Unsur-unsur cerita anak menjadi pokok bahasan kita kali ini. Sebuah cerita tentunya memiliki elemen-elemen atau unsur-unsur cerita yang membentuknya. Elemen-elemen tersebut adalah, tema dan amanat, tokoh, latar, alur atau plot, sudut pandang dan gaya. Baiklah, izinkan saya berbagi dengan pengalaman yang masih secuil ini. Hehe. 1. Tema Seperti kita ketahui bersama, gagasan, ide atau pikiran utama yang mendasari sebuah cerita yang disebut tema. Ibarat sebuah bangunan, tema adalah pondasi utama yang harus ada dan kokoh dalam sebuah cerita anak. Banyangkan saat anda membaca sebuah buku cerita. Maka akan terasa bahwa, pengarang tidak hanya sekadar menyajikan cerita, tetapi juga membungkus sebuah sesuatu dalam cerita tersebut. Konsep yang dikembangkan dalam cerita akan terasa. Maka dalam sebuat tema cerita pasti ada amanat yang disampaikan pula. Amanat cerita anak harus sesuai dengan perkembangan jiwa anak dan usianya sebagai pembaca. Biasanya cerita anak bersifat didaktis, maka tak heran tema atau amanat yang terkandung di dalamnya adalah pertentangan antara baik dan buruk. Atau lebih konkret lagi temanya dinyatakan dalam kejujuran melawan kebohongan, keadilan melawan kezaliman, kelembutan melawan kekerasan. Seringkali tema cerita anak tergambar jelas secara eksplisit. Tema akan terlihat pada judul, misal ; Siput dan Rumah Kesayangan. Namun ada juga tema yang dinyatakan secara simbolis. Namun biasanya ada pada cerita orang dewasa. 2. Amanat. Menulis cerita anak selalu memberikan pesan moral, pengetahuan dan keterampilan didalamnya. Inilah yang merupakan tujuan dari pengarang, dan di sebut amanat cerita. Amanat dapat disampaikan secara implit dan eksplisit. Bagaimana membedakannya? Jika amanat disampaikan secara implisit, maka akan terlihat dari tingkah laku tokoh cerita di dalam isi cerita. Namun jika amanat eksplisit, akan terlihat ketika pengarang memberikan seruan atau saran peringatan, anjuran, larangan berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita. Seperti pada cerita Belalang Ingin Pulang. Apakah anda sudah membacanya? Gagasan dasar ceritanya tentau bukan tentang Belalang sebagai serangga, tetapi tentang sifat belalang dan semut yang ia temui dalam cerita tersebut. Lalu apa amanat yang terkandung di dalamnya? Mungkin anda bisa menceritakannya pada anak didik jika sudah pernah membaca isi cerita Belalang Ingin Pulang. Barakallah ya. 3. Tokoh Tokoh merupakan individu rekaan yang ada dalam cerita. Tokoh selalu mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Pada cerita anak bentuk fabel, tokohnya berupa binatang atau benda mati yang di gambarkan bisa berkelakuan seperti layaknya makhluk hidup. Tokoh dalam cerita biasanya bersifat rekaan pengarang. Tetapi bisa juga memiliki kemiripan dengan individu di dunia nyata, misal sifatnya atau bentuk fisiknya. Agar tokoh dapat diterima pembaca, seharusnya memiliki sifat yang dikenal pembaca. Apalagi anak usia dini, yang menyukai cerita tentang sesuatu yang ia kenal (yang terdekat dengannya). Berarti tokoh harus memiliki relevansi dengan dunia nyata, meskipun ia ada dalam dunia dongeng (fiktif). Tokoh dapat dibagi berdasarkan fungsinya dalam cerita. Pertama, Tokoh Sentral dan tokoh Bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh utama yang memegang peran penting dalam cerita anak tersebut. Jika tokoh sentral bersifat baik disebut dengan istilah protagonist,sedangkan tokoh jahat disebut dengan antagonis Protagonis selalu menjadi pusat cerita. Protagonis dapat ditentukan dengan memerhatikan hubungan antar tokoh, dan protagonist selalu berhubungan denga semua tokoh dalam cerita, semntara tokoh lainnya tidak semuanya saling berhubungan. Perlu diingat, menentukan tokoh sntral tidal selalu karen frekwensi kemunculannya dalam cerita, namun intensitas keterlibatannya dalam peristiwa yang membangu cerita. Tokoh Bawahan, yakni tokoh yang kedudukannya tidak sentral, namun kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama. Biasanya tokoh bawahan diceritakan sebagai orang kepercayaan tokoh utama. Ia menjadi andalan karena sangat dekat hubungannya denga tokoh utama. Pengarang menggambarkan secara rinci tokoh utama lewat kehadiran tokoh bawahan. Kedua, Tokoh Datar dan Tokoh Bulat. Tokoh datar adalah apabila salah satu tokoh dalam cerita hanya memiliki sifat yang statis, misal tokoh nenek sihir, yang kejam. Tokoh ini akan sangat mudah dikenal karena tidak ada perubahan dalam perjalanan cerita. Mulai dari awal hingga akhir cerita nenek sihir akan tetap kejam dan menakutkan. Tokoh bulat adala tokoh yang memiliki berbagai watak, baik kekuatannya maupun kelemahannya. Sehingga tokoh ini tidak menimbulkan kesan ‘hitam putih’ dalam cerita. Watak tokoh bulat biasanya tidak tampil sekaligus. Tetapi akan ditampilkan pengarang secara berangsur-angsur atau bergantian. Dengan demikian, tokoh bulat seringkali memberikan kejutan yang tiba-tiba muncul dari segi wataknya. Tokoh bulat dapat memperlihatkan segi wataknya yang lain setiap kali dia muncul, namun kekompleksannya haruslah padu. Untuk memenuhi tuntutan kepaduan, harus ada konsisten di dalam perwatakannya. Namun untuk diketahui bersama, tidak ada tokoh yang benar-benar datar dan benar-benar bulat. Hal yang benar adalah jika tokoh yang ditampilkan adalah kedataran atau kesederhanaan wataknya, ada yang lebih ditampilkan kebulatan atau kekompleksannya. Agar bisa menulis cerita anak dengan tokoh yang disebutkan di atas, pengarang cerita harus benar-benar memahami datar dan bulatnya tokoh bersifat relatif Baiklah, di artikel berikutnya kita akan membahas tentang latar, alur, sudut pandang dan gaya cerita. Semoga tetap semangat ya sahabat penulis. Salam literasi! Gaperta 29 April 2020
|