Indikator pencapaian kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. IPK dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan IPK perlu mempertimbangkan: Show
(a) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (b) karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah; (c) potensi dan kebutuhan siswa, masyarakat, dan lingkungan/daerah. Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam RPP, dan indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai indikator soal. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dasar. IPK berfungsi sebagai berikut:
Pengembangan IPK harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum dalam KD. IPK dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan kata kerja operasional. Rumusan IPK sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Kata kerja operasional pada IPK pencapaian kompetensi aspek pengetahuan dapat mengacu pada ranah kognitif taksonomi Bloom, aspek sikap dapat mengacu pada ranah afektif taksonomi Bloom, aspek keterampilan dapat mengacu pada ranah psikomotor taksonomi Bloom. IPK pada Kurikulum 2013 untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. IPK untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur. Ketentuan Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
A. MENGANALISIS TINGKAT KOMPETENSI KI DAN KDLangkah pertama dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi adalah dengan menganalisis tingkat kompetensi yang ada pada KI dan KD. Tingkat kompetensi dapat dilihat dari kata kerja operasional yang dipakai dalam pernyataan KI dan KD. Tingkat kompetensi dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu tingkat pengetahuan, proses dan penerapan. Hal ini juga bisa dikatakan level berpikir yang diinginkan dalam KI KD tersebut. Level pengetahuan tentu lebih rendah tingkatannya dibandingkan level proses. Level proses tentu lebih rendah dibandingkan dengan level penerapan. Ketiga tingkat kompetensi tersebut biasa disebut level 1, level 2 dan level 4 dalam taksonomi Bloom dan Anderson. Oleh karenanya, pemahaman terkait penggunaan kata kerja operasional (KKO) sangat penting. Agar dapat mengidentifikasi level berpikir yang diinginkan pada KD pembelajaran., Karena nanti akan berkaitan dengan perumusan indikator pencapaian kompetensi Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja operasional juga menekankan aspek yang diinginkan, yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam perumusan KI KD, maka akan terbagi pada aspek pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena sudah terbagi, maka seharusnya tidak menjadi persoalan untuk menentukan indikator pencapaian kompetensi suatu KD. Langkah utama adalah pemahaman KKO yang dipakai dalam KD. B. MENIGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN, PESERTA DIDIK DAN SEKOLAH (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});Pengembangan IPK mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah karena IPK menjadi acuan dalam penilaian. Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan tersebut menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan IPK. Karakteristik mata pelajaran bahasa dan Matematika tentu sangat berbeda. Bahasa lebih dominan pada aspek dari aspek mendengar, membaca, berbicara. Sedangkan Matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Pengembangkan IPK memerlukan informasi karakteristik peserta yang unik dan beragam. Siswa memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu IPK selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan IPK karena target pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan IPK lebih tinggi. Selain karena faktor geografi dan sarana, input juga mempengaruhi IPK. Tingkat berpikir peserta didik dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, sehingga penentuan indikator pencapaian kompetensi juga memerlukan pertimbangan hal semacam ini. C. MENGANALISIS KEBUTUHAN DAN POTENSI PESERTA DIDIK, SEKOLAH DAN DAERAHPenyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya. Oleh karenanya, perumusan indikator pencapaian dapat memilih kata kerja operasional yang mampu meningkatkan daya nalar dan kinerja dari peserta didik. Sehingga pada akhirnya, potensi peserta didik dapat tergali melalui perumusan IPK yang tepat. Begitu juga dalam mengembangkan IPK, perlu juga mempertimbangkan potensi sekolah dan daerah. Hal ini dapat menjadi bahan analisis dan evaluasi sekolah untuk meningkatkan performa sekolah melalui pemilihan indikator pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil dari perumusan indikator pencapaian kompetensi jika dilaporkan dan didata dengan baik setiap mapel dapat menjadi bahan refleksi sekolah untuk perbaikan ke depannya.
Indikator Pencapaian Kompetensi IPK komponen RPP yang krusial. Indikator Pencapaian Kompetensi IPK menjamin akurasi pembelajaran. Indikator Pencapaian Kompetensi IPK harus dirumuskan dengan kata kerja operasional KKO yang tepat. Indikator artinya penunjuk atau tanda-tanda yang tampak, pencapaian artinya telah dikuasai , kompetensi artinya kemampuan melakukan sesuatu. Jadi, Indikator Pencapaian Kompetensi IPK ialah tanda-tanda yang (seharusnya) tampak pada seseorang yang telah menguasai suatu kemampuan melakukan sesuatu. DAFTAR ISI Pengertian Indikator Pencapaian KompetensiIndikator Pencapaian Kompetensi IPK adalah komponen RPP esensial. Indikator Pencapaian Kompetensi IPK menjadi penanda bahwa kompetensi yang dipelajari sudah dikuasai. Indikator Pencapaian Kompetensi IPK dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang spesifik dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator pencapaian kompetensi IPK merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Indikator Pencapaian Kompetensi IPK menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014, pada ayat (4) huruf b dinyatakan bahwa indikator pencapaian kompetensi adalah:a. kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2, dan b. kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4 Merujuk pada definisi di atas, semakin jelas bahwa indikator pencapaian kompetensi IPK merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD. Oleh karena itu maka indikator pencapaian kompetensi juga menjadi acuan penilaian mata pelajaran. indikator pencapaian kompetensi ipkFungsi Indikator Pencapaian Kompetensi IPKIndikator Pencapaian Kompetensi IPK, seperti disinggung di atas, menjadi tolok ukur ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator Pencapaian Kompetensi menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam unit-unit kompetensi yang lebih rinci (kecil). Ketika peserta didik sudah mampu melakukan seluruh / semua unit kompetensi yang lebih rinci ini, peserta didik berarti telah menguasai kompetensi dasar yang dipelajari. Dengan kata lain dapat dinyatakan unit kompetensi yang lebih rinci ini merupakan sub kompetensi dasar. Penguasaan peserta didik terhadap sub kompetensi dasar keberhasilannya diindikasikan oleh Indikator Pencapaian Kompetensi IPK. Di sinilah maksud dari fungsi indikator pencapaian kompetensi sebagai tolok ukur keberhasilan penguasaan kompetensi dasar. Indikator Pencapaian Kompetensi IPK, selain berfungsi sebagai penanda dikuasainya sebuah kompetensi dasar juga berfungsi sebagai acuan penentuan tujuan pembelajaran. Setiap indikator pencapaian kompetensi yang kita nyatakan sebagai tolok ukur penguasaan kompetensi dasar sudah tentu terdiri dari sejumlah pengetahuan dan sejumlah elemen keterampilan penyusun. Ketika peserta didik sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan elementer masing-masing indikator pencapaian kompetensi maka dapat diharapkan peserta didik mampu menunjukkan performa telah memiliki indikator pencapaian kompetensi. Indikator Pencapaian Kompetensi IPK, juga berfungsi sebagai acuan penentuan materi pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan fungsi indikator pencapaian kompetensi sebagai tolok ukur penguasaan kompetensi dasar. Ketika kita sudah mengidentifikasi indikator-indikator pencapaian kompetensi dari suatu kompetensi dasar (KD) maka otomatis tersirat juga di sana materi-materi pembelajaran yang seharusnya dikuasai peserta didik. Fungsi indikator pencapaian kompetensi selanjutnya ialah sebagai acuan penyusunan instrumen penilaian pembelajaran atau dalam pembuatan soal-soal evaluasi. Mengapa soal-soal evaluasi harus mengacu pada indikator pencapaian kompetensi? Jawabannya … baru saja kita diskusikan di 3 paragraf di atas. Indikator pencapaian kompetensi adalah tolok ukur tercapainya kompetensi dasar oleh peserta didik. Jadi, jelas sekali, ketika soal-soal evaluasi sudah dibuat mengacu pada indikator pencapaian kompetensi (yang esensial) dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan benar maka peserta didik yang bersangkutan sudah menguasai kompetensi dasar. Sebuah kompetensi dasar atau KD boleh jadi mempunyai beberapa sub kompetensi yang merupakan unsur-unsur kompetensi dasar. Unit kompetensi inilah yang seharusnya diidentifikasi dengan cermat oleh guru pada proses perencanaan pembelajaran yaitu analisis materi pembelajaran. Sebaiknya proses identifikasi indikator pencapaian kompetensi dilakukan dengan teliti sehingga kita dapatkan unit kompetensi unsur esensial dari setiap kompetensi dasar. Secara normatif, membuat indikator pencapaian kompetensi itu relatif mudah, namun menemukan indikator pencapaian kompetensi yang esensial bagi kompetensi dasar tersebut perlu pemikiran. Keberhasilan identifikasi unit kompetensi unsur yang esensial ini diindikasikan dengan indikator pencapaian kompetensi IPK. Karena itu indikator pencapaian kompetensi secara otomatis berfungsi sebagai pengarah bagaimana proses pembelajaran akan dilaksanakan. Rekan-rekan tentunya pernah membaca sendiri atau bahkan mengalami sendiri penerapan prinsip-prinsip berikut:
Mengingat prinsip-prinsip dasar tersebut maka dalam proses analisis, Indikator Pencapaian Kompetensi IPK perlu disusun dengan memperhatikan prinsip di atas. Untuk itu, pada saat analisis, Indikator Pencapaian Kompetensi IPK disusun urutannya dengan memperhatikan prinsip dasar di atas. Jika hal ini kita lakukan maka otomatis proses pembelajaran yang kita lakukan juga mengikuti urutan yang kita buat. Dan hasilnya adalah benar-benar Indikator Pencapaian Kompetensi IPK berfungsi sebagai pemberi arah pelaksanaan pembelajaran. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi IPKIndikator Pencapaian Kompetensi IPK merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi sedangkan perilaku sikap spiritual dari KI-1 dan sikap sosial dari KI-2 tidak diturunkan ke dalam KD dan juga tidak memiliki indikator pencapaian kompetensi IPK pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan tujuan pembelajaran. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK memerlukan pengetahuan guru tentang kompetensi dasar. Pada kurikulum 2013 kompetensi dasar ada dalam 3 ranah, yaitu kompetensi dasar pengetahuan, kompetensi dasar keterampilan dan kompetensi dasar sikap spiritual dan sosial. Guru yang tidak menguasai kompetensi profesionalnya dengan baik mustahil dapat mengembangkan indikator pencapaian kompetensi ipk. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK juga memerlukan pengetahuan guru tentang taxonomi beserta kata kerja operasional (KKO) yang sesuai untuk digunakan. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK adalah menentukan sub kompetensi tertentu sesuai kompetensi dasar yang DAPAT MEWAKILI sejumlah kompetensi-kompetensi rinci/detail. Karena itu dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi kita tidak dapat asal pilih kata kerja operasional begitu saja. Penting bagi kita untuk melakukan kroscek apakah kata kerja operasional yang kita pilih dapat mewakili beberapa kompetensi rinci. Apabila sebuah kata kerja operasional (KKO) dapat mewakili beberapa kata kerja operasional detail atau spesifik maka kata kerja operasional tersebut dapat dipastikan sebagai kata kerja operasional indikator pencapaian kompetensi ipk. Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK menggunakan dimensi proses kognitif (dari memahami sampai dengan mengevaluasi dan dimungkinkan sampai kreasi untuk kelas XII jika ketercapaian hasil belajar siswa di atas rata-rata) dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) yang sesuai dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan perumusan indikator dimulai dari serendah-rendahnya C2 sampai setara dengan KD hasil analisis dan rekomendasi. Tabel Hubungan Dimensi Proses Kognitif dan Bentuk Pengetahuan
Tabel di atas menunjukkan pada kita bahwa Dimensi Proses Kognitif berkaitan dengan Dimensi Pengetahuan dan sudah pasti membawa dampak perolehan belajar. Sebagai contoh, dimensi proses Mengingat pada level C1 akan berkaitan dengan pengetahuan-pengetahuan faktual. Pada level C2 yaitu memahami, dimensi pengetahuannya adalah pengetahuan tentang konsep-konsep, dan seterusnya. Semua ini akan mengarahkan kita pada pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK. Kata Kerja Operasional pada Indikator Pencapaian Kompetensi IPKIndikator Pencapaian Kompetensi IPK dikembangkan berdasar pada kompetensi dasar menggunakan kata kerja operasional (KKO). Pada pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK dimensi proses kognitif jenjang SMA dan SMK dimulai dari memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi. Pada setiap tingkatan atau dimensi proses ini dapat digunakan kata kerja yang semakna dengan kata kerja pada tingkatan dimensi proses kognitif (KKO). Kata-kata kerja yang merepresentasikan tingkatan atau dimensi proses kognitif ini cukup variatif. Kata-kata kerja ini disebut dengan Kata Kerja Operasional. Kata kerja operasional ialah kata kerja yang menunjukkan satu kegiatan tertentu yang dapat diukur atau diobservasi. Berikut ini adalah Kata Kerja Operasional dari Taxonomi Bloom olahan Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001) Sumber: http://www.apu.edu/live_data/files/333/blooms_taxonomy_action_verbs.pdf Langkah-langkah merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi IPKIndikator Pencapaian Kompetensi IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Contoh Merumuskan Indikator Pencapaian KompetensiIndikator Pencapaian Kompetensi IPK dari suatu kompetensi dasar harus diidentifikasi dengan benar. Sebelum merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK terlebih dahulu kita lakukan analisis SKL KI KD. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi KD PengetahuanDari kolom 3 kita dapatkan tingkat dimensi kognitif dari KD 3.1 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA adalah Menerapkan (C3) dari taksonomi Bloom olahan Anderson. Indikator Pencapaian Kompetensi KD Pengetahuan dirumuskan menggunakan kata kerja operasional (KKO) pada tingkatan C3 (menerapkan) seperti : mengidentikasi, mengklasifikasi, mengemukakan, mengurutkan dll. Masih dari kolom 3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA … adalah bentuk / dimensi pengetahuan prosedural. Berdasar pada konteks ini, maka kata kerja operasional yang sesuai konteks Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA yang berisi pengetahuan-pengetahuan prosedural adalah mengidentikasi, mengklasifikasi, mengemukakan, mengurutkan. Contoh indikator pencapaian kompetensi yang sesuai untuk dirumuskan dalam konteks ini antara lain :
Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi KD KeterampilanDari kolom 5 kita dapatkan bentuk taksonomi KD 4.1 adalah keterampilan kongkret pada level Manipulasi (P2) dari taksonomi Simpson. Kata Kerja Operasional yang relefan …. ah… sudah jam 00.05 … besok lagikita lanjutkan … Hubunga Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan PembelajaranIndikator Pencapaian Kompetensi IPK adalah kemampuan-kemampuan yang dapat diukur/diobservasi sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2, dan kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4 ( Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014, pada ayat (4) huruf b ) Tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang ingin dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Perhatikan contoh tujuan pembelajaran berikut : “Setelah berdiskusi dan menggali informasi peserta didik dapat menjelaskan fungsi masing-masing komponen penguat depan audio universal dengan percaya diri”. Tujuan pembelajaran ini dicapai melalui proses berdiskusi dan menggali informasi dan hasil belajar nya berupa kemampuan menjelaskan. Menjelaskan merupakan kata kerja operasional yang dapat di ukur dan merupakan kemampuan Cognitive level 2 (C2). Lihat tabel di atas. Persamaan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan PembelajaranPerbedaan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan PembelajaranIndikator Pencapaian Kompetensi IPK dan tujuan pembelajaran memang berbeda. Indikator Pencapaian Kompetensi IPK itu menjadi penanda apakah suatu kompetensi dasar telah dikuasai siswa. Dalam hal ini indikator pencapaian kompetensi jika telah dipenuhi maka siswa telah memiliki satu bagian kompetensi dasar (KD). Dengan kata lain dapat saya katakan, jika kompetensi secara penuh adalah Kompetensi Dasar, maka kompetensi yang kemampuannya ditunjukkan indikator pencapaian kompetensi adalah sub kompetensi dasar atau bagian dari kompetensi dasar. Karena itu … pada saat kita memilih Kata Kerja Operasional untuk membuat Indikator Pencapaian Kompetensi … pertimbangkan dan cek kembali … benarkah indikator pencapaian kompetensi yang rekan-rekan buat dengan kata kerja operasional yang rekan-rekan pilih itu … merupakan sub kompetensi dari KD? Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa atau peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Proses atau hasil belajar siswa ini bersifat spesifik (satu tingkah laku spesifik). Ingatlah dengan panduan pengembangan tujuan pembelajaran yang dapat di singkat dengan ABCDS yang maksudnya: A = audience dalam hal ini siswa atau peserta didik B = behaviour yaitu tingkah laku yang diharapkan C = Criteria ialah kondisi yang harus disediakan D = Degree yaitu tingkatan tingkah laku yang dilakukan dan S = single behaviour yaitu satu tingkah laku spesifik. Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa indikator pencapaian kompetensi ipk dan tujuan pembelajaran memang berbeda. Mengurutkan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan PembelajaranIndikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran perlu diurutkan penulisannya di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Mungkin Anda bertanya-tanya … mengapa indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran perlu diurutkan penulisannya di dalam RPP. Pada saat membuat persiapan proses pembelajaran indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran harus kita susun dengan cermat. Ada beberapa alasan mengapa hal tersebut harus kita lakukan. Indikator Pencapaian Kompetensi seperti disinggung di atas, adalah sub kompetensi dasar atau bagian yang lebih kecil dari kompetensi dasar. Jadi, indikator pencapaian kompetensi itu, adalah kompetensi-kompetensi pokok yang menandai seorang siswa menguasai kompetensi yang lebih luas cakupannya. Secara alamiah, kita, lebih mudah belajar secara berjenjang dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang kasat mata menuju yang bersifat abstrak, dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Bukankah umumnya kita seperti itu? Jadi penting bagi kita menyusun dan mengurutkan indikator pencapaian kompetensi berdasarkan gradasi kesulitannya. Mengurutkan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran juga dilakukan berdasarkan pada struktur atau susunan yang logis secara keilmuannya. Hal ini cukup jelas kiranya. Suatu kompetensi dapat dikuasai siswa karena berlatih sedikit demi sedikit menerapkan ilmu-ilmu dasar yang sudah dikuasai sebelumnya. Ada bahan ajar yang perlu dikuasai lebih dulu sebelum ia mempelajari kompetensi terapan ilmu dasar tersebut. Karena itu, penyusunan urutan indikator pencapaian kompetensi perlu memperhatikan struktur keilmuan yang bersangkutan. Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Matematika3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fugsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). 4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi Analisis KD Mata Pelajaran: Matematika Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas … Direkomendasikan KD 3.3 dinaikkan ke tingkat C4 (menganalisis) Jadi kata kerja operasional (KKO) yang dipakai untuk membuat IPK diambil dari KKO tingkat (C4) menganalisis khususnya ketika kita nanti membuat instrumen untuk mengukur kompetensi siswa lulus / belum lulus pada KD 3.3 tersebut. Untuk penilaian proses (dalam proses pembelajaran) BOLEH menggunakan IPK dengan KKO setingkat C2 , C3 atau C4 3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fugsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). 3.3.1 Mendefinisikan pengertian relasi (C2 –> boleh) Saya menyarankan agar dibuatkan IPK pada level C3 (menerapkan) sebagai jembatan proses mencapai C4 (menganalisis) 4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi 4.3.1 Menentukan penyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dengan menggunakan berbagai representasi (lebih cocok untuk IPK KD pengetahuan C3) 4.3.2 Menentukan penyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi dengan menggunakan himpunan pasangan berurutan, diagram panah dan persamaan fungsi (lebih cocok untuk IPK KD pengetahuan C3) 4.3.3 Menentukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan fungsi dengan menggunakan tabel dan grafik fungsi (lebih cocok untuk IPK KD pengetahuan C3) Saran saya : 4.3.1 Membuat penyelesaikan masalah relasi dengan representasi berbentuk tabel 4.3.2 Membuat penyelesaikan masalah fungsi dengan representasi menggunakan himpunan pasangan berurutan Dan seterusnya …. bagaimana menurut bp/ibu Yusni … Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi FisikaJawaban pertanyaan / comment dari pak Rizki Nailulauthor …. KD >> menerapkan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida sudah diperbaiki / direvisi menjadi sbb: 3.8 Menerapkan hukum-hukum yang berkaitan dengan fluida statis dan dinamis 4.8 Melakukan percobaan sederhana yang berkaitan dengan hukum-hukum fluida statis dan dinamis Dalam konteks menerapkan hukum-hukum yang berkaitan dengan fluida statis dan dinamis terdapat hukum-hukum dan beberapa pengertian yang penting (esensial) seperti ….
Menerapkan termasuk dimensi C3 sehingga kata kerja operasional (KKO) yang seharusnya digunakan sebagai IPK (kunci/utama) antara lain : A. Merujuk KKO Panduan Penilaian SMK 2018
Pilih kata kerja operasional pada daftar di atas YANG SESUAI dengan hukum-hukum dan materi esensial …. Contoh IPK KD pengetahuan terkait hukum Archimedes :
Contoh IPK KD keterampilan terkait hukum Archimedes :
Indikator soal evaluasi seyogyanya dibuat setelah Indikator Pencapaian Kompetensi ditentukan dengan lengkap dan akurat. Soal evaluasi untuk mengukur ketercapaian pemahaman dalam proses pembelajaran dapat menggunakan C1, C2 tetapi untuk mengukur penguasaan KD tersebut seyogyanya menggunakan Indikator Pencapaian Kompetensi setara KD (C3) Demikian menurut hemat saya pak Rizki …. silahkan didiskusikan … Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Administrasi Perkantoran / KearsipanKD 3.3 Menerapkan prosedur penggunaan alat kearsipan KD 3.3 adalah C3 dan prosedur penggunaan alat kearsipan adalah pengetahuan prosedural Alat kearsipan ada bermacam-macam seperti Filing Cabinet, Guide, Folder , Label, Rak Penyortir , Kartu Index, Laci kartu index dll. IPK KD 3.3 dibuat menggunakan KKO C3 … tapi untuk membantu … boleh dibuat mulai dari C2 … Lihat daftar KKO di atas (pada jawaban pak Rizki) … pilih dan gunakan yang bisa diterapkan untuk ranah pengetahuan …. Contoh ….
KD 4.3 adalah keterampilan kongkrit … P2 IPK KD 4.3 dibuat menggunakan KKO dari taksonomi Simson / Dave level P2 …
Kurang lebih seperti itu pak Siagian … Maaf saya bukan ahlinya Kearsipan … mungkin ada yang tidak pas … silahkan didiskusikan … Demikianlah diskusi pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK … semoga berguna … |