Unsur-unsur dalam menghitung harga pokok penjualan antara lain adalah

Sarjana Ekonomi Hai sobat sarjanaekonomi.co.id jumpa lagi dalam artikel kesayangan Anda.

Pada pembahasan kali ini, akan membahas mengenai Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk lebih jelasnya mari simak pembahasannya secara lengkap di bawah ini.

Unsur-unsur dalam menghitung harga pokok penjualan antara lain adalah

Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP)

Harga pokok penjualan merupakan seluruh dari biaya yang dikeluarkan dalam rangka menghasilkan sebuah produk sampai dengan produk yang bersangkutan siap untuk dijual kembali.

Komponen Harga Pokok Penjualan (HPP)

1. Persediaan Awal Barang Dagangan

Persediaan awal barang dagangan ialah salah satu persediaan pada awal periode tahun buku berjalan sudah tersedia yang.

Saldo persediaan awal barang dagangan bisa dilihat pada neraca saldo periode berjalan atau pada neraca perusahaan atau neraca tahun sebelumnya.

2. Persediaan Akhir Barang Dagangan

Persediaan barang dagangan merupakan suatu persediaan pada tahun buku berjalan yang tersedia di akhir periode.

Saldo persediaan ini dapat diketahui pada data penyesuaian perusahaan pada akhir periode.

3. Pembeliaan Bersih

Pembelian bersih yakni seluruh dari pembelian barang dagang baik pembeliaan secara tunai maupun pembelian secara kredit yang dilakukan perusahaan ditambah lagi dengan biaya angkut pembelian, serta dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.

Unsur yang Mempengaruhi Laporan Harga Pokok Penjualan (HPP)

  • Persediaan barang dagangan awal (+)
  • Pembelian barang dagangan (+)
  • Beban angkut pembelian (+)
  • Retur pembelian dan pengurangan harga (–)
  • Potongan pembelian (–)
  • Persediaan barang dagangan akhir (–)

Manfaat Harga Pokok Penjualan (HPP)

  • Sebagai patokan untuk menentukan nilai harga jual produk
  • Mengetahui keuntungan yang diperoleh perusahaan ketika melakukan penjualan.

Struktur Harga Pokok Penjualan (HPP)

1. Persediaan atau Inventory

Struktur yang pertama ini dalam sebuah perusahan dagang akan terdiri dari persediaan barang jadi yang dikenal dengan sebutan inventory.

Adapun dalam perusahaan manufaktur, elemen yang pertama inin meliputi persediaan bahan baku, persediaan barang yang ada dalam proses, dan persediaan barang jadi. Struktur dan elemen ini merupakan besaran dari persediaan yang terjual.

Untuk dapat menentukan nilai dan jumlah dari persediaan yang telah terjual, maka diperlukan beberapa unsur seperti halnya persediaan awal, pembelian (jika termasuk dalam kelompok perusahaan dagang), harga pokok dari produksi (jika termasuk dalam perusahaan manufaktur), persediaan akhir, dan persediaan yang dipakai atau barang yang tersedia untuk dijual kepada pembeli.

2. Tenaga Kerja Langsung atau Direct Labour Cost

Tenaga kerja langsung adalah sejumlah upah yang dibayarkan pada karyawan dan para tenaga kerja yang terlibat langsung dalam sebuah aktivitas mengolah barang yang diperdagangkan.

Biaya tenaga kerja langsung dikeluarkan jika besar kecilnya upah yang dibayarkan bergantung pada sejumlah produk yang mampu dihasilkan.

Biaya ini merupakan upah tenaga kerja yang dapat dibayarkan dengan didasarkan pada upah satuan maupun upah harian yang dihitung perjam. Biaya ini, dalam perusahaan kecil cenderung sulit untuk dialokasikan sebagaimana mestinya.

3. Biaya Overhead atau Overhead Cost

Biaya ini muncul karena adanya beberapa elemen yang telah disebutkan sebelumnya tadi.

Bisa dikatakan biaya overhead ini adalah salah satu kategori dari indirect cost dimana jenisnya akan bervariasi disesuaikan dengan skala usaha, jenis dari usaha yang dijalankan, dan sumber daya yang dipakai.

Adapun biaya ini banyak sekali ditemukan dalam perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang yaitu berupa :

  • Biaya sewa.
  • Depresiasi peralatan dan juga mesin.
  • Penyusutan gedung pabrik.
  • Biaya listrik dan air pabrik.
  • Biaya pemeliharaan mesin dan pabrik.
  • Biaya pengemasan.
  • Biaya gudang
  • Sampel untuk berproduksi.
  • Ongkos kirim.
  • Biaya untuk kontainer.

Rumus Harga Pokok Penjualan

1. Menghitung Penjualan Bersih

Unsur – Unsur Penjualan Bersih

  • Penjualan kotor
  • Retur penjualan
  • Potongan penjualan
  • Penjualan bersih

Rumus Penjualan Bersih

Penjualan Bersih = Penjualan Kotor – Retur Penjualan – Potongan Penjualan

2. Menghitung Pembelian Bersih

Unsur – Unsur Menghitung Pembelian Bersih

  • Pembelian kotor
  • Biaya angkut pembelian
  • Retur pembelian dan pengurangan harga
  • Retur pembelian
  • Potongan pembelian

Rumus Pembelian Bersih

(Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) – (Return Pembelian + Potongan Pembelian) = Pembelian Bersih

3. Menghitung Persedian Barang

Persediaan Awal + Pembelian Bersih = Persediaan Barang

4. Menghitung Harga Pokok Penjualan

Unsur – Unsur Perhitungan Harga Pokok Penjualan

  • Persediaan awal barang dagangan
  • Pembelian
  • Biaya angkut pembelian
  • Retur pembelian dan pengurangan harga
  • Potongan pembelian

Rumus Harga Pokok Penjualan

Persediaan Barang – Persediaan Akhir = Harga Pokok Penjualan

Contoh Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

1. Menghitung Penjualan Bersih

Diketahui :

Penjualan : Rp 50.000.000 Retur Penjualan : Rp 150.000

Potongan Penjualan : Rp 200.000

Sebagai pebisnis terkadang kamu merasa kesulitan untuk menentukan harga jual produk.

Dimana yang menjadi pertimbangan adalah harga yang tidak terlalu murah dan bisnis kamu mendapatkan keuntungan yang pas.

Tapi gimana sih cara menentukan harga produk yang kita jual ?

Caranya kamu bisa menggunakan perhitungan harga pokok penjualan, ada beberapa hal yang mesti kamu memperhatikan mengenai hpp mulai dari komponen apa saja sampai cara menghitung hpp sendiri.

Mengapa harga pokok penjualan menjadi hal yang penting sebelum berjualan ?

Untuk lebih lengkapnya akan aku bahas setelah ini ya.

Apa itu HPP ?

Harga pokok penjualan atau disingkat hpp adalah gambaran mengenai perkiraan biaya yang dikeluarkan oleh usaha secara langsung maupun tidak langsung pada proses produksi.

Unsur yang termasuk kedalam harga pokok penjualan seperti biaya-biaya yang dikeluarkan secara langsung selama proses produksi, misalnya bahan baku, tenaga pekerja, dan lainnya.

Maka dari itu kamu perlu menghitung harga pokok penjualan karena dari situ bisa kamu jadikan sebagai harga dasar dalam menjual produk.

Sebagai pebisnis, untuk menghitung hpp diperlukan ketelitian yang tinggi karena jika salah maka akan membuat bisnis kamu merugi.

Baca juga : Apa Itu Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang ?

Komponen Harga Pokok Penjualan

Kamu harus tahu dulu komponen penting atau unsur-unsur apa saja yang ada pada harga pokok penjualan. Tujuannya supaya kamu tidak salah dalam melakukan perhitungan.

Untuk memahami komponen hpp, berikut penjelasan lengkapnya

1.  Persediaan Awal Dagang

Persediaan awal barang dagang adalah persediaan yang tersedia pada awal periode usaha.

Kamu bisa memeriksa persediaan awal ini pada neraca saldo yang sedang berjalan atau neraca periode sebelumnya.

2. Persediaan Akhir Dagang

Berbeda dari persediaan awal dagang, pada persediaan akhir barang adalah persediaan yang masih tersedia pada akhir periode atau akhir tahun yang berjalan.

Kamu bisa tahu total persediaan akhir pada saat akhir periode akuntansi.

3. Pembelian Bersih

Pembelian bersih adalah seluruh pembelian barang dagang yang dilakukan oleh usaha kamu biasanya untuk pembelian secara tunai maupun kredit.

Ditambah selisih antara beban biaya angkut pembelian dengan potong pembelian dan retur pembelian.

Untuk rumus hpp sendiri adalah :

Rumus HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan Akhir

Baca juga : Jangan Dulu Berbisnis Kalo Belum Paham Harga Pokok Penjualan

Cara Menghitung HPP 

Untuk menghitung harga pokok penjualan sebelumnya kamu memerlukan rumus harga pokok penjualan agar perhitungan hpp lebih mudah.

1. Cara Menghitung Pembelian Bersih 

Untuk menghitung pembelian bersih kamu harus tahu akun apa saja yang termasuk ke pembelian bersih, diantaranya adalah retur pembelian, pembelian kotor, dan potongan pembelian.

Kamu bisa mendapatkan nilai pembersihan bersih dari jumlah pembelian dan ongkos angkut pembelian lalu dikurangi dengan jumlah retur pembelian dan potongan pembelian.

Rumus Pembelian Bersih

Pembelian Bersih = (Total Pembelian + Ongkos Angkut) – (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)

2. Menghitung Penjualan Bersih

Penjualan bersih termasuk ke dalam pendapatan usaha. Maka dari itu, ada beberapa unsur yang berkaitan dengan perhitungan penjualan bersih yaitu retur pembelian, pengurangan harga, dan pembelian kotor.

Kamu bisa mendapatkan nilai penjualan bersih dengan rumus berikut ini.

Penjualan Bersih = Penjualan Kotor – (Retur Pembelian + Potongan Penjualan)

3. Persediaan Barang

Untuk menghitung persediaan barang kamu hanya menjumlahkan persediaan awal barang dengan pembelian bersih.

Berikut ini rumus persediaan barang.

Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian Bersih

4. Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan

Langkah terakhir adalah menghitung hpp, kamu bisa mendapatkan harga pokok penjualan dengan perhitungan persediaan barang lalu dikurangi persediaan akhir. Berikut rumus hpp

HPP = Persediaan Barang – Persediaan Akhir

Baca juga : Cara Menghitung HPP Untuk Menentukan Harga Jual Sebuah Produk

Metode Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Selama periode akuntansi, harga pokok penjualan bisa mengalami perubahan tergantung pada biaya dan metode penetapan persediaan yang digunakan. Terdapat 3 metode  penetapan persediaan, diantaranya.

1. Metode FIFO

Metode FIFO adalah singkatan dari First In First Out maka dapat disimpulkan kalau metode ini adalah metode perhitungan persediaan terkait barang yang pertama kali masuk ke usaha kamu.

Untuk cara pencatatan persediaan barang ada dua yaitu dengan metode fifo perpetual dan periodik.

Sedangkan cara menghitung hpp metode FIFO perpetual kamu membutuhkan kartu persediaan yang terdiri dari beberapa kolom untuk mencatat mutasi persediaan.

Bisa dibilang metode FIFO merupakan metode penetapan persediaan yang paling sederhana dan mudah.

Kenapa ? Karena pada metode ini barang yang baru masuk dicatat sebagai barang yang pertama kali akan dijual.

Maka dari itu, dengan metode ini kamu lebih mudah untuk mengatur aliran dana yang masuk dan keluar ditambah persediaan akhir bisa ditentukan.

Sebab, persediaan akhir akan berhubungan dengan penentuan harga jual sesuai dengan urutan dari barang yang pertama kali masuk dan keluar.

Dengan metode first in first out kamu bisa menghindari persediaan yang rusak akibat dari penyimpanan barang yang lama di gudang. Biaya yang digunakan pertama kali untuk membeli barang disebut harga pokok penjualan (hpp).

Usaha yang cocok untuk menggunakan metode ini adalah bisnis menjual barang yang memiliki masa kadaluarsa seperti makanan dan minuman, obat-obatan, dan lainnya.

2. Metode LIFO

Metode Last in First Out atau yang lebih dikenal dengan LIFO adalah persediaan produk yang masuk terakhir kali akan dijual pertama.

Usaha yang menerapkan metode ini akan menyimpan produk terlebih dahulu, jadi barang yang baru masuk tidak akan langsung dijual melainkan disimpan di gudang.

Maka dari itu, metode ini mempunya konsep perhitungan harga persediaan akhir akan dinilai dengan harga perolehan persediaan saat pertama kali masuk.

Metode ini mempunyai asumsi dimana aliran pengeluaran persediaan berbanding terbalik dengan munculnya biaya dan harga beli akan dibebankan kepada bisnis apalagi saat periode inflasi.

Nah, untuk cara menghitung hpp metode LIFO perpetual kamu harus memperhatikan harga pokoknya pada waktu akhir periode dan setiap kali ada barang yang keluar.

Metode LIFO ini cocok untuk usaha pakaian atau fashion karena pada dasarnya pakaian mempunyai tren baru yang selalu berubah sehingga pakaian yang sesuai dengan tren terbaru akan dikeluarkan pertama kali.

3. Metode Persediaan Average

Terakhir ada metode moving average persediaan atau yang disebut metode rata-rata timbang adalah pencatatan persediaan barang dimana konsepnya usaha akan membagi biaya barang dengan jumlah unit tersedia.

Dengan metode ini, usaha akan menjual barang yang ada di gudang dan tidak memperhatikan mana barang yang masuk pertama kali maupun yang terakhir masuk.

Baca juga : 10 Cara Menentukan Harga Jual Produk [Edisi Terbaru]

Mengapa Harga Pokok Penjualan Penting Bagi Bisnis ?

Setelah penjelasan diatas, lalu seberapa pentingnya sih harga pokok penjualan untuk sebuah bisnis ? Jawabannya penting, sebab dengan menetapkan HPP kamu bisa jadikan sebagai patokan untuk menentukan laba yang ingin dihasilkan oleh usaha kamu.

Ditambah kalo kamu usaha kamu memproduksi barang sendiri pasti ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti pengeluaran biaya untuk gaji karyawan operasional dan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan operasional.

Dari situ kamu bisa menyimpulkan kalau HPP berkaitan dengan penetapan harga jual produk dan keuntungan bisnis yang ingin dicapai.

Dengan demikian, kamu jadi tahu kan bahwasanya hpp itu penting bagi sebuah bisnis. Maka dalam menyusun harga pokok penjualan perlu dihitung dengan tepat dan akurat.

Tapi kamu enggak perlu khawatir buat melakukan perhitungan yang akurat karena kamu bisa menggunakan software akuntansi Jubelio yang masuk ke sistem omnichannel.

Penggunaan platform Jubelio Omni channel tentu memudahkan kamu dalam mengurus keuangan bisnis tapi enggak cuma keuangan aja loh.

Kamu bisa urus persediaan barang, laporan penjualan sampai sistem manajemen gudang dalam satu sistem aja.

Mudah bukan ? Apalagi dengan Jubelio semua channel penjualan offline dan online sudah terintegrasi, kamu enggak perlu urus penjualan sendiri-sendiri karena kamu bisa kelolanya secara bersamaan.

Nah, kalo penasaran kamu bisa coba sendiri langsung daftar secara GRATIS tinggal klik Daftar Jubelio dibawah ini ya.

Kamu bisa langsung tanya-tanya lebih lengkapnya ke Jubelio,  caranya mudah tinggal klik tombol TANYA JUBELIO dibawah sini.

Tanya Jubelio