Siapa saja sahabat Nabi muhammad yang merasakan tekanan dari kaum kafir Quraisy?

Dalam sejarah dakwah Nabi Muhammad Saw. peran Khadijah sangat penting. Khadijah selalu mendukung perjuangan dakwah Nabi dengan harta benda, jiwa, dan raga. Kaum kafir Quraisy menyuruh Khadijah agar mau membujuk Nabi Muhammad Saw.

Siapa saja sahabat Nabi muhammad yang merasakan tekanan dari kaum kafir Quraisy?

sahabat Nabi Muhammad Saw. yang mendapatkan tantangan dari kaum kafir Quraisy? tantangan tersebut dapat berupa sebuah penyiksaan yang sangat luar biasa Mereka adalah:

1.    Khadijah binti Khuwailid (istri Nabi Muhammad Saw.)

Dalam sejarah dakwah Nabi Muhammad Saw. peran Khadijah sangat penting. Khadijah selalu mendukung perjuangan dakwah Nabi dengan harta benda, jiwa, dan raga. Kaum kafir Quraisy menyuruh Khadijah agar mau membujuk Nabi Muhammad Saw. menghentikan dakwahnya. Namun Khadijah menolak bujukan itu. Kaum kafir Quraisy tak henti-hentinya menghina, mengolok-olok, dan mencaci maki Khadijah dalam berbagai kesempatan.

2.    Abu Bakar As-Shiddiq

Pada suatu hari ketika Nabi Muhammad Saw. beribadah di Ka’bah, Nabi didatangi beberapa orang kafir Quraisy. Mereka lansung menyerang Nabi hingga tidak berdaya. Beruntunglah ada Abu Bakar yang segera membantu Nabi Muhammad Saw. dan terjadilah perkelahian diantara mereka. Akhirnya Abu Bakar berhasil mengusir kaum kafir Quraisy itu. Namun Nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar juga mengalami luka yang cukup parah. Kejadian penyerangan terhadap Nabi Muhammad Saw. terjadi berulang-ulang. Abu Bakar selalu berusaha melindungi Nabi Muhammad Saw. dari serangan kafir Quraisy.

3.    Fatimah binti Muhammad (putri Nabi Muhammad Saw.)

Fatimah lahir pada tahun ke-5 masa kenabian, ia selalu menyaksikan Nabi Muhammad Saw. mendapat tentangan dari kaum kafir Quraisy. Fatimah juga selalu mendapatkan hinaan dan cacian dari kafir Quraisy. Ketika Nabi Muhammad Saw. dilempari kotoran oleh kaum kafir Quraisy, Dialah yang mencuci baju ayahnya. Suatu ketika cobaan yang berat datang menghampirinya. Yaitu ketika ibunda tercinta Khadijah meninggal dunia. Meskipun ia merasa sangat sedih dengan kematian ibunya. Ia tetap tegar dalam menghadapi cobaan hidupnya

4.    Ibnu Mas’ud

Ibnu Mas’ud adalah seorang pemberani. Ia juga memiliki kelebihan bersuara merdu. Pada suatu ketika ia memberanikan diri untuk membaca Al-Qur'an secara terang-terangan. Hal tersebut mengakibatkan ia mendapat siksaan dan pukulan dari kaum kafir Quraisy. Meskipun demikian ia tetap memegang teguh ajaran Agama Islam. Setelah kejadian itu ia diangkat menjadi saudara oleh Zubair bin Awwam yang selalu melindunginya. Sehingga ia tidak mendapat siksaan lagi dari kaum kafir Quraisy.

5.    Keluarga Sumayah

Penyiksaan keji lainnya dilakukan kafir Quraisy kepada keluarga Sumayah. Mereka disiksa dengan sangat kejam, mereka dipaksa untuk keluar dari Agama Islam. Namun mereka tetap teguh pendirian dalam mempertahankan Agama Islam.

6.    Arqam bin Abil Arqam

Arqam bin Abil Arqam memiliki rumah yang berada di pinggiran Kota Mekkah, di Bukit Safa. Rumah ini digunakan untuk berdakwah Nabi Muhammad Saw. pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi. Oleh karena itu ia tidak jarang menerima hinaan dan celaan dari kafir Quraisy. Meskipun demikian ia tetap setia menjadi pengikut Nabi Muhammad Saw. dan ikut hijrah ke Madinah.

7.    Bilal bin Rabah

Penghinaan dan penyiksaan juga terjadi kepada Bilal oleh majikannya yang bernama Umayyah bin Khalaf. Ia dijemur di tengah terik matahari di atas pasir panas tanpa mengenakan baju sambil dilempari batu. kemudian batu besar ditempelkan di dadanya. Maksud dari siksaan Umayyah itu supaya Bilal mau menyembah berhala kembali, tetapi dia tidak gentar sedikit pun. Akhirnya Abu Bakar membeli Bilal dari Umayyah dengan harga yang sangat tinggi. Setelah bebas dari Umayyah Bilal menjadi muazin.

Selain sahabat di atas, masih banyak sahabat-sahabat lain yang juga mengalami kekerasan dari kaum kafir Quraisy baik itu berupa hinaan, siksaan bahkan hingga kehilangan nyawa. Namun mereka tetap gigih mempertahankan kebenaran yang diyakininya, yaitu “Dinul Islam”.

Perkenalkan Nama saya irhan hisyam dwi nugroho saat ini menjadi mahasiswa di program studi Sistem Informasi di Universitas Pendidikan Ganesha


Page 2

If you require any more information or have any questions about our site's disclaimer, please feel free to contact us by email at [email protected]

Disclaimers for irhanhisyam.com

All the information on this website - https://www.irhanhisyam.com/ - is published in good faith and for general information purpose only. irhanhisyam does not make any warranties about the completeness, reliability and accuracy of this information. Any action you take upon the information you find on this website (irhanhisyam), is strictly at your own risk. irhanhisyam will not be liable for any losses and/or damages in connection with the use of our website. Our Disclaimer was generated with the help of the Disclaimer Generator Online and the Free Disclaimer Generator.

From our website, you can visit other websites by following hyperlinks to such external sites. While we strive to provide only quality links to useful and ethical websites, we have no control over the content and nature of these sites. These links to other websites do not imply a recommendation for all the content found on these sites. Site owners and content may change without notice and may occur before we have the opportunity to remove a link which may have gone 'bad'.

Please be also aware that when you leave our website, other sites may have different privacy policies and terms which are beyond our control. Please be sure to check the Privacy Policies of these sites as well as their "Terms of Service" before engaging in any business or uploading any information.

Consent

By using our website, you hereby consent to our disclaimer and agree to its terms.

Update

Should we update, amend or make any changes to this document, those changes will be prominently posted here.

Jakarta -

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu kerasulan pertama kali saat menjelang usia 40 tahun. Wahyu datang melalui Malaikat Jibril di Gua Hira pada suatu malam. Ada yang menyebut peristiwa itu terjadi pada 17 Ramadhan 13 tahun sebelum hijriyah.

Setelah peristiwa malam tersebu, Muhammad suami Khadijjah binti Khuwailid itu sempat mengalami pergulatan batin selama beberapa hari. Hingga kemudian setelah tenang, putra Abdullah bin Abdul Muthalib pergi ke Kakbah.

Dalam perjalanan ke Kakbah Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Waraqah bin Naufal, sepupu Siti Khadijjah. Kepada Waraqah, Muhammad menceritakan semua peristiwa yang dia alami di Gua Hira.

Waraqah sebelumnya juga mendengar cerita senada dari Khadijjah. Waraqah meyakinkan bahwa Muhammad adalah Nabi yang diutus Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak umat.

Kepada Muhammad, Waraqah mengingatkan agar berhati-hati. Sebab saat menyampaikan wahyu Allah SWT, nantinya Muhammad bisa saja mendapat penolakan dari kaum kafir Quraisy. "Pastilah kau (Muhammad) akan didustakan orang, akan disiksa, akan diusir dan akan diperangi. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela yang di pihak Allah dengan pembelaan yang sudah diketahui-Nya pula," kata Waraqah kepada Nabi Muhammad SAW seperti dikutip Tim Hikmah detikcom dari buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad karya Muhammad Husain Haekal.

Nabi Muhammad SAW, sang Penghulu Rasul itu pun terbayang akan perjuangan menyampaikan wahyu Allah SWT kepada kaum Quraisy. Mengajak kaum kafir Quraisy beriman kepada Allah SWT ketika itu bukan hal yang mudah.

"Mereka kaum Quraisy sangat kuat mempertahankan kebatilan itu. Mereka bersedia berperang dan mati untuk itu," kata Muhammad Husain Haekal dalam bukunya.


Disebutkan dalam sejumlah Sirah Nabawiyah, di awal kenabian Nabi Muhammad SAW terpaksa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3 tahun. Sampai kemudian turun wahyu Allah SWT, Surat Asy-Syua'ra ayat 214 sampai 216.


وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ . وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ . فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ


Latin-Arab : Wa anżir 'asyīratakal-aqrabīn. Wakhfiḍ janāḥaka limanittaba'aka minal-mu`minīn. Fa in 'aṣauka fa qul innī barī`um mimmā ta'malụn


Artinya: "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan" (QS. Asy-Syua'ra': 214-216)

Turun juga Al Quran Surat Al-Hijr ayat 94

فَٱصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْمُشْرِكِينَ

Latin - Arab: Faṣda' bimā tu`maru wa a'riḍ 'anil-musyrikīn

Artinya: Maka sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

Nabi Muhammad SAW kemudian memulai dakwah dengan terang-terangan dimulai dari keluarga terdekat yakni kalangan Bani Hasyim. Namun di antara kelarga Bani Hasyim hanya Ali bin Abu Thalib yang mau beriman kepada Allah SWT. Sementara Abu Thalib melindungi dakwah Muhammad namun belum mau mengucap syahadat.

Setelah itu, dakwah terang-terangan Nabi Muhammad selalu mendapat pertentangan dari kaum Quraisy. Bahkan, para pemuka Quraisy menuduh Nabi Muhammad gila dan sempat melemparkan kotoran ke tubuh Nabi. Termasuk yang menentang dakwah Nabi Muhammad SAW adalah sang paman, Abu Jahal dan Abu Lahab.

Bersama kaum kafir Quraiys Abu Jahal dan Abu Lahab menentang habis-habisan dakwah Rasulullah dan mengintimidasi pengikutnya. Mereka khawatir ajaran yang dibawa Muhammad bisa merusak agama nenek moyang kaum Quraisy yakni menyembah berhala.

Mereka pun melakukan segala cara untuk menolak dakwah Rasulullah dengan mencoba membunuhnya. Kaum Quraisy membujuk Abu Talib dengan memberikan sejumlah uang tebusan untuk membiarkan Nabi Muhammad dibunuh.

Rencana pembunuhan dilakukan dengan melibatkan orang di luar suku Quraisy sehingga tidak akan memecah perang saudara. Abu Talib yang mendengar hal itu pun melihat tanda keseriusan Quraisy dalam memerangi dakwah Nabi Muhammad.

Ia pun bergegas memanggil semua keluarga Bani Hasyim dan memberi tahu rencana suku Quraisy. Mereka pun berupaya melindungi Rasulullah dari segala teror yang direncanakan.

Kesulitan yang dihadapi oleh Rasulullah ternyata juga terjadi pada keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy diketahui memboikot segala jual-beli, pernikahan dan hubungan sosial dengan Bani Hasyim sehingga mengakibatkan mereka kesulitan mendapatkan bahan pangan.

Kaum Quraisy berharap dengan adanya pemboikotan tersebut bisa membuat Bani Hasyim menyerahkan Rasulullah untuk dibunuh. Untuk itu, Abu Thalib memerintahkan seorang dari Bani Hasyim tidur di ranjang Rasulullah sehingga menyerupai Nabi Muhammad.

Setelah berbagai kesulitan yang dialami Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya di Makkah, turunlah perintah hijrah. Awalnya tujuan hijrah adalah ke negeri Habasyah atau Ethiophia. Namun turun perintah agar umat Islam hijrah ke Madinah.

(pay/erd)