Sebutkan 3 keunggulan sorgum sebagai bahan baku energi alternatif

Salah satu tanaman pangan lahan kering yang potensial dikembangkan di Indonesia adalah sorgum. Sorghum adalah tanaman sejenis rumput-rumputan dan masih satu keluarga dengan padi, jagung, dan gandum.

Kandungan karbohidrat dalam bijinya cukup tinggi, sehingga dapat dikonsumsi sebagai makanan pokok. Akan tetapi, sebagian besar produksi sorgum digunakan sebagai pakan ternak. Selain itu, sorghum yang bermanfaat untuk sumber pangan dan pakan ternak ini juga dapat diolah menjadi bionergi (bioetanol).

Sorgum termasuk tanaman serealia tropis yang tumbuh dan dapat beradaptasi dalam rentang iklim yang luas, serta membutuhkan air yang relatif sedikit atau toleran terhadap kekeringan. Negara-negara penghasil utama sorghum, antara lain Amerika Serikat, Mexico, Nigeria dan India.

Pengertian Sorgum

Sorgum adalah tanaman rumput-rumputan yang berkerabat dekat dengan tanaman padi dan jagung. Tanaman ini adalah serealia yang berasal dari Afrika yang memiliki iklim dan subtropis. Di beberapa daerah, tanaman serelia ini dikenal juga dengan sebutan cantel atau gandrung.

Untuk mengurangi konsumsi beras, pemerintah Indonesia melakukan upaya diversifikasi pangan, dimana salah satu serealia potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti beras dan memliki kandungan gizi yang tinggi adalah sorgum.

Menurut Suprapto dan Mudjisihono (1987), sorgum merupakan tanaman yang berasal dari keluarga Graminae, seperti juga padi, tebu, jagung, gandum dan lainnya.

Cantel atau gandrung mampu tumbuh ditanah yang tidak terlalu subur dan pengairan yang terbatas. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 0 hingga 800 mdpl dengan suhu 23 derajat hingga 30 derajat celcius dan kelembapan 20% sampai 40%. Curah hujan yang diperlukan adalah 372-425 mm per tahun dengan kadar pH tanah 5 hingga 7,5.

Asal Usul Tanaman

Tanaman sorghum diduga berasal dari daerah tropis Afrika. Sorgum memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik, sehingga dapat tumbuh diberbagai kondisi iklim, seperti iklim tropis, sub tropis, hingga daerah gurun. Tanaman ini telah dimanfaatkan sejah dahulu, contohnya bangsa Mesir yang bercocok tanam gandrung sejak 3000 tahun sebelum Masehi.

Di Indonesia, manfaat sorgum belum diambil secara menyeluruh dan hanya sebatas pangan dari Kementerian Pertanian. Sebab itu, masih diperlukan pengembangan lebih lanjut, karena komoditas ini mempunyai potensi besar sebagai bahan pangan olahan, pakan dan bahan baku industri.

Saat ini, beberapa wilayah di Indonesia mulai mengembangkan tanaman sorgum. Misalnya di beberapa propinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Kandungan Biji

Biji sorgum memiliki kualitas nutrisi sebanding dengan jagung dan beras, bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi jika dibandingkan keduanya, meskipun kandungan lemaknya lebih rendah.

Sorgum telah dimanfaatkan sebagai penyangga pangan penduduk di lebih 30 negara. Selain menjadi bahan pangan, biji sorgum juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan, seperti gula, monosodium glutamate, asam amino, minuman, dan hijaunya untuk pakan ternak.

Taksonomi

Sorgum termasuk tanaman serealia dan masih satu keluarga dengan gandum, akan tetapi tanaman ini memiliki kelebihan dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman gadrung atau cantel memiliki 30 jenis spesies dan banyak sub spesies, namun yang dibudidayakan umumnya adalah jenis Sorgum bicolor.

KingdomPlantae
Sub kingdomViridiplantae
DivisiTracheophyta
KelasMagnoliophytina
OrdoPoales
FamiliPoaceae
GenusSorghum Moench
SpesiesSorghum bicolor L. Moench
Sebutkan 3 keunggulan sorgum sebagai bahan baku energi alternatif
Pixabay

Biji sorgum bicolor dapat digunakan untuk menggantikan tanaman gandum yang tidak dapat tumbuh di Indonesia, sehingga berpotensi untuk dibudidayakan di Indonesia. Selain itu, sorgum jenis ini juga memiliki toleransi terhadap kekeringan hingga kondisi basah dan dapat tumbuh baik pada lahan tanah yang kurang subur.

Ciri tanaman sorgum adalah batangnya berwarna hijau dan berbentuk silinder yang terdiri dari buku-buku. Tanaman ini tumbuh tegak dan pada varietas tertentu dapat tumbuh mencapai 5 meter.

Daun gandrung berbentuk panjang dan meruncing, mirip daun jagung. Pada permukaan daun terdapat lapisan lilin yang digunakan untuk bertahan dari kondisi kekeringan.

Manfaat dan Kandungan Gizi

Potensi tanaman serealia ini cukup baik untuk menggantikan ketergantungan konsumsi terhadap beras di Indonesia. Berikut ini adalah manfaat dan gizi yang terkandung, antara lain:

1. Bahan Pangan Potensial

Sorgum adalah salah satu tanaman pangan yang peluang budidayanya cukup baik dilakukan di Indoensia, terutama didaerah yang sering mengalami kekeringan. Tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk makanan pokok, pakan ternak, dan sumber energi alternatif bioetanol.

Tanaman ini disebut-sebut dapat menjadi pengganti padi dan memiliki kadar gizi yang tinggi. Sorgum menempati posisi kelima dalam hal bahan baku sereal di dunia.

Sorgum kaya akan vitamin dan nutrisi seperti niacin, riboflavin, dan thiamin. Pada bagian bijinya juga terkandung berbagai mineral seperti alium, zat besi, tembaga, magnesium, dan fosfor yang baik untuk kesehatan.

2. Bahan Antioksidan

Lapisan katul dari biji gandrung mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh akan memberi dampak negatif dan menjadi pemicu meningkatnya risiko kanker. Oleh sebab itu, dengan mengonsumsi bahan makanan dari sorgum tentunya dapat menekan risiko pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.

3. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Tanaman serealia ini kaya akan zat besi yang memberikan manfaat bagi metabolisme tubuh dan sebagai pelancar peredaran darah. Metabolisme dan peredaran darah tubuh yang lancar akan menghindarkan kita dari anemia dan menjadikan tubuh selalu bugar.

4. Diet Bagi Penderita Diabetes

Bag para penderita diabetes, sorgum dapat menjadi alternatif makanan pokok karena pada bijinya mengandung zat tanin yang menghasilkan enzim penghambat terserapnya karbohidrat oleh tubuh.

Enzim ini bermanfaat untuk mengontrol kadar glukosa dan insulan dalam tubuh penderita. Secara sederhana, sorgum dapat menjadi solusi makanan bagi penderita penyakit gula.

Syarat Tumbuh

Meski dapat tumbuh pada berbagai iklim, seperti iklim tropis, sub tropis, hingga gurun. Sorgum memiliki syarat tumbuh ideal sebagai berikut:

a. Kondisi Tanah

Tanaman sorgum mempunyai kemampuan adaptasi yang luas dan dapat tumbuh pada hampir seluruh jenis tanah, kecuali pada tanah podzolik merah kuning yang bersifat asam.

Sistem perakarannya menyebar dan toleran dibanding tanaman jagung pada tanah berlapisan keras dangkal. Jenis tanah vertisol (grumol), aluvial, andosol, regosol dan mediteran merupakan tanah yang cocok bagi pertumbuhan sorghum.

b. Iklim

Curah hujan yang baik bagi tanaman sorgum adalah 50 hingga 100 mm per bulan pada 2 sampai 2,5 bulan sejak masa tanam. Meskipun cocok pada wilayah dengan curah hujan rendah, tanaman ini mampu beradaptasi pada wilayah dengan curah hujan tinggi, pada fase pertumbuhan hingga panen.

Tanaman gandrung atau cantel cocok tumbuh pada wilayah yang memiliki kelembapan udara rendah. Di daerah Bojonegoro, sorgum mulai dibudidayakan dengan memanfaatkan residu air rawa yang mengering.

c. Suhu dan Ketinggian

Temperatur 20 derajat celcius dengan udara kering adalah suhu ideal bagi tanaman sorgum. Oleh karena itu, daerah yang baik untuk menanam gandrung, seperti di daerah dataran rendah dengan ketinggian 1 hingga 500 mdpl.

Sorgum tidak cocok ditanam pada daerah yang intensitas mataharinya rendah dan berkabut. Jika ditanam pada lahan dengan ketinggian lebih dari 500 mdpl maka umur panennya akan lebih panjang.

Sebutkan 3 keunggulan sorgum sebagai bahan baku energi alternatif
Pixabay

Budidaya Sorgum

Tanaman yang dapat beradaptasi pada rentang iklim yang luas ini dapat dibudidayakan dengan cara sebagai berikut:

1. Persiapan Benih

Untuk menanam pada lahan 1 hektar diperlukan benih sekitar 10 hingga 15 kg tergantung dari varietas, ukuran benih, jarak tanam dan sistem tanam. Agar sorgum tumbuh dengan baik, maka vigor kecambah benih yang digunakan adalah 90%.

Beberapa varietas memiliki masa dormansi benih sekitar 1 bulan pertama setelah panen. Benih sorgum dapat bertahan selama periode tertentu dengan syarat penyimpanannya dilakukan dengan baik, seperti disimpan pada ruangan yang bersuhu 10 derajat hingga 16 derajat celcius dan kadar air yang dipertahankan agar tetap 10%.

2. Masa Tanam

Penanaman sorgum dapat dilakukan sepanjang tahun, baik pada musim hujan atau musim kemarau dengan syarat tanaman muda tidak mengalami kekeringan atau tergenang air. Pada lahan kering, cantel atau gandrung dapat ditanam pada awal atau akhir musim hujan secara monokultur setelah panen palawija.

Sedangkan, jika hendak ditanam pada musim kemarau, maka dapat dilakukan setelah panen padi kedua atau setelah palawija di lahan sawah. Tanaman sorgum pada musim kemarau biasanya hasil panennya tidak akan sebanyak pada musim hujan. Hal ini umumnya disebabkan oleh hama burung serta pertumbuhan dan pengisian biji kurang sempurna karena kekurangan air.

3. Persiapan Lahan

Lahan tanam harus bersih dari sisa tanaman atau gulma pengganggu. Pengolahan tanah juga diperlukan agar tanah gembur, aerasi meningkat dan mengendalikan gulma.

Pada lahan irigasi yang cukup air, maka pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara dibajak sebanyak dua kali kemudian digaru satu kali. Setelah lahan tanam rata, kemudian dibuat saluran drainase ditengah atau dipinggir lahan.

Pada lahan tanam berupa tadah hujan, pengolahan dapat dilakukan secara sederhana dengan mencangkul dan mematikan gulma. Pengolahan tanah secara sederhana bertujuan agar penguapan air dapat ditekan.

4. Penanaman

Lubang tanam dapat dibuat dengan jarak tanam menyesuaikan dengan ketersediaan air, tingkat kesuburan tanah, dan varietas tanaman (biasanya berukuran 60 cm).

Pada lahan yang kurang subur dan kandungan air tanahnya rendah, sebaiknya jarak tanam dibuat lebih lebar agar populasi tanamnya berkurang. Pada 1 hektar lahan tanam, biasanya dapat ditanami sekitar 125.000 tanaman.

Agar penguapan air tanah tidak terlalu banyak, maka jarak tanam antar baris dilakukan dengan cara ditugal. Pembuatan lubang tanam menggunakan alat tugal mengikuti arah sesuai jarak tanam.

Lubang tanam sorghum biasanya memiliki kedalaman sekitar 5 cm dan pada 1 lubah di isi 3 hingga 4 benih yang ditutup dengan tanah ringan atau pupuk organik. Hindari penutupan lubang tanam dengan tanah berat, karena akan menyebabkan benih berat untuk tumbuh. Pada tanaman sorgum yang berusia 2 hingga 4 minggu, dapat dilakukan penjarangan dengan meninggalkan dua tanaman.

5. Pemupukan

Sebenarnya sorgum mampu untuk tumbuh di lahan kering dengan kesuburan tanah yang rendah. Namun untuk meningkatkan hasil panen, maka pemupukan perlu dilakukan.

Tanaman ini tumbuh baik pada lahan dengan pH 6 hingga 7,5. Pada tanah dengan kandungan pH < 5,5 maka kandungan Al dan Mn akan meracuni tanaman, sedangkan kandungan P dan Mg mengalami defisiensi. Pada tanah dengan pH > 7,5 gejala defisiensi jarang terjadi pada tanaman sorgum.

Penggunaan pupuk pada tanaman cantel atau gandrung disesuaikan dengan jenis lahan serta lokasi tanam. Takaran pupuk N bergantung pada tingkat kesuburan tanah dan jenis tanah. Sorgum varietas unggul lebih tanggap terhadap pupuk N dan dapat diberikan dengan takaran 90% kg N/ha. Sedangkan untuk lahan kering, penggunaan pupuk N sebaiknya tidak lebih dari 100 kg/ha serta pada lahan cukup air dapat diberikan hingga 135 kg/ha.

6. Pemeliharaan

Pemeliharan diperlukan agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan:

  • Menjaga kecukupan air dengan sistem drainase yang baik. Jika tanaman kekurangan air, maka pengairan dibutuhkan dan jika terjadi kelebihan air maka air dibuang melalui saluran drainase. Meski sorgum merupakan tanaman yang toleran terhadap kekeringan, namun pada waktu tertentu memerlukan air yang cukup. Misalnya pada masa pertumbuhan awal dan masa pengisian biji hingga mengeras.
  • Penyiangan gulma perlu dilakukan agar kompetisi dalam memperoleh unsur hara dengan tanaman pengganggu tidak terjadi. Sorgum yang tidak cukup memperoleh nutrisi tanah maka akan menghasilkan biji dengan kualitas rendah. Untuk membasmi gulma, dapat menggunakan herbisida kemudian dilanjutkan ketika penjarangan.
  • Pembubuan dapat dilakukan bersama dengan pemupukan kedua atau sebelumnya. Penggemburan tanah disekitar batang tanaman yang dilanjutkan dengan menimbul tanah pada pangkal batang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan akar dan memperkokoh tanaman agar tidak mudah roboh.
  • Hama dan penyakit harus dikendalikan sesuai dengan gangguan yang menyerang tanaman.

7. Masa Panen

Tanaman sorgum dapat ditaman ketika telah berumur 3 hingga 4 bulan, tergantung varietas tanamannya. Masa pemanenan dapat dilihat dari bentuk biji atau masak fisiologisnya.

Biji yang telah dapat dipanen akan berwarna kuning dan mengering, biji bernas dan keras, serta kadar tepung maksimal. Keterlambatan panen akan menurunkan kualitas biji dan biji telah berkecambah jika kelembapan udara tinggi.

Panen sebaiknya dilakukan ketika cuaca cerah dengan caranya memotong tangkai 15 sampai 20 cm dari pangkali malai. Kemudian malai dijemur dibawah sinar matahari dan dirontokkan.

Perdagangan Sorgum

Amerika Serikat adalah negara penghasil sorgum terbesar di dunia. Selanjutnya diikuti Nigeria, Mexico dan India. Di Nigeria dan India, sorghum umum dijadikan bahan makanan. Sedangkan negara pengekspor terbesar ialah Amerika Serikat, Australia dan Argentina.

baca juga:  Pohon Randu - Taksonomi, Morfologi, Manfaat Kayu & Budidaya

Pemanfaatan sorgum sebagian besar adalah untuk pakan ternak dan hanya 6% yang digunakan sebagai bahan pangan di negara-negara Afrika. Sorgum memiliki pasar sekitar 3% dibanding produk hasil serealia lainnya dan bersaing dengan jagung sebagai bahan pakan ternak.

Sejak tahun 1980an, sorgum mulai menjadi komoditas penting dan melonjak perdagangannya dari 3 juta ton pada tahun 1960 menjadi 12 juta ton pada 1980an. Puncak perdagangannya terjadi pada tahun 1985 yakni mencapai 13 juta ton, kemudian berangsur turun dibawah 10 juta ton pada tahun 1990an. Perdagangan sorgum saat ini berkisar antara 8 juta hingga 10 juta ton per tahun.

Menurut data FAO pada tahun 2011, India menempati urutan pertama sebagai negara pemasok sorgum terbesar di dunia. Produksi yang dihasilkan oleh negara tersebut sekitar 7 juta ton dan menjadi komoditas perdagangan ke-10 negara tersebut.

Selain India, negara kawasan Asia lain yang juga menjadi pemasok utama sorgum dunia adalah Tiongkok yang menempati posisi ke-6. Kemudian disusul oleh Amerika Serikat yang memiliki sistem pertanian modern. Sedangkan, produksi sorgum yang berasal dari Indonesia belum dianggap penting di dunia, padahal negara kita memiliki potensi yang cukup besar.

Saat ini, negara eksportir terbesar diduduki oleh Ameria Serika dengan total 3,3 juta ton mengalahkan India yang hanya sebagai produsen. Sebab, budidaya sorgum di India lebih fokus terhadap kebutuhan dalam negeri dan mengesampingkan ekspor ke luar negeri.

Menurut Nedmeran et al (2013), impor sorgum untuk kawasan Asia Tenggara meningkat sekitar 60% pada tahun 2020. Permintaan dunia juga cenderung mengalami peningkatan, misalnya Thailand dan Pakista yang saat ini memasukkan sorgum ke negaranya. Bahkan negara maju seperti China juga menjadi pengimpor sorgum.

Permintaan sorgum untuk Asia Tenggara mengambil persentase sekitar 18% dari total permintaan dunia. Oleh sebab itu, tanaman ini memiliki peran penting di wilayah regional ASEAN.

Akan tetapi, pasar sorghum akan cenderung turun jika harga pasar gandum dan beras berada pada posisi murah. Karena hingga saat ini, sorgum diposisikan sebagai bahan makanan pengganti beras maupun gandum.

Sedangkan berbicara skala yang lebih besar, yakni pasar Asia, permintaan sorgum mencapai 73%. Sebagian besar menuju ke daerah Asia Selatan dan sisanya terbagi ke Asia Timur dan Asia Tenggara,

Secara khusus, permintaan sorghum untuk pakan ternak di Asia Timur cukup besar dan mengalahkan Asia Selatan, Tiongkok, Asia Selatan dan Asia Tenggara yang relatif kecil.

Potensi Sorgum

Serealia asal Afrika ini mempunyai potensi menjadi bahan pengganti makanan lain untuk diversifikasi makanan, antara lain:

1. Pengganti Makanan Pokok

Kandungan gizi yang dimiliki oleh sorgum dapat mengimbangi gandum maupun beras. Oleh sebab itu, tanaman serelia ini berpotensi dijadikan pengganti bahan makanan pokok.

Selain itu, budidaya tanaman ini juga dapat dilakukan cukup mudah. Sorgum merupakan tanaman yang mempunyai tingkat adaptasi yang cukup tinggi, seperti dapat tumbuh dilahan kering maupun basah, serta tahan terhadap penyakit dan hama.

2. Tepung Sorgum

Sorgum dapat diolah menjadi tepung yang kemudian digunakan sebagai bahan baku pembuatan mie dan aneka roti. Penggunaan tepung dari sorgum dapat menggantikan 15% hingga 50% penggunaan terigu tanpa mengubah cita tasa, aroma, serta aroma produk olahan.

Makanan yang menggunakan bahan baku tepung gandrung juga memiliki kadar gizi yang lebih tinggi dibandung tepung jagung, ubi, dan tepung beras. Di dalam tepung sorgum mengandung 84% pati, lemak 3,6% dan protein 12,3%.

Selain itu, kelebihan lainnya adalah daya kembang yang sangat tinggi dan tepung yang mudah larut terhadap air. Saat ini, salah satu produsen tepung yang telah menggunakan sorghum adalah PT. Bogasari.

3. Pakan Ternak

Batang dan daun tanaman ini dapat digunakan untuk memberi pakan ternak. Di Australia, batang dan daun gandrung dikembangan menjadi sweet sorgum dan forage sorgum sebagai pakan sapi karena memiliki rasa manis dan renyah.

4. Bahan Baku Industri

Hampir seluruh bagian dari tanaman serealia ini dapat dimanfaatkan, seperti biji, daun, tangkai, akar dan batang yang diolah menjadi produk turunan. Produk-produk yang dihasilkan antara lain sirup, gula, bioetanol, pati, kerajinan, biomassa, air nira dan lain sebagainya.

5. Masa Depan Sorgum

Pentingnya edukasi dan pengenalan terhadap manfaat sorgum kepada masyarakat perlu dilakukan oleh pemerintah. Tanaman serealia ini dapat menjadi bahan subtitusi produk pangan dunia dan menjadi peluang bisnis untuk petani-petani lokal Indonesia.