Memasuki musim hujan, keinginan untuk rutin berolahraga di luar ruangan jadi sering terhambat? Jangan khawatir, Ma. Show Ada salah satu jenis olahraga mudah yang bisa Mama lakukan di mana saja, termasuk di dalam rumah. Alat yang dibutuhkan pun hanya sebuah tali lompat. Jika Mama tak sempat membelinya, Mama bisa membuatnya sendiri dengan menggunakan karet gelang seperti waktu masih kanak-kanak dulu. Menarik, kan? Lompat tali merupakan salah satu aktivitas fisik menyenangkan yang bisa melatih kebugaran tubuh. Waktu yang dibutuhkan untuk lompat tali pun cukup singkat, yakni dengan 10-20 menit saja per hari. Mau mencobanya? BerikutPopmama.comungkap manfaat-manfaat dari aktivitas lompat tali yang perlu Mama ketahui: 1. Melatih otot kakiPexels/Dom JRutin melakukan lompat tali dapat meningkatkan elastisitas dan ketahanan otot di bagian bawah. Aktivitas ini juga dapat meminimalkan risiko cedera kaki bagian bawah. Apabila Mama rutin melakukan lompat tali setiap hari, otot dan tendon di area betis akan lebih kuat dan terlatih. Akan lebih baik jika Mama melakukan latihan lompat tali menggunakan alas kaki yang nyaman. Jangan lupa lakukan di lantai yang tidak licin untuk menghindari cedera, ya. 2. Meningkatkan koordinasi tubuhPixabay/SharkyLompat tali merupakan salah satu aktivitas siklik. Ini berarti Mama harus melakukannya dengan ritme yang teratur dan stabil. Jika sewaktu-waktu Mama tidak fokus, bisa dipastikan Mama bisa tersandung atau bahkan terjatuh. Nah, melatih kestabilan irama saat melompat dan mengayunkan tali juga bisa melatih koordinasi antara otak, mata, kaki dan tangan. Semakin lama berkoordinasi, semakin baik juga kerja bagian-bagian tubuh Mama tersebut. Keren! 3. Meningkatkan fungsi kognitifFreepik/YanalyaSiapa bilang latihan lompat tali cuma bermanfaat bagi kaki saja? Faktanya, aktivitas ini juga sangat baik bagi otak, terutama fungsi kognitif. Alasannya, lompat tali pada dasarnya melibatkan banyak komponen tubuh. Hal ini kemudian tanpa disadari turut meningkatkan komunikasi sistem saraf antara otak, pergelangan tangan dan otot kaki bagian bawah. Jika dilakukan secara rutin, aktivitas ini kemudian juga dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif Mama secara keseluruhan. Mungkin saat ini Mama belum terlalu merasakan manfaatnya, namun saat saat bertambahnya usia Mama kelak kestabilan fungsi kognitif ini akan lebih terasa, lho. EDITORS' PICKS
4. Termasuk latihan intensitas tinggiFreepikTak sekadar lompat, melakukan latihan lompat tali juga turut meningkatkan denyut jantung karena termasuk intensitas tinggi. Ya, latihan kekuatan yang bergantian antara kelompok otot berbeda dapat meningkatkan denyut jantung dan memberikan manfaat pada sistem kardiorespirasi. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari latihan rutin lompat tali, buatlah ritme sendiri sesuai dengan kemampuan Mama. Lakukan secara stabil dan pertahankan sampai selesai. Setelah selesai, tambahkan 2-3 menit lompat stabil di bagian akhir untuk membakar kalori ekstra dalam tubuh. 5. Membantu menurunkan berat badanFreepik/V.ivashSalah satu manfaat ekstra dari latihan lompat tali adalah mampu membakar kalori dan membantu program penurunan berat badan. Melakukan latihan lompat tali selama 30 menit dapat membakar hingga 300 kalori. Dibantu dengan diet sehat, penurunan berat badan pun bisa lebih mudah Mama dapatkan. Menurut pakar olahraga Sana Vidyalankar, lompat tali adalah latihan sederhana yang bermanfaat besar bagi Mama yang sedang ingin menurunkan berat badan. Baca juga:
6. Menyehatkan kulitPixabay/SilviaritaTak sekadar membantu membakar kalori, latihan lompat tali juga membantu menyehatkan kulit lho, Ma. Alasannya adalah karena latihan lompat tali membantu meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh. Efeknya, nutrisi ke kulit pun tersampaikan dengan lancar dan racun-racun bisa lebih mudah terbuang. Jika Mama rutin melakukan olahraga, termasuk lompat tali, setidaknya 20 menit sehari, kulit wajah akan terasa lebih sehat dan glowing. Yuk dicoba, Ma! 7. Meningkatkan kepadatan tulangFreepikSatu lagi manfaat dari latihan lompat tali yang baik bagi kesehatan tubuh Mama di masa tua nanti yakni menjaga kepadatan tulang. Menurut Dr Gargi Sharma dari Aayna Clinics, Delhi, lompat tali bahkan bisa mengurangi risiko osteoporosis. Osteoporosis merupakan gangguan pada tulang yang menjadi rapuh disertai kerentanan terhadap retak atau patah tulang. Biasanya, hal ini terjadi pada usia di atas 35 tahun di mana massa tulangnya mulai menurun. Pada perempuan yang mengalami menopause, kerapuhan tulang biasanya lebih berisiko dialami. Nah, rutin latihan lompat tali sejak muda pun diyakini bisa membantu mengurangi risiko osteoporosis. Punya banyak manfaat dan mudah dilakukan, yuk Ma mulai rutin latihan lompat tali sejak dini!
Lihat Foto KOMPAS.com - Olahraga atletik memiliki ragam kategori perlombaan yang dibedakan berdasarkan aktivotasnya yakni lari, lompat, dan lempar. Cabang lompat jauh menjadi bagian dari nomor lompat dalam kategori olahraga atletik yang diperlombakan di berbagai ajang. Gerakan lompat jauh, dalam pelaksanaannya, merupakan perpaduan antara kecepatan, kekuatan, daya tahan, serta ketepatan. Tujuan utama lompat jauh adalah mencatatkan jarak paling panjang antara balok tumpuan atau tolakan dengan titik jatuh seorang pelompat di bak pasir. Untuk mencapai tujuan utama lompat jauh yakni capaian jarak paling panjang di bak pasir, seorang pelompat dapat memaksimalkan tahapan ketika mendapat giliran untuk melompat. Empat tahapan dalam lompat jauh adalah awalan (run up), tolakan (take off), sikap melayang di udara, dan gerakan mendarat (landing). Baca juga: Teknik Mendarat dalam Lompat Jauh yang Baik dan Benar Gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan sebelum melakukan tolakan dalam lompat jauh disebut sebagai awalan atau ancang-ancang (run up). Seperti dikutip dari modul Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2019) oleh Kemdikbud, gerakan awalan adalah upaya untuk mendapatkan kecepatan setinggi mungkin jelang balok tolakan. Awalan lompat jauh bertujuan untuk memperoleh untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal agar dapat melakukan tolakan dengan kekuatan penuh. Jarak lintasan untuk melakukan awalan dalam lompat jauh berkisar antara 30 hingga 45 meter, dengan lebar mencapai 1,22 meter.
Fase tolakan merupakan tahapan lompat jauh ketika pelompat lepas landas dari balok di ujung lintasan awalan menuju bak pasir. Pada saat melakukan tolakan, setiap atlet lompat jauh harus memiliki keseimbangan tubuh sehingga dapat melompat secara stabil. Hal penting lain, adalah ketika melakukan tolakan seorang atlet harus meninggalkan titik lepas landas menggunakan kaki terkuat sebagai tumpuan agar bisa melayang lebih lama di udara. Gaya seorang atlet ketika berada di udara selepas melakukan tolakan, dapat berpengaruh untuk mencapai tujuan utama dalam lompat jauh yakni mencatatkan jarak titik terjauh saat mendarat di bak pasir. Terdapat tiga jenis gaya yang digunakan oleh pelompat jauh, yang dibedakan melalui posisi kaki serta usaha penempatan titik berat tubuh. Ketiga jenis gaya atau sikap pelompat jauh saat berada di udara tersebut adalah gaya berjalan di udara, jongkok, dan menggantung (hangstyle). Baca juga: Cara Melakukan Lompat Jauh Gaya Jongkok Rangkaian gerak lompat jauh berakhir ketika seorang atlet mendaratkan tubuhnya di bak pasir, yang kemudian menjadi penentu capaian jaraknya. Dalam proses mendarat atau landing, keseimbangan tubuh menjadi faktor penentu terutama dalam menjaga tumpuan berada di kedua kaki dengan posisi tegak sementara tubuh dicondongkan ke depan. Bagian tumit diusahakan menjadi yang pertama menyentuh permukaan bak pasir, sebelum menapak secara penuh dilanjutkan mengangkat pinggul sehingga tubuh terdorong ke depan dari arah titik mendarat. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. |