Pertanyaan tentang PENGAMBILAN keputusan manajer

Diperbarui 13 Sep 2022 - Dibaca 15 mnt

Buat apa, sih, HR mengajukan pertanyaan interview tentang keputusan tersulit yang pernah kita buat?

Yang pasti, pertanyaan ini ditanyakan bukan tanpa alasan.

Oleh karena itu, kamu harus dapat menjawabnya dengan baik.

Meskipun tidak pasti ditanyakan, tetapi bukan tidak mungkin kamu akan dihadapkan dengan pertanyaan  tersebut.

Nah, Glints akan memberi panduan bagaimana menjawabnya agar rekruter terkesan denganmu sebagai seorang kandidat.

Yuk, simak pembahasannya dengan saksama!

Alasan Rekruter Menanyakan Keputusan Tersulit

Pertanyaan tentang PENGAMBILAN keputusan manajer

© Freepik.com

Menurut The Muse, pertanyaan interview tentang keputusan tersulit yang pernah kamu buat termasuk ke dalam pertanyaan behavioral.

Pertanyaan seperti ini menantang kandidat untuk mendeskripsikan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya.

Dari jawaban ini, rekruter dapat mengetahui bagaimana kamu menggunakan skills dalam hidup.

Pasalnya, seorang kandidat bisa saja mengaku ia memiliki suatu skill tertentu di CV, misalnya strategic thinking.

Akan tetapi, belum tentu ia benar-benar memilikinya.

Nah, dengan jawaban pertanyaan behavioral seperti tentang keputusan tersulit ini, akan terlihat apakah kamu benar jujur dalam CV atau tidak.

Secara umum, pertanyaan ini juga membuat rekruter paham bagaimana kamu mengatasi kondisi yang sulit dan dilema dalam hidup.

Yang diinginkan oleh rekruter adalah kemampuan membuat keputusan yang tepat, logis, dan penuh pertimbangan.

Jadi, sudah jelas, kan, kenapa kamu tidak bisa asal-asalan menjawabnya?

Baca Juga: 8 Tanda Kamu Diterima Kerja setelah Interview

Memilih Jawaban yang Tepat

Pertanyaan tentang PENGAMBILAN keputusan manajer

© Freepik.com

Karena tidak bisa sembarang menjawab, bagaimana cara memilih keputusan tersulit apa yang pernah kamu alami untuk dijelaskan ke rekruter?

Mengutip Indeed, ini adalah beberapa tips dalam mempertimbangkan jawabanmu:

1. Cari pengalaman yang relevan

Coba pilih situasi yang cocok dengan pekerjaan yang kamu lamar sebelum menjawab.

Ini akan lebih mudah jika kamu memang sudah memiliki pengalaman kerja yang sama sebelumnya.

Akan tetapi, kalau baru saja lulus kuliah dan merupakan fresh graduate, kamu bisa mencari kejadian yang masih sebisa mungkin dikaitkan.

Misalnya, ketika berorganisasi di kuliah, atau ketika bekerja kelompok.

2. Pilih momen yang tepat

Untuk menjawab pertanyaan tentang keputusan tersulit, pilihlah momen yang memiliki suatu dampak yang signifikan.

Misalnya, suatu keputusan sulit yang kamu buat itu membuat perusahaan selamat dari krisis, atau memberi solusi terhadap suatu kesulitan yang selama ini dihadapi.

Akan lebih baik jika hasil dari keputusanmu ini dapat dijelaskan dengan angka yang konkret sehingga lebih meyakinkan.

3. Ingat kembali proses pembuatan keputusan

Saat menceritakan bagaimana kamu membuat keputusan tersulit tersebut, ingat-ingat kembali bagaimana proses berpikirmu saat itu.

Jangan lupakan juga detail situasinya.

Sebisa mungkin, informasi yang rinci harus dapat disampaikan kepada rekruter agar ia benar-benar bisa menilaimu sebaik mungkin.

Baca Juga: 4 Pertanyaan Interview Menghadapi Masalah di Tempat Kerja

Cara Menjawab Pertanyaan tentang Keputusan Tersulit

Pertanyaan tentang PENGAMBILAN keputusan manajer

© Freepik.com

Setelah memilih dan mempersiapkan jawabanmu dengan matang, inilah cara menjawab pertanyaan tentang keputusan tersulit saat interview kerja.

1. Jelaskan situasi yang dihadapi

Pertama, bayangkan dengan jelas poin paling penting dari situasi sulit yang sudah kamu pilih.

Kemudian, bangun cerita dengan memaparkan konteks pendukungnya saat menjawab pertanyaan tentang keputusan tersulit yang kamu buat.

Pastikan kamu tetap fokus pada detail yang penting dari cerita tersebut.

Hindari memberi terlalu banyak informasi, pasalnya hal itu bisa membuat rekruter terdistraksi.

2. Identifikasi konflik

Jelaskan pilihan yang harus kamu hadapi pada situasi itu ketika menjawab pertanyaan tentang keputusan tersulit yang harus kamu ambil.

Beri tahu pada rekruter kenapa dua pilihan yang menimbulkan konflik itu sulit dipilih.

Misalnya, pilihan A memberi dampak X, sementara pilihan B memberi dampak Y.

3. Sampaikan faktor yang berpengaruh pada pilihan

Faktor apa saja yang berkontribusi terhadap pilihanmu pada waktu itu?

Bagaimana kamu menimbang plus dan minus dari masing-masing pilihan yang dibuat.

4. Simpulkan pilihanmu

Setelah menjelaskan secara runut dari awal hingga ke pertimbangannya, terakhir yang harus kamu lakukan adalah menjelaskan apa keputusan akhirmu dan kenapa.

Lalu, apa implikasi dari pilihan tersebut? Tentukan apakah positif atau negatif.

Terakhir, sampaikan pada HR apa yang kamu pelajari dari kejadian itu.

Contoh Jawaban Keputusan Tersulit yang Pernah Dihadapi

Pertanyaan tentang PENGAMBILAN keputusan manajer

© Pexels.com

Menggunakan tips-tips di atas, berikut beberapa contoh jawaban untuk pertanyaan tentang keputusan tersulit dalam hidupmu berdasarkan kondisi tertentu.

1. Keputusan saat kuliah

Apabila kamu seorang fresh graduate, kemungkinan kamu belum pernah membuat keputusan sulit yang berkaitan dengan karier.

Jadi, kamu bisa memilih keputusan saat kuliah yang menurutmu cukup sulit untuk dilakukan, misalnya dalam mengatur prioritas atau pindah jurusan. Berikut contoh jawabannya.

Contoh 1

Pada saat awal kuliah, saya kesulitan untuk mengatur prioritas karena saya selalu ingin mencoba hal baru. Pada saat itu, saya harus memilih antara ujian tengah semester dan menjadi delegasi lomba. Saya tahu ujian tengah semester sangatlah penting, tetapi saya juga tahu bahwa dosen saya kala itu memang sangat baik dan membuka ruang negosiasi. Jadi, saya coba bernegosiasi dengan beliau, dan beliau akhirnya memberi saya dispensasi. Saya akhirnya berhasil menjadi juara 3 dan juga lulus di ujian susulan tersebut.

When I first started college, I used to have difficulty making choices about what to prioritize because I tend to want to learn and do everything. I have two important things I had to take care of, joining a competition and attending mid semester exam. I knew the exam was important, but I was also aware that I still had a room for negotiation with my lecturer. I negotiated with him and he allowed me to join the exam once I finished the competition. Both ended up well as I became the 3rd winner and passed my exam.

Contoh 2

Pada saat kuliah, saya pernah mengambil keputusan sulit untuk pindah jurusan. Awalnya, saya memilih jurusan tersebut karena saran orang tua. Selama satu tahun pertama, saya ikut tes karier dan ikut UKM bisnis yang akhirnya membuat saya sadar bahwa saya lebih cocok di bidang ini. Akhirnya, saya berhasil berkomunikasi dengan orang tua saya, mempertahankan nilai tinggi supaya memenuhi syarat, dan memulai semua dari awal kembali.

Back then in college, I made the hardest decision to change my major in the first year. I had taken my original major due to my parent’s suggestion. During that one year, I took a career test and joined a business club which made me realize that I much better aligned to this field instead. Changing majors meant I would have to communicate with my parents, start everything over again and study harder to meet the requirements, which I successfully did at the end.

2. Keputusan terkait layoff

Mengumumkan kebijakan layoff merupakan keputusan yang tidak mudah.

Pernah mengalaminya? Kamu bisa jelaskan pengalaman ini seperti contoh jawaban berikut.

Contoh 1

Perusahaan tempat saya bekerja dahulu mengalami krisis yang akhirnya mengharuskan kami melakukan PHK pada beberapa karyawan. Meskipun itu merupakan keputusan sulit, saya tetap menyelesaikan semua proses secara profesional. Awalnya memang tidak mudah, tapi keputusan itu merupakan keputusan terbaik untuk mewujudkan perbaikan di perusahaan.

My company went through difficult situation which led to the layoffs of several employees. Even though it was a difficult decision, I completed the process in an extremely professional manner. It was truly hard at first, but it was the right decision to make improvements in efficiency and productivity of the company.

Contoh 2

Keputusan terberat yang harus saya ambil adalah ketika harus melakukan PHK pada beberapa karyawan karena krisis yang terjadi pada saat itu. Namun, saya memastikan bahwa mereka mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan aturan dan mengomunikasikan hal ini secara positif. Selain itu, tim saya juga mencoba menghubungi seseorang yang bisa membantu karyawan terdampak ini untuk segera mendapatkan peluang baru.

My hardest decision was to layoff some of my employees due to the crisis we had to deal in the past. However, I made sure we provided the fair compensation for them and communciated in the most positive manner. My team tried to connect them with someone that we felt can help these impacted employees to find new opportunities for them.

3. Keputusan terkait perubahan tim

Apakah kamu pernah dimutasi atau dipindahkan ke tim lain selama bekerja? Hal ini juga bisa jadi salah satu keputusan terberat yang harus kamu ambil.

Contoh jawaban di bawah ini mungkin bisa jadi referensimu.

Contoh 1

Keputusan tersulit yang pernah saya ambil adalah ketika memutuskan untuk pindah tim. Saat itu, manajer dari departemen lain menawarkan apakah saya tertarik untuk mengambil posisi ini. Awalnya, saya menolak karena sudah sangat menikmati bekerja di tim sebelumnya. Namun, beliau meyakinkan saya bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk perkembangan karier ke depannya. Saya berkonsultasi dengan mentor saya pada waktu itu. Berdasarkan masukannya dan pertimbangan saya sendiri, akhirnya saya menerima tawaran tersebut.

The hardest decision I’ve had to make was when I moved from my prior team to my current team. One day, the manager of the other department approached me to ask if I would be interested in the new role. At first, I declined it because I enjoyed a lot working with my team. However, she convinced me that it would be an opportunity to accelerate my professional growth. I talked to my mentor at that time and based on his advice and my thoughtful consideration, I decided to accept the offer.

Contoh 2

Keputusan tersulit yang saya ambil adalah ketika menerima tawaran untuk bekerja di luar negeri selama 6 bulan. Tentunya saya senang sekali mendapat tawaran ini dan ingin langsung menerimanya. Namun, saat itu saya masih punya project besar yang harus diselesaikan. Akhirnya, saya komunikasi dengan tim dan juga klien untuk berdiskusi apakah ada solusi terbaik. Untungnya, ternyata saya bisa mendelegasikan project ini dan mereka tidak masalah dengan keputusan saya untuk berangkat.

The hardest decision I’ve made was to accept the offer to work overseas for 6 months. I obviously appreciated such huge opportunity and wanted to say yes immediately. However, at that time, I still had one big project that I needed to complete. I talked to my team & client to come up with possible solutions to this and fortunately, the task delegations were possible to be done and everyone had no problem with that.

4. Keputusan tentang promosi jabatan

Nah, contoh keputusan yang satu ini biasanya dihadapi oleh para manager yang bisa memilih siapa yang akan diberikan promosi jabatan.

Bukan tak mungkin kamu akan merasa bingung harus memilih salah satu di antara tim atau karyawan terbaik.

Berikut contoh jawaban pertanyaan interview tentang keputusan tersulit pada kondisi seperti di atas.

Contoh 1

Keputusan tersulit menurut saya adalah ketika harus memilih siapa yang akan mendapatkan promosi jabatan. Terkadang, meskipun saya lebih menyukai satu karyawan ini, saya tetap harus memilih karyawan lain berdasarkan potensi mereka. Saya juga selalu berkomunikasi dengan atasan dan mempertimbangkan pendapat mereka dalam keputusan akhir saya.

I find that the hardest decision I have to make is when I had to choose between strong team members for a promotion. Sometimes, there were occasions even though I liked one person better than another, I still had to choose the other person based on their potential. I always communicated with my boss and considered everything based on their perspectives as well.

Contoh 2

Sebagai manajer, keputusan tersulit adalah ketika saya harus memilih karyawan yang akan dipromosikan. Terkadang, saya harus mempromosikan karyawan yang lebih muda dibandingkan mereka yang sudah senior karena skill yang lebih matang dan jam kerja mereka yang lebih fleksibel. Meskipun begitu, saya selalu berusaha untuk selalu objektif dan mengomunikasikan semua hal secara profesional.

As a manager, the hardest decision I have to make is when I had to choose some employees to be promoted. Sometimes I had to promote younger employees over staff with seniority, simply because they were more skilled in the use of technology and more felxible with their working hours. However, I always tried my best to be objective and communicate everything professionally.

5. Keputusan terkait budget

Nah, bagi kamu yang bekerja di posisi yang berkaitan erat dengan pengaturan budget, pasti hampir setiap saat merupakan keputusan yang berat untukmu.

Bagaimana tidak, kamu pasti dihadapkan dengan beberapa pilihan tetapi harus mampu memaksimalkan budget yang ada.

Berikut contoh jawaban yang bisa kamu berikan sesuai dengan kondisi tersebut.

Contoh 1

Pada saat merencanakan marketing campaign, tim saya harus membuat keputusan yang sulit demi bisa menghemat budget. Kami akhirnya berusaha riset secara mendalam dan berdiskusi dengan efektif untuk memilih strategi mana yang akan diambil. Setelah memperhitungkan banyak hal, kami putuskan untuk memaksimalkan campaign di Tiktok terlebih dahulu karena paling sesuai dengan objective pada saat itu.

I was working on a marketing campaign. My team had to make a number of choices about how to use our limited budget. Our team learned how to communicate effectively with one another and tried to do deep research to decide which strategy we were going to use. After careful consideration, we decided to maximize this budget on Tiktok campaign because it suited our campaign objective the most.

Contoh 2

Keputusan terberat saya adalah ketika harus melakukan perubahan di salah satu online event. Pada saat itu, ada perubahan budget yang mendadak berdasarkan kebijakan baru perusahaan. Ternyata, kami tidak bisa mengundang guest speaker yang selama ini kami incar. Saya dan event lead mencoba untuk bernegosiasi dengan tim finance dan ternyata tidak ada jalan keluar. Akhirnya, tim acara mencari solusi lain untuk menggantikan guest speaker.

My hardest decision is when I had to make a big change on one of our online events. At that time, there was a sudden change in the budgeting based on the company’s new policy. It turned out that we could not bring the guest speaker we’ve been keeping our eye on for some time. Me and my event lead tried to communicate and negotiate to the finance team, considering how important this online event was. However, it seemed that it was not possible to do that and we decided to come up with something else to compensate the absence of a guest speaker.

Baca Juga: 6 Latihan Mental sebelum Interview, Wajib Dicoba!

Nah, setelah membaca contoh jawaban dari Glints dan tips-tipsnya, apa kamu sudah punya bayangan tentang bagaimana membuat versi jawabanmu sendiri?

Semoga ketika nanti harus menjawab pertanyaan tentang keputusan tersulit yang pernah diadapi, kamu tidak grogi di hadapan rekruter, ya!

Untuk tips-tips menjawab pertanyaan interview lainnya, cek koleksi artikel Glints dengan klik tombol di bawah ini:

COBA-COBA YUK