Sahurlah kamu karena dalam sahur itu terdapat berkah yang

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas seluruh nikmat yang telah Ia berikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya yang senantiasa istiqamah mengikuti sunnah-sunnah Nabi hingga akhir zaman.

Saudariku… Alhamdulillah, kita masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk bertemu dengan bulan Ramadhan. Ramadhan bukanlah bulan yang biasa. Ramadhan sangat istimewa diantara 11 bulan lainnya dimana Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk berpuasa sebulan penuh. Sebagaimana dalam firman Allah ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa (Ramadhan)  sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (Q.S Al-Baqarah: 183).

Dalam menjalankan ibadah puasa, beberapa hal dianjurkan syariat  saat berpuasa. Salah satunya yaitu sahur.  Makan sahur tentu dapat memberikan energi kepada kita, terutama pada hari-hari pertama puasa. Pada saat itu tubuh mungkin masih belum bisa beradaptasi saat tidak mendapatkan asupan makan dan minum selama kurang lebih 14 jam. Tentunya makan sahur juga terdapat keberkahan di dalamnya, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً

“Makan sahurlah,, karena di dalam (makanan) sahur itu terdapat keberkahan” (Muttafaq ‘alaih).

Sahur bisa dilakukan dengan banyak atau sedikit makanan meski hanya seteguk air, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Makanan sahur itu berkah. Maka janganlah kalian meninggalkannya meski hanya meminum seteguk air, karena Allah subhanahu wa ta’alaa dan para malaikat mendoakan rahmat kepada orang-orang yang memakan makanan sahur.” (HR. Ahmad no. 11003, dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Jami’).

Ketika hendak sahur, sebaiknya kita mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi dan berserat seperti buah-buahan dan sayuran yang berguna untuk menahan lapar. Dengan mengonsumsi makanan berserat, pencernaan membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna serat tersebut dan rasa lapar dan membuat kita lemah tidak muncul dengan cepat.  Selain, hendaknya kita tidak lupa untuk minum air yang cukup untuk menghindari terjadinya dehidrasi pada tubuh. Kebutuhan air yang cukup untuk diminum setiap hari yaitu minum delapan gelas air atau setara dengan dua liter.  Namun diantara makanan yang baik untuk sahur adalah kurma berdasarkan sabda Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam, “Makanan sahur yang paling nikmat bagi seorang mukmin, adalah kurma” (HR. Abu Dawud no 2345, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

Dianjurkan pula untuk mengakhirkan sahur. Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu kami shalat. Anas bin Malik bertanya, “Berapa jarak waktu di antara keduanya?” “Seukuran lima puluh ayat” jawab Zaid. (Muttafaq ‘alaih)

Berkaitan dengan minum saat adzan, ketika seseorang mendengar adzan sementara air masih berada di tangan, ia boleh minum sampai tuntas. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Apabila seseorang di antara kalian mendengar adzan sementara wadah (minuman) ada di tanganya, janganlah ia meletakannya sebelum menuntaskan keperluannya (minum).” (HR. Abu Dawud, no. 2350, dishahihkan Al Albani dalam Tamamul Minnah, hal. 417).

Ulama mengartikan hadits ini untuk orang yang meragukan terbitnya fajar. Adapun bagi orang yang yakin fajar sudah terbit, ia tidak boleh makan atau minum.

Saudariku, hendaknya disela menyantap sahur, Tidak lupa untuk memperbanyak istighfar dan do’a. Allah ta’alaa berfirman,

وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ

“Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur…” (QS. Ali Imran:17)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa ayat ini menunjukan keutamaan memperbanyak istighfar di waktu sahur (Tafsir al Qur’an al-‘Azhim)

Nabi shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah tabaaraka wa ta’alaa turun ke langit dunia pada setiap malam tatkala tersisa sepertiga akhir malam”. Allah ta’ala berfirman: “Barang siapa berdo’a kepadaku niscaya Aku kabulkan, Siapa saja yang meminta kepada-Ku akan Aku beri dan Siapa pun memohon ampunan kepada-Ku pasti Aku ampuni…” (HR. Al Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758).

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai faidah dalam sahur. Semoga Allah subhaanahu wa ta’ala memberi kekuatan kita untuk melakukan amal-amal kebaikan di bulan Ramadhan.

Penulis: Ressa Ulimaz A.

Referensi:

Abdullah bin Salim Bahammam. 2015. Fiqhul ‘Ibadat Al-Mushawwar wa Ta’lim ahkamil Islam . Solo: Zam Zam Mata Air Ilmu.

Raehanul Bahraen. 2018. Sehat & Sunnah Menjalani Ramadhan. Yogyakarta: Pustaka Muslim.

Sahabat muslimah, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khairan

🔍 Urutan Pelaksanaan Shalat Jenazah Yang Benar Adalah, Jilbab Tapi Ketat, Makan Tangan Kiri, Warna Darah Nifas Akhir, Dp Bbm Hadist Wanita, Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi, Cara Menghargai Wanita Menurut Islam, Ramadhan 2018 Berapa Hari Lagi, Gejala Keputihan Pada Wanita, Doa Melihat Keindahan Alam

Sahurlah kamu karena dalam sahur itu terdapat berkah yang
Sahurlah kamu karena dalam sahur itu terdapat berkah yang

Rasulullah Muhammad SAW seperti diriwayatkan dalam sejumlah hadits telah menyebutkan keutamaan sahur. Kumpulan hadits keutamaan sahur pun banyak kita temui.
Hadits keutamaan sahur salah satunya diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَصُومَ فَلْيَتَسَحَّرْ بِشَىْءٍ

Artinya: “Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur,” (HR Ahmad).

Rasulullah SAW bahkan menganjurkan umatnya untuk melakukan sahur meski sekadar seteguk air saja. Mendukung hal itu, ulama besar muslim Imam An Nawawi RA pernah berkata, makan sahur akan membantu orang yang berpuasa agar lebih kuat dalam menjalankan ibadah.

Bukan tanpa alasan Rasulullah SAW menganjurkan pengerjaan sahur sebelum berpuasa ini. Berikut hadits keutamaan sahur bagi hendak yang berpuasa.

3 Hadits Keutamaan Sahur

1. Makan sahur mengandung keberkahan

Anas bin Malik RA berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً

Artinya: “Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah.” (HR Bukhari).

2. Malaikat bersalawat atas orang bersahur

Hadits ini dinukil dari Abu Sa’id Al Khudri RA yang menyebut bahwa Rasulullah SAW pernah berkata, Allah SWT dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur,

السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Artinya: “Bersahur itu adalah suatu keberkahan, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur (makan sahur),” (HR Ahmad).

3. Pembeda puasa orang Islam dengan Yahudi dan Nasrani

Hadits keutamaan sahur selanjutnya diriwayatkan oleh Amr bin ‘Ash RA. Ia menceritakan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

Artinya: “Sesungguhnya perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim).

Oleh Liputan6.com pada 28 Apr 2020, 00:40 WIB

Diperbarui 28 Apr 2020, 00:40 WIB

Sahurlah kamu karena dalam sahur itu terdapat berkah yang

Perbesar

Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Salah satu sunah ketika berpuasa adalah melaksanakan sahur. Dalam hadis Rasulullah Saw dijelaskan bahwa pada sahur terdapat berkah, sehingga rugi jika melewatkannya.

Seperti diriwayatkan dari Anas radhiyallahu‘anhu, Rasulullah Saw bersabda, “Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR Bukhari-Muslim)

Lantas, bagaimana adab sahur yang harus dilakukan umat Islam saat Ramadan?

Seperti dikutip dari Ayobandung.com, saat makan sahur, umat Islam disunahkan agar makan sahur dengan kurma atau makanan lain beserta kurma. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, Rasulullah Saw bersabda:

“Sebaik-baik sahurnya orang mukmin adalah kurma”. (HR Abu Daud dan HR Ibnu Hibban).

Namun, bagi umat Islam yang akan berpuasa saat Ramadan disunahkan untuk mengakhirkan makan sahurnya.

Diriwayatkan dari Anas, dari Zaid bin Tsabit, dia berkata: “Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam, setelah itu beliau langsung berangkat salat. Aku bertanya, ‘Berapa lama jarak antara azan dan sahur?’ Dia menjawab, ‘Kira-kira sama seperti bacaan 50 ayat.’” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi)

Jika azan telah terdengar sedangkan makanan atau minuman masih di tangannya, maka boleh dia memakan atau meminumnya. Berdasarkan hadis Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, dia berkata:

“Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa di antara kalian yang mendengar azan (Subuh) dan bejana (makanan) masih di tangannya, maka janganlah dia menaruhnya sebelum dia menyelesaikan makannya.” (HR Abu Dawud).

Saksikanlah Video di Bawah Ini

Sahurlah kamu karena dalam sahur itu terdapat berkah yang

Perbesar

Ilustrasi makan bersama sahur dan buka puasa (iStockphoto)

Sementara itu, dalam buku M. Quraish Shihab Menjawab dijelaskan, umat Islam yang akan melaksanakan puasa dianjurkan memperlambat imsak, yaitu penanda waktu berhentinya umat muslim menyantap makanan sahur.

Menurut ulama ahli tafsir ini, imsak disyariatkan karena ada kekhawatiran fajar telah menyingsing saat seseorang masih makan sahur. Namun, menurut dia, jika Anda yakin bahwa Subuh belum tiba, Anda masih bisa makan, minum, dan lain-lain sampai beberapa detik sebelum datangnya Subuh.

Pada masa Rasulullah Saw, azan sebenarnya dikumandangkan dua kali, pertama oleh Bilal bin Rabah dan kedua oleh Ibnu Ummi Maktum. Hal ini sebagaimana hadis berikut yang diriwayatkan penyusun al-Kutub as-Sittah (Enam Kitab Hadits Sahih), kecuali Abu Dawud.

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Bilal mengumandangkan azan dan saat itu masih malam. Maka, makan dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan azan. Dia seorang buta dan baru mengumandangkan azan bila diberitakan kepadanya, 'Sudah subuh, sudah Subuh'."

Artinya, umat Islam yang akan berpuasa masih boleh makan setelah waktu imsak, selama belum masuk waktu Subuh.

Namun, berhati-hatilah dan jangan terlalu mengandalkan jam atau suara azan. Sebab, dikhawatirkan jam Anda atau muazinnya terlambat.

Lanjutkan Membaca ↓

Sahurlah kamu karena dalam sahur itu terdapat berkah yang