tirto.id - Pengamalan Pancasila sila ke-2 dalam kehidupan sehari-hari selayaknya diterapkan oleh seluruh rakyat Indonesia di kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia. Show Pancasila diperkenalkan pertama kali oleh Ir. Sukarno pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945. Di sidang tersebut, nama “Pancasila” diucapkan oleh Sukarno. “Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal, dan abadi,” ucap Sukarno dalam pidatonya, dikutip dari Risalah BPUPKI (1995) terbitan Sekretariat Negara RI.
Kelima sila tersebut lantas dirumuskan menjadi dasar negara Pancasila. Itulah sejarah mengapa tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila oleh Presiden Joko Widodo tahun 2016 dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016.
Baca juga:
Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-2Sila ke-2 Pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Ini adalah perwujudan nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, bahwa manusia merupakan makhluk yang berbudaya, bermoral, dan beragama. Nilai kemanusiaan tersebut berhasil dirumuskan menjadi 10 butir-butir pengamalan Pancasila sila ke-2. Berikut ini isi selengkapnya:
Baca juga:
Contoh Pengamalan Sila ke-2 dalam Kehidupan Sehari-hariSebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, manusia harus saling menghargai sesama tanpa memandang perbedaan. Hal itu merupakan contoh dari butir pertama yaitu “Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa”. Maka, misalnya, di lingkungan sekolah tidak boleh lagi ada kasus perundungan terhadap siswa lain yang memiliki perbedaan. Saling menghormati guru dan teman, juga saling tolong menolong jika yang lain mengalami kesulitan. Di rumah, pengamalan Pancasila sila ke-2 juga harus diterapkan seperti contohnya menghormati orang tua, menyayangi saudara, dan berbuat baik kepada tetangga. Mau membantu kesulitan mereka, adalah pengamalan butir keenam yakni “Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan”. Tidak mudah main hakim sendiri, tidak merasa paling benar sendiri, serta tidak suka permusuhan dan pertengkaran agar disebut jagoan, juga menjadi perwujudan butir ketujuh yaitu “Berani membela kebenaran dan keadilan”. Selain itu, memberikan empati atau rasa kasih sayang, juga pertolongan kepada orang yang sedang menderita menjadi contoh nyata bagi pengamalan sila ke-2 ini, terutama di masa pandemi COVID-19 atau para korban bencana alam.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
PANCASILA
atau
tulisan menarik lainnya
Cicik Novita
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
tirto.id - Contoh sikap dan nilai-nilai luhur yang sesuai sila kelima Pancasila dapat digali lebih banyak dalam penjabaran butir-butir pengamalannya. Pancasila merupakan dasar negara bangsa Indonesia sebagai lima prinsip atau lima asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk penerapan sila ke-5 dalam kehidupan sehari-hari yang berbunyi: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sebagai dasar negara, maka sudah sewajarnya rakyat Indonesia mengamalkan kelima sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat menggali lebih banyak lagi isi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam 5 sila Pancasila, maka dijabarkanlah menjadi butir-butir pengamalan dari setiap sila.
Dikutip dari buku Pancasila dalam Pusaran Globalisasi (2017) suntingan Al Khanif, masing-masing sila hendaknya digali nilai-nilai luhurnya agar dapat dipahami oleh setiap generasi untuk menghadapi segala tantangan dan menemukan jalan keluar. Adapun bunyi dari 5 sila dalam Pancasila yaitu: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila ke-5 Pancasila yakni Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memiliki butir-butir pengamalan yang diatur dalam Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 dan sudah diperbaharui setelah Reformasi dengan Ketetapan MPR No. I/MPR/2003.
Baca juga:
Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-5
Baca juga:
Contoh Pengamalan Pancasila Sila ke-5Saling gotong royong bantu membantu antar anggota keluarga adalah salah satu bentuk pengamalan Pancasila sila ke-5. Ini bermakna bahwa perbuatan luhur yang patut dikembangkan dalam sikap hidup sehari-hari, sebaiknya dimulai dari dalam keluarga. Anak membantu orang tua dalam pekerjaan rumah sehari-hari adalah sesuatu yang baik. Demikian pula sebaliknya, orang tua yang membantu anak untuk belajar mempersiapkan masa depan anak agar kuat dan berakhlak mulia. Dalam sila ke 5 juga diingatkan untuk saling menghargai hak milik orang lain, sehingga tidak baik merampas benda atau barang yang bukan menjadi milik kita. Lalu, menjaga benda atau barang milik umum yang digunakan bersama-sama, misalnya dengan tidak mengotori dan merusak fasilitas publik. Contoh lain adalah tidak menggunakan hak milik untuk merugikan kepentingan umum. Misalnya dengan tidak mengganggu kenyamanan orang lain dalam beraktivitas sehari-hari.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
PANCASILA
atau
tulisan menarik lainnya
Cicik Novita
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|