Selama siklus hidup tumbuhan paku generasi yang bersifat haploid yaitu

Elo tau kan kalau tumbuhan paku dan lumut itu termasuk dalam tumbuhan peralihan? Nah, hal tersebut ada hubungannya dengan proses reproduksinya yang bisa terjadi dengan cara haploid dan diploid atau bisa dikenal dengan haplodiplontik. Caranya dengan metagenesis tumbuhan paku dan lumut yang akan dijelaskan di artikel ini.

Tantangan bagi tanaman yang berada di darat adalah mengalami kekeringan dan UV berlebih. Nah, ketika suatu tanaman berada pada keadaan tersebut, maka fase diploidnya akan lebih dominan dibandingkan dengan fase haploidnya.

Loh, apa yang dimaksud dengan haploid dan diploid?

Jadi gini, makhluk hidup terdiri dari berbagai sel yang di dalamnya terdapat nukleus atau inti sel. Di dalam inti sel ada yang namanya kromosom. Bentuk kromosom kan kurang lebih seperti ini ya.

Selama siklus hidup tumbuhan paku generasi yang bersifat haploid yaitu
Kromosom (Dok. Nara Getarchive)

Nah, kromosom pada gambar di atas selalu berpasang-pasangan, iya kan? Artinya, kromosom itu diploid. Jadi, apa yang dimaksud dengan diploid? Kalau kita artikan masing-masing,  “di” artinya dua dan “ploid” artinya set. Sehingga, pengertian diploid (2n) adalah sebutan untuk sel atau individu dengan dua set genom.

Artinya, haploid (n) itu yang selnya nggak berpasangan alias satu set aja. Jelas ya sampai sini mengenai pengertian haploid dan diploid? Perbedaan haploid dan diploid juga udah jelas ya? Intinya kalau yang selnya berpasangan itu bernama diploid, sedangkan yang selnya hanya satu atau udah terpisah bernama haploid.

Baca Juga: Substansi Genetika dan Istilahnya – Materi Biologi Kelas 12

Oke, kita udah punya tabungan istilah mengenai haploid dan diploid. Sekarang balik lagi ke skema tumbuhan di darat dan di perairan. Perhatikan skema di bawah ini!

Selama siklus hidup tumbuhan paku generasi yang bersifat haploid yaitu
Skema plantae di darat dan perairan (Arsip Zenius)

Elo lihat urutan nomor pada gambar di atas. Nomor 1 merupakan tumbuhan yang berada di perairan, 2 untuk tumbuhan peralihan (paku dan lumut), dan 3 untuk tumbuhan terestrial. Untuk tumbuhan yang hidup di perairan contohnya ada alga. Mereka akan melakukan fertilisasi eksternal. Sedangkan, untuk tumbuhan yang di darat atau terestrial akan melakukan fertilisasi internal.

Lalu, apa hubungannya dengan poin yang akan kita bahas kali ini tentang metagenesis?

Dalam biologi, kita mengenal metagenesis sebagai pergiliran keturunan atau pergantian generasi. Ada pergantian fase seksual (gametofit) dan aseksual (sporofit) dalam siklus hidup suatu organisme. Jadi, setiap generasi bisa berbeda tergantung dengan kebutuhannya saat itu.

Untuk tumbuhan yang hidup di perairan, fase dominannya adalah gametofit atau secara seksual. Dari namanya aja “gamet” yang merupakan sel kelamin dan “fito” yang artinya tumbuhan. Sedangkan, untuk tumbuhan terestrial fase dominan terjadi dengan sporofit, yaitu “sporo” dari kata spora dan “fito” tumbuhan, jadi dilakukan secara aseksual.

Elo ingat-ingat aja bahwa semakin ke darat, maka tumbuhan akan mengalami fase sporofit. Nah, antara tumbuhan perairan dan daratan, ada yang namanya tumbuhan peralihan (di antaranya), yaitu tumbuhan paku dan lumut. Sehingga, tumbuhan paku dan lumut akan mengalami fase gametofit dan sporofit yang seimbang, sehingga ada yang namanya metagenesis.

Baca Juga: Berkenalan Dengan Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Meskipun kedua tumbuhan ini sama-sama melakukan metagenesis, tapi keduanya memiliki perbedaan selama prosesnya. Apa aja sih perbedaan metagenesis lumut dan paku?

  1. Pada tumbuhan lumut, proses gametofitnya lebih lama dan dominan dibandingkan dengan sporofit. Gametofitnyalah yang akan mendukung kehidupan sporofit.
  2. Sebaliknya, pada tumbuhan paku, proses sporofit lebih dominan daripada gametofit. Jadi, gametofit hanya untuk mendukung kehidupan awal bagi sporofit.
  3. Tumbuhan paku merupakan hasil pertemuan dua sel kelamin dari tumbuhan itu sendiri. Sedangkan pada tumbuhan lumut merupakan hasil perkembangan spora secara pembelahan meiosis.
  4. Tumbuhan paku menghasilkan spora dalam bentuk dan ukuran yang berbeda (mikrospora dan makrospora). Sedangkan lumut nggak menghasilkan spora yang berbeda.
  5. Spora dari tumbuhan paku akan bergerak hogroskopik hingga kotak spora pecah dan menyebar dengan bantuan angin. Sedangkan lumut akan berkembang secara aseksual dengan membentuk tunas dan fragmen talus.

Skema metagenesis lumut dan paku bisa elo lihat pada gambar di bawah ini.

Selama siklus hidup tumbuhan paku generasi yang bersifat haploid yaitu
Skema metagenesis paku dan lumut (Arsip Zenius)

Jadi, ada pergerakan dari tumbuhan akuatik (perairan) ke tumbuhan terestrial, yaitu dominan fase gametofit menjadi sporofit.

Buat elo yang mau tau lebih detail penjelasan dari skema di atas bisa langsung meluncur ke video belajar Zenius dengan klik banner di bawah ini ya.

Selama siklus hidup tumbuhan paku generasi yang bersifat haploid yaitu

Gimana, udah paham kan sama uraian di atas? Untuk menguji sejauh mana pemahaman elo setelah membaca uraian di atas, gue ada beberapa contoh soal dan pembahasan yang bisa dijadikan sebagai referensi.

Contoh Soal 1

Pada metagenesis tumbuhan, yang menghasilkan sel sperma dan ovum adalah ….

a. Sporofit

b. Gametofit

c. Sporofit dan gametofit bersamaan

d. Sporofit dan gametofit bergantian

e. Tidak ada jawaban yang benar

Jawab: b. Gametofit

Pembahasan: Dari namanya aja udah jelas ya, kalau “gamet” itu sel kelamin dan “fito” atau “phyto” artinya tumbuhan. Gametofit ini menghasilkan pollen dan ovula yang setara dengan sperma dan ovum pada hewan.

Contoh Soal 2

Berikut ini merupakan pernyataan yang salah terkait perbandingan antara gamet dan spora, yaitu ….

a. Spora dihasilkan oleh sporofit, sedangkan gamet dihasilkan oleh gametofit

b. Spora bersifat multiseluler, sedangkan gamet bersifat uniseluler

c. Gamet memiliki dua bentuk sel yang berbeda, sedangkan spora nggak

d. Baik spora dan gamet sama-sama bersifat haploid

e. Gamet dan spora dihasilkan pada fase metagenesis yang berbeda

Jawab: b. Spora bersifat multiseluler, sedangkan gamet bersifat uniseluler

Pembahasan: Baik spora dan gamet sama-sama merupakan sel tunggal reproduktif yang digunakan untuk berkembangbiak. Bedanya, pada spora nggak ada jenis kelamin atau bentuk yang berbeda. Jadi, bisa dibilang bahwa spora itu relatif sama semua.

*****

Gimana nih, sampai sini udah paham kan tentang metagenesis tumbuhan paku dan lumut? Buat yang lebih menyukai belajar dengan nonton video, elo bisa mengakses materi ini di video belajar Zenius menggunakan akun yang sudah didaftarkan di website dan aplikasi Zenius sebelumnya, ya!

Baca Juga: Karakteristik Bioma Beserta Jenis dan Contohnya – Materi Biologi Kelas 10

Selama siklus hidup tumbuhan paku generasi yang bersifat haploid yaitu

Selama siklus hidup tumbuhan paku generasi yang bersifat haploid yaitu
Lihat Foto

Selaginella willdenowii, salah satu jenis tumbuhan paku (tracheophytes)

KOMPAS.com - Pteridophyta atau tumbuhan paku adalah kelompok tumbuhan yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. 

Tumbuhan paku memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, dengan tinggi mulai dari 2 cm hingga 5 m. Bentuk tubuhnya pun ada yang berupa lembaran dan ada yang perdu. 

Tumbuhan paku umumnya berdaun dan memiliki urat-urat daun. Daun tumbuhan paku ada yang berukuran besar (makrofil) dan ada yang berukuran kecil (mikrofil).

Beberapa ahli mengelompokkan tumbuhan paku sebagai Tracheophyta karena sudah mempunyai jaringan pengangkut.

Susunan pembuluh angkut pada tumbuhan paku ada yang bertipe radial (xilem dan floem tersusun menjari) dan ada yang bertipe konsentris (xilem terletak di tengah dikelilingi oleh floem).

Baca juga: Nama Cabang Ilmu Biologi yang Mempelajari Hewan dan Tumbuhan

Daur hidup tumbuhan paku

Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit dan generasi sporofit, dengan generasi sporofit sebagai yang dominan.

Di samping itu, protalium merupakan bagian dari daur hidup paku yang juga disebut gametofit tampak berukuran kecil, tebalnya hanya satu sel, berumur pendek, dan di bawahnya terdapat rizoid.

Protalium biasanya ditemukan di tempat-tempat lembap, seperti tanah atau di tepi sebelah luar pot bunga.

Dilansir dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut adalah penjelasan daur hidup tumbuhan paku:

Baca juga: Jaringan Pembuluh Tumbuhan, Xilem dan Floem

  • Jika spora berkromosom haploid (n) jatuh pada tempat yang cocok, ia akan berkecambah dan sel-selnya membelah secara mitosis tumbuh menjadi protalium yang haploid (n).
  • Protalium membentuk alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium) yang haploid.
  • Anteridium menghasilkan spermatozoid (n) dan arkegonium mengahasilkan ovum (n).
  • Spermatozoid membuahi ovum di dalam arkegonium dan menghasilkan zigot yang diploid (2n).
  • Zigot mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi tumbuhan paku (sporofit) yang diploid (2n).
  • Sporofit dewasa menghasilkan sporofil (daun penghasil spora) yang diploid.
  • Sporofil memiliki sporangium (2n) yang memiliki sel induk spora berkromosom diploid (2n). 
  • Sel induk spora mengalami pembelahan meiosis menghasilkan spora yang haploid.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya