Surat yang berisi dorongan kepada umat islam untuk gemar beramal saleh adalah

Tafsir Ringkas Kemenag

Demi masa, waktu sore, atau salat Asar. Allah bersumpah dengan masa agar manusia memperhatikan masa dan memanfaatkannya dengan baik. Allah bersumpah dengan waktu sore, sebagaimana dengan waktu duha, sebagai salah satu bukti kuasa-Nya. Allah bersumpah dengan salat Asar karena keutamaanya atas salat-salat yang lain.

Sungguh, manusia berada dalam kerugian, baik di dunia maupun akhirat, akibat hawa nafsu yang menyelubungi dirinya.

Semua manusia rugi, kecuali orang-orang yang beriman dengan sejati dan mengerjakan kebajikan sesuai ketentuan syariat dengan penuh keikhlasan, serta saling menasihati satu sama lain dengan baik dan bijaksana untuk memegang teguh kebenaran sebagaimana diajarkan oleh agama dan saling menasihati untuk kesabaran dalam melaksanakan kewajiban agama, menjauhi larangan, menghadapi musibah, dan menjalani kehidupan.

Tafsir Kemenag

Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan masa yang terjadi di dalamnya bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi, dan Ilmu-Nya yang sangat luas. Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masa itu sendiri, seperti pergantian siang dengan malam yang terus-menerus, habisnya umur manusia, dan sebagainya merupakan tanda keagungan Allah.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: "Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan." (Fussilat/41: 37)

Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka, dan lain-lain menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya. Dialah Tuhan yang harus disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik manfaat. 

Adapun orang-orang kafir menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut hanya kepada suatu masa saja, sehingga mereka beranggapan bahwa bila ditimpa oleh sesuatu bencana, hal itu hanya kemauan alam saja. Allah menjelaskan bahwa masa (waktu) adalah salah satu makhluk-Nya dan di dalamnya terjadi bermacam-macam kejadian, kejahatan, dan kebaikan. Bila seseorang ditimpa musibah, hal itu merupakan akibat tindakannya. Masa (waktu) tidak campur tangan dengan terjadinya musibah itu.

Dalam ayat kedua, Allah mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian bila tidak menggunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan. Perbuatan buruk manusia merupakan sumber kecelakaan yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan. Dosa seseorang terhadap Tuhannya yang memberi nikmat tidak terkira kepadanya adalah suatu pelanggaran yang tidak ada bandingannya sehingga merugikan dirinya.

Dalam ayat ketiga, Allah menjelaskan bahwa jika manusia tidak mau hidupnya merugi, maka ia harus beriman kepada-Nya, melaksanakan ibadah sebagaimana yang diperintahkan-Nya, berbuat baik untuk dirinya sendiri, dan berusaha menimbulkan manfaat kepada orang lain.

Di samping beriman dan beramal saleh, mereka harus saling nasihat-menasihati untuk menaati kebenaran dan tetap berlaku sabar, menjauhi perbuatan maksiat yang setiap orang cenderung kepadanya, karena dorongan hawa nafsunya.

Jakarta -

Setiap perbuatan manusia akan dipertanggungjawabkan kelak di hari Kiamat. Untuk itu, sebagai Muslim, sudah sepatutnya mengerjakan kebajikan atau beramal saleh.

Amal saleh merupakan bekal hidup baik di dunia maupun di akhirat. Allah SWT telah menjanjikan surga-Nya untuk orang-orang yang senantiasa beriman dan beramal saleh. Sebagaimana termaktub dalam QS. Ibrahim ayat 23 sebagai berikut:

وَأُدْخِلَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ ۖ تَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَٰمٌ

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Artinya: "Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah "salaam". (QS. Ibrahim: 23).

Selain itu, dalam QS. An-Nahl ayat 97 juga dijelaskan bahwa orang yang senantiasa beramal saleh akan mendapatkan kehidupan yang baik.

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS.An-Nahl: 97).

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Kejuruan kelas XII oleh Bachrul Ilmy, secara bahasa amal saleh diartikan sebagai perbuatan baik. Secara istilah, amal saleh adalah perbuatan yang sesuai dengan dalil akal (rasional), Al Quran, dan sunnah Nabi Muhammmad SAW.

Jenis-jenis amal saleh

Dari sisi perbuatan, amal saleh dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu amal jariyah dan amal ibadah. Amal jariah merupakan perbuatan baik yang dilakukan dengan sukarela untuk mengharapkan ridha Allah SWT dan mendapatkan pahala meskipun telah meninggal dunia.

Sedangkan, amal saleh yang termasuk amal ibadah adalah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan syariat dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dari sisi subjek pelaku, amal saleh dibagi ke dalam dua jenis, yaitu amal batiniah dan amal lahiriah. Berikut penjelasannya:

1. Amal Batiniah

Amal batiniah merupakan amal yang dilakukan oleh hati (al-qalb). Contoh amal batiniah baik antara lain 1) beriman kepada Allah SWT, malaikat, rasul, kitab-kitab, hari kiamat, dan qada dan qadar, 2) bersabar, 3) melakukan sesuatu diawali dengan niat karena Allah SWT, 4) tawakal, 5) ikhlas, 6) berani, tegar, dan berpendirian.

2. Amal Lahiriah

Amal lahiriah adalah perbuatan yang dilakukan oleh anggota tubuh dan dapat dilihat maupun didengar. Contohnya antara lain 1) menasihati dalam hal kebajikan dan mencegah kemungkaran, 2) berbicara dengan perkataan yang baik, 3) membaca Al Quran, 4) menolong orang dalam melakukan kebaikan, 5) melakukan jual beli sesuai tuntunan Allah SWT dan rasul-Nya, dan 6) menjenguk orang sakit.

Contoh yang bukan amal saleh

Merujuk pada penjelasan di atas, segala perbuatan yang bertentangan dengan Al Quran, hadits, dan akal sehat tidak termasuk contoh amal saleh. Perbuatan yang mendatangkan kerugian baik pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan seperti meludah sembarangan, berkata kasar, dan perbuatan yang buruk lainnya sudah sepatutnya harus dihindari. Keburukan tersebut bukanlah amal saleh.

Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

"Dipaparkan kepadaku segala amal umatku, yang baik dan yang buruk. Maka aku mendapatkan di antara kebaikan amal umatku adalah membuang rintangan yang mengganggu di jalanan. Dan aku mendapatkan dalam amal jelek umatku adalah meludah di masjid tanpa dipendam." (HR. Muslim).

Amal saleh dapat mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Orang yang senantiasa beramal saleh akan menghindari kerusakan dan keburukan.

(nwy/nwy)

tirto.id - Orang yang gemar beramal saleh disebut sebagai orang yang saleh. Secara etimologis, kata saleh berasal dari bahasa Arab shāliḥ yang berarti terhindar dari kerusakan atau keburukan. Amal saleh berarti amal atau perbuatan yang tidak merusak atau mengandung unsur kerusakan. Maka orang saleh berarti orang yang terhindar dari kerusakan atau hal-hal yang bersifat buruk.

Yang dimaksud adalah perilaku dan kepribadiannya, yang mencakup kata, sikap, perbuatan, bahkan pikiran dan perasaannya, demikian seperti dikutip Nu Online.



Tak hanya itu, dalam kamus al-Mu’jam al-Wasīth kata shaluḥa sebagai akar kata shāliḥ juga berarti bermanfaat. Dengan menggabungkan dua makna ini, maka orang saleh berarti orang yang perilaku dan kepribadiannya terhindar dari hal-hal yang merusak, dan di sisi lain membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Dengan kualitas tersebut, ia menjadi sosok harapan dan teladan bagi orang-orang di sekitarnya.

Macam-Macam Kesalehan

Menurut Syekh Sya’rawi, dalam Islam orang saleh itu ada dua macam, saleh duniawi dan saleh ukhrawi.

1. Saleh Duniawi

Saleh duniawi adalah saleh dalam arti asal, yakni orang yang berkepribadian baik sehingga di manapun berada ia tidak merugikan tapi justru banyak memberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya. Namun kesalehan semacam ini hanya berdimensi etis, bahwa apa yang dilakukannya itu baik atau benar berdasarkan pertimbangan akal sehat. Kesalehan tersebut bersifat universal dan dapat diakui secara rasional oleh semua manusia. Orang saleh jenis ini bisa kita temukan di mana pun di muka bumi ini. Ia bisa seorang muslim, non-muslim bahkan ateis sekalipun, atau apapun profesi, jenis kelamin dan status sosialnya. Di lingkungannya, ia menciptakan keadilan, keteraturan, kedamaian, kemajuan dan kemakmuran. Namun ibarat bangunan, kesalehan tersebut berdiri tanpa fondasi relijius-spiritual sehingga hanya berdimensi duniawi.

2. Saleh Ukhrawi

Saleh ukhrawi adalah kesalehan yang lahir dari keimanan. Kebaikan yang dilakukan sebagai ekspresi dari ketaatan kepada Tuhan. Artinya, seseorang berkepribadian atau melakukan kebaikan tidak sekedar karena tuntutan etika, tapi juga atas kesadaran penuh sebagai seorang hamba Allah untuk berbuat baik kepada sesama hamba dan ciptaan-Nya. Untuk itu dalam setiap tindakannya, ia juga selalu memperhatikan aturan-aturan dan hukum agama, seperti halal dan haram, atau wajib dan sunnah. Garis pembeda antara saleh duniawi dan ukhrawi ini ialah keimanan, sehingga saleh ukhrawi ini hanya bisa dimiliki oleh seorang Muslim. Kebaikan yang dilakukan bisa saja serupa, namun berbeda nilainya. Kesalehan ukhrawi bernilai dunia sekaligus akhirat. Contohnya ketika seorang Muslim menyingkirkan paku di jalan. Ia melakukannya bukan sekedar karena dorongan etis untuk berbuat baik pada sesama manusia, tapi juga karena tuntunan agama untuk mencegah keburukan menimpa orang lain.

Manfaat Beramal Saleh

Dalam agama Islam, suatu amal saleh akan sah jika memenuhi syarat sebagai berikut: a. Amal saleh dilakukan dengan mengetahui ilmunya. b. Amal saleh itu dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah SWT. c. Amal saleh itu hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan Hadis.

Sementara, seseorang yang beramal saleh akan memperoleh manfaat sebagai berikut, seperti dikutip dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti:

1) Diberi ampunan dan pahala yang besar oleh Allah SWT

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. al-Maidah/5: 9 yang artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.”

2) Diberi tambahan petunjuk

“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal kebajikan yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya (Q.S. Maryam/19: 76).”

3) Diberi kehidupan yang baik dan layak

“Siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Q.S. an-Nahl/16: 97).”

4) Dihapuskan dosa-dosanya

“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan (Q.S. al-Ankabut/29: 7).”

5) Dijauhkan dari kerugian di dunia dan akhirat

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (Q.S. al-‘Asr/103: 1-3).”