Pertumbuhan yang paling cepat pada kecambah jagung adalah antara minggu

Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian utama yang memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan strategis di bidang ekonomi. Peningkatan produktivitas jagung dapat dilakukan dengan membuat varietas unggul jagung sesuai spesifikasi lingkungan atau juga dengan teknik budidaya yang tepat. Teknik budidaya yang tepat pada umumnya adalah mensinergikan kebutuhan tanaman dalam setiap fase pertubuhan tanaman dengan input yang harus diberikan. 

Seperti pada tanaman yang lain, jagung juga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda untuk setiap fase pertumbuhan. Berikut adalah fase pertumbuhan tanaman jagung yang selama ini sudah dikenal:

1. Fase perkecambahan

Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit benih. Proses perkecambahan dimulai ketika terjadi penyerapan air oleh benih melalui proses imbibisi. Proses ini menjadikan benih membengkak diikuti oleh peningkatan aktivitas enzim serta respirasi. Awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp kemudian radikula menembus koleoriza. Setelah radikula muncul, empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang bersamaan, plamula tertutup oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh peanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan peting dalam pemunculan kecambah di permukaan tanah. Ketika ujung koleoptil muncul keluar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah. 

Umumnya kecambah jagung akan muncul di permukaan tanah pada 4-5 hari setelah tanam. Pada kondisi yang dingin dan kering, pemunculan kecambah dapat berlangsung hingga dua minggu setelah tanam atau bahkan lebih. 

2. Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5)

Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur 10-18 hari setelah berkecambah. Pada fase ini, akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh, akar nodul sudah mulai aktif, dan titik tumbuh berada di bawah permukaan tanah. Suhu tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman. Suhu rendah akan menghambat keluarnya daun, meningkatkan jumlah daun, dan menunda terbentuknya bunga jantan. 

3. Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10)

Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur 18-35 hari setelah berkecambah. Titik tumbuh sudah berada di atas permukaan tanah, perkembangan dan penyebaran akar sangat cepat, dan pemanjangan batang berlangsung dengan cepat. Pada fase ini bakal bunga jantan dan perkembangan tongkol dimulai. Tanaman mulai menyerap hara dalam jumlah banyak sehingga diperlukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. 

4. Fase V11-Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11-daun terakhir 15-18)

Fase ini berlangsung saat tanaman berumur 33-50 hari setelah berkecambah. Tanaman tumbuh dengan cepat disertai dengan akumulasi bahan kering yang cepat pula. Air dan hara dalam jumlah cukup sangat dibutuhkan tanaman pada fase ini. Tanaman yang kekeringan dan kekurangan hara akan memiliki jumlah biji yang sedikit karena ukuran tongko yang kecil. Kekeringan pada fase ini berakibat pada terlambatnya kemunculan bunga betina. 

5. Fase Tasseling VT (berbunga jantan)

Fase tasseling biaanya berlangsung pada 45-52 hari setelah tanam dan ditandai adanya cabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga betina. Tahap VT dimulai 2-3 hari sebelum rambut tongkol muncul dan tinggi tanaman sudah hampir mencapai tinggi maksimum serta mulai menyebarkan serbuk sari. Pada fase ini biomasa bagian vegetatif sudah maksimum, yaitu sekitar 50% dari total bobot kering tanaman. penyerapan N, P, dan K oleh tanaman masing-masing 60-70, 50, dan 80-90%.

6. Fase R1 (silking)

Tahap silking diawalli oleh munculnya rambut dari dalam tongkol yang tertutup kelobot, biasanya mulai 2-3 hari setelah tasseling. Penyerbukan terjadi ketika serbuk sari yang dilepas bunga jantan jatuh dan menyentuh permukaan rambut tongol yang masih segar. Serbuk sari membutuhkan waktu hingga 24 jam untuk mencapai sel telur. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki selama 2-3 hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8cm/hari dan akan terus memanjang hingga diserbuki. Bakal biji hasil pembuahan tumbuh dalam satu struktur tongkol dengan dilindungi oleh tiga bagian penting yaitu glume, lemma, dan palea serta memiliki warna putih di luar biji. Bagian dalam biji berwarna bening dan mengandung sedikti cairan. Pada tahap ini, apabila biji dibelah belum terlihat struktur embrio di dalamnya. Serapan N dan P sangat cepat sementara K sudah hampir lengkap. 

7. Fase R2 (Blister)

Blister muncul sekitar 10 – 14 hari setelah silking. Pada fase ini, rambut tongkol sudah mulai kering dan berwarna gelap. Ukuran tongkol, kelobot, dan janggel hampir sempurna. Biji sudah mulai tampak dan berwarna putih melepuh. Pati mulai diakumulasi ke endosperm, kadar air biji sekitar 85% dan akan terus menurun hingga panen.

8. Fase R3 (masak susu)

Terjadi 18-22 hari setelah silking. Penisian biji yang semula dalam bentuk cairan bening menjadi berwarna putih seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji berlangsung dengan cepat dan warna biji sudah mulai terlihat seperti pada deskripsi varietasnya. Setiap sel yang berada pada endosperm sudah berbentuk lengkap. Kekeringan pada fase R1 hingga R3 dapat menurunkan ukuran dan jumlah biji yang terbentuk. Kadar air biji dapat mencapai 80%. 

9. Fase R4 (dough)

Fase R4 mulai terjadi 24-28 hari setelah silking. Bagian dalam biji seperti pasta (belum mengeras). Separuh dari akumulasi bahan kering biji sudah terbentuk, dan kadar air biji menurun menjadi sekitar 70%. Cekaman kekeringan pada fase ini berpengaruh terhadap bobot biji.

10. Fase R5 (pengerasan biji)

Fase R5 akan terbentuk 35-42 hari setelah silking. Seluruh biji sudah terbentuk sempurna, embrio sudah masak, dan akumulasi bahan kering biji akan segera terhenti. Kadar air biji 55%.

11. Fase R6 (masak fisiologis)

Tanaman jagung memasuki tahap masak fisiologis 55-65 hari setelah silking. Pada tahap ini, biji-biji pada tongkol telah mencapai bobot kering maksimum. Lapisan pati yang keras pada biji telah berkembang dengan sempurna dan telah terbentuk pula lapisan absisi berwarna coklat atau kehitaman. Pembentukan lapisan hitam (black layer) berlangsung secara bertahap, dimulai dari biji pada bagian pangkal tongkol menuju ke bagian ujung tongkol. Pada varietas hibrida, tanaman yang mempunyai sifat tetap hijau (stay green) yang tinggi, kelobot dan daun bagian atas masih berwarna hijau meskipun telah memasuki tahap masak fisiologis. Pada tahap ini kadar air biji berkisar 30-35% dengan total bobot kering dan penyerapan NPK oleh tanaman mencapai masing-masing 100%.

Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.


Page 2

Berikut adalah data hasil pengukuran pertumbuhan kecambah.

Pertumbuhan yang paling cepat pada kecambah jagung adalah antara minggu

Berdasarkan data pertumbuhan kecambah pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa pertambahan tinggi kecambah yang paling banyak terjadi adalah pada tanaman 2 pada minggu ke-5. Pada minggu ke-5, tanaman 2 mengalami pertambahan tinggi sebesar 1,7 cm dari minggu ke-4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman yang paling cepat tumbuh adalah tanaman 2 pada minggu ke- 5.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C.

Proses Pertumbuhan Tanaman Jagung Mulai Dari Tunas – Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian utama yang memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan strategis di bidang ekonomi. Peningkatan produktivitas dari jagung dapat dilakukan dengan cara membuat varietas unggul. Di mana itu sesuai dengan spesifikasi lingkungan atau juga dengan cara teknik budidaya yang tepat. Teknik budidaya jagung yang tepat secara umum yaitu menyeimbangkan kebutuhan tanaman di setiap fase pertumbuhan tanaman tersebut dengan input yang harus diberikan.

Pertumbuhan yang paling cepat pada kecambah jagung adalah antara minggu

Di kesempatan kali ini, penulis akan berbagi informasi tentang Proses Pertumbuhan Tanaman Jagung Mulai Dari Tunas yang mungkin bisa menambah informasi bagi Anda. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak penjelasan berikut ini.

1. Fase perkecambahan

Proses perkecambahan benih jagung terjadi saat terdapat radikula yang muncul dari kulit benih. Proses perkecambahan jagung akan dimulai saat terjadi penyerapan air yang dilakukan oleh benih yaitu dengan melalui proses ambibisi.

Proses ini akan menjadikan benih menjadi bengkak dan akan diikuti oleh peningkatan enzim serta respirasi. Awal perkecambahan jagung yaitu koleoriza akan memanjang dan menembus pericarp, lalu radikula akan menembus koleoriza.

Pada umumnya, kecambah jagung akan muncul di permukaan tanah setelah 4-5 hari setelah tanam. Apabila kondisi saat itu dalam kondisi yang dingin dan kering, pemunculan kecambang dapat berlangsung sedikit lama hingga 2 minggu atau bahkan lebih setelah benih jagung ditanam.

2. Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5)

Fase ini berlangsung ketika tanaman jagung berumur sekitar 10-18 hari setelah jagung berkecambah. Pada fase tersebut, akar semina sudah mulai berhenti tumbuh dan nodul akan mulai aktif.

3. Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10)

Fase ini berlangsung ketika tanaman jagung berumur sekitar 33 hingga 50 hari setelah berkecambah. Fase ini akan sangat dengan cepat dan disertai dengan akumulasi bahan kering yang cepat pula.

4. Fase V11-Vn (jumlah daun terbuka dengan sempurna 11-daun terakhir 15-18)

Pada fase ini, berlangsung ketika tanaman jagung berumur 33 hingga 50 hari setelah berkecambah. Pada fase ini, jumlah air dan hara dibutuhkan sangat banyak.

5. Fase Tasseling VT (berbunga jantan)

Secara umum, fase Tasseling berlangsung antara 42 – 52 hari sejak jagung berkecambah. Hal itu ditandai dengan terdapatnya cabang terakhir dari bunga jantan sebelum bunga betina muncul. Tahap ini dimulai sejak 2 – 3 hari sebelum rambut tongkol muncul.

6. Fase R1 (silking)

Tahap silking diawalli dengan munculnya rambut dari dalam tongkol yang tertutup pleh kelobot, biasanya dimulai sejak 2-3 hari setelah tasseling. Penyerbukan terjadi saat serbuk sari yang dilepas oleh bunga jantan jatuh dan menyentuh di permukaan rambut tongkol yang masih segar. Serbuk sari membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk bisa mencapai sel telur. Rambut tongkol yang muncul dan siap untuk diserbuki selama 2-3 hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8cm per hari dan akan terus memanjang hingga terjadi penyerbukan. Bakal biji hasil dari pembuahan akan tumbuh di dalam 1 struktur tongkol dan dilindungi oleh 3 bagian penting yakni glume, lemma, dan palea. Serta bakal biji memiliki warna putih yang berada di luar biji.

Baca Juga :   14 Tumbuhan Beracun Paling Mematikan Beserta Gambarnya Lengkap

7. Fase R2 (Blister)

Blister muncul saat jagung berumur sekitar 10 – 14 hari setelah silking. Pada fase Blister, rambut tongkol sudah mulai mengering dan berwarna gelap. Ukuran dari tongkol, kelobot, dan janggel hampir sempurna. Biji juga sudah mulai terlihat dan berwarna putih melepuh. Pati akan mulai diakumulasi ke endosperm, kadar air dalam biji sekitar 85% dan itu akan terus menurun hingga panen.

8. Fase R3 (masak susu)

Terjadi 18-22 hari setelah silking. Pengisian biji yang awalnya dalam bentuk cairan bening, selanjutnya akan menjadi berwarna putih seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji jagung akan berlangsung dengan cepat dan warna biji sudah mulai terlihat seperti pada deskripsi varietasnya. Setiap sel yang berada pada endosperm sudah berbentuk lengkap. Kekeringan yang terjadi pada fase R1 hingga R3 dapat menurunkan ukuran dan jumlah biji yang terbentuk.

9. Fase R4 (dough)

Fase R4 mulai terjadi sekitar 24-28 hari setelah silking. Bagian dalam biji seperti pasta (belum mengeras). Separuh dari akumulasi bahan kering biji telah terbentuk, dan kadar air dalam biji menurun menjadi sekitar 70%.

10. Fase R5 (pengerasan biji)

Faset R5 ini terjadi pada 35-42 hari setelah silking (munculnya bunga betina). Biji sudah terbentuk sempurna. Embrio sudah masak. Akumulasi bahan kering biji akan terhenti. Pada kondiri ini, kadar air biji sekitar 55%.

11. Fase R6 (masak fisiologis)

Fase masak fisiologis ini terjadi pada 55-65 hari setelah silking. Pada kondisi ini, biji-biji pada tongkol jagung sudah mencapai bobot kering maksimum. Lapisan pati yang keras pada biji sudah berkembang dengan sempurna dan telah pula terbentuk lapisan absisi berwarna cokelat atau kehitaman. Pembentukan lapisan hitam terjadi bertahap, mulai dari biji pada bagian pangkal tongkol menuju ke bagian ujung tongkol.

Pada jenis jagung hibrida, tanaman mempunyai sifat tetap hijau dan tinggi, kelobot dan daun bagian atas masih berwarna hijau. Walaupun telah memasuki tahap masak fisiologis. Pada tahap masak fisiologis ini kadar air biji berkisar 30-35% dari total bobot kering.

Itulah informasi mengenai Proses Pertumbuhan Tanaman Jagung Mulai Dari Tunas yang bisa kami bagikan melalui artikel ini. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Terima kasih.

Baca juga:

Cara Membuat Sumber Api Dengan Peralatan Sederhana

Tulang Belakang Cakram : Pengertian, Struktur dan Fungsinya