Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid

Namun, penelitian yang dilakukan pada manusia belum menunjukkan bukti yang kuat mengenai dampak paparan zat kimia pada proses reproduksi pria.

2. Faktor genetik

Kelainan genetik menyumbang 15 – 30% kasus ketidaksuburan (infertilitas) pria.

Ketidaksuburan pria memang tidak diturunkan secara genetik. Namun, ada sejumlah kondisi genetik yang bisa menjadi penyebab kemandulan.

Kondisi ini seperti gangguan kromosom yang bisa memengaruhi spermatogenesis seperti sindrom klinefelter, infertilitas kromosom Y, dan masalah genetik lainnya.

3. Obesitas

Obesitas bisa mengakibatkan hiperestrogenisme yakni kelebihan hormon estrogen. Kondisi ini bisa memengaruhi proses produksi sperma.

Hormon estrogen yang meningkat menyebabkan penurunan kadar hormon testosteron. Kadar testosteron yang rendah bisa menghambat spermatogenesis.

4. Diabetes

Diabetes mellitus menyebabkan kerusakan pada berbagai organ tubuh, termasuk testis. Kerusakan testis akan memengaruhi proses spermatogenesis, terutama pembentukan sperma yang sehat.

Gangguan yang berkaitan spermatogenesis

Penelitian sebelumnya juga menyebutkan sejumlah gangguan yang berkaitan dengan spermatogenesis, di antaranya sebagai berikut.

1. Sindrom klinefelter

Sindrom Klinefelter merupakan salah satu gangguan kromosom langka yang dapat terjadi saat masa kehamilan.

Kondisi ini menyebabkan testis menjadi berukuran lebih kecil. Produksi testosteron pun menjadi lebih rendah. Beberapa orang bahkan tidak menghasilkan sperma sama sekali.

2. Infertilitas kromosom Y

Infertilitas kromosom Y menyebabkan pria menghasilkan sel sperma yang lebih sedikit, sel sperma yang berbentuk tidak normal, atau tidak memproduksi sel sperma yang matang.

Kelainan spermatogenesis ini dapat mengakibatkan ketidaksuburan pada pria. Pria yang menderita kondisi ini kesulitan atau tidak bisa memiliki anak.

Cara meningkatkan kualitas sperma

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid

Gaya hidup sehat dapat melancarkan proses pembentukan sperma dan menentukan produksi sperma yang sehat.

Jika Anda dan pasangan berencana untuk memiliki momongan, Anda bisa mencoba beberapa cara berikut untuk meningkatkan kualitas sperma.

  • Berhentilah merokok.Kebiasaan merokok bisa menurunkan jumlah sperma dan meningkatkan risiko cacat morfologis spermatozoa.
  • Perbanyak konsumsi makanan penyubur sperma, yakni sumber vitamin E, vitamin C, vitamin A, folat, dan seng.
  • Jaga berat badan tetap ideal dengan olahraga rutin untuk menghindari obesitas yang bisa menghambat proses pembentukan sperma.
  • Jaga kebersihan penis. Selalu bersihkan penis Anda sebelum dan sesudah berhubungan intim.

Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma di dalam testis.

Faktor genetik, masalah kesehatan seperti obesitas, dan gaya hidup bisa memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma yang dihasilkan dari proses tersebut.

Menerapkan pola makan sehat, aktif bergerak, dan menjauhi kebiasaan merokok membantu menjaga sistem reproduksi dan kesehatan pria secara keseluruhan.

Di sini, elo akan mempelajari tentang pengertian spermatogenesis, tahapan, dan perbedaannya dengan oogenesis.

Halo Sobat Zenius! Di materi sebelumnya bahkan di SMP, elo udah belajar mengenai sistem reproduksi. Nah, sistem reproduksi itu dibagi menjadi dua, yaitu reproduksi secara aseksual seperti membelah diri dan seksual dengan cara perkawinan. Yang namanya perkawinan itu mengharuskan adanya jantan dan betina.

Ngomong-ngomong tentang jantan dan betina, ujung-ujungnya kita bakal bahas yang namanya sel sperma dan sel telur. Nah, proses pembentukan sel sperma dinamakan spermatogenesis dan sel telur dinamakan oogenesis. Selengkapnya bisa elo baca pada uraian di bawah ini!

Apa Itu Spermatogenesis?

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma atau sel gamet jantan di dalam testis, tepatnya pada tubuli seminiferi. Nah lho, masih ingat nggak anatomi sistem reproduksi pada pria?

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid
Organ-organ penyusun sistem reproduksi pada pria (Dok. thoughtco.com)

Baca Juga: Sistem Reproduksi Pria dan Gangguannya – Materi Biologi Kelas 11

Tahapan Spermatogenesis

Tahapan spermatogenesis secara berurutan adalah spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan sperma. Secara umum, tahap pembentukan sperma ini meliputi 2 proses, yaitu:

1. Spermatositogenesis

Tahap ini disebut juga dengan tahap pembelahan mitosis dan meiosis, yang berlangsung dari spermatogonium (2n) menjadi spermatosit primer (2n). Selanjutnya ada meiosis I yang merupakan pembelahan dari spermatosit primer (2n) ke spermatosit sekunder (n). Kemudian masuk ke tahap meiosis II, yaitu pembelahan dari spermatosit sekunder (n) menjadi spermatid (n).

2. Spermiogenesis

Tahap ini merupakan perubahan dari spermatid (n) menjadi spermatozoa atau sel sperma.

Untuk lebih jelasnya, elo bisa mengamati gambar proses spermatogenesis berikut ini:

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid
Gambar proses spermatogenesis (Dok. shutterstock.com)

Sel sperma pada masing-masing orang memiliki ukuran yang berbeda, tapi bentuknya kurang lebih sama. Tapi, jangan elo berpikir bentuk sperma itu seperti pada gambar di atas (sperm) aja, ada kepala, badan, ekor. Sempurna deh pokoknya. 

Nggak, guys. Bentuk sperma bermacam-macam, ada yang hanya kepalanya, ada yang tanpa ekor, dan ada yang kepalanya dua. Lalu, sel sperma pada hewan dan manusia juga bentuknya kurang lebih sama lho, guys.

Nih gue ada gambar sperma sapi waktu lagi kegiatan PKL (praktik kerja lapangan) di salah satu perusahaan peternakan. Gambarnya memang nggak begitu jelas, karena gue nge-crop dari salah satu video dokumentasi pribadi. Setidaknya elo ada gambaran kalau bentuknya nggak jauh beda dari yang digambarkan atau diilustrasikan selama ini lah ya.

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid
Gambar sperma sapi (Dok. penulis)

Baca Juga: Proses Pembentukan Urine pada Ginjal – Materi Biologi Kelas 11

Perbedaan Spermatogenesis dengan Oogenesis

Tahap spermatogenesis dan oogenesis nggak jauh beda. Bedanya terletak pada tahap meiosis I. Jika pada spermatogenesis menghasilkan spermatosit sekunder n dan n, maka pada oogenesis hanya menghasilkan 1 oosit sekunder dan 1 badan polar. Selain itu, oogonium hanya menghasilkan satu sel ovum yang fungsional. Berbeda dengan sel sperma dengan empat sel fungsional.

Elo bisa lihat perbedaannya di bawah ini:

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid
Perbedaan spermatogenesis dan oogenesis (Arsip Zenius)

Baca juga: Pengertian Oogenesis dan Tahap-Tahapnya – Materi Biologi Kelas 11

Contoh Soal dan Pembahasan Spermatogenesis

Untuk menguji sejauh mana sih pemahaman elo terhadap materi biologi yang satu ini, gue ada beberapa contoh soal dan pembahasan yang bisa dijadikan sebagai referensi.

Contoh Soal 1

Perhatikan gambar gametogenesis berikut ini:

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid
Gametogenesis (Dok. Shutterstock.com)

Pengurangan jumlah kromosom terjadi pada tahap ….

a. Perkembangan sel 1 ke sel 2

b. Perkembangan sel 2 ke sel 3

c. perkembangan sel 3 ke sel 4

d. Perkembangan sel 4 ke sel 5

e. Nggak Terjadi pengurangan jumlah kromosom pada gametogenesis tersebut

Jawab: b. Perkembangan sel 2 ke sel 3.

Pembahasan: Pengurangan jumlah kromosom terjadi pada saat pembelahan meiosis  I. Nah, meiosis I itu terjadi saat perkembangan spermatosit primer (nomor 2) menjadi spermatosit sekunder (nomor 3).

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga!

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid

Contoh Soal 2

Pernyataan yang tepat mengenai oogenesis adalah ….

a. Oogenesis menghasilkan 4 sel fungsional

b. Oogonium melakukan pembelahan meiosis dan menghasilkan oosit primer

c. Badan polar I juga mengalami pembelahan meiosis II

d. Pada saat ovulasi, oosit sekunder akan dilepaskan ke tuba falopi dan melanjutkan proses pembelahan meiosis II

e. Oosit sekunder memiliki jumlah kromosom yang sama dengan oosit primer

Jawab: d. Pada saat ovulasi, oosit sekunder akan dilepaskan ke tuba falopi dan melanjutkan proses pembelahan meiosis II.

Pembahasan: Coba elo perhatikan lagi tahapan oogenesis di atas. Pertama-tama, oogonium (2n) mengalami pembelahan mitosis dan menghasilkan oosit primer (2n). Pembelahan tersebut akan menghasilkan sel yang jumlah kromosomnya sama dengan induknya.

Kemudian, oosit primer akan mengalami pembelahan meiosis I menghasilkan oosit sekunder (n) dan badan polar I (n). Di sini terjadi pengurangan jumlah kromosom. Oosit sekunder dilepaskan dari ovarium saat ovulasi. Jika terjadi fertilisasi, maka oosit sekunder akan melanjutkan pembelahan ke meiosis II untuk menghasilkan ootid (n) dan berkembang menjadi ovum (n).

*****

Gimana nih, sampai sini udah paham kan tentang spermatogenesis? Buat yang lebih menyukai belajar dengan nonton video, elo bisa mengakses materi ini di video belajar Zenius dengan klik banner di bawah ini menggunakan akun yang sudah didaftarkan di website dan aplikasi Zenius sebelumnya, ya!

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid

Nah, biar belajar elo makin seru, sobat Zenius bisa berlangganan paket belajar Zenius! Di sini elo bakal belajar bareng tutor asik dan berpengalaman yang siap menemani perjuangan belajar lo. Klik aja banner di bawah ini untuk info lengkapnya!

Perhatikan gambar spermatogenesis di bawah ini tahapan manakah yang bersifat haploid

***