Umpan balik apa yang secara spesifik Anda dapatkan

Admin disdikpora | 22 September 2016 | 22595 kali

Umpan balik apa yang secara spesifik Anda dapatkan

Umpan balik merupakan sebuah proses di kelas yang telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para peneliti praktik pembelajaran sejak tahun 1970-an hingga sekarang ini. Secara konsisten, para peneliti telah menemukan bukti-bukti bahwa ketika guru mampu menggunakan prosedur umpan balik yang efektif ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswanya. Bahkan, hasil studi yang dilakukan Bellon, Bellon, dan Blank menunjukkan bahwa dibandingkan dengan berbagai perilaku mengajar lainnya, pemberian umpan balik akademik  ternyata lebih berkorelasi dengan prestasi belajar siswa. Dengan tanpa memandang kelas, status sosial ekonomi, ras, atau keadaan sekolah korelasi ini cenderung konsisten. Ketika umpan balik dan prosedur korektif digunakan secara tepat ternyata sebagian besar siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya hingga di atas 20% .

Umpan balik yang efektif merupakan bagian integral dari sebuah dialog instruksional antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan dirinya sendiri, dan bukanlah sebuah praktik yang terpisahkan.

Terkait dengan umpan balik yang efektif ini, Black dan Wiliam mencatat tiga komponen penting yaitu:

(1) Recognition of the desired goal.

Umpan balik diberikan sebagai respons atas kinerja siswa. Kinerja siswa adalah kesanggupan siswa untuk dapat menunjukkan penguasaannya atas berbagai tujuan pembelajarannya. Guru harus dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai secara jelas dan dapat mengkomunikasikannya pada awal pembelajaran, baik tentang wilayah materi, indikator kurikuler maupun penguasaan tujuan.

Salah satu metode yang cukup efektif untuk memastikan bahwa siswa memahami tujuan pembelajarannya yaitu dengan cara melibatkan mereka dalam menetapkan “kriteria keberhasilan” yang bisa dilihat atau didengar. Misalnya, guru dapat memperlihatkan beberapa contoh produk sebagai tujuan pembelajaran yang patut ditiru oleh para siswa, menunjukkan kalimat-kalimat yang benar dengan ditulis menggunakan huruf kapital, kesimpulan yang diambil dari data, penyajian tabel atau grafik dan sejenisnya.

Apabila para siswa telah dapat memahami tentang kriteria keberhasilan pembelajarannya, mereka akan terbantu untuk mengarahkan belajarnya dan mereka akan lebih mampu untuk melaksanakan proses pembelajarannnya

Selain memberikan pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran, guru juga perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami indikator dari tingkat penguasaan tujuan pembelajarannya, baik secara lisan, tertulis maupun dalam bentuk lainnya.

(2) Evidence about present position

Istilah ”bukti” di sini menunjuk kepada informasi atau fakta tentang kinerja yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, khusunya tentang sejauhmana tujuan pembelajaran telah tercapai dan sejauhmana tujuan pembelajaran itu belum tercapai.

Grant Wiggin mengemukakan bahwa umpan balik bukanlah tentang pemberian pujian atau celaan, persetujuan atau ketidaksetujuan, tetapi sebagai usaha untuk memberikan nilai atau makna. Umpan balik pada dasarnya bersifat netral yang menggambarkan apa yang telah dilakukan dan tidak dilakukan siswa. Selain itu, bahwa umpan balik juga harus bersifat obyektif, deskriptif dan disampaikan pada waktu yang tepat yakni pada saat tujuan pembelajaran masih segar dalam benak siswa.

Salah satu cara pemberian umpan balik yang cukup bermakna yaitu dengan membandingkan produk siswa dengan kriteria keberhasilan telah telah dikomunikasikan sebelumnya. Contoh sederhana pemberian umpan balik yaitu dengan membuat sebuah format tentang “Daftar Kriteria Keberhasilan”. Dalam daftar tersebut, guru dapat memberikan tanda + (plus) untuk menunjukkan tentang kriteria yang telah berhasil dipenuhi siswa dan memberikan catatan tertentu untuk yang belum dipenuhinya.

(3) Some understanding of a way to close the gap between the two.

Umpan balik yang efektif yaitu harus dapat memberikan bimbingan kepada setiap siswa tentang bagaimana melakukan perbaikan. Black dan Wiliam menegaskan bahwa setiap siswa harus diberi bantuan dan kesempatan untuk melakukan perbaikan. Guru tidak hanya memberikan umpan balik yang mencerminkan tentang kinerja yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran siswanya, tetapi juga harus dapat memberikan strategi dan tips tentang cara yang lebih efektif untuk mencapai tujuan, serta kesempatan untuk menerapkan umpan balik yang diterimanya.

Wiggins meyakini bahwa melalui siklus umpan balik ini dapat menghasilkan keunggulan kinerja siswa. Oleh karena itu, siswa harus senantiasa memiliki akses rutin terhadap kriteria dan standar-standar tugas yang harus dituntaskannya; mereka juga harus memperoleh umpan balik dalam upaya menyelesaikan tugas-tugasnya, mereka harus memiliki kesempatan untuk memanfaatkan umpan balik untuk memperbaiki kerjanya serta mengevaluasi kembali terhadap standar

Download disini

Berkomunikasi dengan orang lain merupakan aktivitas sehari-hari kita sebagai makhluk sosial. Apalagi bila pekerjaan kita mengharuskan adanya hubungan dan jalinan komunikasi dengan orang lain, kerja dalam tim, atau jasa pelayanan kepada pihak lain. 

Artinya, komunikasi bisa dilakukan oleh pribadi, kelompok, hingga massa yang jumlahnya besar. Bentuk komunikasi pun beragam dan tidak harus secara verbal, namun bisa juga melalui perilaku atau gerak-gerik sebagai respons atau pesan yang disampaikan pihak komunikator (pemberi pesan).

Nah, sebagaimana komunikasi menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, maka diperlukan sebuah timbal balik komunikasi yang baik pula. Salah satu tahapan penting dalam berkomunikasi adalah pemberian umpan balik atau feedback.

Penyampaian pesan dan membalasnya dengan umpan balik sebenarnya sudah sering kita lakukan. Namun apakah kita sudah melakukannya dengan baik? Mari kita bedah mengenai umpan balik ini.

Jenis umpan balik

Dikutip dari Dictio, umpan balik adalah tanggapan yang disampaikan oleh komunikan (penerima pesan) ketika seorang komunikator (pemberi pesan) menyampaikan pesannya. 

Sederhananya, umpan balik adalah respons atau tanggapan yang kita berikan atas pesan yang disampaikan orang lain kepada kita.

Umpan balik sebetulnya adalah proses komunikasi yang memberi penegasan bahwa maksud dari sang pemberi pesan sudah tersampaikan. Tapi umpan balik yang jujur belum tentu direspons positif karena bisa saja umpan balik yang diberikan justru negatif. 

Di bidang akuntansi juga, umpan balik digunakan untuk merespons sebuah penyajian data akuntansi. Gunanya untuk menguatkan atau memperbaiki ekspektasi dari data yang disajikan. 

Mari kita gali lebih dalam jenis-jenis umpan balik berikut ini!

1. Umpan balik positif-negatif

Umpan balik positif menandakan bahwa penerima pesan benar-benar memahami dan mau bekerja sama dengan pemberi pesan untuk mencapai sasaran komunikasi. Dalam umpan balik positif, penerima pesan juga tidak memberikan sikap perlawanan. 

Contohnya, komunikan yang mengangguk-angguk atau bersemangat menimpali pernyataan komunikator. 

Sebaliknya, umpan balik negatif ditunjukkan dengan sikap penerima pesan yang tidak setuju dengan apa yang disampaikan pemberi pesan. 

Ketidaksukaan yang ditunjukkan penerima pesan tidak harus menyikapi konten pembicaraan, namun bisa saja disebabkan gaya bicara pemberi pesan atau sikap pemberi pesan.

Contohnya, sikap setengah hati oleh komunikan, melakukan aktivitas lain saat diajak berkomunikasi oleh komunikator, memotong pembicaraan, hingga keluar ruangan tanpa izin lebih dulu.

2. Umpan balik netral

Bentuk umpan balik ini terbilang unik. Alasannya, respons yang diberikan oleh penerima pesan tidak bisa dipastikan apakah positif atau negatif. Dengan kata lain, tidak bisa dipastikan pula apakah penerima pesan paham dan sepakat dengan pesan yang disampaikan komunikator atau tidak.

Misalnya, penerima pesan hanya terdiam. Di kasus lain, penerima pesan tertawa meski tidak ada lelucon. Hal-hal semacam ini bisa diartikan sebagai respons netral.

3. Feedback internal – eksternal

Umpan balik jenis ini dibagi dari pihak yang memberi respons. Bila pemberi pesan merespons ucapannya sendiri, maka feedback yang ada berasal dari internal (diri sendiri). Sedangkan bila respons atas pesan yang disampaikan berasal dari lawan bicara, maka disebut feedback eksternal.

4. Umpan balik verbal – nonverbal

Sesuai penamaannya, jenis feedback ini dibedakan atas bentuk respons yang diberikan, apakah berupa verbal atau nonverbal. Feedback verbal maksudnya adalah umpan balik atau respons yang diberikan dengan lisan atau tulisan.

Misalnya, seseorang yang memotong pembicaraan orang lain, seseorang yang balik bertanya saat dijelaskan, atau seseorang yang menulis di secarik kertas untuk memberi kode kepada pembicara seminar bahwa waktu paparan sudah nyaris habis. Semua itu adalah bentuk komunikasi verbal.

Sedangkan feedback nonverbal adalah sebentuk respons yang disampaikan tidak secara lisan. Misalnya, ekspresi wajah, gerak gerik, cara duduk, cara memandang, hingga bentuk senyum yang diberikan lawan bicara adalah bentuk umpan balik nonverbal.

5. Feedback langsung dan tidak langsung

Bentuk feedback jenis ini dibedakan dari periode respons yang diberi oleh komunikasi (penerima pesan) kepada komunikator (penyampai pesan). Bila bentuk komunikasi yang terjalin saling membalas dalam tempo cepat, bisa disebut sebagai feedback langsung. 

Misalnya komunikasi sehari-hari antara abang penjual bakso dengan pembelinya. Ketika pembeli memesan semangkuk bakso, maka penjual merespons dengan bertanya balik, “Tambah daun bawang?” Bentuk komunikasi sederhana ini merupakan contoh feedback langsung.

Sedangkan feedback tidak langsung terjadi ketika respons yang muncul cukup lama. Misalnya, respons massa terhadap pemberitaan surat kabar. Pihak penyampai pesan di sini adalah surat kabar, sementara penerima pesan adalah masyarakat. 

Respons yang diberikan masyarakat atas pemberitaan di koran bisa saja tidak instan. Maka, hal ini kita sebut sebagai umpan balik tidak langsung.

Cara memberikan feedback kepada atasan

Salah satu partner dalam komunikasi adalah leader, pemimpin, atau dalam lingkungan kerja kita adalah atasan. Dalam pekerjaan sehari-hari, tidak jarang mengharuskan kita terlibat langsung dalam komunikasi bersama atasan. Pada momen itu pula, kita perlu memberikan umpan balik atas gagasan ataupun komunikasi yang disampaikan atasan. 

Tapi perlu diingat, memberikan feedback kepada atasan ini tidak boleh sembarangan karena menyangkut profesionalisme kita dalam pekerjaan. Lifepal merangkum beberapa tips dan cara memberikan feedback kepada atasan.

1. Bangun kepercayaan atasan

Kemampuan seorang karyawan dalam memberikan feedback kepada rekan kerja atau dengan bos sekalipun sangat bergantung pada relasi saling percaya. Jika hal ini tidak ada, maka mustahil komunikasi yang baik bisa dibangun. 

Karenanya, kalau kamu adalah seorang karyawan maka perlu membangun kepercayaan atasan. Bagaimana caranya? Kepercayaan akan terbangun apabila kamu secara konsisten menunjukkan usaha dalam menjaga nama baik perusahaan dan pimpinan, baik di dalam atau di luar perusahaan. 

2. Beri feedback langsung atau saat diminta?

Wajar bagi seorang staf untuk dilema dalam memberikan feedback. Apakah lebih baik memberikan feedback langsung tanpa diminta atau perlu menunggu permintaan dari atasan lebih dulu.

Idealnya, pemberian feedback memang dilakukan saat pimpinan secara terbuka meminta masukan bawahannya. Dengan begitu, maka atasan memang sedang membuka diri terhadap segala bentuk feedback. Dalam kondisi ini, risiko atasan tersinggung dari feedback kita juga akan berkurang. 

Tapi kondisi saat atasan meminta feedback cukup jarang terjadi. Ada kalanya, seorang bawahan perlu memberikan feedback secara langsung tanpa diminta. Dalam kondisi ini, pemberian feedback perlu dibalut dengan pertanyaan halus. Misalnya, ‘Pak/Bu, apakah membantu jika saya memberi beberapa poin masukan untuk proyek ini?’

3. Berikan feedback berdasarkan perspektif kamu

Dalam memberikan feedback, maka kamu perlu memastikan masukan yang diberikan memang berdasarkan apa yang kamu dengar dan lihat. Jangan mencampuradukkan informasi yang kamu peroleh langsung dengan informasi yang diberikan oleh pihak ketiga. 

Feedback juga perlu diberikan secara spesifik dan hindari generalisasi.

Tips memberikan umpan balik

Setelah kita memahami feedback secara umum, ada baiknya kita mendalami bagaimana penyampaian feedback yang efektif. Apalagi jika ini berurusan dengan pekerjaan. Tentunya kamu perlu melakukan dengan baik agar karier lancar.

Setidaknya ada lima poin yang bisa dipegang bila kita mau memberikan feedback kepada lawan bicara

1. Usahakan kontrol emosi

Nah, kemampuan kontrol emosi ini terlebih harus dimiliki oleh karyawan kantor atau pekerja di lingkungan yang memiliki tekanan tinggi. Feedback, baik oleh bawahan kepada atasan atau sebaliknya, harus terbebas dari emosi yang berlebihan. Sewajarnya saat kita kesal dengan lawan bicara, topik yang ingin kita bahas menjadi tidak sepenuhnya bisa tersampaikan. 

Namun harus diingat bahwa feedback, baik kritik atau masukan, tidak akan tercerna secara efektif bila disampaikan dengan emosi.

2. Lakukan di tempat yang tepat

Penyampaian feedback harus dilakukan di lokasi yang sesuai. Misalnya, manajer kantor yang ingin memberi feedback atas hasil kerja bawahannya, bisa memanggil karyawan bersangkutan ke ruangannya. Feedback berupa masukan atau kritik bisa diberikan secara formal di ruangan tertutup.

Hindari pemberian feedback negatif secara terbuka agar tidak memberi tekanan berlebihan kepada penerima feedback. Kecuali, dalam forum resmi terbuka yang memang ditujukan untuk saling memberi masukan satu sama lain.

3. Fokus pada kinerja bukan karakter pribadi

Ini yang cukup sulit. Sering kali kita memberi feedback kepada lawan bicara tidak lepas dari karakter lawan bicara kita. Misalnya, seorang bos memberi kritik kepada bawahannya dengan mengungkit-ungkit latar belakang keluarga atau masalah pribadi lawan bicara. Biasakan memberi masukan fokus pada kinerja yang bisa membangun.

4. Feedback harus spesifik

Saat kita memberikan respons atau masukan atas pesan lawan bicara kita, sebisa mungkin diberikan dengan spesifik dan tidak melebarkan fokus obrolan di luar subjek awal.

5. Jadwalkan follow up umpan balik di lain waktu

Nah, untuk bos di kantor yang memberikan feedback kepada karyawannya, bisa menjadwalkan waktu di kemudian hari untuk mengevaluasi feedback yang telah diberikan. Umpan balik akan lebih optimal jika dibalas dengan feedback yang lebih membangun setelahnya.

Menjaga komunikasi tetap sehat adalah poin utama untuk melangkah menuju keadaan yang lebih baik. Pada dasarnya, solusi tidak akan tercapai selama belum ada kesepakatan di antara pihak-pihak terkait melalui bukti komunikasi.

Kalau kamu punya pertanyaan terkait tips mengelola bisnis dan usaha sekaligus mendapatkan rekomendasi kepada berbagai produk asuransi yang ada di Indonesia, konsultasikan saja di Tanya Lifepal!

Tanya jawab seputar umpan balik