Sebutkan adab berjalan menurut islam

Sebutkan adab berjalan menurut islam
Oleh: Vevi Alvi Maghfiroh*

Agama Islam adalah agama yang sempurna, bukan hanya dogma ketuhanan, lebih dari itu agama yang dibawa oleh Kekasih Allah Nabi Muhammad SAW ini memberikan tuntunan hidup bagi pemeluknya bukan hanya masalah hubungan dengan Tuhan saja melainkan juga bagaimana tata krama manusia dalam kehidupannya sehari-hari.

Islam mengajari manusia untuk menjaga kesopanan dalam hal apapun. Begitupula dalam tata krama dan cara berjalan. Hal ini bukan membebani pemeluknya melainkan untuk menjaganya agar bernilai tinggi baik di mata Tuhan maupun manusia. Terlebih bagi perempuan. Perempuan dalam Islam dituntut dan dituntun untuk menjaga diri, bahkan soal jalan saja, benar-benar diatur. Berikut tata krama berjalan berdasarkan kitab al Akhlak lil Banat karya Syaikh Umar Bin Ahmad Baradja:

Mendahulukan kaki kiri ketika keluar rumah

Seorang muslimah hendaknya mendahulukan kaki kiri ketika melangkahkan kakinya keluar rumah dan berdo’a:

Majalah Tebuireng

 بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Selain itu, hendaknya meminta pertolongan kepada Allah agar terhindar dari hal-hal yang dilarang oleh agama dan yang membahayakan diri

Hendaknya berjalan dengan tenang

Ketika berjalan, seorang muslimah harus tenang dan tidak terburu-buru juga tidak terlalu lamban. Nabi Muhammad bersabda, “Langkah yang terlalu cepat menghilangkan wibawa seorang mukmin”. Terkecuali jika dikarenakan adanya kebutuhan yang mendesak.

Berjalan dengan menggunakan sepasang sandal

Begitupula dengan alas kaki atau sandal, seorang muslimah diharuskan untuk menggunakan sepasang sandal, atau jika tidak memilikinya maka lebih baik tidak menggunakan sandal sama sekali dari pada menggunakannya sebelah kaki. Muslimahpun dilarang berjalan dengan congkak dan sombong, karena Allah membenci orang-orang yang sombong.

Tidak banyak menoleh dan bergerak yang tidak pantas

Termasuk tata krama muslimah dalam berjalan adalah tidak banyak menoleh tanpa adanya kebutuhan juga tidak banyak bergerak yang tidak pantas. Hal ini dikarenakan seorang muslimah harus menundukan pandangannya dari seseorang yang bukan mahramnya agar terhindar dari kemaksiatan.

Hendaknya mengucap salam dan berjabat tangan ketika saling bertemu

Semut kecil yang tidak berakhlak saja saling bersalaman ketika bertemu, apalagi seorang muslimah. Oleh karena itu Rasulullah SAW menganjurkan kepada makhluknya untuk mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan memasang senyuman di wajahnya, karena senyuman adalah sebagian dari ibadah.

Berjalanlah di arah kanan jalan

Bukan hanya peraturan lalu lintas yang menganjurkan seseorang untuk berjalan di sebelah kanan, melainkan ini adalah bagian dari tata krama yang diajarkan Islam. Hal ini dilakukan agar seorang muslimah terhidanr dari bahaya yang akan menimpanya di jalanan.

Tidak Berkacak pinggang ketika berjalan

Hindarilah berkacak pinggang atau meletakan kedua tangan diatas pinggang, karena hal ini merupakan kebiasaan dari orang-orang yang sombong, juga tindakan iblis dan orang-orang Yahudi dalam shalatnya. Ini sangat dilarang dan dibenci oleh Allah.

Mendahulukan kaki kanan ketika masuk rumah

Ketika masuk rumah, maka seorang muslimah dianjurkan untuk mendahulukan kaki kanan dan berdo’a.

اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمُوْلَجِ ، وَخَيْرَ الْمُخْرَجِ ، بِاسْمِ اللهِ وَلجَنْاَ وَبِاسْمِ اللهِ خَرَجْنَا ، وَعَلَي اللهِ تَوَكَّلْنَا

Setelah salam kemudian mengucapkan salam kepad orang yang berada di dalam rumah.

Inilah tata krama yang harus diperhatikan bagi seorang muslimah ketika berjalan. Dengan tindakan yang sesuai dengan adab yang baik maka seorang muslimah akan bernilai tinggi di mata Tuhan dan makhluk lainnya. Be a Good Muslimah!

*Mahasantri Putri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng dan aktif di kajian keputrian

JAKARTA – Islam adalah agama yang mengatur segala sesuatu termasuk adab di jalan raya. Kaum Muslim diatur kehidupannya agar mendapatkan ridha dari Allah Ta'ala dan terhindar dari berbagai marah bahaya.

Oleh sebab itu, ketika seorang muslim sedang berada di jalan raya ada adab yang perlu dilakukan.

Berikut ini telah Okezone rangkum  beberapa adab di jalan raya.

1.Berjalan Rendah Hati

Berdasar firman Allah ta’ala:

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia dan janganlah berjalan dimuka bumi karena sombong, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang sombong lagi membanggakan diri," (QS. Luqman: 18)

Baca Juga: Warga Makkah Saksikan Bulan Purnama Melintas di Atas Kakbah

2.Laki-Laki dan Wanita Menundukan Pandangan

Allah ta'ala berfirman:

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat," (QS. An-Nur:30)

3.Mencegah Gangguan

Dikutip dari buku Adab Muslim Sehari Semalam Oleh al-Qismul Ilmi Bi Madaril Wathan, Ahad (31/1/2021) disebutkan cara mencegahnya jangan melempar kotoran dan sisa makanan di sepanjang jalan manusia. Dan tidak membuang hajat pada jalan mereka atau di tempat berteduh yang dijadikan tempat mereka duduk.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

4.Menghilangkan Gangguan di Jalan Manusia

Amalan tersebut merupakan sedekah. Dengan sebab itu ada orang yang dimasukan ke dalam surga. Sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Ketika ada seorang laki-laki berjalan di suatu jalan, ia mendapatkan ranting berduri di atas jalan, kemudian orang tersebut menyingkirkannya, maka Allah berterimaksih kepadanya dan orang tersebut diampuni dosanya,".

Dalam riwayat lain memasukannya “Lalu Allah memasukannya ke dalam surga,"

5.Menjawab Salam

Wajib hukumnya menjawab salam, bahkan dari orang yang tidak dikenal. Hukum menjawab salam adalah wajib, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Lima perkara yang wajib bagi muslim kepada saudaranya… di antaranya:… menjawab salam.” 

  • #adab
  • #Adab di Jalan Raya
  • #Adab di jalan

Jakarta, Aktual.com — Berjalan menjadi aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian manusia, baik itu di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Akan tetapi apakah ada ketentuan dan adab-adab syariat yang mesti kita lakukan?.

Ustad Muhamad Ghozali, MA, mejelaskan, bahwa ada beberapa etika dalam Islam soal berjalan kaki. Adapun etika tersebut yaitu,

1. Bersikap tawadhu dan tidak sombong dalam berjalan

Dada dibungsungkan, kepala agak tegak sedikit, dan sikap berjalan yang lain yang mencerminkan kesombongan tidaklah Allah SWT ridhoi. Bahkan, sikap seperti ini justru akan mendatangkan kemurkaan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT,

وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا

Artinya, “Dan janganlah kamu berjalan di muka Bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”(Al-Isra’ : 37).

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Artinya, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”(Luqman : 18)

2. Tidak berjalan dengan hanya memakai satu sendal

Rasulullah SAW bersabda,

إن الشيطان يمشي في النعل الواحدة

Artinya, “Sesungguhnya setan berjalan dengan 1 sandal.”(HR. Ath-Thahawi)

Dalam Hadis lain Rasulullah SAW juga bersabda,

لا يمش أحدكم في نعل واحدة ولينعلهما أو ليخلعهما جميعا

Artinya, “Janganlah salah seorang dari kalian berjalan menggunakan satu sandal, dan hendaklah ia memakai semuanya atau melepaskan semua.”(HR. Bukhori dan Muslim).

Demikianlah, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa memakai satu sandal dalam berjalan adalah amalan setan. Sedangkan, kita diperintahkan untuk menyelisihi semua tindak tanduk setan. Sebab, setan berupaya untuk menyelisihi syariat Allah SWT dan mengajak manusia untuk mengikutinya.

3. Sesekali bertelanjang kaki dalam berjalan

Berdasarkan perkataan Fudhalah radhiyallahu ‘anhu,

(كان النبي صلى الله عليه وسلم يأمرنا أن نحتفي أحياناً (رواه أحمد

Artinya, “Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami agar kadang-kadang telanjang kaki (ketika berjalan).”(HR. Ahmad)

4. Berjalan dengan cepat, tenang dan baik

Hal ini sebagaimana cara jalan Rasulullah SAW. Beliau adalah orang yang paling cepat jalannya, paling baik dan tenang.

Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pernah bercerita, “Saya tidak pernah melihat orang yang paling gagah dari Rasulullah SAW, seakan-akan matahari berjalan diwajahnya, dan saya tidak pernah melihat seseorang yang paling cepat jalannya daripada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, seakan-akan bumi terlipat untk beliau.”(HR. At-Tirmidzi)

“Cepat dalam berjalan tidak berarti tergesa-gesa. Namun, cepatnya jalan beliau menandakan kekuatan dan semangat ketika berjalan,” tutur Ustad Muhamad Ghozali, MA, kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (23/03).

5. Berjalan tegak dan tidak bungkuk

Ini adalah cara jalan Rasulullah SAW. Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Rasulullah SAW orangnya berpostur sedang, tidak tinggi atau pun pendek, fisiknya bagus. Warna kulitnya kecoklatan. Rambutnya tidak keriting, juga tidak lurus. Apabila berjalan, beliau berjalan dengan tegak.”(HR. Al-Baihaqi)

Demikian pula hadis Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW, “Beliau berjalan dengan tegak layaknya orang yang sedang menapaki jalan menurun.”(HR. At-Tirmidzi)

6. Memosisikan badan condong ke depan

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata, “Apabila Rasulullah SAW berjalan, beliau condong kedepan seakan-akan beliau turun dari shahab (tempat yang tinggi).”(HR. Al-Baihaqi)

“Jalan seperti ini adalah menandakan jalannya orang-orang yang memiliki tekad dan keinginan yang kuat,” terang Ustad Ghozali.

7. Seorang Muslim hendaklah berniat benar ketika hendak berjalan.

Niatkan berjalan itu untuk tujuan yang baik, sebagai ibadah dan mengharapkan reda dari Allah SWT.

“Apabila berjalan ke Masjid, niatkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Jika berjalan untuk bekerja, niatkan untuk mencari rezeki yang baik dan halal untuk keluarga,” katanya lagi.

8. Sekiranya Anda berjalan untuk sesuatu yang tidak haram.

Sesungguhnya, kedua kaki ini akan memberi kesaksian dan berbicara pada hari Kiamat. Untuk itu, hendaklah menghindarkan diri dari berjalan untuk sesuatu yang dilarang oleh agama. Sebab, setiap hayunan langkah kita itu akan berbuahkan dosa.

9. Hindari gaya jalan yang dicela.

Contoh berjalan dengan sombong dan takabur, berjalan dengan gelisah dan gementar, berjalan dengan lunglai seperti orang sakit, berjalan meniru lawan jenis, berjalan terburu-buru dan terlalu cepat, serta berjalan seakan-akan melompat.

“Sekali lagi saya mengingatkan jangan pernah kita berjalan diiringi oleh rasa sombong, karena percaya atau tidak jika kita memiliki sedikit rasa sombong saja dalam hati, maka itu akan berdampak pada cara berjalan kita,” ujar ia menambahkan.

“Saya ingat sebuah Hadis diriwayatkan Rasulullah SAW saat melewati sebuah lorong dan melihat orang gila dikerumuni dan diperhatikan orang.”

Beliau bertanya, “Apa yang membuat kalian berkerumun ?”

Mereka menjawab, “Ada orang gila karena pertikaian fanatisme.”

Nabi memerhatikan mereka dan berkata, “Ia tidak gila ! Maukah aku beritahu orang gila sebenarnya?”

“Tentu wahai Rasulullah,” kata mereka.

Beliau berkata, “Orang gila sebenarnya adalah yang berjalan dengan sombong selalu memerhatikan dan menekankan kedua pinggangnya disertai kedua bahu (seluruh dirinya mengalirkan kesombongan). Dia itulah orang gila yangsebenarnya. Sedangkan orang yang kalian lihat itu adalah orang sakit.”

“Mungkin ini saja yang bisa saya sampaikan, semoga ini bermanfaat dan mari mulailah berbenah diri untuk menjadi yang terbaik di dunia dan akhirat,” ujar ia menutup pembicaraan.

()

()