Sering buang air kecil saat hamil 9 bulan

Sering buang air kecil saat hamil 9 bulan

Tanda-tanda persalinan sudah dekat

GridHEALTH.id - Memasuki usia kandungan di atas 36 minggu merupakan seakan menjadi alarm waspada bagi ibu hamil.

Pasalnya, di usia kandungan tersebut, sebgian ibu hamil sudah mulai merasakan adanya tanda-tanda persalinan sudah dekat.

Baca Juga: Jangan Panik Duluan, Begini Cara Membedakan Mulas BAB dan Mulas Kontraksi Jelang Persalinan

Seperti yang kita ketahui, tanda-tanda persalinan umumnya diawali dengan munculnya rasa mlas hingga pecah ketuban.

Namun tahukah, sebenarnya, sebelum pecah ketuban, ada beberapa tanda-tanda persalinan lainnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Diramal Menurun usai Vaksinasi, Penolak Bakal Kena Denda Rp 5 Juta dan Tak Diberi Bansos

Dikutip GridHEALTH.id dari Department of Health & Human Services Australia, ada 8 tanda-tanda persalinan sudah dekat, sebelum pecah ketuban.

1. Sakit punggung

Sebagian besar ibu hamil mengaku, sakit punggung menjadi salah satu masalah kehamilan paling sering terjadi.

Namun, sakit punggung bisa menjadi tanda-tanda persalinan sudah dekat, terutama nyeri tumpul pada punggung bawah yang hilang dan timbul.

Sakit seperti ini bisa muncul sendiri atau bersamaan dengan mulainya kontraksi.

2. Diare atau ingin buang air besar (BAB)

Baca Juga: Cegah Keparahan Covid-19 Saat Isolasi Mandiri, 2 Alat Kesehatan Ini Ternyata Harus Ada di Rumah

Menjelang persalinan, ibu hamil juga sering merasakan mulas seperti ingin buang air besar (BAB).

Bahkan ada juga calon ibu yang mengalami diare sehingga sering buang air besar saat persalinan sudah dekat.

Kondisi ini bisa dialami beberapa hari sebelum persalinan.

3. Lebih sering buang air kecil

Selain rasa ingin BAB, tanda-tanda persalinan sudah dekat biasanya ditandai dengan sering buang air kecil.

Hal ini dikarenakan posisi kepala bayi mulai turun ke rongga panggul, sehingga kandung kemih ibu menjadi makin tertekan.

4. Kepala janin masuk panggul

Selama masa kehamilan, bayi akan bergerak sesuka hati.

Namun, pada trimester ketiga, umumnya kepala bayi sudah berada di bagian bawah perut atau bahkan janin sudah masuk panggul.

Kepala janin biasanya mulai masuk lebih dalam ke arah jalan lahir atau leher rahim.

Pada sebagian ibu hamil, akan terlihat dari bentuk perut buncitnya yang seakan-akan turun. 

5. Leher rahim menipis dan membuka

Kondisi ini disebut juga dengan dilatasi.

Baca Juga: Warga Indonesia Berduka, 3 Makanan Ringan Kesayangan Berhenti Produksi, Lihat Nilai Gizinya!

Pada minggu-minggu akhir kehamilan, bidan atau dokter akan melakukan pemeriksaan panggul guna mengecek kondisi leher rahim calon ibu.

Umumnya, leher rahim memang akan menipis pada beberapa minggu sebelum persalinan.

Fungsinya adalah agar proses bukaan leher rahim saat melahirkan menjadi lebih mudah.

Pada sebagian calon ibu, proses pembukaan leher rahim bisa terjadi beberapa hari sebelum persalinan dimulai. 

6. Keluarnya lendir serviks

Lendir-lendir ini biasanya hampir mirip dengan keputihan, bahkan tampak seperti bercak-bercak kecokelatan atau sedikit bercampur dengan darah..

Kelenjar-kelenjar di leher rahim (serviks) akan memproduksi lendir kental yang berfungsi menutup leher rahim selama kehamilan.

Keluarnya lendir serviks ini dari organ intim merupakan suatu tanda bahwa persalinan sudah makin dekat.

Ada calon ibu yang mengalami bercak darah tersebut pada beberapa hari sebelum mulai persalinan.

Namun beberapa ibu hamil, ada yang baru mengalaminya ketika proses melahirkan telah dimulai.

7. Merasakan peningkatan energi

Baca Juga: Hasil Tes Urine Negatif, Jennifer Jill Murka: 'Sampai Ada yang Make Narkoba, Gue Injek-injek Depan Muka Lu, Pak'

Umumnya, kondisi fisik ibu hamil di trimester ketiga lebih kuat dibanding saat hamil muda.

Adanya peningkatan energi di akhir masa kehamilan ini bisa jadi tanda-tanda persalinan sudah dekat.

8. Kontraksi

Di akhir kehamilan, biasanya muncul istilah kontraksi palsu dan kontraksi asli.

Kontraksi palsu atau disebut Braxton-Hicks, umumnya tidak memiliki interval yang teratur dan tingkat rasa sakitnya tidak begitu parah.

Namun, jika ibu hamil sudah mengalami kontraksi yang hilang-timbul dengan jeda waktu yang teratur di bawah 10 menit, ini berarti proses persalinan telah dimulai.

Semakin mendekati masa persalinan, kontraksi yang datang akan semakin sering dan meningkat.

Baca Juga: Ini Dia Obat Covid-19 Ciptaan Ilmuwan Israel, Pasien Bisa Sembuh Hanya Dalam 4 Hari

Bahkan, beberapa ibu hamil mengaku kontraksi sebelum melahirkan rasanya mirip dengan kram perut saat menstruasi.

Jika sudah mengalami beberapa tanda persalinan tersebut, ada baiknya untuk segera mendatangi bidan, dokter, atau spesialis kandungan.

Jadi, sebelum terjadinya pecah ketuban, ada kemungkinan ibu hamil untuk mengalami 8 tanda-tanda persalinan sudah dekat. (*)

Baca Juga: Biasa Saja usai Divaksinasi, Ma'ruf Amin Rasakan Efek Samping Vaksin Covid-19 pada Lansia: Katanya 3 Hari Dampaknya Akan Terasa

View this post on Instagram

A post shared by GridHEALTH (@gridhealth_id)

#berantasstunting #hadapicorona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halodoc, Jakarta – Ibu hamil jadi sering sekali bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil. Biasanya hal itu terjadi pada trimester pertama dan ketiga kehamilan. Bahkan saat tertawa atau batuk, air pipis juga terkadang bisa keluar dengan sendirinya. Perubahan fisik dan hormon yang terjadi dalam tubuh ibu hamil lah yang menyebabkan meningkatnya kebiasaan buang air kecil. Hal tersebut tidak bisa dihindari tapi ada cara untuk menyiasatinya lho.

Keinginan buang air kecil yang tinggi merupakan pertanda awal kehamilan. Hasrat tersebut akan sering datang pada trimester pertama, lalu menurun di trimester kedua, kemudian muncul lagi di trimester ketiga. Perubahan hormon yang terjadi karena kehamilan yang menyebabkan ibu menjadi sering ke toilet. Berikut penjelasannya:

  • Selama hamil, kandung kemih ibu akan menjadi sering penuh karena ginjal bekerja ekstra dan menghasilkan lebih banyak urine guna membuang zat tidak berguna dari tubuh ibu. Sisa metabolisme dari janin di dalam kandungan juga ikut dikeluarkan melalui urine, sehingga aliran darah dan produksi urin ibu meningkat.
  • Seiring janin yang berkembang, rahim ibu pun membesar dan memberi tekanan pada kandung kemih, sehingga membuat ibu jadi sering ingin buang air kecil.
  • Pada trimester ketiga kehamilan, keinginan untuk buang air kecil akan kembali muncul, karena posisi janin sudah berada di bawah panggul dan memberi tekanan pada kandung kemih. Ibu akan jadi sering ingin buang air kecil, meskipun kandung kemihnya kosong.
  • Penyakit diabetes kehamilan atau disebut juga diabetes gestasional juga bisa menyebabkan ibu ingin buang air kecil lebih sering.

Karena efek samping kehamilan tersebut cukup mengganggu aktivitas, maka ibu bisa menyiasatinya dengan cara berikut:

  • Hindari meminum teh, kopi, dan soda, karena kandungan kafein di dalamnya membuat ingin sering pipis.
  • Ibu hamil tetap diharuskan untuk mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuhnya dengan meminum minimal 8 gelas air putih setiap hari, agar tubuh tidak dehidrasi. Namun, ibu bisa mengurangi konsumsi air putih sebelum tidur untuk mencegah keinginan pipis di malam hari.
  • Jangan menahan keinginan pipis, karena berisiko menyebabkan otot panggul melemah dalam jangka panjang. Selain itu, jika ditahan, ibu mungkin jadi semakin sering ingin pipis.
  • Setiap kali buang air kecil, pastikan kandung kemih telah benar-benar kosong. Caranya, ibu bisa mencondongkan tubuh ke depan.
  • Senam kegel merupakan cara terbaik yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk mencegah keluarnya urin saat ibu batuk, bersin atau berolahraga. Karena jenis olahraga tersebut membantu mengencangkan otot-otot yang mengatur keluarnya air urin.

Jika terjadi kondisi yang tidak normal pada saat ibu buang air kecil, seperti rasa panas ketika pipis, urin beraroma tidak sedap dan warnanya keruh, atau ibu ingin pipis lagi padahal baru saja selesai menggunakan toilet, segera periksakan diri ke dokter, karena mungkin saja saluran kemih ibu terkena infeksi. Ibu hamil bisa membicarakan tentang kondisi kesehatannya kepada dokter, tanpa perlu keluar rumah, melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan chat untuk berdiskusi dan meminta saran kesehatan kapan saja. Ibu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Caranya sangat mudah, tinggal order dan pesanan akan diantar dalam satu jam. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.

Perkembangan janin 9 bulan berarti telah masuk pada fase minggu-minggu krusial seperti minggu ke 37, minggu ke 38, minggu ke 39 dan minggu ke 40.

Kondisi paling krusial saat melahirkan biasanya masuk di minggu ke 39 atau 40. Pada minggu ke 39, bayi yang Moms kandung bisa lahir kapan saja dengan perkiraan berat badan sekitar 3,3 kg dan sekitar 50 cm.

Perkembangan janin 9 bulan

Hamil 9 bulan berapa minggu seringkali ditanyakan oleh calon ibu yang tengah menantikan kelahiran sang buah hati.

Hamil 9 bulan berapa minggu biasanya dimulai 32 minggu setelah haid terakhir Moms. Ketika Moms memasuki usia kehamilan 36 minggu, ini berarti Moms sudah menjalani masa kehamilan selama 9 bulan penuh.

Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai hamil 9 bulan berapa minggu, berikut adalah penjelasan selengkapnya sekaligus informasi mengenai perkembangan janin 9 bulan dari minggu ke minggu.

Minggu ke 37

Di minggu ini, kehamilan akan dianggap telah lengkap dengan rata-rata berat bayi sekitar 3-4 kg.

Pada Minggu ke 37, usus atau sistem pencernaan bayi sudah mengandung meconium atau zat hijau lengket yang akan membentuk kotoran pertama bayi setelah lahir. Kondisi ini membuat bayi telah siap untuk dilahirkan.

Minggu ke 38

Di minggu ini, seluruh organ tubuh telah berkembang sempurna dan berada di tempat yang seharusnya.

Minggu ke 39

Pada usia ini, paru-paru bayi akan terus berkembang hingga masa kelahiran saat bayi mulai bersiap-siap untuk melakukan napas dan tangisan pertama.

Di minggu ke 39 juga memperlihatkan bahwa sebagian besar bayi telah melakukan pergeseran posisi kepala yang berada di bawah.

Minggu ke 40

Pada minggu ke 40, memiliki kondisi yang berbeda. Pada beberapa kasus, di minggu ini sebagian besar janin telah lahir. Namun, pada kasus lain, ada juga janin yang belum lahir.

Biasanya pada usia ini rata-rata bayi memiliki berat 3,5 kg dan panjang sekitar 51,2 cm dari kepala hingga tumit. Kondisi seperti ini bukanlah masalah selama janin yang Moms kandung tidak memiliki gangguan.

Gejala umum saat hamil 9 bulan

Pada perkembangan janin 9 bulan, tepatnya di minggu ke 39, beberapa gejala kehamilan normal mungkin akan Moms alami, berikut adalah gejala saat hamil 9 bulan:

Rasa tidak nyaman pada tubuh

Pada bulan-bulan krusial ini, Moms mungkin akan merasa tubuh sudah mulai sangat tidak nyaman dan berharap bayi segera lahir. Ini merupakan gejala awal yang bisa Moms rasakan saat hamil 9 bulan.

Untuk mengatasi rasa tidak nyaman tersebut, Moms bisa melakukan latihan-latihan kecil terkait pernapasan dan mencoba berbagai posisi untuk persalinan. Latihan ini berfungsi bagi Moms untuk mempersiapkan diri saat terjadi.

Sering buang air kecil

Gejala sering buang air kecil disebabkan oleh pertumbuhan janin yang mulai turun ke panggul sebagai persiapan untuk kelahiran hingga memberikan tekanan pada kandung kemih.

Sakit punggung

Perkembangan janin 9 bulan juga ditandai dengan sakit punggung. Sakit punggung ini disebabkan oleh perut yang mulai membesar. Selain itu, hormon kehamilan yang mulai mengendurkan sendi di panggul juga menjadi penyebab sebagai persiapan melahirkan.

Merasa kesemutan atau mati rasa saat usia kehamilan 9 bulan

Jika Moms merasakan mati rasa atau kesemutan di tangan atau pergelangan tangan pada masa kehamilan di 9 bulan, bisa jadi itu adalah carpal tunnel syndrome.

Carpal tunnel syndrome atau terowongan karpal adalah sistem tulang dan saraf di sisi telapak tangan Moms.

Peningkatan retensi cairan selama kehamilan dapat memberikan tekanan ekstra pada tulang dan saraf ini. Hingga menyebabkan sensasi kesemutan atau mati rasa. Kondisi ini biasanya mereda setelah Moms melahirkan.

Perut bagian bawah sakit

Keluhan lainnya yang juga dapat dirasakan yakni perut bagian bawah sakit saat hamil 9 bulan. Gejala ini tentu saja tidak terjadi begitu saja, melainkan dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan perut bagian bawah sakit saat hamil 9 bulan yakni, janin yang semakin membesar atau bahkan terjadi infeksi saluran kandung kemih.

Tak hanya itu, penyebab lain dari perut bagian bawah sakit saat hamil 9 bulan atau trimester ketiga adalah preeklamsia (suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi selama kehamilan).

Penyebab lainnya yakni solusio plasenta (kondisi yang terjadi ketika plasenta terlepas dari rahim terlalu dini).

Keputihan saat hamil 9 bulan

Keputihan saat hamil 9 bulan juga bisa Moms rasakan. Moms mungkin melihat keputihan lebih banyak saat hamil 9 bulan atau trimester ketiga.

Dekat dengan persalinan, Moms mungkin akan melihat cairan yang kental, bening, atau sedikit dengan bercak darah. Keputihan saat hamil 9 bulan ini, dapat menjadi tanda bahwa serviks mulai melebar untuk persiapan persalinan.

Tak hanya itu, hamil 9 bulan keluar flek coklat juga dikeluhkan oleh beberapa wanita.

Adapun penyebab hamil 9 bulan keluar flek coklat yakni darah sudah cukup lama berada di dalam rahim, darah ini membutuhkan waktu lebih lama untuk keluar dan seiring dengan bertambahnya usia, berubah menjadi coklat.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keputihan saat hamil 9 bulan atau penyebab lainnya hamil 9 bulan keluar flek coklat, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Janin 9 bulan sering cegukan, apa penyebabnya?

Moms mungkin memerhatikan cegukan janin pada trimester kedua atau ketiga. Banyak calon ibu yang merasakan gerakan tersentak ini di bulan keenam kehamilan mereka.

Meskipun demikian, setiap orang dapat merasakannya di waktu yang berbeda, termasuk di bulan ke-9 selama kehamilan. Penyebab janin 9 bulan sering cegukan sendiri belum dipahami dengan baik.

Akan tetapi, dilansir dari Healthline, salah satu teorinya yakni cegukan pada janin berperan dalam pematangan paru-paru.

Janin 9 bulan sering cegukan memang dapat terjadi, akan tetapi jika Moms khawatir akan hal ini, Moms dapat berkonsultasi dengan dokter.

Janin 9 bulan jarang bergerak, apakah berbahaya?

Moms, perlu diketahui bahwa sejak sekitar minggu ke-32, aktivitas calon buah hati akan tetap sama sampai waktu melahirkan. Moms mungkin merasakan bahwa gerakannya terasa berbeda pada akhir kehamilan atau bahkan Moms merasakan janin 9 bulan jarang bergerak.

Penyebab janin 9 bulan jarang bergerak sendiri dapat disebabkan karena bayi memiliki sedikit ruang untuk bergerak karena pertumbuhannya. Ia juga tidak bisa membalik dan berguling dengan mudah.

Meskipun demikian, penyebab janin 9 bulan jarang bergerak juga dapat disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya. Terus memantau pergerakan janin merupakan hal yang harus Moms lakukan.

Jika janin bergerak secara tidak normal dibandingkan dengan biasanya, sebaiknya hubungilah dokter.

Persiapan yang harus dilakukan saat hamil 9 bulan

Melansir dari aboutkidshealth.ca, pada perkembangan janin 9 bulan, Moms mungkin akan lebih sering melakukan kunjungan medis paling tidak satu kali setiap minggu.

Pada saat melakukan kunjungan, dokter mungkin akan memeriksa beberapa hal, seperti:

  • Pemeriksaan berat badan
  • Pemeriksaan tekanan darah
  • Pemeriksaan air seni
  • Pemeriksaan detak jantung janin
  • Pemeriksaan ketinggian bagian atas rahim Moms yang disebut fundus
  • Pemeriksaan ukuran dan posisi bayi
  • Pemeriksaan pembengkakan yang terjadi pada pergelangan kaki, terutama jika disertai dengan sakit kepala, perubahan visual atau sakit perut.
  • Pemeriksaan serviks untuk melihat apakah sudah mulai melebar atau terbuka
  • Pemeriksaan frekuensi kontraksi Braxton Hicks atau kontraksi palsu

Bolehkah berhubungan saat hamil 9 bulan?

Berhubungan saat hamil 9 bulan diperbolehkan, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar aktivitas ini tidak merugikan ibu dan janin.

Selama calon ibu hamil normal, ibu tetap bisa berhubungan saat hamil 9 bulan, kecuali ada alasan medis dan anjuran dari dokter kandungan untuk tidak melakukannya. Beberapa wanita bisa melakukannya dan menikmati seks secara normal.

Meskipun demikian, sebagian lainnya juga dapat mengalami perdarahan atau gejala lain ketika berhubungan saat hamil 9 bulan. Maka dari itu, sebaiknya berkonsultasilah terlebih dahulu pada dokter ya sebelum memutuskan untuk berhubungan saat hamil 9 bulan.

Jika kamu memiliki pertanyaan terkait perkembangan janin 9 bulan, silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!