Sebutkan tahap-tahap berlatih bermain angklung

Articles | Seni & Budaya | 03 Feb 2015

Anda tahukan salah satu alat musik khas Indonesia yang sudah terkenal di dunia dan sudah diklaim sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO? Ya, benar! Alat musik angklung yang berasal dari tanah Jawa Barat. Alat musik angklung yang sudah ada sekitar 400 tahun yang lalu ini memang sering dimainkan pada zaman dulu. Tujuannya beragam, mulai dari ritual upacara, acara keagamaan, hingga hanya sekadar hiburan saat ini. Jenisnya pun banyak, sebut saja Angklung Kanekes, Angklung Reyog, Angklung Banyuwangi, Angklung Dogdog Lojor, Angklung Gubrag, Angkulng Badeng, dan Angklung Buncis.

Sebutkan tahap-tahap berlatih bermain angklung

Namun, dari sekian banyak macam angklung, jenis manakah yang bisa Anda gunakan? Mungkin Anda belum begitu fasih memainkan alat musik yang satu ini meskipun sudah banyak sekali pelatihan (khususnya di Bandung) yang bisa melatih Anda. Sebenarnya, cara memainkan alat musik angklung ini bisa dikatakan mudah. Ada tiga cara memainkan angklung, yaitu Kurulung, Centok, dan Tengkep. Untuk teknik Kurulung (getar) teknik yang paling umum digunakan, di mana tangan kanan Anda memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri dan ke kanan berkali-kali selama nada di mainkan. Teknik atau cara memainkan angklung yang kedua adalah dengan Centok (sentak) di mana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan sehingga angklung akan berbunyi sekali saja. Dan cara memainkan angklung yang ketiga adalah Tengkep di mana teknik yang satu ini seperti kurulung tetapi salah satu tabung ditahan tidak ikut bergetar.

Nah, bagaimana cara memainkan alat musik angklung?

Jakarta, CNN Indonesia --

Angklung dikenal sebagai alat musik tradisional yang berkembang di daratan Sunda atau wilayah Jawa Barat. Cara memainkan angklung pun berbeda dengan alat musik pada umumnya. Angklung dimainkan dengan cara digoyang atau digetarkan.

Sejarah angklung pun dimulai dari tanah Sunda. Dalam tradisi Sunda masa lampau, instrumen angklung digunakan dalam berbagai acara, khususnya perayaan bercocok tanam.

Di masa itu, Angklung dimainkan sebagai bentuk pemanggilan kepada Dewi Sri, sosok yang digambarkan sebagai Dewi Kesuburan, yang memberikan berkah pada tanaman padi agar subur makmur dan menyejahterakan masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dilansir dari Sejarahlengkap.com, Kata angklung berasal dari bahasa Sunda "angkleung-angkleung", yang artinya gerakan pemain dengan mengikuti irama. Sementara kata "klung" adalah suara nada yang dihasilkan instrument musik tersebut.

Setiap nada dihasilkan dari bentuk tabung bambu yang berbeda ukuran. Sehingga jika digoyangkan akan menghasilkan melodi indah yang enak didengar. Maka dari itu, untuk menciptakan sebuah melodi, angklung dimainkan secara kolektif.

Angklung biasanya dibuat dengan jenis bambu hitam (Awi wulung) atau bambu ater (Awi temen), yang mempunyai ciri khas berwarna kuning keputihan saat mengering. Angklung dirangkai dengan mengumpulkan 2 hingga 4 tabung bambu beda ukuran dan dirangkai menjadi satu dengan cara diikat dengan rotan.

Cara Memainkan Angklung

Cara memainkan angklung tergolong sederhana, pemain angklung cukup memegang kerangka angklung (bagian atas) dan menggoyang bagian bawahnya untuk menghasilkan suara. Ada tiga teknik dasar memainkan angklung:

1. Kerulung (Getar)

Teknik ini paling umum dan mendasar, dimana kedua tangan memegang dasar tabung bambu dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama memainkan nada.

2. Centok (Sentak)

Pada teknik ini, tabung ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja seperti suara yang menghentak.

3 Tengkep

Pada teknik ini, pemain angklung menggetarkan salah satu tabung, sementara tabung pada bagian lain ditahan sehingga tidak ikut bergetar dan hanya menghasilkan satu suara saja.

Untuk memainkan sebuah lagu menggunakan angklung, biasanya dibutuhkan banyak peserta dan seorang konduktor yang akan memandu pembagian nada. Setiap pemain, akan dibagikan satu hingga empat angklung dengan nada berbeda-beda.

Kemudian, konduktor akan menyiapkan partitur lagu untuk dimainkan, dan masing-masing pemusik harus memainkan angklung sesuai nada dan ketukan irama yang diminta konduktor. Tidak hanya menghasilkan nada yang berbeda, angklung juga mempunyai jenis yang berbeda.

Sebutkan tahap-tahap berlatih bermain angklung
Angklung merupakan sebuah warisan budaya Indonesia. Sejarah angklung di mulai dari tanah Sunda dan kini sudah mendunia. (Foto: Dok. Akun Twitter @indoworldexpo)

Jenis-jenis Angklung

Dalam perjalan sejarah alat musik angklung, banyak daerah di Indonesia menghasilkan jenis angklung baru. Berikut jenis-jenis angklung:

1. Angklung Kanekes

Angklung Kanekes berasal dari Baduy dan ditampilkan hanya saat upacara menanam padi. Pembuatan angklung pun hanya dilakukan oleh orang suku Baduy Dalam.

2. Anklung Reog

Jenis angklung ini digunakan untuk mengiringi tarian Reog Ponorogo di Jawa Timur. Angklung ini memiliki ciri khas bentuk dan suara yang berbeda dengan angklung umum. Suara pada jenis angklung reog lebih keras dan hanya memiliki dua nada. Angklung Reog juga biasanya digunakan sebagai hiasan. Angklung ini juga dikenal dengan sebutan klong kluk.

3. Angklung Dogdog Lojor

Dogdog Lojor adalah sebuah tradisi penghormatan kepada tanaman padi. Angklung jenis ini digunakan hanya pada saat ritual tradisi berjalan. Tradisi ini masih dilakukan masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul. Masyarakat adat Banten Kidul setiap tahunnya menyelenggarakan tradisi Dogdog Lojor.

Pemain angklung dalam tradisi Dogdog Lojor hanya berjumlah enam orang, di mana dua orang memainkan angklung Dogdog Lojor, dan empat lainnya memainkan angklung besar.

4. Angklung Badeng

Berasal dari Garut, angklung Badeng awalnya digunakan sebagai alat musik pengiring dalam ritual penanaman padi. Seiring dengan masuknya penyebaran Islam pada masa lampau, terjadi pergeseran fungsi, angklung Badeng digunakan sebagai alat pengiring dakwah.

Dibutuhkan 9 angklung untuk melengkapi proses pengiringan dakwah. Kesembilan angklung tersebut terdiri dari dua angklung roel, satu angklung kecer, empat angklung indung, dua angklung anak, dua dogdog, dan dua gembyung.

5. Angklung Padaeng

Jenis angklung ini diperkenalkan pertama kali oleh Daeng Soetigna tahun 1938. Daeng Soetigna melakukan modifikasi pada struktur batang, sehingga mampu menghasilkan nada diatonik. Dengan demikian, angklung ini dapat dimainkan bersama alat musik populer dan modern.

Nawacita Daeng Soetigna kemudian diteruskan oleh Handiman Diratmasasmita, yang ingin angklung dari segi penggunaan sejajar dengan alat musik internasional.

Handiman melanjutkan pembuatan angklung diatonik namun dengan pengembangan yang lebih baik. Selain Handiman Diratmasasmita, sosok lain yang giat mengenalkan angklung ke masyarakat adalah Udjo Ngalegena.

Sebutkan tahap-tahap berlatih bermain angklung
Saung Angklung Udjo di Bandung Jawa Barat merupakan salah satu tempat mengenal eksistensi, keindahan, dan sejarah angklung. (Foto: Anadolu Agency/Mahendra Moonstar)

Saung Angklung Udjo adalah bentuk kecintaan beliau atas alat musik angklung. Udjo berhasil membuat angklung menjadi pertunjukan seni musik yang menarik dan harmonis, dengan memainkan ragam lagu daerah, nasional, dan mancanegara. Saungnya di Bandung Jawa Barat pun kini ramai dikunjungi turis dalam dan luar negeri.

Selain itu, kesenian angklung kini juga telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia. UNESCO menetapkan Angklung sebagai warisan dunia pada 10 November 2010, angklung tercatat sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia. Selain angklung, warisan budaya takbenda lainnya yang masuk representative list UNESCO adalah wayang, batik, dan keris.

Itu lah sejarah angklung, cara memainkan, dan jenis-jenisnya. Sebagai warga negara baiknya kita mengenal entitas budaya dan juga melestarikannya.

(imb/fjr)

[Gambas:Video CNN]

Memperkenalkan alat musik tradisional kepada Si Kecil adalah hal yang menyenangkan untuk dilakukan, Bunda. Salah satunya adalah dengan mengajarkan cara memainkan angklung kepada Si Kecil.

Dijamin Si Kecil pasti tertarik dan merasa penasaran dengan keunikan alat musik yang berasal dari Jawa Barat tersebut. Indonesia adalah negara yang kaya akan beragam budaya dan masing-masing budaya memiliki ciri khasnya masing-masing.


Salah satu keragaman budaya yang ada di Indonesia terdapat juga dalam aspek seni musik, terutama dalam keragaman alat musik yang berbeda-beda di setiap daerah. Dikutip dari situs web Kemdikbud, angklung adalah alat musik khas Indonesia yang banyak dijumpai di daerah Jawa Barat.

Alat musik tradisional tersebut terbuat dari tabung-tabung bambu. Adapun suara atau nada angklung dihasilkan dari efek benturan tabung-tabung bambu tersebut dengan cara digoyangkan. Kemudian kita juga patut bangga nih, Bunda. Sebab, sebagai bentuk pengakuan alat musik Indonesia, angklung telah terdaftar sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity dari UNESCO sejak November 2010.

Sejarah angklung

Untuk Bunda ketahui, angklung berasal dari Bahasa Sunda angkleung-angkleungan, yakni gerakan pemain angklung dan membentuk suara klung yang dihasilkannya. Kemudian, secara etimologis angklung berasal dari kata "angka" yang berarti nada dan "lung" yang berarti pecah. Dengan demikian, angklung merujuk pada nada yang pecah atau tidak lengkap, Bunda.

Adapun bentuk angklung terdiri dari dua atau lebih batang bambu dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan tinggi rendahnya nada yang dibentuk menyerupai alat musik calung. Menurut Dr. Groneman, angklung telah ada di Nusantara sebelum era Hindu. Sementara itu, menurut Jaap Kunst dalam bukunya Music in Java, selain di Jawa Barat, angklung juga bisa ditemui di daerah Sumatra Selatan dan Kalimantan.

Di luar itu, masyarakat Lampung, Jawa Timur dan Jawa Tengah juga mengenal alat musik tersebut. Sementara di lingkungan Kerajaan Sunda pada abad 12 - 16, Angklung dimainkan sebagai bentuk pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Sri  atau dikenal juga sebagai dewi padi/dewi kesuburan.

Selain itu, konon Angklung merupakan alat musik yang dimainkan sebagai pemacu semangat dalam peperangan, Bunda. Hal ini diceritakan dalam Kidung Sunda.

Sebutkan tahap-tahap berlatih bermain angklung
Objek Wisata Saung Angklung Udjo sudah diperbolehkan dibuka kembali oleh Kemenparekraf RI. Saat ini pihak pengelola masih mempersiapkan fasilitas prokes./ Foto: Wisma Putra

Jenis-jenis angklung

1. Angklung DogDog Lojor

Angklung digunakan pada kesenian dogdog lojor. Kesenian ini terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun. Istilah Dogdog Lojor diambil dari nama salah satu instrumen dalam tradisi ini, yakni Dogdog Lojor.

Angklung yang digunakan memiliki fungsi pada tradisinya, yakni sebagai pengiring ritus bercocok-tanam. Setelah masyarakat di sana menganut Islam, dalam perkembangannya, kesenian tersebut juga digunakan untuk mengiringi khitanan dan perkawinan. Dalam kesenian Dogdog Lojor, terdapat 2dua instrumen Dogdog Lojor dan empat instrumen angklung besar.

2. Angklung Kanekes

Angklung Kanekes adalah angklung yang dimainkan oleh masyarakat Kanekes (Baduy), di daerah Banten, Bunda. Tradisi angklung yang ada pada masyarakat Kanekes terbilang kuno. Meski demikian, tetap dilestarikan sebagaimana fungsi yang dicontohkan leluhur mereka, yakni mengiringi ritus bercocok-tanam (padi), bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang.

Di sana, angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Pada masyarakat Kanekes, yang terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok Baduy Luar (Kajeroan) dan kelompok Baduy (Luar Kaluaran). Namun yang berhak membuat angklung hanyalah warga Baduy Jero. Itu pun tidak semua orang, melainkan hanya mereka yang menjadi keturunan para pembuat angklung, Bunda.

Sementara itu, warga Baduy Luar tidak membuat angklung, melainkan cukup membelinya dari warga Baduy Jero. Nama-nama Angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel.

3. Angklung Gubrag

jenis angklung lainnya adalah angklung gubrag, Bunda. Angklung ini terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung tersebut berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung). Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik. Hal ini terkait mitos Dewi Sri yang enggan menurunkan hujan.

4. Angklung Padaeng

Angklung Padaeng dikenalkan oleh Daeng Soetigna sekitar tahun 1938. Inovasi angklung padaeng tersebut terdapat pada laras nada yang digunakan yaitu diatonik yang sesuai dengan sistem musik barat. Sejalan dengan teori musik, Angklung Padaeng secara khusus dibagi ke dalam dua kelompok, yakni: angklung melodi dan angklung akompanimen.

Angklung melodi adalah yang secara spesifik terdiri dari dua tabung suara dengan beda nada 1 oktaf. Pada satu unit angklung, umumnya terdapat 31 angklung melodi kecil dan 11 angklung melodi besar. Sementara itu, angklung akompanimen adalah angklung yang digunakan sebagai pengiring untuk memainkan nada-nada harmoni. Tabung suaranya terdiri dari 3 sampai 4, sesuai dengan akor diatonis. Setelah inovasi Daeng Soetigna, pembaruan-pembaruan lainnya terhadap angklung terus berkembang. Beberapa di antaranya adalah: Angklung Sarinande, Arumba, Angklung Toel, dan Angklung Sri Murni.

Cara memainkan angklung

Cara memainkan angklung bisa dibilang cukup sederhana lho Bunda, pemain angklung cukup hanya memegang kerangka angklung bagian atas dan menggoyang bagian bawah angklung tersebut untuk menghasilkan suara yang diinginkan. Ada tiga teknik dasar memainkan angklung, di antaranya:

  • Kurulung (getar). Ini merupakan teknik yang paling umum dipakai, Bunda. Cara memainkannya adalah satu tangan memegang rangka angklung, dan tangan lainnya menggoyangkan angklung selama nada yang diinginkan, hingga tabung-tabung bambu yang ada silih beradu dan menghasilkan bunyi.
  • Cetok (sentak). Ini merupakan teknik di mana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
  • Tengkep. Ini merupakan teknik yang mirip seperti kurulung, namun salah satu tabung ditahan tidak ikut bergetar

Demikian informasi singkat mengenai seni kebudayaan alat musik tradisional angklung khas Jawa Barat dan cara memainkannya yang bisa Bunda ceritakan sekaligus ajak Si Kecil untuk belajar bermain angklung, Bunda. Semoga bermanfaat dan selamat menikmati momen menyenangkan bersama Si Kecil dalam belajar bermain angklung.

(som/som)