Tuliskan 5 contoh penerapan norma di lingkungan masyarakat

Ilustrasi melaksanakan ibadah merupakan wujud penerapan norma agama. Foto: Pixabay

Norma agama merupakan pedoman tingkah laku paling utama sebelum melaksanakan norma-norma lainnya. Apabila norma agama telah dilaksanakan, norma-norma lainnya juga wajib mengikuti seiring manusia hidup bermasyarakat.

Pada dasarnya, norma berisi perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat kebaikan, sedangkan larangan adalah suatu perbuatan yang berakibat buruk, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Perintah dan larangan tersebut akan menimbulkan aturan dan sanksi pada tiap-tiap norma. Lantas, apa saja contoh penerapan norma agama dalam lingkup keluarga, sekolah, hingga masyarakat? Agar lebih memahaminya, simak penjelasan berikut ini.

Ilustrasi seseorang sedang merupakan contoh penerapan norma agama dalam kehidupan sehari-hari. Foto: Pixabay

Norma agama adalah sekumpulan kaidah atau peraturan hidup yang berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa bagi seluruh umat manusia di dunia.

Dilansir dalam buku Pengantar Sosial Ekonomi dan Budaya Kawasan Perbatasan karya Adi Sutrisno dkk (2020: 27), sebagian besar norma agama bersifat universal (umum), artinya berlaku bagi seluruh manusia di dunia terlepas dari apa pun agama yang dianutnya.

Contohnya, yaitu semua agama mengajarkan agar umatnya tidak berbuat celaka terhadap orang lain.

Aturan-aturan dalam norma agama tidak hanya mengatur hubungan vertikal (antara manusia dengan Tuhan yang berwujud ibadah), tetapi juga hubungan horizontal (antara manusia dengan sesamanya).

Para pemeluk agama mengakui dan meyakini, bahwa peraturan-peraturan hidup itu berasal dari Tuhan dan merupakan tuntunan hidup menuju jalan yang benar. Pemahaman ini membuat manusia berusaha mengendalikan sikap dan perilakunya.

Ilustrasi cara beribadah setiap agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Foto: Pixabay

Dikutip berdasarkan buku Pendidikan Kewarganegaraan Kecakapan Berbangsa dan Bernegara untuk Kelas VII karangan Aa Nurdiaman (2007: 04), berikut contoh norma agama yang dapat diimplementasikan dalam lingkup keluarga, sekolah, hingga masyarakat.

Adapun contoh pengamalan sikap yang sesuai dengan norma agama dalam lingkup keluarga, antara lain:

  • Beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjunjung tinggi nilai luhur keagamaan.

  • Tidak menyakiti atau melakukan kekerasan, baik verbal maupun fisik kepada anggota keluarga lainnya.

  • Tidak melakukan perzinaan dengan orang tua ataupun anggota keluarga lainnya.

  • Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sebuah kegiatan, seperti berdoa sebelum makan, sebelum tidur, setelah makan, bangun tidur, berpergian, dan lain sebagainya.

Contoh penerapan norma agama di lingkungan sekolah antara lain:

  • Menghargai dan menghormati setiap perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama di sekolah.

  • Tidak menjadikan keyakinan, kepercayaan, dan agama sebagai bahan candaan.

  • Berdoa sebelum kelas dimulai dan setelah pembelajaran usai.

  • Tidak mengakui atau mengambil barang milik orang lain di sekolah.

  • Tidak mengganggu teman atau orang lain saat sedang melakukan ibadah.

Penampakan toleransi beragama. Foto: Mohammad Ayudha/Antara

Contoh pengamalan sikap yang menunjukkan kepatuhan terhadap norma agama yang ada di masyarakat, khususnya dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

  • Tidak menghasut atau memfitnah orang lain.

  • Menolong orang lain tanpa memandang suku, agama, atau ras.

  • Peduli dengan anggota masyarakat serta lingkungan tempat tinggal sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  • Senantiasa saling tolong-menolong antar anggota masyarakat.

  • Menjunjung tinggi nilai toleransi dan saling menghargai antar perbedaan agama.

  • Menjalankan sesuatu yang menjadi perintah Tuhan Yang Maha Esa, serta menjauhkan diri dari hal yang menjadi larangan dalam agama yang diyakini.

Setiap manusia selalu berusaha melaksanakan perintah-perintah Tuhan dan menjauhi semua larangan-Nya agar memperoleh pahala yang besar.

Sebaliknya, bagi seseorang yang melanggarnya akan mendapat sanksi, baik di dunia (perasaan berdosa) maupun di akhirat (hukuman siksaan).

Hal ini menunjukkan, bahwa sanksi norma agama adalah pasti, meskipun bersifat tidak langsung. Sanksi akan diperoleh setelah individu tersebut meninggal dunia.