Ujian terberat Nabi Ibrahim yakni ketika diperintahkan untuk menyembelih putranya yang bernama

Ibrahim A.S, termasuk dalam satu, diantara lima Nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi. Sebuah gelar yang diberikan kepada Nabi yang memiliki ketabahan, tekad, dan kesabaran yang luar biasa. Ibrahim A.S. telah melalui banyak cobaan, bahkan sejak dirinya masih muda. 

Pada masa awal kenabiannya, Ibrahim sudah harus dihukum dengan dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud, sebagai konsekuensi atas kegigihan dakwahnya. Dia pun diuji dengan tak dikaruniai anak yang telah ia impikan sejak lama. Saat dia dikaruniai anak, Ibrahim juga diuji kembali dengan harus meninggalkan istri dan anaknya di lembah gersang dan tandus. Semua itu ia lakukan, karena iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Namun, perintah kali ini datang kepada Ibrahim dengan cerita yang berbeda. Episode ujian bagi Ibrahim berlanjut dengan tingkat cobaan yang lebih berat. 

Dikisahkan, wahyu yang didapatkan Ibrahim melalui mimpi, menunjukan dirinya sedang menyembelih anaknya, Ismail. Sebagai nabi, Ibrahim paham, bahwa itu ialah pesan yang disampaikan Allah SWT pada dirinya. Sangat berat, namun itu datang dari zat Yang Maha Kuasa, maka tidak ada pilihan bagi Ibrahim selain melaksanakannya. 

Sebagai nabi yang bijaksana, Ibrahim tidak langsung menyembelih Ismail. Suatu hari, ia menanyakan hal tersebut kepada anaknya, dan meminta pendapat Ismail mengenai mimpi yang ia dapat. Disinilah, bagaimana gelar ‘Halim’ yang berarti lapang dada, terbuktikan. Ismail tidak lari, Ismail tidak menolak, ia menerima kabar tersebut, dan menyarankan ayahnya untuk menunaikan tugasnya. Ia tahu, bahwa ayahnya mendapat perintah tersebut dari Allah SWT. Sungguh suatu ketabahan yang menunjukan level kenabian seoang Ismail.

Kisah ketabahan ayah dan anak itu terukir abadi pada Al-Quran:

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur yang sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkan apa pendapatmu!’ Ia menjawab ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar,” (QS ash-Shaffat (37): 102).

Begitu pula dengan Ibrahim, melihat ketabahan Ismail, ia lebih mantap untuk menunaikan ujiannya. Diambilnya sebilah pisau, diasahnya pisau tersebut, berharap tak begitu menyakiti Ismail nantinya. Sebuah momen yang sangat berat bagi keduanya. Ujian ganda bagi seorang ayah dan anak yang telah dipilih oleh Allah. 

Ismail menyaksikan ayahnya menyiapkan peralatan itu dengan hati yang tegar. Ketika Ibrahim melentangkannya untuk siap disembelih, ia bersiap dengan ketabahan dan keteguhan hati lebih dari ujian-ujian sebelumnya. Lebih dari ketika ia dibakar oleh Raja Namrud, terlebih ketika ia harus meninggalkan istri dan anaknya di lembah tandus tanpa kehidupan. Kali ini Ibrahim bersiap menyembelih anaknya sendiri. 

Ketika pisau yang tajam itu sudah hampir menyentuh leher Ismail, maka Allah menunjukan kebesarannya. Jasad Ismail digantikan seekor domba yang besar, tepat sebelum pisau itu menyentuh leher Ismail. Kedua ayah dan anak itupun lolos ujian untuk kesekian kalinya. 

Seperti dikisahkan dalam Al-Quran:

“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggilah dia, “Hai Ibrahim, sesungguhnua kami telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah kami memeberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian”. (QS. Ash-Shaffat (37): 103-108).

Peristiwa ujian Ibrahim dan Ismail tersebut, menjadi latar belakang ibadah Hari Raya Idhul Adha, yang kita kenal hari ini. Menyerahkan sebagian harta untuk berkurban, menunjukan tekad dan bukti ketaqwaan seorang muslim. Seperti Ibrahim yang mengorbankan harta paling berharganya, seorang anak berbakti bernama, Ismail. (Dompet Dhuafa/Zul)

Seperti apa sebenarnya kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as yang kemudian menjadi permulaan bagi Hari Raya Kurban? Kalau kamu ingin tahu jawabannya, simak informasi yang kami rangkum di artikel berikut!

Kisah Nabi Ibrahim as ini mengungkap pengorbanan Nabi Ismail dan hubungannya dengan Hari Raya Iduladha yang juga tercantum dalam Alquran. Barangkali jika kamu belum mengetahui asal-usul Iduladha atau disebut pula dengan Hari Raya Kurban, artikel ini menyediakan jawabannya untukmu.

Tak hanya yang berkaitan tentang Iduladha, kami juga memaparkan informasi lain mengenai ayah dan anak ini. Bahwasanya, keduanya merupakan hamba yang sangat sabar dan memiliki ketakwaan begitu besar kepada Allah Taala.

Bagaimana kisah lengkap mereka? Tak perlu berbasa-basi lagi, kamu bisa langsung menyimak cerita ayah dan anak itu dalam rangkuman di bawah ini kalau penasaran! Baca sampai selesai dan ambil hikmah yang ada di balik kisah Nabi Ibrahim dan Ismail berikut ini, ya.

Ismail lahir dari istri Nabi Ibrahim yang bernama Siti Hajar. Kelahiran Ismail bisa dibilang sudah sangat dinanti-nantikan oleh Ibrahim karena ia telah lama mengharapkan hadirnya keturunan. Tak heran Sang Nabi sangat menyayangi Ismail.

Begitu Ismail lahir, Allah memerintahkan Ibrahim membawa istri dan anaknya itu untuk meninggalkan Palestina. Sayangnya, begitu ketiganya berada di luar Palestina, Ibrahim terpaksa harus kembali ke negeri tersebut dan meninggalkan istri dan anaknya di Lembah Bakkah yang tandus.

Sang Nabi kembali ke Palestina dengan hati yang berat. Di tengah perjalanan dan dalam kegelisahannya meninggalkan istri tercinta dan putra kesayangan, ia berdoa seperti tercantum dalam Surah Ibrahim ayat 37, yang artinya:

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati; Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Allah pun mengabulkan doa hamba-Nya. Saat Ismail tengah kehausan di tengah lembah berpasir, tiba-tiba dari hentakan kakinya di tanah, terpancar air jernih yang sangat segar. Sumber mata air tersebut kemudian tidak pernah kering, dan kini dikenal umat manusia sebagai air zamzam.

Baca juga: Kisah Cincin Nabi Sulaiman yang Ajaib dan Misterius, Kamu Wajib Tahu!

Kisah Nabi Ibrahim dan Penyembelihan Ismail

Sumber: Wikimedia Commons

Berikutnya, ada kisah mengenai Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang saling berkorban satu sama lain karena ketaatan mereka kepada Allah. Pengorbanan itu bermula ketika Ibrahim harus menyembelih putranya atas perintah Allah Taala.

Perintah menyembelih Ismail itu diterima Ibrahim lewat mimpi di suatu malam. Kemudian keesokan harinya, Ibrahim berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” (Surah As Saffat: 102)

Ditanya demikian, Ismail berserah diri kepada Allah dan tanpa ragu menyetujui permintaan sang ayah sesuai dengan yang tertera pada Surah As Saffat masih di ayat yang sama, berbunyi, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Menjelang disembelih, Ismail mengajukan beberapa permintaan kepada ayahnya. Ia meminta untuk diikat dengan erat menggunakan tali agar tidak meronta, serta meminta supaya pisau yang akan digunakan untuk menyembelihnya diasah tajam sehingga ia tidak kesakitan.

Selanjutnya, ia juga berharap agar setelah ia meninggal nanti, baju yang dikenakannya diberikan kepada sang ibu, Siti Hajar. Ismail ingin supaya pakaian yang dikenakannya dapat menjadi kenang-kenangan sekaligus pelipur lara bagi ibu terkasih.

Sesudah itu, Ismail dibaringkan di atas batu. Akan tetapi ketika pisau mulai menyentuh leher Ismail, ia justru tak terluka sama sekali. Malahan, tubuhnya yang berada di atas batu berubah menjadi seekor kambing dan Ismail berdiri di samping Ibrahim.

Setelah mengganti Ismail dengan seekor kambing, Allah berfirman, “Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (As Saffat: 104–107)

Baca juga: Kisah Hikayat Si Miskin dan Ulasan Lengkapnya yang Mengandung Nilai-Nilai Bijak Kehidupan

Ujian yang Diperingati Jadi Hari Raya Kurban

Penyembelihan Ismail dalam kisah Ibrahim as bisa dibilang adalah bentuk ujian terberat yang diterima Sang Nabi dan Siti Hajar. Dan kini, ujian tersebut senantiasa diingat oleh umat Islam sebagai salah satu tuntunan untuk berkurban.

Yakni, terdapat satu hari di bulan Dzulhijjah, tepatnya pada hari kesepuluh di mana umat Islam yang memiliki harta lebih diperintahkan untuk berkurban. Diperbolehkan bagi mereka untuk berkurban kambing, sapi, atau unta sesuai dengan sunah rasul.

Hukum dari ibadah kurban sendiri adalah sunah muakkad, atau yang diistimewakan dan sangat dianjurkan. “Ibadah kurban termasuk yang pahalanya sangat luar biasa jika kita lakukan karena Allah. Dalam banyak riwayat, Nabi Muhammad saw senantiasa melakukan ibadah kurban setiap datang bulan Dzulhijjah,” terang Ustaz Ajib dalam sebuah wawancara bersama CNN Indonesia, Juli 2020.

Lebih dari itu, ada satu hal lain yang perlu kita pelajari dari kisah Nabi Ibrahim dan pengorbanan Nabi Ismail. Bahwasanya, manusia perlu belajar ikhlas dan berserah diri kepada Allah sebagaimana Ibrahim yang merelakan putra tercintanya, dan Ismail yang bersabar mematuhi permintaan ayahnya.

Baca juga: Cerita Rakyat Asal-Usul Gunung Semeru Beserta Ulasan Menariknya

Puas Membaca Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail?

Demikian tadi kisah mengenai Nabi Ibrahim dan Ismail as singkat yang penuh dengan nilai-nilai pengorbanan dan keikhlasan. Kiranya, riwayat mereka di atas dapat memberimu pelajaran yang amat berharga tentang kehidupan.

Jika kamu mencari kisah nabi dan rasul lainnya, jangan lewatkan artikel-artikel yang kami sediakan. Di sini, kami merangkum pula berbagai informasi penuh inspirasi seputar kehidupan Nabi Yusuf, Sulaiman, Musa, dan masih banyak lagi, lho!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA