Salah satu etnis yang terdapat di Banyuwangi Jawa Timur adalah

Merdeka.com - Jauh dari hingar bingar ibu kota, sebuah desa di Banyuwangi tak terpengaruh zaman. Dari pakaian, tradisi, bahasa, mereka terus mempertahankan identitasnya. Wong Osing, begitu mereka akrab dikenal.

Mereka adalah penduduk asli Banyuwangi. Keturunan yang tersisa dari pemerintahan kerajaan Blambangan. Sebuah kerajaan yang menjadi cikal bakal Banyuwangi berdiri. Blambangan juga menjadi kerajaan yang paling lama bertahan terhadap serangan kerajaan Mataram dan VOC. Sekian ratus tahun telah berlalu, Wong Osing hingga kini terus mempertahankan budayanya.

Berbalut busana hitam dengan rambut yang disanggul, para wanita memegang alu. Menabuh bergantian, menghasilkan alunan musik yang indah dari tradisi Othek. Damai dan menenangkan hati.Itulah suasana yang dirasakan saat berkunjung ke Desa Adat Kemiren, Banyuwangi Jawa Timur.

Salah satu etnis yang terdapat di Banyuwangi Jawa Timur adalah

©2021 Merdeka.com/Hendri Suhandi

Ramah dan terbuka itu lah yang menggambar masyarakat Osing. Sembari menginang, setiap pengunjung yang datang akan diajak bercengkrama dengan celoteh-celoteh hangat mereka.

Berada di kawasan Jawa Timur yang mayoritas menggunakan Bahasa Jawa. Rupanya, Suku Osing juga mempunyai bahasa sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa tersebut merupakan turunan langsung dari Bahasa Jawa kuno. Ada dua jenis sistem bahasa yang digunakan dalam Bahasa Osing yaitu Bahasa Osing (bahasa sehari-hari) dan goko-krama.

Salah satu etnis yang terdapat di Banyuwangi Jawa Timur adalah

©2021 Merdeka.com/Hendri Suhandi

Tak hanya mempertahankan adat dengan berbahasa, Suku Osing juga punya banyak tradisi. Salah satu tradisi yang populer ialah Barong Ider Bumi. Setiap tanggal dua bulan Syawal sebagian warga Osing membentuk kelompok barongan yang mengitari desa dari ujung timur ke barat. Tradisi tersebut digelar dalam bentuk arak-arakan barong yang dilakukan selayaknya karnaval.

Di tengah-tengah pelaksanaan karnaval, masyarakat lainnya melempari peserta dengan uang logam. Tujuannya untuk menolak bala datang ke wilayah ini. Dulunya, wilayah ini pernah dilanda kemarau berkepanjangan, lalu suku Osing melakukan tradisi ini agar musim kemarau pergi tepat waktu dan sawah warga mendapat air yang cukup.

Salah satu etnis yang terdapat di Banyuwangi Jawa Timur adalah

©2021 Merdeka.com/Hendri Suhandi

Untuk pakaian adat, Wong Osing memiliki baju adat sendiri. Biasanya para wanita menggunakan kebaya berwarna hitam sedangkan pria menggunakan udeng khas Banyuwangi.

Sekilas udeng ini nampak mirip dengan Udeng Bali. Namun, jika diamati berbeda loh! Udeng khas Banyuwangi terdapat memiliki lipatan yang berbeda di sisi kanan dan kirinya. Sedangkan udeng Bali, lipatan ada di bagian depan.

Salah satu etnis yang terdapat di Banyuwangi Jawa Timur adalah

©2021 Merdeka.com/Hendri Suhandi

Jika berkunjung ke Desa Osing pelancong akan banyak menemui wanita bergigi merah. Ya, menginang merupakan kegiatan favorit para wanita lanjut usia di desa ini. Menginang atau mengunyah kinang yang terdiri dari pinang, sirih, gambir, tembakau, kapur, dan cengkih.

Memiliki tradisi, bahasa, budaya yang unik. Suku Osing menambah keberagaman suku di Banyuwangi. Berkat kelestariaanya, Desa Wisata Osing menjadi salah satu dari 16 Desa Wisata penerima piagam penghargaan Sertifikasi Desa Wisata berkelanjutan tahun 2020, oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.

SuaraJatim.id - Jawa Timur ( Jatim ) memiliki beragam suku, yuk kita kenal satu per satu suku yang ada di provinsi ujung timur Pulau Jawa ini. Jatim memiliki provinsi terluas dibandingkan 6 provinsi lainnya dengan keberadaan jumlah penduduk terbanyak yakni 40.665.696 di Indonesia sesudah Jawa Barat.

Memiliki luas wilayah 47.803,49 km², wilayah Jawa Timur sendiri meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean, dan Pulau kecil lainnya. Mayoritas penduduk Jawa Timur adalah Suku Jawa, selain itu ada Suku Madura, Suku Bawean, Suku Osing. Berikut Suku yang mendiami wilayah Jawa Timur :

1. Suku Jawa

Suku Jawa menyebutnya ‘Wong Jowo ‘, tentu saja suku Jawa merupakan suku terbesar yang ada di Provinsi Jawa Timur. Bahkan mereke tersebar dibeberapa daerah lainnya melalui program yang disediakan oleh Pemerintah. Mayoritas orang Jawa adalah Islam, dengan beberapa minoritas Kristen, Kejawen, Hindu, Budha dan Konghuchu.

Baca Juga: Hina SBY hingga AHY, Seorang ASN di Jawa Timur Dipolisikan

Salah satu etnis yang terdapat di Banyuwangi Jawa Timur adalah
Anak suku Jawa [Foto: Phinemo.com]

Tidak diragukan lagi Suku Jawa sangat menjunjung tinggi kehormatan, keseimbangan dan keharmonisan. Terlihat dalam keseharian mereka yang berperilaku sopan nan sederhana, sebagai contoh : Wong Jowo dikenal sebagai pribadi dengan tutur kata yang halus.

Ada kata-kata yang kerap dilontarkan oleh orang tua kepada orang lebih muda yang tidak punya sopan santun, tingkah laku kurang baik yaitu ‘Wong Jowo Ora Jawani’. Terdapat pementasan yang terkenal yakni pementasan wayang. Selain itu seni batik dan keris juga merupakan dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa.

2. Suku Madura

Sedangkan Suku Madura mendiami Pulau Madura dan daerah ‘Tapal Kuda’. Hampir semua orang Madura merupakan penganut agama Islam. Bahasa yang mereka pakai adalah Bahasa Madura dengan dialek Kangean, Sumenep, Pemekasan, Bangkalan, Probolinggo, Bondowoso dan Situbondo. Bahasa Madura juga mengenal tingkatan bahasa yaitu, bahasa kasar, menengah dan halus.

Salah satu etnis yang terdapat di Banyuwangi Jawa Timur adalah
Suku Madura di Jawa Timur [Foto: Adatindonesia.org]

Masyarakat Madura dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi tali kekerabatan, dan salah satu simbol yang mendukung tentang tali kekerabatan ini, dapat dilihat dari denah sebuah rumah yang masih bersifat tradisional atau rumah - rumah adat yang terdapat di Madura. Salah satu permainan khas Madura yang tak asing didengar yaitu Karapan Sapi.

Baca Juga: Terjerembab Jadi PSK, Janda Ini Sudah Layani 14 Pria di Madura

Selain itu terdapat warna - warna khas batik tulis di daerah ini menggunakan warna-warna yang tajam dan kontras yang disesuaikan dengan karakter masyarakat Madura. Salah satu warna yang menjadi ciri khas adalah warna merah, tradisi membatik di Madura yang terkenal adalah Batik Genthongan. Disebut Genthongan karena proses pewarnaannya direndam terlebih dahulu kedalam wadah atau gentong besar.

SuaraJatim.id - Jawa Timur ( Jatim ) memiliki beragam suku, yuk kita kenal satu per satu suku yang ada di provinsi ujung timur Pulau Jawa ini. Jatim memiliki provinsi terluas dibandingkan 6 provinsi lainnya dengan keberadaan jumlah penduduk terbanyak yakni 40.665.696 di Indonesia sesudah Jawa Barat.

Memiliki luas wilayah 47.803,49 km², wilayah Jawa Timur sendiri meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean, dan Pulau kecil lainnya. Mayoritas penduduk Jawa Timur adalah Suku Jawa, selain itu ada Suku Madura, Suku Bawean, Suku Osing. Berikut Suku yang mendiami wilayah Jawa Timur :

1. Suku Jawa

Suku Jawa menyebutnya ‘Wong Jowo ‘, tentu saja suku Jawa merupakan suku terbesar yang ada di Provinsi Jawa Timur. Bahkan mereke tersebar dibeberapa daerah lainnya melalui program yang disediakan oleh Pemerintah. Mayoritas orang Jawa adalah Islam, dengan beberapa minoritas Kristen, Kejawen, Hindu, Budha dan Konghuchu.

Baca Juga: Hina SBY hingga AHY, Seorang ASN di Jawa Timur Dipolisikan

Salah satu etnis yang terdapat di Banyuwangi Jawa Timur adalah
Anak suku Jawa [Foto: Phinemo.com]

Tidak diragukan lagi Suku Jawa sangat menjunjung tinggi kehormatan, keseimbangan dan keharmonisan. Terlihat dalam keseharian mereka yang berperilaku sopan nan sederhana, sebagai contoh : Wong Jowo dikenal sebagai pribadi dengan tutur kata yang halus.

Ada kata-kata yang kerap dilontarkan oleh orang tua kepada orang lebih muda yang tidak punya sopan santun, tingkah laku kurang baik yaitu ‘Wong Jowo Ora Jawani’. Terdapat pementasan yang terkenal yakni pementasan wayang. Selain itu seni batik dan keris juga merupakan dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa.

2. Suku Madura

Sedangkan Suku Madura mendiami Pulau Madura dan daerah ‘Tapal Kuda’. Hampir semua orang Madura merupakan penganut agama Islam. Bahasa yang mereka pakai adalah Bahasa Madura dengan dialek Kangean, Sumenep, Pemekasan, Bangkalan, Probolinggo, Bondowoso dan Situbondo. Bahasa Madura juga mengenal tingkatan bahasa yaitu, bahasa kasar, menengah dan halus.

Salah satu etnis yang terdapat di Banyuwangi Jawa Timur adalah
Suku Madura di Jawa Timur [Foto: Adatindonesia.org]

Masyarakat Madura dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi tali kekerabatan, dan salah satu simbol yang mendukung tentang tali kekerabatan ini, dapat dilihat dari denah sebuah rumah yang masih bersifat tradisional atau rumah - rumah adat yang terdapat di Madura. Salah satu permainan khas Madura yang tak asing didengar yaitu Karapan Sapi.

Baca Juga: Terjerembab Jadi PSK, Janda Ini Sudah Layani 14 Pria di Madura

Selain itu terdapat warna - warna khas batik tulis di daerah ini menggunakan warna-warna yang tajam dan kontras yang disesuaikan dengan karakter masyarakat Madura. Salah satu warna yang menjadi ciri khas adalah warna merah, tradisi membatik di Madura yang terkenal adalah Batik Genthongan. Disebut Genthongan karena proses pewarnaannya direndam terlebih dahulu kedalam wadah atau gentong besar.