Sebutkan apa saja yang termasuk wirausaha produk grafika

Ilustrasi Produk Grafika. Foto: Pixabay

Di era digital saat ini, usaha produk grafika menjadi kebutuhan untuk menunjang penyampaian informasi. Sebuah data akan lebih menarik dan mudah diserap jika ditambah visual grafik yang mendukung.

Kondisi ini dapat dijadikan peluang usaha yang menjanjikan. Terlebih jika pelaku usaha memiliki kemampuan dan aspek penunjang dalam memproduksinya. Hal ini tentu bisa menjadi nilai tambah.

Lantas, apa yang dimaksud dengan produk grafika? Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam usaha produk grafika? Simak penjelasannya berikut ini.

Menurut buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 2 oleh Hendriana Werdhaningsih, dkk., grafika atau graphics merupakan presentasi visual pada suatu permukaan. Penyajian visual tersebut ditujukan untuk memberikan sebuah informasi atau tujuan estetis.

Kurniawan dalam Buku Siswa Prakarya dan Kewirausahaan SMA/MA Kelas 10, menyebutkan jika produk grafika saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Sebut saja dalam iklan, poster, kemasan makanan, dan sebagainya.

Grafika telah ada sejak zaman dulu berupa lukisan prasejarah. Dalam lukisan tersebut kita dapat memperoleh berbagai informasi tentang aktivitas manusia di zaman itu. Lukisan prasejarah diproduksi sekitar 4.000 tahun sebelum masehi.

Menurut Werdhaningsih, dkk., perkembangan grafika tidak luput dari teknologi yang terus berkembang. Perkembangan teknologi secara tidak langsung mempermudah proses dan teknik produksi hingga kualitas produk yang dihasilkan.

Sama halnya dengan proses produksi lain, sebuah produk grafika memerlukan tahap persiapan hingga tahap pascaproduksi. Tahap produksi produk grafika menurut Werdaningsih, dkk., adalah sebagai berikut:

  1. Tahap persiapan: mencakup persiapan bahan, alat kerja, dan keselamatan kerja, serta tempat kerja.

  2. Tahap produksi: mencakup pembuatan acuan cetakan dan pencetakan.

  3. Tahap pascaproduksi: mencakup pemeriksaan kualitas (Quality Control), pengemasan produk, perapian bahan, alat, dan tempat kerja, serta penjualan dan pemasaran.

Dalam memproduksi produk grafika, terdapat aspek yang perlu dievaluasi guna meningkatkan mutu dan kualitas produk. Mengutip buku Prakarya dan Kewirausahaan oleh Hendriana Werdhaningsih, dkk., aspek yang perlu dievaluasi antara lain:

  1. Potensi produk grafika sebagai potensi untuk berwirausaha di bidang kerajinan.

  2. Penyesuaian penggunaan ragam teknik produksi produk grafika berdasarkan bahan yang tersedia.

  3. Ide dalam produksi produk grafika.

  4. Biaya produksi dan penentuan harga jual di pasaran.

  5. Sistem pemasaran produk yang digunakan.

Adapun hal yang tidak dievaluasi dalam produk grafika adalah devisa. Hal ini karena devisa bukan bagian dari produksi. Devisa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan dengan uang luar negeri.

Dengan demikian devisa berkaitan dengan jumlah permintaan produk dalam skala yang luas, misalnya, pada kegiatan ekspor.

Ilustrasi Produk Grafika. Foto: Pixabay

Di era digital saat ini, usaha produk grafika menjadi kebutuhan untuk menunjang penyampaian informasi. Sebuah data akan lebih menarik dan mudah diserap jika ditambah visual grafik yang mendukung.

Kondisi ini dapat dijadikan peluang usaha yang menjanjikan. Terlebih jika pelaku usaha memiliki kemampuan dan aspek penunjang dalam memproduksinya. Hal ini tentu bisa menjadi nilai tambah.

Lantas, apa yang dimaksud dengan produk grafika? Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam usaha produk grafika? Simak penjelasannya berikut ini.

Menurut buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 2 oleh Hendriana Werdhaningsih, dkk., grafika atau graphics merupakan presentasi visual pada suatu permukaan. Penyajian visual tersebut ditujukan untuk memberikan sebuah informasi atau tujuan estetis.

Kurniawan dalam Buku Siswa Prakarya dan Kewirausahaan SMA/MA Kelas 10, menyebutkan jika produk grafika saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Sebut saja dalam iklan, poster, kemasan makanan, dan sebagainya.

Grafika telah ada sejak zaman dulu berupa lukisan prasejarah. Dalam lukisan tersebut kita dapat memperoleh berbagai informasi tentang aktivitas manusia di zaman itu. Lukisan prasejarah diproduksi sekitar 4.000 tahun sebelum masehi.

Menurut Werdhaningsih, dkk., perkembangan grafika tidak luput dari teknologi yang terus berkembang. Perkembangan teknologi secara tidak langsung mempermudah proses dan teknik produksi hingga kualitas produk yang dihasilkan.

Sama halnya dengan proses produksi lain, sebuah produk grafika memerlukan tahap persiapan hingga tahap pascaproduksi. Tahap produksi produk grafika menurut Werdaningsih, dkk., adalah sebagai berikut:

  1. Tahap persiapan: mencakup persiapan bahan, alat kerja, dan keselamatan kerja, serta tempat kerja.

  2. Tahap produksi: mencakup pembuatan acuan cetakan dan pencetakan.

  3. Tahap pascaproduksi: mencakup pemeriksaan kualitas [Quality Control], pengemasan produk, perapian bahan, alat, dan tempat kerja, serta penjualan dan pemasaran.

Evaluasi dalam Produk Grafika

Dalam memproduksi produk grafika, terdapat aspek yang perlu dievaluasi guna meningkatkan mutu dan kualitas produk. Mengutip buku Prakarya dan Kewirausahaan oleh Hendriana Werdhaningsih, dkk., aspek yang perlu dievaluasi antara lain:

  1. Potensi produk grafika sebagai potensi untuk berwirausaha di bidang kerajinan.

  2. Penyesuaian penggunaan ragam teknik produksi produk grafika berdasarkan bahan yang tersedia.

  3. Ide dalam produksi produk grafika.

  4. Biaya produksi dan penentuan harga jual di pasaran.

  5. Sistem pemasaran produk yang digunakan.

Adapun hal yang tidak dievaluasi dalam produk grafika adalah devisa. Hal ini karena devisa bukan bagian dari produksi. Devisa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan dengan uang luar negeri.

Dengan demikian devisa berkaitan dengan jumlah permintaan produk dalam skala yang luas, misalnya, pada kegiatan ekspor.

Grafika atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Graphics ialah Presentasi visual pada suatu permukaan yang bertujuan untuk memberikan informasi atau keindahan. 

Jadi, Pengertian Grafika adalah Gambar dan Teks yang ditampilkan pada bidang datar yang bertujuan untuk memberikan informasi atau keindahan.

Bidang teknologi grafika mempunyai beragam jenis peluang usaha yang dapat dilihat pada kebutuhan yang ada di wilayah setempat, 

Pengertian, Jenis dan Teknik dalam Seni Grafis Terlengkap. Baca Disini.

melihat ketersediaan bahan dan material yang ada maupun dengan melihat usaha grafika yang sudah ada di wilayah sekitar.

- Sumber daya material, teknik dan ide produk grafika.

Sumber daya usaha yang dibutuhkan untuk usaha produk grafika adalah bahan baku atau material, teknik dan alat, serta keterampilan. 

Wirausaha produk grafika dapat dimulai dengan melihat potensi bahan baku, potensi teknik dan keterampilan yang ada di daerah tersebut. 

Teknik Cetak Seni Grafis Penjelasan Lengkap. Baca Disini. 

Bahan yang dibuthkan untuk produk grafika adalah bidang datar yang akan dicetak, pewarnaan dan alat cetak. Alat cetak yang dibuthkan bergantung pada teknik cetak yang digunakan.

Terdapat 5 jenis teknik cetak berdasarkan prinsipnya, yaitu sebagai berikut : 

a. Teknik cetak tinggi produk grafika.

Wirausaha Produk Grafika : Pengertian Serta Perencanaan Produk Grafika
Pada jenis cetak tinggi, zat pewarna ditempatkan pada permukaan tinggi dari bidang pencetak [acuan cetak]. 

Apa itu Grafis? Selengkapnya Disini.

Bidang cetak dapat berupa balok kayu, karet, logam atau bahan lain yang diberi gambar atau tulisan. Gambar atau tulisan tersebut diukirkan pada suatu permukaan bidang. 

Warna dioleskan pada permukaan bahan yang sudah di ukir kemudian di cetakkan pada permukaan kertas atau bahan datar lainnya. 

Tinta yang tercetak pada kertas sesuai dengan gambar pada permukaan tertinggi dari ukiran bidang cetakan.

Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan [reserve] dari gambar pada acuan cetak. Contoh dari cetakan tinggi adalah stempel

Pengertian, Jenis, Unsur Serta Objek Karya Seni Rupa Lengkap. Disini.

Teknik cetak yang termasuk dalam jenis teknik cetak tinggi diantaranya cukil kayu dan cap. 

Cetak tinggi merupakan prinsip yang digunakan pada awal teknik cetak digunakan di China dengan acuan cetak papan kayu hingga mesin cetak Guttenberg.

b. Cetak dalam produk grafika.

Wirausaha Produk Grafika : Pengertian Serta Perencanaan Produk Grafika
Pada teknik cetak dalam. pewarna ditempatkan pada permukaan terdalam dari bidang pencetak [acuan cetak] yang bisa berupa balok kayu, karet, logam atau bahan lainnya yang diberi gambar atau tulisan. 

Tulisan atau gambar tersebut diukir pada satu permukaan bidang. 

Warna dimasukkan pada rongga pahatan bahan yang sudah diukir lalu dicetakkan pada permukaan kertas, plastik tipis, aluminium foil dan material datar lainnya.


Tinta yang tercetak pada kertas akan berupagambar timbulsesuai dengan rongga gambar rongga pada ukiran bidang cetakan. 

Gambar yang dihasilkan akan berbentuk gambar kebalikan  dari gambar pada bidang acuan cetak. Contoh dari cetak dalam misalnya rotogravure dan etsa.

c. Cetak datar produk grafika. 



Wirausaha Produk Grafika : Pengertian Serta Perencanaan Produk Grafika
Pada jenis ini, bidang acuan cetak berupa permukaan datar yang memiliki dua jenis lapisan permukaan. Satu jenis lapisan mengikat tinta, sedangkan satu jenis lainnya tidak mengikat tinta. 

Bidang yang bertinta akan menjadi bidang pencetak. Gambar yang dihasilakan akan berupa gambar kebalikan dari bidang acuan cetak.

Contoh dari produk grafika dengan sistem cetak datar ini yaitu koran dan majalah. 

Pencetakan offset dapat menggunakan 1 tinta hitam saja untuk menghasilkan cetakan dengan nuansa hitam dan abu-abu atau tiga warna dan hitam untuk hasil cetakan berwana seperti majalah. 

Pada percetakan berwarna, cetakan offset memiliki 4 unit acuan cetak, yaitu acuan cetak berwarna biru, merah, kuning, dan hitam atau dikenal dengan CMYK.

d. Catik saring produk grafika. 



Wirausaha Produk Grafika : Pengertian Serta Perencanaan Produk Grafika
Cetak tinggi, cetak dalam, dan cetak datar pada prinsipnya mengaplikasikan tinta pada bidang acuan dan kemudian memindahkan tinta dari bidang acuan cetak ke permukaan kertas atau permukaan datar lainnya. 

Berbeda dengan ketiga jenis datas, teknik cerak saring mengaplikasikan tinta langsung pada permukaan bidang datar. 

Gambar yang dihasilkan dengan memberikan lapisan penghalang tinta sesuai gambar yang dihasilkan.

Berbeda juga dengan teknik cetak tinggi, cetak dalam dan cetak datar yang menghasilakan gambar terbalik, catek saring menghasilkan gambar yang sama dengan acuan cetak. 

Acuan cetak pada cetak saring dapat berupa stensil [pola gambar] yang diletakkan diantara kertas dengan screen atau dengan mencetakkan gambar acuan pada screen. 

Maka, teknik ini dikenal dengan dengan sebutan screen printing.

Cetak saring dikenal pula dengan sebutan sablon. Teknik cetak saring dengan menggunakan stensil dapat dilakukan tanpa screen, 

yaitu dengan langsung menyemprotkan pewarna pada bidang datar yang sudah dilapisi stensil [pola gambar]. 

Teknik tersebut serupa dengan teknik yang digunakan pada lukisan prasejarah cetakan tangan di gua-gua.

e. Cetak digital produk grafika.


Cetak digital adalah proses pencetakan yang terjadi tanpa bidang acuan cetak. 

Proses pada pencetakan digital diatur secara digital dengan menggunakan komputer. 

Cetak digital dikenal dikenal juga dengan sebutan digital printing. Mesin yang digunakan untuk cetakan digital yaitu printer. Demikian ulasan singakat tersebut diatas, semoga bermanfaat dan terimakasih.

Sumber : Kemendikbud.