Apa yang dimaksud dengan kandung kemih

Kandung kemih merupakan suatu organ di dalam perut bawah setiap orang, ia berfungsi untuk menampung urin dan “memompa” urin keluar pada saatnya. Dalam kesehariannya, organ ini akan terisi secara berkala oleh urin yang diproduksi oleh ginjal dan dialirkan oleh ureter (saluran kemih bagian atas). Pada saat fase pengosongan ini, kandung kemih mengalami relaksasi sehingga tidak ada perasaan ingin berkemih. Namun pada volume tertentu kandung kemih akan terasa sudah penuh dan menginfokan kita untuk ke toilet untuk berkemih. Hal ini disebut fase pengosongan. Pada fase ini otot kandung kemih akan “memeras” isinya sehingga urin dapat dikeluarkan. Seluruh mekanisme diatas memerlukan sistem persyarafan, fungsi kandung kemih, serta saluran kemih yang baik. Gangguan pada salah satu sistem akan berdampak pada efisiensi kandung kemih dalam berfungsi

Kelainan pada kandung kemih terbagi menjadi 3 kelompok besar bergantung pada penyebabnya, yaitu penyebab pada sebelum, saat, dan setelah kandung kemih (supravesika, vesika dan infravesika). Yang dimaksud dengan sebelum kandung kemih adalah segala sesuatu yang memengaruhi fungsi dan kerja dari kandung kemih. Kelompok pertama yaitu gangguan sebelum kandung kemih pada umumnya disebabkan oleh sistem persyarafan mulai dari otak sampai organ tersebut. Gangguan jenis ini sering ditemukan pada pasien dengan diabetes melitus dan pasca stroke. Gangguan kedua yaitu pada kandung kemih dapat terjadi bila terdapat gangguan pada otot atau jaringan pada kandung kemih itu sendiri. Gangguan jenis ini banyak ditemukan pada pasien dengan diabetes melitus serta pasien dengan tumor kandung kemih, batu kandung kemih, trauma, dan sumbatan saluran kemih yang berkepanjangan (pada umumnya pria dengan pembesaran prostat). Kelainan ketiga yaitu gangguan setelah kandung kemih dapat ditemukan pada pasien dengan kelainan saluran pengeluaran urin sehingga meningkatkan tekanan pada kandung kemih, seperti penyempitan dan obstruksi saluran kemih bagian bawah.

Gejala yang dialami seseorang pada semua kelompok gangguan tersebut sangatlah beragam, mulai dari nyeri, baik sebelum, pada saat, dan setelah berkemih (terutama pada infeksi, pembesaran prostat, dan penyempitan saluran kemih), urin berdarah (dapat ditemukan pada infeksi dan tumor), gangguan performa saat berkemih (mengejan saat berkemih, pancaran urin lemah, pancaran urin terputus-putus, tidak lampias setelah berkemih, berkemih malam hari, bahkan tidak dapat berkemih sama sekali), dan mengompol.

Setiap hari, banyak orang Indonesia berjuang dengan dampak kondisi kandung kemih dan penyakit seperti mengompol (inkontinensia urin), kandung kemih yang terlalu aktif atau kurang aktif, peradangan kandung kemih (sistitis interstisial), infeksi saluran kemih, nokturia (terbangun karena ingin berkemih pada malam hari), kanker kandung kemih, trauma, dan kandung kemih akibat kelainan saraf (neurogenik). Ini dapat berdampak pada kesehatan individu, kualitas hidup, dan mengakibatkan biaya kesehatan yang signifikan.

Bulan November merupakan bulan kesadaran kesehatan kandung kemih dunia dengan maksud meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran organ ini. Beberapa tips dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan kandung kemih Anda berupa:

  • minum air putih yang cukup (disarankan untuk mengkonsumsi air 6-8 gelas sehari),
  • hindari konsumsi kafein dan alkohol berlebih,
  • memiliki kebiasaan ke toilet yang baik (tidak menahan buang air kecil),
  • menjauhi makanan yang dapat memperberat gangguan kandung kemih (seperti: makanan yang terlalu pedas dan asam, serta coklat),
  • menjaga otot dasar panggul Anda dengan cara melatihnya,
  • dan berhenti merokok.

Jangan ragu untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dokter di RSUI bila Anda mengalami gangguan berkemih. Sebelumnya, juga dapat buat janji temu dengan dokter melalui website atau nomor telepon RSUI, sehingga tidak perlu menunggu lama saat sesampainya di rumah sakit.

Referensi:

  1. Lukacz ES, Bavendam TG, Berry A, Fok CS, Gahagan S, Goode PS, Hardacker CT, Hebert-Beirne J, Lewis CE, Lewis J, Low LK, Lowder JL, Palmer MH, Smith AL, Brady  SS. (2018). A Novel Research Definition of Bladder Health in Women and Girls: Implications for Research and Public Health Promotion. Journal of women's health (2002), 27(8), 974–981. https://doi.org/10.1089/jwh.2017.6786
  2. Lukacz ES, Sampselle C, Gray M, Macdiarmid S, Rosenberg M, Ellsworth P, Palmer MH. (2011). A healthy bladder: a consensus statement. International journal of clinical practice, 65(10), 1026–1036. https://doi.org/10.1111/j.1742-1241.2011.02763.x

  • Nyeri atau rasa terbakar baik sebelum, saat, atau setelah buang air kecil.
  • Sulit atau tidak bisa menahan buang air kecil.
  • Keluar urine saat batuk atau bersin.
  • Ingin buang air kecil lebih dari delapan kali dalam sehari.
  • Mendadak ingin buang air kecil.
  • Sering ingin buang air kecil pada malam hari.
  • Sering ingin buang air kecil, tapi urine yang keluar hanya sedikit.
  • Saat buang air kecil, aliran urine sangat lemah.
  • Merasa tidak tuntas setelah buang air kecil.
  • Urine keruh, berbau, atau berdarah.

Beberapa orang bisa saja memiliki bakteri dalam kandung kemih atau urinenya, tapi tidak menunjukkan gejala penyakit apa pun. Jika Anda mengalami kondisi ini, Anda mungkin tidak perlu menjalani pengobatan.

Namun, apabila Anda terus mengalami gejala atau gejala bertambah parah, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab dan solusinya. Selalu diskusikan dengan dokter sebelum Anda menjalani pengobatan apa pun.

Penyebab dan faktor risiko

Apa penyebab penyakit kandung kemih?

Penyebab gangguan kandung kemih dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yang dijabarkan di bawah ini.

1. Infeksi bakteri

Infeksi pada kandung kemih umumnya disebabkan oleh bakteri E. coli yang hidup di usus dan anus. Bakteri ini bisa berpindah ke saluran kencing saat Anda berhubungan seks atau membersihkan alat kelamin dari belakang ke depan.

Infeksi juga dapat terjadi bila Anda sering menunda buang air kecil. Bakteri pada urine terus berkembang sehingga jumlahnya lebih banyak dari bakteri baik. Lama-kelamaan, kandung kemih mengalami infeksi dan peradangan.

2. Penumpukan mineral pada urine

Bila urine tidak dikeluarkan hingga tuntas, mineral di dalamnya dapat menumpuk dan membentuk kristal. Biasanya, buang air kecil tidak tuntas diakibatkan oleh pembesaran prostat, kerusakan saraf, pemakaian kateter, dan infeksi tertentu pada kandung kemih.

3. Hilangnya kontrol otot-otot kandung kemih

Ada sejumlah kondisi yang bisa mengganggu kontrol otot-otot kandung kemih sehingga Anda jadi lebih sering buang air kecil, di antaranya:

  • pertambahan usia,
  • infeksi kandung kemih,
  • sistokel atau turunnya kandung kemih,
  • cacat lahir,
  • terganggunya aliran urine akibat tumor atau batu saluran kemih,
  • batuk menahun,
  • penyakit prostat pada laki-laki, serta
  • menopause dan persalinan pada perempuan.
4. Penyakit atau gangguan kesehatan tertentu

Poliuria dan disuria umumnya disebabkan oleh gangguan kesehatan yang sudah ada. Poliuria sering dialami penderita penyakit diabetes dan gagal ginjal. Ginjal penderita sudah tidak bisa bekerja dengan baik sehingga urine yang diproduksi lebih banyak.

Sementara itu, disuria kerap berkaitan dengan penyakit infeksi seperti sistitis, infeksi ginjal, dan ISK. Infeksi memicu peradangan, nyeri, serta rasa panas saat kencing. Inilah gejala-gejala yang umum dialami penderita disuria.

Kandung kemih neurogenik juga berkaitan dengan gangguan kesehatan. Dalam kasus ini, penyebabnya adalah kerusakan saraf. Bila saraf kandung kemih rusak, sinyal dari otak tidak akan sampai dengan baik. Kandung kemih akhirnya tidak mampu menahan atau mengeluarkan urine seperti seharusnya.

5. Penyebab lainnya

Penyakit tertentu seperti sistitis terkadang tidak diketahui penyebabnya. Kebanyakan kasus sistitis berawal dari infeksi bakteri. Akan tetapi, ada pula sistitis yang disebabkan oleh kelainan pada dinding kandung kemih.

Dinding kandung kemih pun menjadi lemah sehingga mudah dimasuki bakteri maupun zat beracun. Ada pula dugaan bahwa penyakit kandung kemih berkaitan dengan alergi, penyakit autoimun, dan genetik. Namun, hal ini masih perlu dikaji lebih lanjut.

Siapa yang berisiko sakit kandung kemih?

Siapa pun bisa terkena penyakit kandung kemih. Meski demikian, risikonya lebih tinggi pada orang-orang yang memiliki kondisi berikut:

  • Sembelit. Feses yang menumpuk pada usus besar dapat menekan kandung kemih sehingga lebih sulit untuk menahan buang air kecil.
  • Obesitas. Penderita obesitas lebih rentan mengalami kebocoran urine dari kandung kemih.
  • Diabetes. Penyakit ini merusak saraf yang mengatur fungsi kandung kemih.
  • Merokok. Gangguan kandung kemih lebih banyak dialami oleh mereka yang merokok.
  • Jarang berolahraga. Padahal, olahraga membantu menguatkan otot kandung kemih dan mencegah sembelit.
  • Pola makan. Makanan pedas dan asam, kafein, serta minuman bersoda dapat memperparah sakit kandung kemih.
  • Obat-obatan. Obat tertentu dapat melemaskan saraf kandung kemih sehingga urine keluar tanpa sengaja.
  • Cedera panggul. Operasi prostat, kekerasan seksual, dan persalinan bisa menyebabkan kerusakan saraf kandung kemih.
  • Memakai kateter urine. Pemakaian kateter meningkatkan risiko masuknya bakteri ke dalam kandung kemih.

Pengobatan penyakit kandung kemih

Secara umum, ada tiga cara mengatasi gangguan pada kandung kemih, yaitu sebagai berikut.

1. Konsumsi obat-obatan

Obat-obatan digunakan untuk mengatasi segala penyakit pada kandung kemih yang berkaitan dengan infeksi. Pengobatan mungkin berbeda-beda pada tiap orang, tapi obat yang paling umum dikonsumsi adalah antibiotik.

Gejala infeksi biasanya berkurang setelah beberapa hari mengonsumsi antibiotik. Meski demikian, Anda tetap harus meminum antibiotik hingga tuntas. Jika tidak, infeksi dapat kambuh kembali dan bahkan lebih parah dari sebelumnya.

2. Terapi dan pemakaian alat medis

Terapi berguna untuk mengurangi keinginan buang air kecil berlebihan atau keluarnya urine tanpa sadar. Metode ini digunakan sebagai pengobatan inkontinensia urine, kandung kemih overaktif, dan kandung kemih neurogenik.

Terapi mungkin terdiri dari mengikuti jadwal buang air kecil, latihan otot dasar panggul, serta latihan menahan buang air kecil. Bila dinilai perlu, dokter juga bisa menyarankan pemakaian kateter atau alat khusus pada vagina untuk mengurangi urine yang keluar.

3. Operasi batu kandung kemih

Metode ini khusus digunakan untuk mengeluarkan endapan batu dari kandung kemih. Ada tiga jenis operasi yang dapat dilakukan, yakni:

  • Transurethral cystolitholapaxy: memasukkan tabung kecil dengan kamera ke dalam kandung kemih, lalu batu dihancurkan dengan laser atau ultrasound.
  • Percutaneous suprapubic cystolitholapaxy: membuat sayatan kecil pada kandung kemih, lalu batu dikeluarkan.
  • Sistostomi: operasi terbuka pada kandung kemih untuk mengeluarkan batu berukuran besar.

Pencegahan penyakit kandung kemih

Kesehatan kandung kemih dipengaruhi oleh berbagai hal. Anda mungkin tidak dapat menghindari semua faktor penyebabnya, tapi Anda bisa mengontrol kondisi yang sudah ada dan menjalani gaya hidup sehat untuk mengurangi risikonya.

Agar kesehatan kandung kemih Anda senantiasa terjaga, coba terapkan tips di bawah ini.

  • Minum air yang cukup. Air adalah minuman terbaik untuk kandung kemih. Cukupi kebutuhan air Anda dengan minum sedikitnya delapan gelas air sehari.
  • Tidak merokok. Jika Anda merokok, cobalah menguranginya mulai sekarang.
  • Batasi konsumsi alkohol dan kafein. Pilihlah minuman bebas kafein seperti air, jus buah tanpa gula, atau minuman herbal.
  • Jaga berat badan tetap sehat. Makanlah sesuai porsi yang diperlukan dan cek berat badan Anda secara berkala.
  • Lebih banyak bergerak. Lakukan olahraga ringan dan terutama latihan kegel untuk menguatkan otot-otot kandung kemih.
  • Tidak menunda buang air kecil. Usahakan untuk buang air kecil setiap 3 – 4 jam sekali. Jangan terburu-buru saat buang air kecil.
  • Membersihkan vagina dari depan ke belakang usai buang air kecil. Lakukan ini agar bakteri dari anus tidak masuk ke vagina.

Penyakit kandung kemih merupakan masalah kesehatan umum. Bila Anda mengalami gejalanya, konsultasikan kepada dokter guna mendapat penanganan yang tepat. Ikuti pula tips pencegahan agar kandung kemih tetap sehat.