Tindakan preventif dalam bidang kesehatan harus dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah penyakit

Tindakan preventif dalam bidang kesehatan harus dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah penyakit
Sumber: House vector created by freepik – www.freepik.com

Wabah yang sedang melanda seluruh dunia saat ini sudah semakin luas penyebarannya, kasus tersebut pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Sementara itu, di Indonesia sendiri kasus COVID-19 terindikasi pada awal Maret 2020.

Dalam mengatasi wabah COVID-19, pemerintah sendiri sudah melakukan berbagai cara dalam upaya pencegahan. Salah satunya, yaitu dengan gerakan 3M dan 3T, gerakan yang  dilakukan secara massif di seluruh Indonesia menggunakan berbagai macam media platform baik digital maupun konvensional. 3M itu sendiri berarti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun. Dalam segala aktivitas masyarakat diwajibkan memakai masker, kemudian menjaga jarak atau social distancing ketika mengantri ataupun dalam kegiatan yang mengharuskan menunggu. Tak hanya itu langkah selanjutnya yang dapat dilakukan, yaitu selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas di luar ruangan. Langkah – langkah tersebut merupakan upaya yang dapat dilakukan masyarakat sebagai salah satu upaya mencegah penularan.

Sementara itu, dalam tingkatan puskesmas sendiri sudah melakukan upaya 3T yang berarti testing, tracing, dan treatment. Upaya pertama, yaitu melakukan testing dan screening terhadap orang yang terindikasi terpapar COVID-19. Sesudah itu, langkah berikutnya adalah  tracing, yaitu upaya ini melacak orang yang berinteraksi dengan seseorang yang sudah terpapar COVID-19. Langkah selanjutnya, yaitu melakukan treatment apabila orang tersebut sudah terpapar COVID-19 dengan karantina agar tidak melakukan kontak dengan orang lain.

Langkah-langkah yang sudah dilakukan tersebut diharapkan dapat menekan penyebaran COVID-19. Dalam penerapannya, gerakan 3M juga dibarengi dengan adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kebijakan tersebut diberlakukan dalam rangka upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19 supaya tidak semakin meluas dan mengakibatkan pemaparan yang lebih banyak lagi. Diharapkan upaya-upaya yang telah dijalankan ini masyarakat dapat menaati dan menerapkannya sehingga antara pemerintah dan segala lini masyarakat saling bersinergi untuk mencegah pandemi COVID-19.

Selain berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, masyarakat turut serta dalam hal pencegahan. Saat ini, hampir semua bidang usaha serta berbagai macam jenis tempat kerja maupun pendidikan telah menerapkannya. Penerapan tersebut diantaranya, seperti di area pintu masuk sudah disediakan tempat cuci tangan dan handsanitizer juga disediakan sebagai pilihan jika tidak sempat mencuci tangan. Masyarakat saat ini juga dapat dinilai preventif ketika sedang berada di luar rumah dengan menerapkan protokol kesehatan.

Upaya Pencegahan COVID-19 dengan 3M dan 3T

Tindakan preventif dalam bidang kesehatan harus dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah penyakit


Jakarta, Senin 23 November 2020. Di kalangan masyarakat, masih ada sebagian yang belum mengerti pentingnya vaksin untuk mencegah penyakit menular. Hal itu membuat perlunya sosialisasi perihal vaksin dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Kemampuan vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu seperti COVID-19, membuatnya menjadi alat yang paling efektif untuk mencegah penularan.

Dalam Dialog Produktif bertema “Vaksin Sebagai Perencanaan Preventif Kesehatan” yang diselenggarkan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (23/11), dr. Dirga Sakti Rambe, vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam menjelaskan. “Setiap vaksin punya efektivitas yang berbeda-beda, dan vaksin pun tidak akan mendapat izin apabila efektivitasnya rendah. Untuk vaksin COVID-19, WHO menetapkan efektivitas minimal mencapai 50%. Kita harapkan vaksin yang ada nanti efektivitasnya lebih tinggi dari angka yang ditetapkan WHO”, jelasnya.

Vaksin sebagai alat intervensi kesehatan masyarakat di saat pandemi memang sangat dibutuhkan. Selain penyakit ini berbahaya bagi kesehatan, gejala terinfeksi COVID-19 bisa sangat minim sehingga pasien tidak menyadari telah terinfeksi. Inilah yang mengakibatkan banyaknya pasien COVID-19 yang terlambat ditangani atau justru mendapat penanganan pada saat gejala dan kondisi yang memburuk.

“Ada banyak sekali gejala yang ditimbulkan dari COVID-19, oleh karena itu selalu aware dengan apapun yang dirasakan oleh tubuh kita. Jangan sampai merasa sehat karena tidak demam. Padahal ada gejala terinfeksi COVID-19 di luar demam”, ujar dr. Twindy Rarasati, dokter yang sekaligus penyintas COVID-19.

Dr. Driga menyatakan, “Keliru apabila ada anggapan vaksin itu tidak ada gunanya. Karena vaksin sifatnya melatih sistem kekebalan tubuh agar mampu memproduksi antibodi. Dan satu lagi vaksin punya keunggulan yang tidak dimiliki upaya pencegahan yang lain, yaitu vaksin memberikan perlindungan yang sifatnya spesifik”. Oleh karena itulah banyak dokter dan ahli yang menyatakan bahwa vaksin efektif sebagai alat mencegah penularan COVID-19, selain tentunya terus disiplin menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman).

Informasi yang benar terkait protokol kesehatan dan vaksin perlu untuk masyarakat perbaharui secara berkesinambungan. “Pada waktu saya terpapar di awal April kemarin, protokol kesehatan tidak sebaik saat ini. Masyarakat saat itu juga belum sepenuhnya memahami penyakit ini seperti saat ini. Protokol Kesehatan dan tanggung jawab diri yang tinggi  tetap harus kita lakukan untuk bisa keluar dari pandemi ini. Perbarui ilmu dan informasi ini terus menerus, karena dinamikanya cepat, apalagi nanti saat vaksin sudah ditemukan”, terang dr. Twindy.

“Sebagai dokter yang menangani pasien COVID-19 sejak Maret, saya melihat COVID-19 ini penyakit yang luar biasa sekali. Selain penyakit ini memang baru dengan penularan yang cepat sekali, memburuknya kondisi pasien pada beberapa kasus kadang juga cepat sekali. Jadi tidak benar apabila COVID-19 ini bisa kita remehkan”, tambah dr. Dirga.

Vaksin COVID-19 menjadi harapan untuk upaya menekan penyebaran COVID-19. Masyarakat diminta untuk yakin, bahwa vaksin yang disiapkan aman dan efektif karena harus terlebih dahulu mendapat izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setelah sebelumnya melalui berbagai proses penelitian yang panjang termasuk tahapan uji klinik yang memastikan keamanan dan keefektifannya. “Kalau sudah ada izin (pemakaiannya), tidak usah ragu lagi. Apabila izinnya ada dan pemerintah meminta kita vaksinasi, segera kita kerjakan bersama. Sejauh ini dari hasil uji klinik terkait keamanan, tidak ada catatan efek samping yang serius mengenai keamanan vaksin ini”, ujar dr. Dirga.

Informasi yang benar dan berasal dari narasumber terpercaya di bidang Kesehatan sangat perlu disampaikan kepada publik. Hal ini mencegah masyarakat terjebak kabar hoax yang menyesatkan.

“Saya yakin untuk vaksin, semua aspek sudah dipertimbangkan. Tapi bukan berarti dengan adanya vaksin, kita menggantungkan semuanya kepada vaksin. Tetap harus ada protokol kesehatan dan melindungi diri sendiri yang adalah tanggung jawab kita. Saring dan jadilah kritis dalam setiap pemberitaan jangan sampai termakan hoax”, tutup dr. Twindy.

***

Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Sumber : https://covid19.go.id/berita/vaksin-paling-efektif-cegah-penyakit-menular

Tindakan preventif dalam bidang kesehatan harus dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah penyakit

Hasil ini dikatakan Usman diperoleh melalui Survei Efektifitas Komunikasi Publik yang dilakukan Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom) Lembaga P Selengkapnya

Tindakan preventif dalam bidang kesehatan harus dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah penyakit

Dokter Spesialis Patologi Klinik RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dr. Tonang Dwi Ardyanto SpPK(K), Ph.D, FISQua menjelaskan, vi Selengkapnya

Tindakan preventif dalam bidang kesehatan harus dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah penyakit

Jakarta, 22 Februari 2021. Sekitar 7,5 juta dosis vaksin siap didistribusikan ke 34 provinsi pada Februari 2021. Vaksinasi tahap kedua akan Selengkapnya

Tindakan preventif dalam bidang kesehatan harus dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah penyakit

Pemerintah menutup tahun 2020 dengan mendatangkan 3 juta vaksin COVID-19. Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro menyatakan pelaksanaan Selengkapnya