65 55.00
1985 39,036 2.20 dolar Singapura 36.63 63.41
1990 66,778 1.81 dolar Singapura 52.09 74.76
1995 119,470 1.41 dolar Singapura 86.14 90.60
2000 159,840 1.72 dolar Singapura 66.19 91.48
2005 194,360 1.64 dolar Singapura 67.54 103.03
2007 224,412 1.42 dolar Singapura 74.61 107.92
2008 235,632 1.37 dolar Singapura 73.71 107.27
2009 268,900 1.50 dolar Singapura 78.53 108.33
2010 309,400 1.32 dolar Singapura 82.13 119.54
2011 270,020 1.29 dolar Singapura
2013 1.26 dolar Singapura

Persentase pertumbuhan ekonomi: 3.7% (2013)[27]

Pertumbuhan produksi industri: 6.8% (2007 est.)

Produksi listrik: 41.137,7 miliar kWh (2007)

Produksi listrik menurut sumber:
bahan bakar fosil: 100%
hidro: 0%
nuklir: 0%
lainnya: 0% (1998)

Konsumsi listrik: 37.420.3 miliar kWh (2007)

Ekspor listrik: 0 kWh (2007)

Impor listrik: 0 kWh (2007)

Produk pertanian: karet, kopra, buah-buahan; sayuran, ternak, telur, ikan, anggrek, ikan hias

 Peringkat internasional Singapura
Peringkat politik
Organisasi Survei Peringkat
Freedom House Kebebasan sipil dan politik "Bebas sebagian"[28]
Freedom House Kebebasan pers "Tidak bebas"[29]
Reporters Without Borders Kebebasan pers 133 dari 175[30]
The Economist Level demokrasi 75 dari 167[31]
Transparency International Indeks Persepsi Korupsi 1 dari 180 (2010)[32]
Privacy International dan Electronic Privacy Information Center Privasi dari pengawasan pemerintah "Endemic surveillance society" status[33]
Peringkat ekonomi
Organisasi Survei Peringkat
International Monetary Fund GDP (nominal) per kapita 23 dari 180[34]
International Monetary Fund GDP (PPP) per kapita 5 dari 181[35]
International Monetary Fund Jumlah cadangan devisa 9 dari 156[36]
Perserikatan Bangsa-Bangsa koefisien GINI Koefisien Gini "42.5" (Negara berpendapatan tinggi tak setara)[37]
Bank Dunia Kemudahan berbisnis 1 dari 183[38]
World Economic Forum Kemudahan melakukan dagang 1 dari 118[39]
World Economic Forum Kekompetitifan Global 3 dari 133[40]
Peringkat sosial
Perserikatan Bangsa-Bangsa Indeks Pembangunan Manusia ke-23 dunia ("Negara maju")[41]
The Economist Kualitas hidup 11 dari 111[42]
Perserikatan Bangsa-Bangsa Kepadatan penduduk 2 dari 239[43]
The Economist Biaya hidup 11 dari 111[42]
Perserikatan Bangsa-Bangsa Jumlah imigran 22 dari 192[44]
International Energy Agency Emisi karbon dioksida per kapita 58 dari 210[45]
Center for Strategic and International Studies Jumlah tentara 62 dari 166[46]
Perserikatan Bangsa-Bangsa Tingkat kelahiran 221 dari 223[47]
  • Empat Macan Asia
  • 5 C's of Singapore
  • Biopolis
  • Ekonomi bambu
  • Pekerja imigran di Singapura
  • Singapore Workplace Safety and Health Conference

  1. ^ http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2014/02/weodata/weorept.aspx?sy=2012&ey=2019&scsm=1&ssd=1&sort=country&ds=.&br=1&pr1.x=71&pr1.y=12&c=576&s=NGDPD%2CNGDPDPC%2CPPPGDP%2CPPPPC&grp=0&a=
  2. ^ "World Economic and Financial Surveys World Economic Outlook Database". International Monetary Fund. International Monetary Fund. 17 June 2011. Diakses tanggal 18 April 2013. 
  3. ^ "TAKE A LOOK-Asia inflation: Singapore inflation eases in December". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-21. Diakses tanggal 2015-02-21. 
  4. ^ "Doing Business in Singapore 2013". World Bank. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-20. Diakses tanggal 22 October 2012. 
  5. ^ a b "EAST & SOUTHEAST ASIA :: SINGAPORE". CIA – The World Factbook. Central Intelligence Agency. 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-25. Diakses tanggal 18 April 2013. 
  6. ^ "Export Partners of Singapore". CIA World Factbook. 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-02. Diakses tanggal 23 July 2013. 
  7. ^ "Import Partners of Singapore". CIA World Factbook. 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-17. Diakses tanggal 23 July 2013. 
  8. ^ "Sovereigns rating list". Standard & Poor's. Diakses tanggal 26 May 2011. 
  9. ^ a b c Rogers, Simon; Sedghi, Ami (15 April 2011). "How Fitch, Moody's and S&P rate each country's credit rating". The Guardian. Diakses tanggal 28 May 2011. 
  10. ^ "International Reserves and Foreign Currency Liquidity – SINGAPORE". International Monetary Fund. 5 May 2011. Diakses tanggal 31 May 2011. 
  11. ^ Central Intelligence Agency (6 August 2012). "CIA – The World Factbook". cia.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-25. Diakses tanggal 13 August 2012. 
  12. ^ Ministry of Trade and Industry Singapore. "Free Market System". mti.gov.sg. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-07. Diakses tanggal 2015-02-21. 
  13. ^ World Economic Forum. "Global Enabling Trade Report" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 2015-02-21. 
  14. ^ "Corruption Perceptions Index 2014". Transparency International. Transparency International. 2014. Diakses tanggal 1 January 2015. 
  15. ^ "World Bank Doing Business Report 2012". World Bank. 
  16. ^ "Country Rankings". 2013 Index of Economic Freedom. The Heritage Foundation. 2013. Diakses tanggal 18 April 2013. 
  17. ^ Aun Long, Jek; Danny Tan (June 2010). "The growth of the private wealth management industry in Singapore and Hong Kong" (PDF). Capital Markets Law Journal. 6 (1): 104–126. doi:10.1093/cmlj/kmq022. Diakses tanggal 18 April 2013. 
  18. ^ Neil Chatterjee; John O'Donnell (14 November 2008). "Wealth management prospers in Singapore". The New York Times. Diakses tanggal 18 April 2013. 
  19. ^ "Wealth Management". UBS. UBS. 3 April 2013. Diakses tanggal 18 April 2013. 
  20. ^ Jorn Madslien (6 May 2008). "Singapore water makes global waves". BBC News. Diakses tanggal 18 April 2013. 
  21. ^ Shim Kim Fah (1990). "Part IV Country Papers (Contd.)". FAO Corporate Document Repository. Agriculture and Consumer Protection. Diakses tanggal 18 April 2013. 
  22. ^ "Agrotechnology Parks". Agri-Food & Veterinary Authority of Singapore. Government of Singapore. 14 November 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-22. Diakses tanggal 18 April 2013. 
  23. ^ Brenda S.A. Yeoh; Weiqiang Lin (April 2012). "Rapid Growth in Singapore's Immigrant Population Brings Policy Challenges". Migration Policy Institute. Migration Policy Institute. Diakses tanggal 18 April 2013. 
  24. ^ http://www.saworldview.com/scorecard/2013-scientific-american-worldview-overall-scores/[pranala nonaktif permanen]
  25. ^ "WTO Trade Policy Review: Singapore". WTO. 
  26. ^ Siddiqui, Kalim (2010). "The Political Economy of Development in Singapore". Research in Applied Economics. 2 (2): 6–7. doi:10.5296/rae.v2i2.524. 
  27. ^ Saad, Imelda (31 December 2013). "Singapore's economy grew by 3.7% in 2013, says PM Lee". Channel News Asia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-22. Diakses tanggal 13 February 2014. 
  28. ^ Freedom in the World
  29. ^ Freedom of the Press
  30. ^ Press Freedom Index
  31. ^ Indeks Demokrasi
  32. ^ Corruption Perceptions Index
  33. ^ Privacy International
  34. ^ Daftar negara menurut PDB (nominal) per kapita
  35. ^ Daftar negara menurut PDB (PPP) per kapita
  36. ^ Daftar negara menurut cadangan devisa
  37. ^ List of countries by income equality
  38. ^ Ease of Doing Business Index
  39. ^ Global Enabling Trade Report
  40. ^ Global Competitiveness Report
  41. ^ Human Development Index
  42. ^ a b Quality-of-life index
  43. ^ List of countries and dependencies by population density
  44. ^ List of countries by immigrant population
  45. ^ List of countries by carbon dioxide emissions per capita
  46. ^ List of countries by number of troops
  47. ^ List of countries and territories by fertility rate

  • Singapore Economic Development Board
  • WTO profile of Singapore economy
  • World Bank Summary Trade Statistics Singapore
  • CIA profile of Singapore economy Diarsipkan 2018-12-25 di Wayback Machine.
  • Tariffs applied by Singapore as provided by ITC's Market Access Map[pranala nonaktif permanen], an online database of customs tariffs and market requirements.
  • Dazzling Singapore's deep contradictions
  • Poverty in Singapore
  • Lessons from Singapore
  • Singapore is Asia's most innovative city

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekonomi_Singapura&oldid=20525989"