Oleh Nurul HayatPontianak (ANTARA News) - Apa yang kita ketahui tentang lapisan ozon? Sifat fisikanya yang unik, menyebabkan lapisan ozon bertindak sebagai pelindung bumi dari radiasi sinar matahari yang berlebihan.Oleh karena itu pula, sebanyak 15 pelajar menawarkan ide bagaimana cara sederhana namun ilmiah guna melindungi lapisan tersebut. Meski hari Ozon Internasional 16 September 2008, namun tak menyurutkan semangat 15 pelajar sekolah menengah atas di Kota Pontianak, membicarakan solusi melindungi kerusakannya melalui ajang karya ilmiah remaja. Ke-15 pelajar cerdas itu pada akhir Desember lalu mengikuti lomba karya tulis ilmiah remaja yang diadakan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kalimantan Barat. Enam di antara mereka meraih perhargaan juara I hingga harapan III dari karya yang dihasilkan. Dari berbagai sumber tertulis yang ada, menjelaskan Ozon memiliki rumus kimia O3 atau molekul yang tersusun ada tiga atom oksigen. Ozon juga merupakan filter yang membantu melindungi setiap kehidupan di bumi dari sinar ultraviolet (UV) B matahari yang berbahaya. Ozon merupakan hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon di udara memiliki fungsi sebagai penahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari, pada tingkatan yang aman untuk kesehatan makhluk hidup. Zat itu gas tidak berwarna, ditemui pada lapisan stratosfer, lapisan awan yang terletak antara 15 hingga 35 kilometer dari permukaan bumi. Perhatian terhadap pentingnya lapisan ozon, mengemuka pada sekira tahun 1980, ketika para ilmuwan menemukan adanya lubang di lapisan ozon antartika. Pengukuran yang pernah dilakukan beberapa tahun lalu menunjukkan luas lubang ozon telah mencapai 8,2 juta mil, lebih besar dan luas Amerika Serikat dan Canada. Lapisan ozon akan rusak karena bahan-bahan kimia yang berpotensi bereaksi dengan molekul-molekul ozon di stratosfer. Bahan perusak ozon (BPO) terdiri dari hidrokarbon yang berklorin, florin, dan bromin. Bahan perusak ozon tersebut, semisal chlorofluorocarbons (CFC), hydro-chlorofluorocarbons (HCFC), halon, hydro-bromofluorocarbons (HBFC), bromochloromethane, methyl chloroform, carbon tetrachloride dan methyl bromide. Melalui kampanye perlindungan lapisan ozon, Kementerian Negara Lingkungan Hidup bersama-sama Bapedalda Kalbar dan dukungan dari Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (United Nation Development Programme/UNDP) mengeluarkan leaflet yang berisi imbauan untuk melindungi keberadaan lapisan ozon. Menurut ketiga lembaga tersebut, ada beberapa strategi yang dapat ditempuh untuk melindungi lapisan ozon. Pertama: menghindari pembelian barang yang mengandung bahan perusak ozon (BPO). Bertanya sebelum membeli peralatan pemadam kebakaran, barang-barang foam, refrigerator dan air conditioner (AC) atau pengatur suhu ruangan apakah produk tersebut sudah ramah ozon.Menolak pembelian barang yang mengandung BPO jika alternatif lainnya tersedia. Mencatat perusahaan yang masih menggunakan BPO dan suarakan keprihatinan anda. Kedua melakukan perawatan peralatan dengan baik untuk menjamin bahwa chlorofluorocarbons (CFC) tidak terlepas di stratosfer. Ketiga menggunakan selalu produk yang berlogo ramah ozon. Lantas, upaya apa saja yang disarankan para pelajar ketika mengikuti lomba karya ilmiah tersebut? Mereka di antaranya, Nico Sumadi (18), pelajar SMA Negeri III menyatakan bahwa penipisan ozon merupakan bencana lingkungan yang belum tertanggulangi. Diperlukan kesadaran masyarakat memelihara lingkungan demi menyelamatkan lapisan ozon. Pelajar tersebut mengajak masyarakat di Kalimantan Barat membentuk Komunitas Peduli Ozon. Komunitas peduli ozon, merupakan komunitas yang dibentuk dari kelompok kecil, terdiri dari para remaja, atau instansi pemerintah dan swasta dalam penanggulangan rusaknya lapisan ozon."Dengan komunitas ini, remaja yang memiliki kepekaan tinggi terhadap lingkungannya dapat menyampaikan informasi seputar ozon kepada teman sebaya, keluarga bahkan lingkungan tempat tinggal," katanya. Program KPO, menurut ia, untuk mengubah sikap mental, pola pikir, gaya hidup masyarakat dan kepastian akan arah masa depan lapisan ozon. Program utamanya melakukan kampanye guna mengenalkan apa itu lapisan ozon dan dampak yang ditimbulkan dari penipisan ozon. "Keberhasilan sangat tergantung bentuk kampanye yang dilakukan, luas jangkauan, tokoh yang ditampilkan, tema yang dibawakan serta kesertaan audiens," katanya, saat mempresentasikan isi karya ilmiah tersebut. Kampanye dapat terdiri dari kampanye Save the Ozon Layer, Save the Living World, anti-penebangan dan pembabatan hutan, menanam seribu pohon serta lainnya yang bersifat mengajak. Baik Nico Sumadi, Irwanti Dwi Maha Purna, Costan Tryono Parulian Rumapea, Jacintha Thesara, Sri Lestari maupun Nurvia Sary, hanya sebagian kecil dari banyak pelajar yang agaknya ingin berperan dalam melindungi lapisan ozon dari kerusakan yang semakin parah. (*) Editor: Priyambodo RH
|