Proses pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induknya dinamakan pembuahan

Jakarta -

Umumnya, hewan berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar) dan cara melahirkan (vivipar). Tetapi ada juga hewan yang melakukan perkembangbiakan dengan cara bertelur dan beranak. Hal ini dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) disebut sebagai hewan ovovivipar.

Nah, daripada bingung sebenarnya apa itu hewan ovovivipar, lalu apa ciri-cirinya, dan kira-kira apa saja contohnya. Yuk cari tahu di bawah ini detikers!

Pengertian Hewan Ovovivipar

Dalam buku Biologi Edisi Kedelapan yang ditulis oleh Campbel A. Neil bahwa hewan ovovivipar adalah mekanisme berkembang biak hewan dengan cara bertelur dan beranak.

Bagaimana maksudnya? Jadi hewan ovovivipar akan mengembangbiakan telur di dalam tubuh induknya dengan stimulasi cadangan makanan dari embrio.

Artinya, embrio tersebut akan berkembang di dalam telur yang berada di tubuh induk. Hingga di saat yang sudah sesuai, maka telur tersebut akan menetas dengan sendirinya. Nah, proses ini yang memiliki kesan bahwa hewan ovovivipar mirip dengan hewan vivipar karena terlihat seperti melahirkan biasa.

Utamanya, proses berkembang biak dari hewan ovovivipar ini terlihat dari proses pembuahan di dalam tubuh induk yang akan memproduksi zigot. Di mana zigot ini lambat laun akan berevolusi menjadi embrio pada telur.

Zigot akan berkembang menjadi embrio dengan stimulasi makanan dari dalam telur. Setelah itu, zigot yang telah sempurna dan menjadi embrio akan melahirkan.

Ciri-ciri Hewan Ovovivipar

Untuk mengenali lebih mudah mengenai hewan ovovivipar, ada beberapa ciri-ciri yang dapat kamu perhatikan, seperti:

  1. Embrio yang berasal dari zigot tumbuh di dalam telur di tubuh induk
  2. Setelah cukup umur, telur tersebut akan menetas dan melahirkan
  3. Telur menjadi sumber utama cadangan makanan untuk embrio
  4. Pertumbuhan cenderung cepat
  5. Bentuk fisik antara anak dan induk sama
  6. Reproduksi dilakukan secara seksual dengan lawan jenis
  7. Induk tidak menyusui anaknya

Contoh Hewan Ovovivipar

Nah, setelah memahami pengertian dan ciri-ciri dari hewan ovovivipar, yuk cari tahu contoh hewannya apa saja!

Contoh hewan ovovivipar adalah:

1. Ikan Hiu

Ikan hiu yang terkenal menjadi penguasa lautan ini terjadi memiliki cara berkembang biak dengan ovovivipar lo. Yap, ikan hiu akan membawa telur di dalam tubuhnya untuk memproteksi dari ikan-ikan lain di lautan. Setelah cukup umur, maka telur tersebut akan menetas di perut dan keluar seperti layaknya melahirkan.

2. Ikan Pari

Hampir mirip dengan ikan hiu, di mana ikan pari juga adalah hewan yang memiliki kategori berkembang biak ovovivipar. Di mana embrio induk ikan pari akan tumbuh di dalam telur dan akan melahirkan saat waktunya sudah tepat. Embrio ini akan banyak mendapatkan nutrisi dari dalam telur yang semakin menambah perkembangannya hingga fase melahirkan.

3. Platypus

Menurut para ahli, hewan platipus ini adalah hewan yang aneh dan keluar dari kodratnya sebagai mamalia. Sebagai mamalia, platypus ternyata juga bertelur namun juga melahirkan dan menyusui anak-anaknya. Karena hal ini, para ahli menggolongkan platipus sebagai hewan ovovivipar.

4. Kadal

Jika kamu mengira jika kadal adalah hewan ovipar maka jawabannya salah. Ternyata kadal ini adalah hewan ovovivipar yang menyimpan telur di dalam tubuhnya. Embrio dari kadal akan banyak mendapatkan rangsangan nutrisi yang biasanya berasal dari makanan utama dari kadal, seperti telur dan lain sebagainya. Saat embrio sudah memasuki waktu yang sesuai, maka kadal akan segera melahirkan.

5. Salamander

Terakhir, ada salamander yang termasuk hewan ovovivipar. Yap jadi salamander ini alamander akan membesarkan telurnya di dalam perut induk betina. Sama halnya dengan hewan-hewan ovovivipar yang lain, telur tersebut akan berubah menjadi embrio dan saat waktunya telah siap akan segera melahirkan.

Itu adalah pengertian, ciri-ciri, dan contoh dari hewan ovovivipar .

Simak Video "Ratusan Hewan Liar di Kenya Terancam Punah"


[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)

JAKARTA - Pembuahan merupakan sebuah proses bertemunya sperma jantan dengan sel telur betina untuk menghasilkan keturunan.

Proses pembuahan terbagi menjadi dua, yaitu fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal. Yang akan dibahas di artikel ini yaitu fertilisasi internal atau pembuahan di dalam tubuh.

BACA JUGA:14 Contoh Hewan Mamalia yang Menggunakan Sirip untuk Berenang

Fertilisasi internal merupakan sebuah proses pembuahan sel telur betina oleh sel telur jantan (peleburan gamet) yang terjadi di dalam tubuh betina.

Contoh hewan yang melakukan pembuahan di dalam tubuh adalah ayam, sapi, buaya, dan kura-kura.

Pembuahan di dalam tubuh atau biasa disebut fertilisasi internal cukup banyak ditemukan pada hewan.

Biasanya, pembuahan di dalam tubuh ini sering terjadi pada hewan-hewan darat. Hewan air juga ada yang menggunakan proses pembuahan internal ini, tapi tidak sebanyak hewan darat.

Adapun keunggulan fertilisasi internal diantaranya tingkat kelangsungan hidupnya lebih tinggi dibandingkan dengan fertilisasi eksternal.

Berikut terdapat tiga metode yang dapat terjadi pada fertilisasi internal.

Ovovivipar

Ovovivipar adalah cara berkembang biak hewan dengan cara mengembangbiakan telur di dalam tubuh induknya.

Ovovivipar dapat disimpulkan sebagai hewan yang bereproduksi dengan cara bertelur dan melahirkan.

Contoh hewan Ovovivipar adalah kecoa, beberapa spesies ular berbisa, beberapa spesies ikan, beberapa spesies kadal, serta beberapa spesies hiu.

Vivipar

Vivipar adalah salah satu metode reproduksi ketika sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berkembang dalam tubuh induknya.

Vivipar dapat diartikan cara perkembangbiakan hewan dengan cara melahirkan.

Contoh hewan yang bereproduksi dengan cara vivipar adalah jerapah, gajah, sapi, lumba-lumba, hiu putih, dan beberapa spesies reptil.

Ovipar

Ovipar adalah metode salah satu metode reproduksi ketika sel telur yang telah dibuahi dan belum berkembang lalu dikeluarkan dari tubuh betina.

Ovipar dapat diartikan sebagai hewan yang bereproduksi dengan cara bertelur.

Contoh hewan yang bereproduksi dengan cara ovipar adalah kura-kura, aves seperti ayam, penguin, bebek dan burung, katak, dan beberapa jenis reptil.

Perut bergetar yang disebabkan oleh pergerakan berudu yang menetas di dalam tubuh katak betina Limnonectes larvaepartus.

Ovovivipar adalah salah satu cara berkembang biak hewan dengan cara mengembangbiakan telur di dalam tubuh induknya, tetapi cadangan makanan yang diperoleh embrio berasal dari dalam telur tersebut bukan dari tubuh induknya.[1] Sel telur yang telah dibuahi menetas pada saluran telur (oviduk) sehingga hewan ovovivipar terlihat seperti melahirkan.[2] Kesan melahirkan ini didapat karena ketika keluar dari badan induknya sudah berbentuk utuh berbentuk anak.[2] Beberapa contoh binatang ovovivipar adalah hiu, ikan pari, reptil, kadal, dan beberapa jenis ular (ular sanca, ular boa, & ular piton).[3]

Proses pertama berkembang biak hewan ovovivipar adalah pembuahan di dalam badan induk betina. Proses pembuahan akan menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi embrio pada telur. Zigot akan mendapatkan makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah zigot berkembang menjadi embrio dan mengalami pertumbuhan yang sempurna di dalam telur induk betina akan langsung melahirkan anaknya.[3]

Lihat Pula

  • Ovipar
  • Vivipar

Referensi

  1. ^ Tim Penyusun KBBI. "Ovovivipar". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2020-11-29. 
  2. ^ a b Winarsih, Sri (2020-09-21). Ensiklopedia Sains : Perkembangbiakan Makhluk Hidup, Air, Hidup Sehat, Gaya dan Gerak, Tata Surya. Semarang: Alprin. hlm. 23. ISBN 978-623-263-363-6.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ a b Haryanto, Alexander (21 September 2020). "Apa Perbedaan Ovipar, Vivipar dan Ovovivipar?". tirto.id. Diakses tanggal 2020-11-29. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ovovivipar&oldid=20522300"

Proses pembuahan dimulai ketika sel sperma bertemu dengan sel telur di dalam rahim. Proses ini merupakal cikal bakal terjadinya kehamilan. Meski begitu, tidak ada yang tahu pasti kapan pembuahan terjadi hingga tanda-tanda kehamilan muncul.

Sel telur dalam tubuh wanita akan matang pada periode tertentu setiap bulannya, sedangkan tubuh pria selalu memproduksi jutaan sperma. Namun, dari sekitar 350 juta sperma yang diproduksi saat ejakulasi, paling tidak hanya 1 sperma yang berhasil membuahi sel telur.

Proses pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induknya dinamakan pembuahan

Seperti Ini Proses Pembuahan

Saat mencapai orgasme, pria mengeluarkan cairan mani yang kaya akan sperma. Cairan ini bergerak ke dalam rahim mencari jalan untuk bertemu dengan sel telur.

Kontraksi lembut pada rahim membantu sperma mencapai sel telur di dalam saluran reproduksi wanita. Sperma akan melakukan perjalanan sepanjang kurang lebih 18 cm dari leher rahim ke tuba falopi, yaitu lokasi sel telur berada.

Sperma pertama yang bertemu dengan sel telur akan berusaha menembus cangkang sel telur agar terjadi pembuahan.

Umumnya, sperma-sperma ini dapat berenang dengan kecepatan 2,5 cm tiap 15 menit. Sebagian sperma dapat menghabiskan waktu setengah hari untuk mencapai tujuan. Waktu paling cepat sperma mencapai sel telur adalah sekitar 45 menit.

Pembuahan biasanya terjadi dalam waktu 24 jam setelah sel telur dihasilkan. Setelah salah satu sperma berhasil menembus sel telur, sel telur akan berubah bentuk dan membentuk lapisan sehingga sperma lain tidak bisa menembus masuk. Inilah yang disebut sebagai proses pembuahan.

Jika sperma tidak juga menemukan sel telur untuk dibuahi, mereka dapat tetap bertahan dalam tuba falopi hingga 7 hari setelah hubungan seksual. Jika dalam kurun waktu tersebut wanita mengalami ovulasi, masih ada kemungkinan akan terjadi pembuahan dan kehamilan.

Setelah Sel Telur Dibuahi

Setelah proses pembuahan, materi genetik dalam sperma dan sel telur yang telah dibuahi atau zigot akan membentuk sel-sel baru. Sel-sel yang terbentuk kemudian akan bergerak turun ke tuba falopi menuju rahim.

Dalam perjalanan menuju rahim, sel-sel tersebut akan terus membelah diri hingga menjadi lebih dari 100 sel. Sel ini disebut sebagai embrio blaskokista. Nah, kehamilan baru akan terjadi ketika embrio blaskokista ini tertanam di dinding rahim untuk kemudian berkembang. Prosesnya ini disebut sebagai implantasi.

Saat implantasi terjadi, sebagian wanita biasanya akan mengalami perdarahan ringan selama 1–2 hari. Selanjutnya, dinding rahim akan menguat dan leher rahim akan tertutup dengan cairan sehingga menjadi tempat yang layak untuk janin berkembang.

Ada kalanya terjadi kehamilan ektopik, yaitu ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim, misalnya di tuba falopi. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera. Kehamilan ektopik sering ditandai dengan nyeri perut, pendarahan dan nyeri pada bahu.

Proses pembuahan adalah awal dari kehamilan. Meski Anda tidak dapat merasakan proses tersebut, segeralah periksakan diri ke dokter bila telah muncul tanda-tanda kehamilan dan pemeriksaan dengan test pack memberikan hasil positif.