Tanda-tanda yang tampak pada penderita penyakit aids adalah

Jakarta, Penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah penyakit yang paling ditakuti karena belum ada vaksin atau obat yang bisa menyembuhkannya. Kenali gejala dari HIV untuk melakukan deteksi dini.

Virus yang mematikan ini akan menyerang sistem kekebalan yang membuat tubuh kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit, sehingga tubuh lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

Jika gejala ini tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang merupakan penyakit mematikan. AIDS timbul sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV di dalam tubuh manusia.

Gejala-gejala yang muncul dari HIV bisa mempengaruhi seseorang secara bertahap. Setelah virus memasuki tubuh, maka virus akan berkembang dengan cepat.

Virus ini akan menyerang limfosit CD4 (sel T) dan menghancurkan sel-sel darah putih sehingga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Setiap tahapan dari infeksi akan menunjukkan gejala yang berbeda.

Tahap awal dari infeksi virus ini biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala apapun, gejala baru akan muncul setelah dua sampai empat minggu setelah terinfeksi. Seseorang bisa mengeluh mengalami sakit kepala yang berat dan persisten disertai dengan demam.

Seperti dikutip Menshealth.about.com, Kamis (10/6/2010) ketika seseorang terinfeksi maka gejala awal yang muncul terkadang mirip dengan flu atau infeksi virus sedang.

Gejala dan tanda awal dari HIV termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, mual, diare dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau pangkal paha.

Gejala-gejala ini hampir sama dengan infeksi virus lainnya. Karena itu banyak orang yang terinfeksi HIV tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi hingga bertahun-tahun sehingga mencapai stadium lanjut.

Pusat pengendalian penyakit (Center for Disease Control/CDC) mengungkapkan ada beberapa gejala yang menunjukkan stadium lanjut dari HIV yaitu: 1. Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya alasan 2. Batuk kering 3. Demam berulang atau berkeringat saat malam hari 4. Kelelahan 5. Diare yang lebih dari seminggu 6. Kehilangan memori

7. Depresi dan juga gangguan saraf lainnya.

Salah satu cara untuk mendeteksinya adalah dengan mengukur jumlah sel-sel darah putih, karena biasanya seseorang dengan HIV akan memiliki jumlah sel darah putih yang kecil.

HIV bukan merupakan penyakit yang mudah untuk didiagnosis, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu kenali gejala yang ada dan melakukan pemeriksaan ke dokter.

HIV disebabkan kebanyakan karena perilaku gonta ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom atau orang-orang yang memakai narkoba karena gantian menggunakan jarum suntik.

HIV menular melalui:

1. Hubungan kelamin dan hubungan seks oral atau melalui anus 2. Transfusi darah 3. Penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan

4. Antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.

sumber : http://putraastiti.blogspot.co.id

Merdeka.com - Satu atau dua bulan setelah HIV memasuki tubuh, 40 sampai 90 persen ODHA akan mengalami gejala seperti flu, yang dikenal sebagai sindrom retroviral akut. Tetapi, gejala HIV terkadang tidak muncul selama beberapa tahun atau bahkan satu dekade setelah terinfeksi. Berikut adalah sepuluh gejala HIV yang harus Anda waspadai, seperti dilansir Health.com.

1. Demam ringan (sekitar 39 derajat Celcius)

Anda sering mengalami demam ringan yang disertai dengan gejala, seperti kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.

2. Kelelahan

Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan Anda merasa lemah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dari HIV lho.

3. Nyeri pada persendian, otot, dan kelenjar getah bening

Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan dapat meradang ketika terjadi infeksi. Kelenjar ini biasanya berada di pangkal paha, leher, dan ketiak.

4. Sakit tenggorokan dan kepala

Sakit tenggorokan dan kepala menjadi gejala awal yang dirasakan oleh orang yang terinfeksi HIV. Meski begitu, tidak semua orang mengalami gejala tersebut.

5. Ruam kulit

Ruam kulit bisa muncul pada awal atau akhir infeksi HIV/AIDS. Gejala awal tampak seperti bisul atau ruam di beberapa bagian tubuh.

6. Mual, muntah, diare

30% sampai 60% orang yang terinfeksi mengalami mual, muntah, atau diare pada gejala awal HIV.

7. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan bisa menjadi tanda infeksi telah meningkat atau akibat diare. ODHA tetap akan kehilangan berat badannya secara drastis meskipun banyak makan.

8. Batuk kering

Batuk kering adalah tanda awal dari gejala HIV. Ini bisa berlangsung selama setahun dan menjadi semakin parah.

9. Berkeringat di malam hari

Sebagian orang sering kali berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV.

10. Perubahan kuku

Tanda lain dari infeksi HIV adalah perubahan kuku, seperti perubahan warna atau penebalan. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi jamur. Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun akan lebih rentan terhadap infeksi jamur.

HIV/AIDS mudah ditularkan melalui pemakaian jarum suntik bekas dan seks bebas. Selain itu, transfusi darah juga berisiko menularkan virus mematikan tersebut.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga daya tubuh semakin melemah dan rentan diserang berbagai penyakit. HIV yang tidak cepat ditangani akan berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang mana kondisi ini merupakan stadium akhir dari infeksi HIV dan tubuh sudah tidak mampu untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.

Faktor Risiko HIV/AIDS

HIV/AIDS masuk melalui dua jalur yaitu melalui cairan kelamin dan darah, sehingga faktor risiko HIV/ AIDS berhubungan dengan kedua hal tersebut antara lain:

  • Sering berganti pasangan
  • Melakukan hubungan seksual yang beresiko baik homoseksual maupun heteroseksual
  • Menggunakan jarum suntik narkoba secara bersamaan
  • Penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin

Gejala HIV/AIDS

Stadium 1

Fase ini disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dimana gejala HIV awal masih tidak terasa. Fase ini belum masuk kategori sebagai AIDS karena tidak menunjukkan gejala. Apabila ada gejala yang sering terjadi adalah pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh seperti ketiak, leher, dan lipatan paha. Penderita (ODHA) pada fase ini masih terlihat sehat dan normal namun penderita sudah terinfeksi serta dapat menularkan virus ke orang lain.

Stadium 2

Daya tahan tubuh ODHA pada fase ini umumnya mulai menurun namun, gejala mulai muncul dapat berupa:

  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Penurunan ini dapat mencapai kurang dari 10 persen dari berat badan sebelumnya
  • Infeksi saluran pernapasan seperti siunusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis), dan radang tenggorokan
  • Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari
  • Herpes zoster yang timbul bintil kulit berisi air dan berulang dalam lima tahun
  • Gatal pada kulit
  • Dermatitis seboroik atau gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan
  • Radang mulut dan stomatitis (sariawan di ujung bibir) yang berulang

Stadium 3

Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga dapat mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3 antara lain:

  • Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab yang jelas
  • Penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan sebelumnya tanpa penyebab yang jelas
  • Demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan
  • Infeksi jamur di mulut (Candiasis oral)
  • Muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, berobak, dan berbulu
  • Tuberkulosis paru
  • Radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi (periodontitis) yang tidak kunjung sembuh
  • Penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit

Stadium 4

Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh dan penderita dapat merasakan beberapa gejala infeksi oportunistik yang merupakan infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa gejala dapat meliputi:

  • Pneumonia pneumocystis dengan gejala kelelahan berat, batuk kering, sesak nafas, dan demam
  • Penderita semakin kurus dan mengalami penurunan berat badan lebih dari 10%
  • Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak
  • Infeksi herpes simplex kronis yang menimbulkan gangguan pada kulit kelamin dan di sekitar bibir
  • Tuberkulosis kelenjar
  • Infeksi jamur di kerongkongan sehingga membuat kesulitan untuk makan
  • Sarcoma Kaposi atau kanker yang disebabkan oleh infeksi virus human herpesvirus 8 (HHV8)
  • Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma otak yang menimbulkan abses di otak
  • Penurunan kesadaran, kondisi tubuh ODHA sudah sangat lemah sehingga aktivitas terbatas dilakukan di tempat tidur

Diagnosis HIV/AIDS

Apabila menyadari perilaku kita beresiko, segera melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Penanganan awal yaitu dengan diagnosa untuk mendeteksi apakah seseorang tersebut terinfeksi HIV. Diagnosis HIV ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium. Jenis pemeriksaan laboratorium HIV dapat berupa:

  1. Tes serologi yang terdiri dari:
    • Tes cepat (Rapid Test)
    • Tes Enzyme Immunoassay (EIA)
  2. Tes virologis yang terdiri dari:
    • HIV DNA kualitatif (EID), tes ini digunakan untuk mendiagnosis keberadan virus pada bayi berumur kurang dari 18 bulan
    • HIV RNA kuantitatif, tes ini digunakan untuk memeriksa jumlah virus dalam darah

Pengobatan HIV/AIDS

Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa antiretroviral (ARV) yang bekerja untuk mencegah virus HIV menggandakan diri dan menghancurkan sel CD4. Pengobatan ini dapat digunakan untuk ibu hamil agar mencegah penularan HIV ke janin. Namun perlu diingat bahwa pengobatan ini harus dilakukan rutin dan diminum sesuai jadwal, di waktu yang sama setiap hari agar perkembangan virus dapat dikendalikan.

Pencegahan HIV/AIDS

Penularan HIV dapat dicegah melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  • Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan
  • Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik
  • Edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di  masyarakat.

Tanda-tanda yang tampak pada penderita penyakit aids adalah

Dokter Spesialis Kulit & Kelamin dan Dokter Klinik VCT RSUD dr. Mohamad Soewandhie