Wahyu pertama yang diterima nabi muhammad saw berisi perintah

Apakah kamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW. Berisi perintah?

Berikut pilihan jawabannya:

  1. Menulis
  2. Menggambar
  3. Membaca
  4. Semua jawaban benar

Kunci jawabannya adalah: C. Membaca.

Dilansir dari Ensiklopedia, Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW. Berisi perintahwahyu pertama yang diterima nabi muhammad saw. berisi perintah Membaca.

Penjelasan

Kenapa jawabanya bukan A. Menulis? Nah ini nih masalahnya, setelah saya tadi mencari informasi, ternyata jawaban ini lebih tepat untuk pertanyaan yang lain.

Kenapa nggak B. Menggambar? Kalau kamu mau mendaptkan nilai nol bisa milih jawabannya ini, hehehe.

Kenapa jawabanya C. Membaca? Hal tersebut sudah tertulis secara jelas pada buku pelajaran, dan juga bisa kamu temukan di internet

Terus jawaban yang D. Semua jawaban benar kenapa salah? Karena menurut saya pribadi jawaban ini sudah keluar dari topik yang ditanyakan.

Kesimpulan

Jadi disini sudah bisa kamu simpulkan ya, jawaban yang benar adalah C. Membaca.

Gua Hira di Jabal Nur (Sumber: Islami.co)

Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Deni Muliya

SOLO, KOMPAS.TV - Bulan Ramadan adalah bulan suci bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Di dalamnya terdapat beberapa momen sakral yang telah dilalui oleh Nabi Muhammad SAW.

Salah satu momentumnya di mana beliau mendapat wahyu pertama dengan didatangi Malaikat Jibril melalui mimpi yang terasa begitu nyata.

Baca Juga: WhatsApp Rilis Stiker Khusus Ramadan, Begini Cara Mendapatkannya

Momen tersebut datang saat usia beliau mendekati genap 40 tahun.

Pada usia itu, Rasulullah SAW telah terbiasa mengasingkan diri atau uzlah.

Hal itu dilakukan lantaran Nabi Muhammad SAW menyadari kaumnya banyak yang tidak sejalan dengan kebenaran yang dibawanya.

Tempat Rasulullah SAW mengasingkan diri itu adalah Gua Hira di Jabal Nur.

Selama uzlah atau mengasingkan diri, Rasulullah SAW hanya membawa bekal air dan roti gandum.

Di dalam gua, Rasulullah menghabiskan waktu dengan beribadah dan merenungi kekuasan Allah SWT.

Dilansir dari Islami.co, ketika uzlah memasuki bulan Ramadan, turunlah wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW.

Malaikat Jibril turun kepadanya dengan membawa wahyu pertama itu.

Menurut Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam Rahiqul Makhtum, peristiwa tersebut terjadi pada hari Senin tangal 21 Ramadan di malam hari, bertepatan dengan 10 Agustus 610 Masehi.

Malaikat Jibril datang dan berkata: “Bacalah!”.

Aku (Rasulullah) menjawab, “Aku tidak bisa membaca!”

Beliau menuturkan, ‘Kemudian dia memegang dan merengkuhku hingga aku kehabisan bertenaga, lalu setelah itu melepaskanku sembari berkata, “bacalah!” Aku tetap menjawab, “Aku tidak bisa membaca!”

"Dia (Malaikat Jibril) memegangku dan merangkulku hingga aku merasa sesak," Kemudian melepaskanku, seraya berkata lagi, “Bacalah!”

Aku menjawab, “Aku tidak bisa membaca”.

Dia memegangiku dan merangkulku hingga ketiga kalinya hingga aku merasa sesak, kemudian melepaskanku, lalu berkata: “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang menciptakan.

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah”.

Itulah ayat-ayat dari surat Al-‘Alaq: 1-3 yang dikenal sebagai wahyu perdana yang diterima Rasulullah SAW.

Ketika usia beliau genap 40 tahun, tanda-tanda kenabian semakin nampak dan bersinar.

Di antaranya, ada sebuah batu di Mekkah yang mengucapkan salam kepada beliau.

Beliau SAW bersabda:

“Sungguh aku mengetahui sebuah batu di Mekkah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus (menjadi Nabi). Dan aku masih mengenalkan sampai sekarang” (HR. Muslim no. 2277).

Baca Juga: Keutamaan 10 Hari Pertama Ramadan, Allah SWT Berikan Rahmat-Nya

Artikel karya Rizki Nur Oktaviani ini merupakan kolaborasi dengan Islami.co. Untuk melihat tulisan asli, silakan klik tautan berikut ini.

Ilustrasi wahyu pertama Nabi Muhammad. Foto: Freepik.

Nabi Muhammad merupakan teladan bagi seluruh umat Islam. Wahyu pertama Nabi Muhammad diterima saat beliau ber-tahannuts dan menyendiri di Gua Hira.

Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Membaca Sirah Nabi Muhammad: Dalam Sorotan Al-Quran dan Hadis-Hadis Shahih menyebutkan, Nabi Muhammad menerima wahyu pertamanya menjelang usia 41 tahun, tepatnya pada malam ke-17 bulan Ramadhan, 6 Agustus 610 M.

Menurut berbagai riwayat, Malaikat Jibril datang menemui Muhammad dalam keadaan penuh kesadaran. Wahyu pertama yang disampaikan adalah surat Al Alaq ayat 1-5.

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ )(خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ )(اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ)( الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Turunnya ayat-ayat ini menjadi tanda pengangkatan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul utusan terakhir Allah. Turunnya wahyu pertama Nabi SAW juga dijelaskan dalam sebuah riwayat Al-Hadits yang dikutip dari buku Kelengkapan tarikh Nabi Muhammad Volume 1 oleh Moenawar Khalil.

Aisyah ra berkata, “Wahyu pertama kali Rasulullah datang saat Rasulullah menyendiri di Gua Hira. Beliau tidak melihat impian melainkan cahaya terang seperti cahaya waktu subuh. Datang Malaikat Jibril dan berkata kepada Nabi SAW, “Bacalah.” Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Aku bukan pembaca.”

Malaikat Jibril kemudian memeluk Baginda Nabi SAW dengan keras dan mengulang perkataannya, “Bacalah!” Nabi Muhammad kembali menjawab, “Sungguh akau tidak pandai membaca.” Kemudian ketiga kalinya, Malaikat Jibril memeluk Nabi SAW lagi dan melepasnya kemudian membacakan wahyu yang pertama yakni Surat Al Alaq ayat 1-5.” (HR. Al-Hadits)

Ingin tahu lebih jelasnya? Berikut penjabaran kondisi Nabi Muhammad ketika menerima wahyu dari Malaikat Jibril.

Keadaan Nabi Muhammad Ketika Menerima Wahyu Pertama

Ilustrasi wahyu pertama Nabi Muhammad. Foto: Freepik.

Dikutip dari sumber yang sama, ketika menerima wahyu, Nabi SAW tengah tertidur di dalam Gua Hira sendirian. Dalam keadaan gelap gulita, Jibril datang dengan tiba-tiba dan mengejutkannya dengan suara yang sangat keras.

Nabi Muhammad terbangun dengan perasaan takut dan hati berdebar sehingga tubuhnya ikut gemetar. Terlebih setelah beliau dipeluk dan didekap oleh Malaikat Jibril. Setelah menerima wahyu, beliau kembali ke rumah dengan perasaan ketakutan dan meminta Khadijah, sang istri untuk menyelimutinya.

Khadijah kemudian mengajak Nabi SAW menemui pamannya, Waraqah bin Naufal. Ia merupakan seorang penganut Masehi yang taat serta telah mempelajari kitab Injil dan Taurat. Di sana Nabi SAW diminta untuk menceritakan pengalamannya.

Dalam riwayat hadits Bukhari, Waraqah bin Naufal berkata, “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Sungguh, engkau adalah nabi umat ini. Telah datang kepadamu an-Namus, yang pernah datang kepada Nabi Musa.” (HR. Bukhari)

Waraqah dan Khadijah berusaha menenangkan Nabi SAW sampai beliau yakin, bahwa yang mendatanginya bukanlah setan melainkan Malaikat. Lalu, apa pesan pokok wahyu pertama Nabi Muhammad SAW?

Pesan Wahyu Pertama Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi wahyu pertama Nabi Muhammad. Foto: Freepik.

Dikutip dari buku Membaca Sirah Nabi Muhammad: Dalam Sorotan Al-Quran dan Hadis-Hadis Shahih, kandungan pokok dari wahyu pertama Nabi Muhammad adalah perintah untuk membaca. Kata iqra dapat digunakan untuk objek apapun.

Jadi, ayat pertama dari wahyu pertama Nabi Muhammad SAW adalah memerintahkan umat Islam untuk membaca apa saja sebagai ilmu pengetahuan.

Bahkan, sesuatu hal yang buruk pun boleh dibaca sebagai motivasi. Membaca hal buruk bukan berarti akan melakukannya, namun justru untuk menghindarinya. Seperti pepatah menyebutkan: siapa yang tak mengenal keburukan, maka dia dapat terjerumus ke dalamnya.