Tanpa perasaan apapun ketika meminjamkan uang jajan kepada teman merupakan salah satu sikap

Jakarta -

Pancasila memiliki lima sila. Di dalam kelima sila Pancasila, termuat nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Pancasila juga memiliki arti sebagai ideologi nasional. Menurut Edi Rohani dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, hal ini berarti Pancasila merupakan seperangkat nilai oleh bangsa Indonesia untuk menata warga negaranya.

Maka, Pancasila tak hanya bersifat kefilsafatan, namun juga aplikatif karena berkenaan dengan bagaimana manusia harus bertindak.

Membantu teman saat jatuh dari sepeda merupakan pengamalan sila ke-2 Pancasila. Sila kedua berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan beradab.

Pancasila sila ke-2 mempunyai makna keadilan. Maksudnya, tiap masyarakat Indonesia berhak mendapat keadilan dalam hal apapun.

Nilai yang terkandung di dalam sila kedua ini adalah nilai kemanusiaan. Dikutip dari buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV karangan Tim Tunas Karya Guru, beberapa nilai perikemanusiaan dalam sila kedua Pancasila adalah:

1. Pengakuan adanya harkat serta martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya.

2. Perlakuan adil pada sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar, dan Tuhan.

3. Manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya mempunyai daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan.

Masih dari buku yang sama, ini dia 11 contoh sikap sila ke-2:

1. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi tiap manusia. Tanpa membedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, warna kulit, kedudukan sosial, dan faktor lainnya

2. Mengakui dan memperlakukan manusia berdasarkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan

3. Mengembangkan sikap saling mencintai dan kasih sayang antara sesama manusia

4. Tidak semena-mena pada orang lain

5. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, contohnya bakti sosial, memberi bantuan pada panti asuhan, atau membantu korban bencana alam

6. Senang membantu teman yang sedang kesusahan

7. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa salira

8. Menjunjung tinggi hak asasi manusia

9. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain

10. Menyadari bahwa kita semua memiliki hak dan kewajiban yang sama

11. Berani membela kebenaran

Sebagaimana disebutkan di atas, membantu teman yang sedang kesusahan merupakan salah satu contoh sikap yang mencerminkan sila ke-2. Jadi, membantu teman saat jatuh dari sepeda juga merupakan pengamalan Pancasila.

Kini detikers sudah paham, bukan?

Simak Video "Hari Lahir Pancasila, Apa Mereka Hafal Pancasila?"



(lus/lus)

Jakarta -

Menolak tawaran pinjaman dana? Mudah. Jika tidak butuh uang, tidak kepepet dan tidak gengsi tentu Anda bisa langsung menolak tanpa pikir panjang. Tetapi bagaimana jika teman atau keluarga atau bahkan kerabat dekat Anda datang kepada Anda untuk meminta bantuan pinjaman uang, bisakah Anda menolak? Uang adalah hal yang sensitif.Ini tentunya bisa menimbulkan dilema, di mana Anda ingin membantu mereka yang sedang dalam kesulitan. Mungkin ada juga sedikit kekuatiran di mana bisa saja di masa depan kondisinya berbalik, Anda yang butuh bantuan. Tentunya Anda ingin mendapatkan bantuan yang sama.Di sisi lainnya, Anda juga punya rencana keuangan sendiri. Mungkin Anda memiliki simpanan/tabungan, namun sudah ada peruntukannya atau belum waktunya dicairkan. Timbul juga kekuatiran bisakah si peminjam mengembalikan tepat waktu sebelum Anda membutuhkan dananya? Akan sulitkah ditagih? Risiko lain, pinjam meminjam uang juga bisa merusak hubungan pertemanan bahkan persaudaraan. Tidak jarang orang yang meminjamkan uang justru lebih sungkan untuk menagih daripada orang yang pinjam uang. Lalu harus bagaimana?Jika Anda benar-benar tidak ingin membantu mereka, bisa jadi karena peminjam ini memiliki track record yang buruk, misalnya sudah beberapa kali meminjam uang kepada rekan Anda yang lain dan tidak dikembalikan/sulit ditagih, bahkan digunakan untuk membeli barang mewah atau pergi liburan tanpa terlebih dahulu membayar utangnya, maka Anda harus bisa menolaknya. Berikut cara-cara yang bisa Anda gunakan untuk menolak.1. Beberapa orang tidak bisa menolak permintaan peminjaman uang. Mereka biasanya menjadi tujuan peminjaman uang bagi keluarga/teman-teman di sekitarnya. Mungkin Anda juga kenal orang-orang seperti ini? Hal ini terjadi tentunya bukan dalam sekejap, melainkan terjadi berulang-ulang seperti kebiasaan, sehingga lama-kelamaan orang-orang sekitarnya mengetahui bahwa si X mudah dipinjami uang. Jika Anda bukan X dan tidak ingin menjadi X, Anda harus belajar menolak dengan tegas, katakan bahwa Anda punya aturan untuk tidak meminjamkan uang kepada siapapun, titik. Dengan demikian si peminjam tidak akan merasa bahwa dia ditolak karena dirinya tapi karena memang aturan Anda sama untuk siapapun yang ingin meminjam uang. Hal ini juga mencegah peminjam akan kembali kepada Anda untuk mencoba meminjam uang lagi nantinya.2. Jika Anda sudah menikah, Anda bisa menggunakan pasangan sebagai alasan. Suami/istri Anda yang mengatur seluruh keuangan sehingga sulit bagi Anda untuk mencairkan dana untuk dipinjam. Alasan ini bisa digunakan jika si peminjam tidak kenal/akrab dengan pasangan Anda sehingga tidak ada akses bagi peminjam untuk berkomunikasi ke pasangan Anda.3. Mintalah waktu untuk berpikir. Katakan kepada peminjam bahwa Anda butuh waktu satu hari untuk berpikir bisakah Anda mengambil dana untuk mereka dari keuangan pribadi Anda. Hal ini akan mengurangi tekanan untuk mengambil keputusan dalam waktu yang singkat, juga memberikan kesempatan untuk benar-benar berpikir risiko meminjamkan uang kepada mereka. 4. Tolak dengan tidak menjelaskan alasan. Uang Anda adalah hak dan privasi Anda, Anda punya hak untuk tidak menceritakan kondisi keuangan Anda kepada orang lain, apalagi orang yang tidak Anda percaya. Cukup dengan "Mohon maaf ya, saat ini saya tidak dalam posisi untuk bisa meminjamkan uang." Jika ditanya alasannya, cukup jawab bahwa ini adalah alasan pribadi. 5. Untuk menghindari jadi objek peminjaman uang, jangan pernah menceritakan kondisi keuangan Anda kepada teman atau keluarga, apalagi jika Anda baru saja mendapat rejeki atau bonus atau bahwa Anda punya dana nganggur, misalnya. Jika terpaksa, Anda bisa menggambarkan keuangan Anda misalnya dengan kata-kata, "Yah cukuplah untuk hidup dan sekolah anak-anak."Bagaimana jika terlanjur mudah meminjamkan uang ke orang? Bisakah uang pinjaman yang saat ini ada di tangan orang lain dianggap tabungan?Pilihan ada di tangan Anda. Jika tidak keberatan menjadi sumber pinjaman namun tetap ingin menabung, Anda bisa menentukan batas berapa banyak uang Anda yang "beredar". Buat satu tabungan atau rekening khusus pinjaman, batas pengisiannya misalnya 1x gaji. Jika ada yang ingin meminjam, ambil dari rekening tersebut. Saat tidak ada sisa, berarti "anggaran" pinjaman Anda sudah habis, Anda tidak bisa meminjamkan uang lagi ke orang lain, kecuali menunggu peminjam saat ini mengembalikan uang Anda.Sulit untuk menganggap piutang adalah tabungan. Bagaimana jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan Anda butuh uang sesegera mungkin? Bisakah si peminjam langsung mengembalikan uang Anda? Dari mana Anda akan mengambil uang cash selain mengandalkan uang yang sedang Anda pinjamkan? Tabungan pribadi untuk dana darurat tetap dibutuhkan. Pisahkan uang pribadi dan uang untuk dipinjamkan. Masih sulit juga? Belajar di workshop yang dilakukan baik oleh AAM & Associates http://ow.ly/pxId30gC3BB maupun IARFC Indonesia http://ow.ly/NbPy30gC3Dy.Info workshop Kaya Raya Dengan Reksa Dana Januari 2018 buka di sini http://bit.ly/WRD0118. Untuk belajar mengelola gaji bulanan bisa ikut workshop CPMM, info di sini http://bit.ly/PMM0118.Sementara untuk ilmu yang lengkap, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan ikutan workshop Basic Financial Planning info lihat di sini http://bit.ly/BFP0118.Selain itu bisa juga bergabung di akun telegram group kami dengan nama Seputar Keuangan atau klik di sini t.me/seputarkeuangan.Ini hanyalah solusi sementara. Apabila Anda sudah kapok meminjamkan uang, belajarlah menolak dengan tegas. Uang Anda adalah hak Anda. Ingatlah bahwa: "Uang tidak ada saudaranya."

(ang/ang)

Tanpa perasaan apapun ketika meminjamkan uang jajan kepada teman merupakan salah satu sikap

Photo by Alice Pasqual on Unsplash

Berteman dengan Tya sebenarnya menyenangkan sekali. Ia menekuni hobi pantomim. Ini membuatnya menjadi seorang pencerita ulung dengan kekayaan ekspresi tubuh yang mengundang tawa. Dilengkapi minat baca yang tinggi, Tya memiliki pengetahuan luas tentang perilaku binatang hingga membaca bintang. Wajah penuh senyum dan tawanya yang khas membuat Tya mudah berteman dengan siapa saja. Ia pun selalu berusaha membantu temannya. Membelikan hadiah, datang tengah malam ke rumah kita yang sedang depresi karena patah hati, membantu membuat presentasi.

Hanya satu masalah Tya. Ia kerap terbelit persoalan keuangan. Teman-teman dekatnya, termasuk kita, seringkali harus membantunya melewati cobaan finansial. Berbagai alasan dilontarkan Tya. Dari dompet hilang, nenek sakit, ATM tertelan, ayah jatuh di kamar mandi dan masih banyak lagi. Uang yang dipinjamnya memang tak seberapa. Sekitar Rp 100.000-200.000. Tapi seringkali lupa dikembalikan. Antara lupa atau berharap orang yang dipinjam uangnya akan lupa, beberapa bulan kemudian Tya berusaha mengutarakan alasan baru untuk mengajukan utang lagi.

Sebagai salah satu teman dekat Tya, ada masanya kita mungkin akan merasa tidak enak menolak meminjamkan uang. Apalagi kalau alasannya serius seperti ayah dirawat di rumah sakit karena jatuh di kamar mandi. Di sisi lain, ada perbedaan konsep ‘meminjam uang’ antara kita dan Tya.

Orang-orang seperti Tya yang gemar berutang pada teman atau keluarganya familiar dalam kehidupan kita. Seringkali karena alasan ‘enggak enak’ kita meminjamkan uang walau saat itu uang lagi pas-pasan. Padahal bukannya tak hormat atau tak setia kawan, tapi kita pun harus sedikit tegas agar tidak dirugikan akibat memberikan utang. Karena pada dasarnya yang perlu uang enggak cuma Tya.

Daripada terjebak jadi ATM, sebelum meminjamkan uang, pertimbangkan hal-hal berikut ini.

1. Pinjaman yang membuatnya malas berusaha

Tanpa perasaan apapun ketika meminjamkan uang jajan kepada teman merupakan salah satu sikap

Seseorang bisa menjadi manja karena terus-terusan berharap ‘disuapi utang’ oleh lingkungan terdekatnya. Daripada memberinya uang, bantu ia dengan hal lain yang membuatnya berdaya. Seperti, memperbaiki CV-nya, mem-forward lowongan kerja yang cocok untuknya, mengajari cara mengatur budget. Ajari dirinya memancing, bukan dengan memberinya ikan terus menerus.

2. Utang tanpa detail penyelesaian

Tanpa perasaan apapun ketika meminjamkan uang jajan kepada teman merupakan salah satu sikap

Strategi ini emang cukup tega, tapi penting agar kita tetap terlindungi. Apapun kondisinya tegaskan dari awal hal-hal yang penting untuk penyelesaian utang, yaitu:

  • Tenggat waktu pelunasan
  • Utang akan dibayar via transfer atau cash
  • Utang akan dicicil atau dibayar lunas

Gunakan WA atau email agar ada catatan tertulis tentang kesepakatan utang antara kita dan dia untuk menghindari kebingungan di lain hari.

3. Utang yang membuat kita menyesal

Tanpa perasaan apapun ketika meminjamkan uang jajan kepada teman merupakan salah satu sikap

Dalam hal perutangan, ada dua orang yang terlibat. Kita sebagai pemberi pinjaman dan dia yang menerima. Meskipun niat membantu, kita tetap harus memikirkan diri sendiri. Seperti, apakah kita benar-benar memiliki cadangan uang untuk diberikan. Jangan sampai maksa kasih pinjaman demi takut dianggap teman durhaka. Kita juga harus memikirkan efek dari pinjaman kepada hubungan dengan si penerima. Bila setelah memberikan pinjaman muncul rasa kesal atau nge-judge yang berpotensi merusak hubungan, mending lupakan.

4. Utang yang akan tak terbayar

Tanpa perasaan apapun ketika meminjamkan uang jajan kepada teman merupakan salah satu sikap

Ketika sudah mengerti bahwa yang dimaksud ‘pinjam uang’ baginya berarti ‘minta uang,’ maka semua kembali lagi pada diri kita. Mau tetap melanjutkan proyek sosial atau tegas menolak jadi donor. Patut diingat, proyek sosial pun bukan selalu berarti uang, tapi skill. Coba lihat lagi poin nomor satu.

5. Si peminjam sudah berubah

Tanpa perasaan apapun ketika meminjamkan uang jajan kepada teman merupakan salah satu sikap

Lama kelamaan Tya sadar bahwa perilakunya sangat mengganggu. Dia sekarang punya pekerjaan tetap di perusahaan ternama. Dia berusaha melunasi semua utangnya, bahkan yang kita pikir sudah dilupakannya. Ketika suatu saat dia kembali meminjam uang untuk alasan yang urgent dan kita tahu pasti bukan dibuat-buat, beri dia kesempatan baru dengan memberikannya pinjaman.  

6. Keadaan yang mendesak

Tanpa perasaan apapun ketika meminjamkan uang jajan kepada teman merupakan salah satu sikap

Bila teman atau keluarga meminjam uang karena keadaan yang mendesak yang bisa dipastikan validitasnya, maka tak perlu ragu membantunya. Seperti, ayah teman yang tiba-tiba meninggal sehingga ia memohon pinjaman untuk menutup biaya penguburan.

Berhubung kita bukan bank atau ATM, mending sarankan pada teman atau keluarga untuk ikut program Dana Bantuan Sahabat dari bank DBS. Dana pinjaman antara Rp 5 juta – 300 juta dengan bunga ringan mulai dari 0,88% berlaku bagi yang tinggal di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.  Apply langsung di sini dan mari menyongsong hari-hari tanpa rongrongan permohonan utang.