SISTEM KEMUDI
Steering system adalah suatu sistem yang bekerja dengan mengendalikan unit dari gerak lurus menjadi belok ke kiri dan ke kanan sesuai kehendak operator. Sistem ini diterapkan pada semua unit/alat yang dalam pengoperasianya membutukan gerak maju-mundur-kekiri-kekanan-serong ataupun mutar dan merupakan bagian dari sistem kendali unit.
Seperti pada flowchart di atas steering system di bagi menjadi 3 yang utama yaitu: 1. Linkage system Link system sendiri dibagi menjadi 3 antara lain : A. Recirculating Balll Steering ⇒ Recirculating Ball Steering cara kerjanya dengan menggunakan linkage tanpa adanya power booster. Sistem ini banyak di gunakan pada mobil-mobil kecil yang tidak menggunakan power steering/power booster dan pada unit alat berat sudah tidak di gunakan lagi. Cara kerja : ⇒ Rack dan Pinion Steering cara kerjanya seering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan roda depan, tetapi dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering gear, dan biasanya perbandingannya antara 18 sampai dengan 20 : 1.
1. Semi integral type Pada semi integral type di dalam gear box terdapat directional control valve untuk mengarahkan aliran oil dari pump ke cylinder ( sisi head atau sisi bottom ). Sedangkan drag link yang dipasang pada rod cylinder dan pitman arm, berfungsi untuk menetralkan kembali directional control valve (proporsional), agar cylinder tidak terus disupply oil dari pump ke cylinder pada saat gerakan steering wheel dihentikan. 2. Integral type, pada integral type steering, gear box assy terdiri atas komponen directional control valve (control valve assembly ), piston dan gear box ( power cylinder assembly ). 3. Combine type, pada combined type, directional valve terpasang pada cylinder. Gear box dipakai untuk menggerakkan pitman arm selanjutnyua pitman arm dipakai untuk menggerakkan directional control valve yang terletak pada hydraulic cylinder. Dari ketiga sistem semi hidrolik di atas yang banyak digunakan pada unit truck alat berat adalah Integral type contoh pada gambar.
2. Full Hydraulich. Merupakan sistem steering yang pergerakannya menggunakan tenaga hydraulic dengan memanfaatkan komponen orbitroll yang berfungsi sebagai directional control valve untuk mengarahkan aliran oli pada saat engine bekerja (pump bekerja), sedangkan saat engine mati orbitroll akan berfungsi sebagai hand pump dan directional control valve. Contoh penggunaan sistem ini paling banyak adalah unit Hevy Duty Dump Truck seperti pada gambar berikut: Cara kerja saat unit belok Kiri : 1. Steering Wheel berputar ke kiri. 2. Input shaft (1) juga berputar ke kiri. 3. Spool (3) bergerak ke atas. 4. Oli dari steering control valve mengalir ke port (P) masuk ke port (B) melalui lubang (a) pada spool (3) dan masuk ke dalam valve spool. 5. Oli dari dalam valve spool (3) mengalir ke antara stator (6) dan rotor (12) dan ke port (F). 6. Oli dari port (F) dialirkan ke steering cylinder melalui port (LT). 7. Oli dari sisi lain cylinder mengalir ke tank melalui port (RT), port (D) dan port R. Berikut komponen utama pada steering full hydraulich.
Dari teori di atas ada hal yang paling sederhana dan simpel sebelum kita/anda menjalankan unit/alat, yaitu wajib kita lakukan P2H atau Program Pemeriksaan Harian ini merupakan point penting dalam kita melakukan rutinitas sehari-hari,apalagi bagi anda pecinta teknik pastinya anda akan lebih bisa menganalisa kerusakan yang terjadi jika anda lalai, demikian dan tetap semangat…!!!
Hidraulic control valve adalah salah satu komponen system hydraulic yang berfungsi untuk menaikkan tekanan, mengatur jumlah dan arah aliran oli yang diisap hydraulic pump dari hydraulic tank untuk mengoperasikan unit alat berat. Berdasarkan fungsinya hydraulic control valve terbagi atas 3 macam yaitu pressure control valve, directional control valve, dan flow control valve. 1. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) Pressure control valve adalah jenis katup dalam system hidrolik yang berfungsi untuk mengontrol tekanan dengan cara mengembalikan semua atau sebagian oli ke tangki apabila tekanan dalam system hidrolik batas tekanan yang telah diatur. Pressure control valve terbagi atas 3 jenis yaitu tipe poppet, tipe pilot, dan tipe piston. Tipe Poppet Kontruksinya terdiri dari valve, spring dan andjusting screw beserta shim/nut. Tipe Piston Kontruksi pressure control valve tipe piston dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Tipe Pilot Kontruksi dari tipe pilot ini dapat dilihat gambar dibawah ini. Pressure ControlValve, juga dikenal dengan nama relief valve. Fungsi relief valve adalah untuk memberi perlindungan atau membatasi tekanan maksimum kepada sistem hidrolik sehingga komponen sistem tidak mengalami malfungsi, macet atau terbakar dan line / hose tidak terbakar atau bocor pada persambungan. Relief valve ini menjalankan fungsinya dengan cara memberikan jalan bagi zat cair sistem untuk dibelokkan ke reservoir ketika pengaturan tekanan valve telah dicapai. Bukaan dari relief valve ini dicapai ketika tekanan zat cair pada sistem telah melebihi pengaturan oleh kekuatan spring pada relief valve. Spring yang menahan relief valve berada pada posisi tertutup / close. Ketika tekanan zat cair naik mencapai tingkat yang melebihi kekuatan spring, maka relief valve akan membuka dan membuka aliran ke reservoir. Inilah yang dimaksud dengan relief, atau membatasi, yaitu melepaskan tekanan zat cair dalam sistem menurut nilai kekuatan spring dalam relief valve. 2. Flow Control Valve (Katup Pengontrol Aliran) Flow control valve adalah katup yang berfungsi mengatur aliran oli yang masuk ke komponen actuator. Berbagai jenis katup yang termasuk ke dalamn jenis flow control valve antara lain throttle valve, vacuum valve, flow chek valve, demand valve, dan quick drop valve. Thottle valve, berfungsi untuk mengalirkan oli ke dua arah yang arah aliran kembali diperkecil, sehingga volume oli yang mengalir menjadi kecil. Throttle valve banyak digunakan pada lift silinder. Vacuum valve, berfungsi untuk mencegah kevakuman di dalam system hidrolik. Biasanya terletak antara actuator dan control valve. Nama lain vacuum valve adalah suction valve, intake valve, suction return valve, atau antivoid valve. Flow chek valve atau flow reducing valve, berfungsi untuk mengurangi jumlah oli yang mengalir ke actuator sehingga gerakan actuator menjadi lambat sesuai dengan beban. Contoh pemakian flow reducing valve ialah pada tilt silinder pada bulldozer. Flow Divider Valve, berfungsi untuk membagi aliran oli dari pompa menjadi dua aliran dimana yang salah satu alirannya adalah konstan. Contoh pemakaian flow divinder ini ialah pada motor grader. Konstrusinya terlihat pada gambar dibawah ni. Demand Valve, berfungsi untuk menjaga aliran oli yang mengalir ke system steering selalu konstan. Demand valve banyak digunakan pada wheel loader dan dump truck. Quick Drop Valve, berfungsi untuk mempercepat penurunan blade pada waktu control valve pada posisi lower, dimana oli dari sisi cylinder head dialirkan ke bottom cylinder. Contoh pemakaian katup ini adalah pada lift silinder (bulldozer). 3. Directional Control Valve (Katup Pengontrol Arah aliran)
Directional Control Valve berfungsi untuk mengontrol atau mengatur arah gerakan aktuator dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli. Contoh directional control valve yaitu : katup 3/2, penggerak manual/lever.
Katup pengarah di bawah ini disebut katup 3/2, penggerak manual/lever. Artinya pada katup ini terdapat 3 (tiga) saluran (lubang), mempunyai dua posisi yaitu posisi netral (sebelum dioperasikan) dan posisi ON setelah dioperasikan untuk menggerakkan aktuator. Katup ini beroperasinya digerakkan secara manual oleh tuas atau lever. Katup 4/3, penggerak lever dengan penahan.(4/3, DCV, manually with detent Saluran-salurannya atau lubang (port) diberi nama sebagai berikut: · Saluran P atau 1 adalah saluran masuk yaitu cairan hidrolik dari pompa masuk ke katup . · Saluran A dan B atau 2 dan 4 adalah saluran operasional yang menghubungkan katup ke/dari aktuator. · Saluran T atau 3 adalah saluran buang yang menghubungkan katup dengan tangki hidrolik. Pada katup ini posisi netral adalah posisi tengah. Air Pilot-Actuated, Three-Position, Spring-Centered, Four-Way Valve Single Solenoid-Actuated, Four-Way, Two-Position, Spring Offset DCV
CHECK VALVE check valve ini memungkinkan aliran oli dalam satu arah, namun mencegah aliran oli dari arah yang sebaliknya. Check valve ini sering disebut sebagai check valve satu arah / one way.
Jenis katup kontrol multiple directional Katup kontrol multiple directional diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yakni rangkaian paralel, seri dan tandem. Rangkaian Paralel Rangkaian paralel adalah suatu rangkaian dimana port katup pengubah multiple tekanan dihubungkan secara paralel. Walaupun katup dapat dioperasikan secara simultan, namun aktuator tekanan beban yang lebih kecil yang akan pertama kali beroperasi karena oli mengalir ke dalam aktuator tekanan beban yang lebih kecil. Oleh karena itu, apabila terjadi fluktuasi beban, maka aktuator yang tidak diharapkan bisa beroperasi. Selanjutnya, dalam hal ini, tekanan oli yang dibangkitkan oleh beban berat dapat mengalir kembali dan mengoperasikan aktuator, dan perlu diberikan check valve beban untuk menghindari insiden ini. Rangkaian tandem
Rangkaian tandem tidak dapat mengoperasikan aktuator multiple secara simultan. Bahkan apabila aktuator multiple dioperasikan secara simultan, karena oli yang mengalir mengoperasikan aktuator pada pompa ke arah upstream dan kembali ke tangki, maka aktuator pada pompa ke arah downstream tidak dapat beroperasi. Apabila perlu mengoperasikan secara simultan dengan menggunakan semua alat, maka torak pipa yang ke arah upstream akan dirubah sedikit ke posisi netral dari posisi naik dan turun untuk mengalirkan oli ke torak pipa yang mengarah kebawah dan pada saat yang sama torak pipa ke hilir akan dipasang pada posisi naik dan turun. Sehingga kemungkinan dua silinder bisa beroperasi secara simultan. Rangkaian seri Rangkaian seri adalah suatu rangkaian dimana oli pembalik dari actuator upstream mengalir ke dalam port aktuator downstream pompa dan terus mengoperasikan aktuator ini. Oleh karena itu, memungkinkan untuk mengoperasikan lebih dari dua aktuator yang terlepas dari beban yang terpakai. Namun demikian, rangkaian ini tidak beroperasi kecuali jika total tekanan operasi pada operasi simultan tidak berada dibawah tekanan katup relif utama yang telah ditentukan. Demikian pembahasan jenis katup pada alat berat, semoga bermanfaat. Page 2
|