Rasul allah yang hidup pada masa raja namrud adalah

Rasul allah yang hidup pada masa raja namrud adalah

Benteng Raja Namrud membentang di sepanjang lereng Gunung Hermon. Foto: @treekaro

TEMPO.CO, Jakarta - Bila ingin tumpukan kisah bersejarah, datanglah ke Nimrod Fortress atau Benteng Raja Namrud. Ia berkuasa di era kenabian Ibrahim sekitar 2500 SM. Namrud dalam Alkitab disebut-sebut pemburu yang perkasa, karena kehebatannya dalam berburu.

Sayangnya ia mengaku sebagai Tuhan, dan keras kepala saat diingatkan oleh Ibrahim. Bahkan ia membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup. Dalam kisah Taurat, Injil dan Alquran, api itu didinginkan Allah, sehingga Nabi Ibrahim selamat. Namun sejarah tak berhenti.

Dinukil dari Atlas Obscura, petilasan Raja Namrud terdapat berupa benteng berada di kaki Gunung Hermon. Sempat dikuasai Pasukan Salib, membuat benteng itu terus diperkuat untuk bertahan dari serangan pasukan Sultan Saladin. Lokasinya yang berada di Dataran Tinggi Golan bagian utara, memang strategis untuk mengawasi wilayah Levant (Suriah, Yordania, Israel, hingga Palestina).

Selama Perang Salib, wilayah Levant menjadi penuh sesak dengan kastil, yang dibangun oleh Pasukan Salib yang putus asa untuk mempertahankan wilayah mereka dari tekanan pasukan Saladin yang tangguh.

Rasul allah yang hidup pada masa raja namrud adalah
Simbol singa Mam;uk di Benteng Raja Namrud. Foto: Isaac Schultz/Atlas Obscura

Pada 1192, di masa Perang Salib Ketiga, usai secara signifikan mengusir Pasukan Salib, setahun kemudian Saladin wafat. Keponakannya, Al-Aziz Othman menggantikannya. Ia berencana memperbesar kastel Raja Namrud di atas tebing di Dataran Tinggi Golan untuk melindungi Tanah Suci Yerusalem. Sebelum Pasukan Salib memasuki Palestina, ia berharap bisa menahannya sejak dari Golan.

Perkiraan Othman benar. Tentara Salib tidak lama-lama pergi, dan benteng itu diperintahkan segera — dibangun antara 1227 dan 1230 — untuk mengantisipasi kembalinya pasukan Kristen di bawah Frederick II, Kaisar Romawi Suci.

Benteng itu berhasil bertahan dari serangan kaum Frank, serta serangan-serangan selanjutnya di bawah Raja Louis IX dari Perancis. Meskipun benteng ini tangguh, Benteng Raja Namrud akhirnya berhasil dikuasai oleh orang-orang Mongol, sebelum akhirnya diambil alih para Sultan Dinasti Mamluk.

Di bawah kendali para Sultan Mamluk dari bangsa Baibar, Benteng Raja Namrud diperluas lagi. Dinasti ini meninggalkan prasasti-prasasti Arab yang memuji Suku Baibars – lengkap dengan simbol singa Baibar.

Rasul allah yang hidup pada masa raja namrud adalah
Benteng Raja Namrud merupakan benteng terbesar peninggalan abad pertengahan di wilayah Israel. Foto: Isaac Schultz/Atlas Obscura

Benteng Terbesar

Benteng Raja Namrud adalah kastel terbesar dari Abad Pertengahan yang tersisa di wilayah tersebut. Pengepungan Acre pada 1291 oleh Saladin, mendesak Tentara Salib keluar dari Acre atau Akko. Usai peperangan besar benteng itu pernah terlantar berabad-abad

Namun posisi strategis Benteng Raja Namrud itu tak bisa diabaikan. Terhitung, Kesultanan Turki Ottoman dan Prancis pernah menggunakannya untuk memadamkan perlawanan bangsa Arab dan Druze. Pasukan Suriah juga pernah menggunakannya untuk bertahan dalam Perang Enam Hari melawan Israel.

Saat ini, kastil berada di bawah kendali layanan taman nasional Israel. Penghuni yang tak terusir adalah hyrax – tampak seperti tikus namun kerabat dekat gajah. Hewan-hewan itu tinggal di sela-sela bebatuan benteng.

Bila ingin menyambangi Benteng Raja Namrud, sebaiknya menggunakan mobil – meskipun bisa diakses dengan kereta api dan bus dengan transit di Kiryat Shmona. Di sekeliling benteng terdapat sejumlah desa Druze, dan hanya beberapa mil di sebelah barat terdapat reruntuhan kuil Yunani, Hermon Spring.

Rasul allah yang hidup pada masa raja namrud adalah
Benteng Raja Nimrod dengan lokasi yang tinggi sangat strategis untuk membendung musuh yang ingin menjangkau Yerusalem. Foto: @labriooot

Dibutuhkan sekitar satu setengah jam untuk berkeliling kastel, yang membentang di sepanjang puncak Gunung Hermon.

Pada musim panas, Taman Nasional Benteng Raja Namrud buka pada hari Minggu hingga Kamis dan Sabtu mulai pukul 08.00 hingga 17.00. Pada musim dingin, taman ini buka mulai hari Minggu hingga Kamis dan Sabtu mulai pukul 08.00 hingga 16.00. Kastel ditutup satu jam dari jam tutup normal pada hari Jumat. Tiket adalah 22 shekel untuk dewasa dan 9 shekel untuk anak-anak.

Rasul allah yang hidup pada masa raja namrud adalah

Kisah Nabi Ibrahim A.S dan Raja Namrud sering disampaikan oleh para da'i dan mubalig. Kita sebagai umat dari Nabi terakhir, banyak mengambil ibroh dan pelajaran dari kisah umat dan Nabi terdahulu termasuk Nabi Ibrahim Alaihis Salam. Di masa Nabi Ibrahim, hidup seorang raja yang dzalim di Babilonia. Ia bernama Namrud bin Kan’an. Namrud memiliki kekayaan yang luar biasa, ia memiliki istana megah dan tinggi mencakar langit, cadangan makanan yang berlimpah, serta bala tentara yang banyak. Namun sayangnya, Namrud adalah raja yang dzalim, ia bisa serta merta membunuh rakyatnya yang tidak mematuhinya. Konon, Namrud adalah raja pertama yang berbuat lalim di muka bumi. Karena kesombongannya, Namrud bahkan menyatakan diri sebagai tuhan. Maka setelah Allah mengangkat Ibrahim sebagai rasulNya, raja Namrud sering mendapatkan tentangan dari Nabi Ibrahim AS. Mereka sering berdebat tentang ketuhanan. Secara singkat kisah perdebatan nabi Ibrahim dengan raja Namrud dikisahkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 258, Allah Swt berfirman, “Apakah kamu tidak memperhatikan orang berdebat tentang Tuhannya (Allah), karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika nabi Ibrahim mengatakan Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Orang itu berkata “saya dapat menghidupkan dan mematikan”, Nabi Ibrahim berkata, “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur dan terbenam di sebalah barat, lalu terdiamlah orang kafir itu dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang Zalim” Singkat cerita, sesudah nabi Ibrahim dibakar atas perintah Namrud, maka nabi Ibrahim semakin bersemangat untuk melakukan berdakwah. Sementara itu penguasa wilayah Babilonia, raja Namrud sangat risau. Ia khawatir dengan pengaruh nabi Ibrahim yang semakin besar. Pada suatu ketika, raja Namrud mengundang nabi Ibrahim ke istananya, setelah sampai di istana, raja Namrud berkata “Wahai nabi Ibrahim siapakah Tuhan Mu”? Nabi Ibraham menjawab pertanyaan raja Namrud, Tuhanku adalah Allah Swt yang mampu menghidupkan dan mematikan semua mahluk Nya”. Tidak ingin kalah, maka raja Namrud berkata “Aku juga mampu melakukannya seperti yang dikatakan nabi Ibrahim. Jika ada orang yang menjalani hukuman mati aku ampuni, ia akan tetap hidup dan bila aku menetapkan hukuman mati kepadanya, orang itu akan mati. Kalau begitu apa bedanya antara diriku dengan Tuhan mu”? Nabi Ibrahim menjawab Tuhanku telah menciptakan matahari yang terbit dari sebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Jika Engkau benar-benar berkuasa, cobalah untuk menerbitkannya matahari dari sebelah barat. Mendengar permintaan nabi Ibrahim, raja Namrud hanya terdiam, ia tidak dapat melawan lagi pendapat nabi Ibrahim. Yang terjadi setelah pertanyaan diberikan kepada raja Namrud adalah kebencian kepada nabi Ibrahim yang menjadi musuh. Raja Namrud tidak mampu mematahkan perkataan nabi Ibrahim karena perkataan nabi Ibrahim mengandung kebenaran. Allah adalah Tuhan Yang Maha Perkasa.

Raja Namrud Dikalahkan Oleh Nyamuk

Raja Namrud sangat marah karena nabi Ibrahim dapat mematahkan pendapat-pendapatnya. Dia menganggap nabi Ibrahim sebagai musuh yang harus dihancurkan dan dia berkata dengan sangat kasar kepada nabi Ibrahim. “Hai Ibrahim, aku mau menantang Tuhanmu. Buktikan kalau dia bisa mengalahkanku”. Nabi Ibrahim sangat terkejut mendengar tentangan dari raja Namrud, maka beliau takut bilamana azab Allah akan segera datang di wilayah babilonia nantinya. Setelah beberapa hari kemudian raja Namrud mengumpulkan bala tentaranya, dengan seruan kepada nabi Ibrahim yaitu Suruh Tuhanmu dan tentaranya melawan aku dan pasukanku, tantang raja Namrud dengan sombong. Pada saat itu, tiba-tiba di langit tampak awan hitam yang datang mendekat, setelah makin dekat, mereka baru menyadari bahwa itu bukanlah awan hitam, melainkan kawanan nyamuk yang datang menyerbu. Ribuan nyamuk langsung menyerang raja Namrud dan pasukan nya. Mereka sangat panik menerima serangan dari makhluk-makhluk yang kecil itu. Tubuh mereka menjadi lemah dan tidak lagi bertenaga untuk melawan binatang yang kecil itu ( Nyamuk ). Raja Namrud yang berada di tengah-tengah pasukan menjadi panik juga, serangan dari pasukan mahluk kecil itu sangat dahsyat sehingga dia tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa terhadap serangan makhluk nyamuk itu. sehingga raja namrud dan pasukannya lari tunggang langgang dari serangan nyamuk. Tetapi ada nyamuk  yang lebih besar yang berhasil untuk mengejar dan mampu masuk ke dalam hidung raja Namrud lalu menggigitnya, dan dia berteriak dengan suara yang cukup keras penuh kesakitan,  kepalanya terasa mau pecah dan tubuhnya merasa kesakitan yang luar biasa. Akhirnya raja Namrud dan semua pasukan tentaranya tidak mampu bertahan, akhirnya mereka tewas dengan sangat mengenaskan. Nabi Ibrahim dan pengikutnya pun bersyukur karena dihindarkan oleh Allah dari serangan makhluk nyamuk-nyamuk itu.

Itulah akibat kesombongan dan kecongkakan raja Namrud yang merasa sudah punya segalanya dan berani menantang Allah SWT dan NabiNya. Akhirnya mereka dihinakan oleh Allah dengan cara dikalahkan oleh makhluk Allah yang sangat kecil.