Sebutkan lima bentuk pemujaan bangsa arab sebelum datangnya islam mengapa mereka memuja benda-benda

haitsamaditya @haitsamaditya

September 2018 1 2K Report

Lima bentuk pemujaan bangsa arab sebelum datangnya islam. mengapa mereka memuja benda tersebut

Zuhh

Bentuk Pemujaan bangsa arab sebelum islam datang :1. Menyembah berhala2. Menyembang bintang-bintang3. Menyembah pohon-pohon besar4. Menyembah dan menuhankan malaikat5. Menyembah matahari

Mereka memujanya krn menganggap benda-benda diatas besar dan memiliki kekuatan gaib

51 votes Thanks 88

More Questions From This User See All

haitsamaditya September 2018 | 0 Replies

Mengapa bangsa arab sebelum mengenal islam dikenal sebagai bangsa jahiliyah. Answer

Recommend Questions

nodanodapintar May 2021 | 0 Replies

Sebuah sungai pada peta topografi di gambarkan dengan simbol berupa garis putus-putis. Hal ini menandakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah... [A] batuan kapur. [B] batuan induk. [C] batuan vulkanis. [D] batuan metamorf. [E] batuan beku.

fchry221 May 2021 | 0 Replies

jelaskan keunggulan citra pengindraan jauh?

xnasihin May 2021 | 0 Replies

Sebutkan empat macam planet luar pada tata surya kita!

kiky381 May 2021 | 0 Replies

kk tolong jawab yy,,,,dari no 1-8 pleasee

kiky381 May 2021 | 0 Replies

dn yg ini jga yy kk dri no 4-8 plissss

kiky381 May 2021 | 0 Replies

dn yg ini jga yy kk dri no 4-8 plissss

Triaraisyaa6282 May 2021 | 0 Replies

Konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi seiring meningkatnya jumlah kendaraan pribadi. Keadaan tersebut tentu saja memperbesar tingkat polusi di udara. Untuk itu, perlu adanya upaya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan cara

AbangRiyadh3587 May 2021 | 0 Replies

kala pleistosen berlangsung sekitar 1,8 juta tahun lalu hingga 10.000 tahun yang lalu. apa saja fenomena yang muncul pada kala tersenut, jelaskan

Rebexa9885 May 2021 | 0 Replies

sebutkan beberapa jenis manusia purba yg hidup pada zaman pra aksara?

liyuu52 May 2021 | 0 Replies

lapisan bumi yang berupa batuan pembentuk bentang alam disebut

Penduduk Makkah belum pernah mengenal berhala sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jauh sebelum nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah, bangsa Arab masih memegang ajaran tauhid yang didakwahkan Nabi Ismail AS dan ayahnnya Nabi Ibrahim AS. 

Namun lama kelamaan, ajaran tauhid itu luntur dan hanya segelintir saja yang masih memegang teguh ajaran yang sesuai dibawa Nabi Ibrahim. Termasuk yang prinsipil adalah tidak menyekutukan Allah SWT dengan menyembah berhala. 

Lalu siapakah orang yang pertama kali mengenalkan berhala-berhala seperti Hubal, Lata, Manat, dan Uzza kepada orang Arab khususnya di Makkah? Ialah Amru bin Luhai seorang pimpinan Bani Khuza’ah. 

Ada beberapa pendapat tentang asal usulnya, ada yang menyebut Amru bin Luhai itu dari bani Azad yang termasuk arab Qahtaniyyah, ada juga yang berpendapat dari Bani Mudhar termasuk Arab Adnaniyyah. 

Dalam sirah Nabawiyah oleh Syekh Syafiyyur Rahman al-Mubarakfury yang bersumber dari kitab ar-Rahiq al- Makhtum, dijelaskan bahwa Amru bin Luhai tumbuh sebagai orang yang dikenal suka berbuat kebajikan, gemar bersedekah, dan respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya. Bahkan hampir bangsa Arab kala itu menganggapnya sebagai salah seorang ulama dan wali yang disegani. 

Kendati demikian, dia justru menjadi aktor yang menjerumuskan orang-orang di Makkah dan sekitarnya menjadi penyembah berhala-berhala. Ini bermula saat Amru bin Luhai melakukan perjalanan ke negeri Syam. Dia melihat penduduk Syam menyembah berhala dan Amru bin Luhai pun menganggapnya sebagai sesuatu yang benar dan baik. 

Dia pun kembali ke Makkah dengan membawa sebuah berhala yang bernama Hubal. Berhala yang dibawanya itu kemudian diletakkan di dalam Ka’bah. 

Setelah itu, dia mengajak penduduk Makkah untuk menyembahnya. Tak hanya orang Makkah, orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti apa yang diajarkan Amru bin Luhai pada penduduk Makkah. 

Itu karena penduduk Makkah menjadi figur lantaran sebagai pengawas ka’bah dan juga penduduk tanah suci. 

Sementara di Musyallal di tepi Laut Merah dekat Qudaid terdapat sebuah berhala yang lebih dulu telah disembah yakni bernama Manat. 

Sedang di Lembah Kurma atau Wadi Nakhlah orang-orang arab jahiliyah membuat berhala bernama Uzza, serta di berhala bernama Lata di Thaif. Tiga berhala ini merupakan berhala-berhala yang paling besar. 

Kemusyrikan pun semakin merebak, hingga berhala-berhala yang lebih kecil dari Lata, Manat dan Uzza pun bertebaran hampir disetiap titik di Hijaz. 

Terdapat kisah bahwa Amru bin Luhai mendapat bisikan dari jin tentang keberadaan berhala-berhala yang pernah disembah kaum Nabi Nuh seperti Wud, Suwa’, Yaghust, Ya’uq, dan Nasr yang terpendam di Jeddah. 

Amru bin Luhai pun mencarinya, setelah diketemukan, dia membawanya ke Tihamah. Saat tiba musim haji, Amru bin Luhai menyerahkan berhala-berhala itu kepada berbagai kabilah. 

Kabilah-kabilah itu pun membawa berhala-berhala dari Amru bin Lubai itu ke tempatnya masing-masing. Sehingga di setiap rumah di setiap kabilah hampir pasti ada berhala-berhalanya. Orang-orang Arab kala itu juga memajang berhala dan patung di Masjid al-Haram. 

Namun setelah Rasulullah SAW lahir dan kemudian menaklukan Makkah terdapat sekitar 360 berhala yang ada disekitar Ka’bah. 

Rasulullah menghancurkan berhala-berhala itu hingga hancur seluruhnya, dan memerintahkan pada para sahabat agar berhala-berhala itu dikeluarkan dari masjid dan dibakar. 

Sementara tentang Amru bin Luhai disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari bahwa Nabi Muhammad SAW mengatakan melihat Amru bin Luhai menyeret ususnya di neraka. Kisah ini diceritakan Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amar bin Hazm. Wallahualam

sekitar 360 berhala yang berjejalan di sekitar Ka'bah pada masa Jahiliyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak era Amr bin Luhaiy, Ka'bah menjadi kotor karena dikelilingi banyak berhala-berhala. Benda-benda yang sesungguh nya tidak mendapatkan manfaat ataupun mudharat kepada manusia itu dianggap sebagai perantara bila seseorang berdoa kepada Allah SWT.

Abdul Aziz dalam Chiefdom Madinah: Kerucut Kekuasaan pada Zaman Awal Islam [2016] menye but kan, setiap kabilah Arab di Makkah memiliki berhala keunggulan masing-masing, tetapi terbiasa pula menyembah berhala dari kabilah lain.

Bagaimanapun, Hubal menjadi berhala yang paling dimuliakan bagi seluruh kaum Quraisy dan bahkan semua kabilah Arab. Di depan patung tersebut, orang-orang musyrik dari pelbagai kalangan, mulai dari rakyat jelata hingga elite politik, membungkuk-bungkuk dan memelas sembari memohon keberkahan dan perlindungan dari rupa-rupa malapetaka.

Mereka kerap melantunkan doa-doa berikut. Labbaikallahu ma labbaik, sesungguhnya kami hanyalah debu, Engkau haramkan kami menggunakan anak panah [untuk berperang], Tapi manusia menghalangi kami mencapai kemenangan.

Baca: Ironi Menyembah Berhala

Berhala orang-orang Arab pada zaman pra-kenabian Muhammad SAW umumnya terbuat dari bahan-bahan seperti kayu, tembaga, besi, batu, atau bahkan perak dan emas. Bentuknya dikondisikan menyerupai manusia atau hewan.

Hubal, misalnya, berbentuk sesosok manusia yang patah tangan kanannya. Namun, belakangan kaum musyrikin Quraisy memperbaiki tangan sesembahannya itu sehingga kini terbuat dari emas. Mayoritas Hubal dipahat dari bahan batu akik merah. Perancangnya diduga merupakan seorang seniman Yunani atau Suriah.

Hubal adalah satu dari sekitar 360 berhala yang berjejalan di sekitar Ka'bah pada masa Jahiliyah. Kelak, sesudah pembebasan Kota Makkah [Fathu Makkah], Nabi Muham mad SAW menghancurkan seluruh berhala.

Selain Hubal, ada lagi beberapa berhala yang termasyhur di Makkah. Di antaranya ada lah al-Lata, al-Uzza, dan Manah. Eksistensi mereka disinggung dalam Alquran, surah an-Najm ayat 19-20. Orang-orang musyrik menganggap benda-benda mati itu sebagai anak perempuan Allah. Bentuk kedurhakaan ini jelas-jelas bertolak belakang dengan tauhid, yang menegaskan bahwa Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

Tambahan pula, diyakininya bahwa Tuhan punya anak perempuan. Padahal, mereka sendiri malu bila ketahuan istri-is trinya melahirkan anak perempuan. Se bagaimana diketahui, tidak sedikit orang kafir Quraisy yang menguburkan anak perempuan nya hidup-hidup pada zaman Jahiliyah. Patung al-Lata dibuat dari batu putih persegi yang diletakkan di dalam rumahrumahan serupa Ka'bah.

Berhala itu disembah banyak kabilah, termasuk Quraisy dan Tsaqif di Thaif. Lokasi tempat al-Lata berada dianggap sebagai tanah haram. Masyarakat Thaif yang musyrik kerap melakukan thawaf mengelilingi patung tersebut. Al-Uzza disembah terutama oleh orang-orang pagan dari Bani Ghafatan di Wadi Nakhlah, sebelah timur Makkah.

Namun, masyarakat Quraisy dan Tsaqif juga menghormatinya. Berhala itu terbuat dari kayu pohon samurah milik Bani Ghafatan. Sama seperti penduduk di Thaif, mereka juga membuat rumah-rumahan mirip Ka'bah sebagai tempat persemayaman al- Uzza. Lokasinya disebut Ka'batu Ghafatan, 'Ka'bahnya masyarakat Ghafatan.'

Manah disembah kabilah al-Aus dan al- Khazraj yang bermukim di Yasrib [kelak Madinah]. Bagaimanapun, tempat pemujaan nya berlokasi bukan di kota tersebut, melainkan pesisir Qadid, titik rute antara Makkah-Yasrib. Kabilah Ghatarif dari Bani Azad bertindak sebagai pelayan para peziarah yang hendak menyembah Manah di sana. Berhala tersebut dibuat dari batu. Bentuknya serupa sesosok perempuan.

Penghambaan terhadap Hubal, al-Lata, al-Uzza, Manah, ataupun ratusan berhala lainnya hanya menghinakan bangsa Arab. Mereka yang sejak semula telah diwariskan ajaran yang hanif tauhid malahan menerima penetrasi pengaruh negatif dari bangsa-bangsa luar.

Banyak yang menyadari akan hal itu, sehingga enggan mengikuti jalan kemusyrikan. Orang-orang yang demikian berpegang teguh pada akidah tauhid dan mengikuti tata cara hidup al-hanafiyah. Ciri-cirinya antara lain, mereka meyakini adanya hari kebangkitan dan hari penghimpunan [yaumul mahsyar.

Mereka menolak klaim musyrikin yang menyebut, manusia yang mati tidak akan dibangkitkan dan ditanya perbuatan-perbuatannya di akhirat. Mereka bukan hanya meyakini kehidupan setelah mati, tetapi juga berharap bahwa Allah SWT akan memberikan perlindungan.

Sebab, Dia Yang Maha Esa akan memberikan balasan yang setimpal bagi setiap orang sesuai amal perbuatannya. Syekh al- Buthy menyebut beberapa nama pengikut setia millata Ibrahim pada masa sebelum kenabian Rasulullah SAW. Di antaranya adalah Qass bin Sa'idah al-Iyyadi, Ri'ab asy-Syinni, dan Buhairasang rahib yang ditemui oleh Muhammad SAW, kala usianya masih 12 tahun dan sedang menemani paman nya, Abu Thalib, berdagang di Suriah.

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA