Tuliskan isi puisi Perempuan-perempuan perkasa

Perempuan – perempuan yang membawa bakul di pagi buta, dari manakah mereka.. Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa sebelum peluit kereta pagi terjaga.. Sebelum hari bermula dalam pesta kerja..   Perempuan – perempuan yang membawa bakul dalam kereta, kemanakah mereka.. Di atas roda-roda baja mereka berkendara,, Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota.. Merebut hidup di pasar-pasar kota..   Perempuan – perempuan perkasa yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka.. Mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan – perempuan perkasa akar – akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota.. Mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa..

Analisis Puisi ”Perempuan-Perempuan Perkasa”

PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA (karya Hartoyo Andangdjaja) Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, dari manakah mereka ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa sebelum peluit kereta pagi terjaga sebelum hari bermula dalam pesta kerja Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, kemanakah mereka di atas roda-roda baja mereka berkendara mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota merebut hidup di pasar-pasar kota Perempuan-perempuan perkasa yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota

mereka : cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa

a.       Parafrasekan puisi diatas!

Jawab:

Perempuan-perempuan perkasa itu datang dari perbukitan desa. Tiap subuh mereka sudah datang ke kota kecil menunggu kereta paling pagi untuk menjual dagangannya ke pasar kota.

Perjuangan mereka sangat berat. Mereka sangat rajin dan ulet dalam bekerja. Mereka adalah perempuan jelata yang menjadi penopang kehidupan masyarakat desa.

b.      Apa isi puisi diatas?

Jawab: perjuangan ibu-ibu yang rela bekerja mulai pagi buta menuju pasar kota dengan naik kereta dengan gigihnya untuk menghidupi keluarga mereka yang hidup di desa.

c.       Majas apa yang terkandung dalam puisi diatas?

Jawab:

1)     Personifikasi


(a) Sebelum peluit kereta api terjaga
(b) Mereka berlomba dengan surya
(c) Akar-akar yang melata

2)     Metafora
(a) roda-roda baja
(b) akar-akar yang melata

3)     Hiperbola
(a) Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta
(b) Mereka ialah ibu-ibu berhati baja
(c) Merebut hidup di pasar-pasar kota
(d) Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota

d.      Sebutkan imagi/ pencitraan dari puisi diatas!

Jawab:

1)      Imaji Visual Perempuan-Perempuan Perkasa karya Hartoyo Andangdjaja
a) Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta
b) Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
c) Di atas roda-roda baja mereka berkendara
d) Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta

2)      Imaji Auditif Perempuan-Perempuan Perkasa karya Hartoyo Andangdjaja: sebelum peluit kereta api terjaga

3)      Imaji taktil Perempuan-Perempuan Perkasa karya Hartoyo Andangdjaja
a) sebelum hari bermula dalam pesta kerja
b) Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota
c) merebut hidup di pasar-pasar kota
d) Mereka ialah ibu-ibu berhati baja, 
e) Mereka : cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa
f) perempuan-perempuan perkasa

e.      Indra apakah yang paling dominan dikembangkan penyair?

Jawab: indra penglihatan

f.        Perasaan apa yang berkembang dalam puisi diatas?

Jawab: sedih dan kagum

g.       Wajarkah perasaan penyair pada puisi diatas?

Jawab: wajar, karena seseorang pasti akan merasa sedih dan kagum saat melihat perjuangan ibu-ibu desa yang rela bekerja sampai seperti itu demi menghidupi keluarganya.

h.      Jelaskan mengapa perasaaan penyair menjadi berharga!

Jawab: perasaan penyair menjadi berharga karena beliau bisa menyampaikan rasa haru dan kekagumannya terhadap perempuan-perempuan/ ibu-ibu desa melalui puisi tersebut.

i.         Jelaskan perasaan yang tersembunyi yang diungkapkan oleh penyair!

Jawab:

Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga hasil puisi yang diciptakan berbeda pula. Dalam menghadapi tema sosial atau kemanusiaan, penyair banyak menampilkan kehidupan pengemis atau orang gelandangan, tetapi berbeda dengan puisi Hartoyo Andangjaya ini yang lebih menampilkan sisi kemanusiaan dari perempuan-perempuan yang dalam hal ini merupakan ibu-ibu perkasa yang berjuang menghidupi keluarganya atau pun orang-orang dengan berjualan di pasar dengan penuh perjuangan. Perasaan penyair ini erat hubungannya dengan tema yang hendak disampaikan. Dengan begitu sikap penyair yang memeperlihatkan sisi kemanusiaan atau pekanya penyair terhadap kemanusiaan akan menghasilkan tema tentang kemanusiaan.

10.  a. Nilai apa yang terkandung dalam puisi tersebut?

b. hubungkan nilai tersebut dengan nilai masa kini!

Jawab:

a.       – kisah perjuangan

-ibu-ibu yang bekerja mulai dini hari

-terus bekerja walau penat dan letih menghampiri

-tetap gigih dan teguh pendirian menjalani hidup walau menempuh jalan yang sulit

-berani berlomba dengan waktu

b.      –ibu-ibu terutama yang hidup kurang mampu di desa berjuang dengan gigihnya untuk menghidupi keluarganya

-banyak ibu-ibu yang hidup di pinggiran desa yang bekerja mulai dari dini hari hanya demi mendapatkan sesuap nasi

-orang-orang yang hidup di pinggiran kota yang sudah renta masih tetap bekerja untuk hidup

-banyak ibu-ibu dari keluarga yang kurang mampu bekerja dengan berjalan kaki demi sampai di tempat tujuan dan bekerja


-ibu-ibu yang rela bekerja mengejar waktu, biasanya di pedesaan, mereka berangkat pagi-pagi sekali untuk bekerja

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, dari manakah mereka Ke setasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa

Sebelum peluit kereta pagi terjaga

Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, ke manakah mereka Di atas roda-roda baja mereka berkendara

Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota Merebut hidup di pasar-pasar kota

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka Akar-akar kota yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota

Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa.

Hartoyo Andangjaya, 1973 A. Kata-kata dan Ungkapan Sukar

Perhatikan puisi “Perempuan-perempuan Perkasa” tersebut di atas. Perempuan yang digambarkan oleh Hartoyo Andangjaya di sini bukanlah perempuan petinju, petenis, atau pun pemain bulu tangkis, namun adalah pedagang-pedagang kecil dari desa di lereng Gunung Lawu yang setiap pagi naik kereta api “grenjeng” menjual dagangannya di pasar Solo.

“Sebelum peluit kereta terjaga” maksudnya, ia bangun sebelum terdengar bunyi peluit kereta di stasiun (Walikukun). Penyair dengan sangat puitis menyatakan “sebelum hari bermula dalam pesta kerja”. Penyair menyebut kerja adalah pesta. Para perempuan itu bekerja dengan rasa senang hati. Mereka berjuan

viii

untuk menghidupi keluarga dan sanak familinya di desa. “Karena itu, kerja dianggap sebagai “pesta kerja”.

Perempuan-perempuan itu dikatakan penyair “di atas roda-roda baja mereka berkendara”. Majas yang digunakan penyair untuk megumpamakan kereta api adalah “roda-roda baja”. Perjuangan mereka sangat berat. Maka penyair menggambarkan “mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota”. Untuk mencari nafkah, para perempuan itu beradu cepat, seperti lari, agar segera sampai di kota (Solo). Di pasar kota (Solo) mereka masih harus berjuang lebih keras lagi., Dikatakan bahwa mereka”merebut hidup di pasar-pasar kota”. Untuk mendapatkan nafkah (laba dari hasil penjualan hasil bumi), ia berjuang keras di pasar itu. Hidup harus direbut.

Mereka itu disebut oleh penyair sebagai wanita-wanita perkasa, yaitu “akar-akar yang malata dari tanah perbukitan turun ke kota”, artinya pencari kehidupan atau nafkah bagi keluarga di lereng Gunung Lawu (daerah Walikukun, Ngawi). Mereka juga disebut “cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa” di sekitar tempat tinggalnya dengan tulus ikhlas. Kerja mereka dapat menghidupi banyak keluarga bagaikan akar yang melata jauh.

B. Bermusik dalam Puisi

Persiapkan iringan musik untuk puisi tersebut di atas! Tampilkan pembaca puisi yang andal untuk membaca puisi tersebut! Berikan applaus sesudah pembacaan berakhir.

Jawablah pertanyaan berikut:

1. Jelaskan tema puisi Perempuan-perempuan Perkasa tersebut! 2. Di kota mana para perempuan tersebut menuju ke pasar kota?

3. Para perempuan itu sedih atau bahagia melaksanakan tugasnya yang berat?

viii

5. Penghasilan para perempuan tersebut untuk menghidupi siapa saja?

C. Memahami Unsur-Unsur Puisi

Bentuklah kelompok masing-masing 5 - 6 orang anggota, kemudian diskusikanlah pertanyaan berikut!

a. Jelaskan rima yang terdapat dalam puisi tersebut! b. Citraan apa yang terdapat dalam ungkapan ‘roda baja’? c. Apa nama gaya bahasa dari:

- pesta kerja

- berlomba dengan surya - merebut hidup

- ke gerbang kota

d. Apa nama majas “akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota”?

e. Apa amanat puisi tersebut menurut Anda! Kumpulkan hasil diskusi Anda!

D. Menulis Resensi Puisi

1. Masih di dalam kelompok yang telah terbentuk tadi, coba buatlah resensi terhadap puisi “Perempuan-perempuan Perkasa” tersebut dan berikan pendapat tentang keindahan yang dimiliki oleh puisi tersebut!

2. Bacakan hasil resensi tersebut di depan kelas oleh wakil tiap kelompok!

3. Guru menentukan hasil resensi terbaik kemudian berikan applaus kepada peresensi terbaik tersebut!

viii Puisi 4 Puisi Periode Angkatan 45

Surat dari Ibu

(Asrul Sani, 1948)

Pergi ke dunia lusa, anakku sayang Pergi ke hidup bebas

Selama angin masih buritan

Dan matahari pagi menyinar daun-daunan Dalam rimba dan padang hijau

Pergi ke laut lepas, anakku saying Pergi kea lam bebas!

Selama hari belum petang

Dan warna senja belum kemerah-merahan Menutup pintu waktu lampau

Jika bayang telah pudar

Dan elang laut pulang ke sarang Angin bertiup ke benua

Tiang-tiang akan kering sendiri Dan nakhoda sudah tahu pedoman Boleh engkau datang padaku!

Kembali pulang, anakku saying Kembali ke balik malam Jika kapalmu telah rapat ke tepi Kita akan bercerita

viii

A. Mengenal Kata-kata Sukar

Dalam puisi di atas ada beberapa kata dan ungkapan sukar sebagai berikut: 1. Pergi ke dunia luas, artinya mencari pengalaman sebanyak mungkin. 2. Selama angin masih angin buritan, artinya selama hambatan masih kecil. 3. Matahari pagi menyinar daun-daunan, artinya kesulitan dan kekurangan

dapat diatasi oleh pertolongan orang lain.

4. Rimba dan padang hijau, artinya masyarakat yang memberikan kesempatan berkarya.

5. Hari belum petang, artinya usia belum tua.

6. Warna senja kemerah-merahan, artinya tenaga dan pikiran sudah berkurang. 7. Menutup pintu waktu lampau, artinya menutup kesempatan berkarya. 8. Bayang telah pudar, artinya semangat bekerja telah susut.

9. Elang laut pulang ke sarang, artinya ingat (rindu) kampung halaman. 10. Angin bertiup ke benua, artinya lupakan kehidupan duniawi. 11. Tiang-tiang akan kering sendiri, artinya tubuh akan semakin rapuh. 12. Kembali ke balik malam, artinya menemui ajal.

13. Kapalmi telah rapat ke tepi, artinya hidup telah berakhir. 14. Hidupmu pagi hari, artinya mengenang masa muda.

B. Bermusik dalam Puisi

1. Persiapkan sarana musik untuk mengiringi pembacaan puisi tersebut! 2. Pilihlah pembaca puisi yang andal untuk membaca puisi “Surat dari Ibu”dengan iringan musik!

3. Dengarkan pembacaan puisi tersebut, kemudian jawablah pertanyaan berikut!

viii b. Untuk apa anaknya disuruh pergi jauh?

c. Mengapa anaknya disuruh merantau sejak ia masih muda?

d. Kapankah anaknya boleh pulang kembali ke kampong halamannya? e. Apa harapan “Ibu” jika anaknya sudah pulang?

f. Jelaskan amanat puisi “Surat dari Ibu”!

C. Mendiskusikan Unsur Puisi

1. Bagi kelas dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 5 – 6 orang 2. Diskusi pembahasan unsur-unsur puisi tersebut!

(1) Jelaskan rima yang terdapat dalam puisi “Surat dari Ibu”! (2) Jelaskan 5 simbol (lambang) yang terdapat dalam puisi tersebut! (3) Gaya bahasa apakah ungkapan “menutup pintu masa lampau”, “tiang-

tiang kering sendiri” dan “elang laut pulang ke sarang”! (4) Jelaskan irama dalam puisi tersebut!

(5) Jelaskan tema puisi “Surat dari Ibu” 3. Kumpulkan hasil diskusi ke guru

D. Menulis Puisi

Puisi tersebut berisi nasihat seorang Ibu kepada anaknya untuk mencari pengalaman hidup sebanyak mungkin sehingga sukses dalam kehidupan. Setelah memahami puisi “Surat dari Ibu” tersebut di atas, kerjakan tugas berikut!

1. Dalam kelompok yang mengerjakan tugas mendiskusikan tadi, Anda menulis puisi mirip puisi “Surat dari Ibu”, yang isinya pesan dari orang tua (ayah/ibu), guru, kakek/nenek kepada anak atau murid atau cucunya agar mempersiapkan hidup di waktu muda agar tidak hidup menderita.

viii

3. Guru memilih puisi terbaik dari puisi-puisi yang telah dibaca dan diminta wakil kelompok membacakan sekali lagi puisi terbaik tersebut!

4. Berikan applaus untuk merayakan kesuksesan penulisan puisi.